OLEH :
RAHMATIAH
917312906201.009
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarganya, para sahabatnya serta kami selaku umatnya. Semoga kita
mampu meneladani beliau sebagai manusia yang berguna.
Adapun tujuan makalah ini di buat yaitu untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah farmasi fisika. Makalah ini tentu tidak akan berhasil tanpa bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya saran dan
kritik yang sifatnya membangun, agar makalah ini menjadi lebih baik dan berguna
di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian fase................................................................
B. Perubahan fase dan bentuk fase.............................................
C. Aturan fase, zat tunggal dan campuran biner.........................................
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................................
2. saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang menggabungkan antara
ilmu Fisika dengan ilmu Farmasi. Ilmu Fisika mempelajari tentang sifat-
sifat fisika suatu zat baik berupa sifat molekul maupun tentang sifat
turunan suatu zat. Sedangkan ilmu Farmasi adalah ilmu tentang obat-obat
yang mempelajari cara membuat, memformulasi senyawa obat menjadi
sebuah sediaan jadi yang dapat beredar di pasaran. Gabungkan kedua ilmu
tersebut akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang berstandar baik,
berefek baik, dan mempunyai kestabilan yang baik pula.
Fisika merupakan suatu ilmu yag membahas tentang gejala-gejala
alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Fisika tidak bisa hanya
berbentuk sebuah konsep saja namun pembelajaran fisika secara praktek
juga harus diterapkan. Secara tidak disadari kegiatan sehari-hari yang kita
lakukan semuanya mengandung fisika. Jadi, bisa dikatakan bahwa fisika
ada di sekitar kehidupan kita.
Fase adalah kondisi atau wujud dari suatu zat, yang dapat berupa
padat, cair, dan gas. Fase juga dibedakan menjadi singlephase dan
multiphase.
Salah satu contoh fisika ada di kehidupan kita sehari-hari adalah
dengan adanya perubahan wujud benda. Seperti berubahnya air menjadi
es, es yag mencair, proses terjadinya hujan, dan masih banyak lagi
kejadian lainnya. Agar kita mendapatkan pengetahuan yang lebih lagi
maka sebaiknya kita mempelajari tentang perubahan wujud benda.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian fase ?
2. Jelaskan perubahan fase dan bentuk fase ?
3. Jeelaskan aturan fase, zat tunggal dan campuran biner?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui pengertian fase ?
2. Agar dapat mengetahui bagaimanaa perubahan fase dan bentuk fase ?
3. Agar dapat mengetahui bagaimana aturan fase, zat tunggal dan
campuran biner ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fase
Fase adalah keadaan suatu zat yang seragam dalam komposisi kimia dan
bentuk fisiknya.Fase adalah zat yang homogen secara kimia dan fisika. Fase
merupakan besaran zat yang memiliki struktur fisika dan komposisi kimia
yang seragam. Struktur fisika dikatakan seragam apabila zat terdiri dari gas
saja, cair saja ataupun padat saja.
Dalam ilmu fisika, fase adalah suatu himpunan keadaan sistem fisik
makroskopik yang memiliki komposisi kimia yang seragam dan ciri-ciri fisik
(seperti densitas, struktur kristal, indeks refraktif, dan lain-lain). Contoh paling
umum adalah padat, cair, dan gas.
Fase adalah bagian dari sistem yang dengan jelas secara fisik terpisah dari
bagian yang lain. Jika fase telah mengalami kesetimbangan maka besaran –
besaran yang ada dalam sistem tersebut sudah berada dalam keadaan yang
konstan. Kita perlu menyatakan sejumlah besaran intensif supaya sistem
tersebut bisa ditiru dengan pasti. Jumlah besaran intensif minimal yang
diperlukan ini disebut jumlah derajat bebas. J Williard Gibss telah membuat
suatu persamaan untuk menghitung jumlah minimal ini.
F=C–P+2
Ket
C adalah jumlah item komponen yang menyusun semua fase. Biasanya adalah
jumlah item molekul penyusun sistem, walaupun sebenarnya bisa juga komponen
tersebut berupa kesetimbangan dari beberapa senyawa. P adalah jumlah fase.
B. Perubahan Fase
Perubahan Fase adalah proses perubahan bentuk suatu zat menjadi bentuk
lain, salah satu penyebab perubahan fase tersebut adalah kalor. Perubahan
Fase meruapakan efek dari adanya salah satu sifat fisika zat, yaitu wujud. Sifat
fisika zat sendiri ialah sifat yang dapat diamati secara langsung tanpa
mengubah susunan zat, misalnya wujud, warna, kelarutan, daya hantar listrik,
dan kemagnetan, titik lebur dan titik didih. Secara harfiah, perubahan fasa
terjadi saat sebuah zat berubah dari satu wujud ke wujud yang lain. Misalnya
dari gas ke cair, cair ke padat, padat ke gas, dan sebaliknya.
Wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase
materi berlainan. Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan
kualitatif dalam sifat bulk Dalam keadaan padatan zat mempertahankan bentuk
dan volume; dalam keadaan cairan zat mempertahankan volume tetapi
menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut dan sedangkan gas mengembang
untuk menempati volume apa pun yang tersedia.
Diagram ini menunjukkan nomenklatur untuk transisi fase yang berbeda-beda
Perbedaan antara wujud zat saat ini didasarkan pada perbedaan dalam hubungan
antarmolekul.Dalam keadaan padatan gaya-gaya intermolekul menjaga
molekulmolekul berada dalam hubungan spasial tetap.Dalam cairan, gaya-gaya
antarmolekul menjaga molekul tetap berada berdekatan, namun tidak ada
hubungan spasial yang tetap. Dalam keadaan gas molekul lebih terpisah dan gaya
tarik antar molekul relatif tidak memengaruhi gerakannya. Plasma adalah gas
yang sangat terionisasi, yang rjadi pada suhu tinggi. Gaya-gaya antar molekul
yang diciptakan oleh gaya tarik dan tolak ion-ion memberikan keadaan ini sifat-
sifat berbeda, sehingga plasma dideskripsikan sebagai wujud zat keempat.
Meskipun padatan, cairan, dan gas adalah wujud zat yang paling umum di Bumi,
kebanyakan materi baryon di alam semesta berada dalam wujud plasma panas,
baik sebagai medium jarang antar bintang maupun sebagai bintang rapat. Wujud
zat juga dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fase.
Sebuah transisi fase menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari
perubahan drastis dari sifat-sifatnya. Menggunakan definisi ini, wujud zat yang
berbeda adalah tiap keadaan termodinamika yang dibedakan dari keadaan lain
dengan sebuah transisi fase. Air dapat dikatakan memiliki beberapa wujud padat
yang berbeda. Munculnya sifat superkonduktivitas dihubungkan dengan suatu
transisi fase, sehingga ada keadaan superkonduktif. Begitu pula, keadaan kristal
cair dan feromagnetik ditandai oleh transisi fase dan memiliki sifat-sifat berlainan.
Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es dipanaskan akan
mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air
didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es.
Perubahan wujud benda terjadi karena proses pemanasan dan pendinginan. Fase
dari Zat Murni :
Solid (padat) : jarak antar molekul sangat dekat sehingga gaya tarik antar
molekul sangat kuat, maka bentuknya tetap. Gaya tarik antara molekul-molekul
cenderung untuk mempertahankannya pada jarak yang relatif konstan.Pada
temperatur tinggi molekul melawan gaya antar molekul dan terpencar.
Liquid (cair) : Susunan molekul mirip dengan zat padat , tetapi terhadap
yang lain sudah tidak tetap lagi. Sekumpulan molekul akan mengambang
satu sama lain.
Gas : Jarak antar molekul berjauhan dan susunannya acak. Molekul
bergerak secara acak.Semua zat murni mempunyai kelakuan umum yang
sama. Sebagai contoh air (water).
C. Bentuk fase padat, cair, gas dan mesofase (kristal cair)
Segala sesuatu yang kita lihat di sekitar kita terbuat dari materi dan semua
materi di sekitar kita berwujud zat cair, padat atau gas. Materi bisa berubah dari
satu wujud ke wujud lainnya, misal saat es krim yang padat meleleh dan menjadi
cair.
Semua materi tersusun atas partikel-partikel kecil yang disebut atom. Saat dua
atom atau lebih bergabung, atom-atom itu membentuk molekul. Atom dan
molekul bergabung dengan cara yang berbeda untuk membentuk tiga jenis materi
yakni zat padat, cair dan gas. Ketiga jenis materi ini disebut wujud materi. Wujud
materi yang bisa dialami zat tertentu disebut fase zat. Air adalah jenis materi yang
sangat kita kenal. Air biasanya berada dalam fase padat (es), fase cair (air) dan
fase gas (uap).
a) Zat padat
Zat padat adalah materi yang mempunyai bentuk dan volume
(ruang yang ditempati zat padat, cair, atau gas) tertentu. Ada dua cara
utama partikel-partikel padat bisa tersusun yakni dalam baris-baris teratur
yang rapi atau dalam susunan yang tidak tentu. Zat padat yang partikel-
partikelnya tersusun dalam baris-baris yang teratur rapi disebut kristal.
Contoh umum kristal adalah sebagian besar logam, intan, es, dan kristal
garam. Zat padat yang partikel-partikelnya tidak tersusun secara teratur
disebut amorf. Zat padat amorf biasanya bertekstur mengilat atau elastis.
Contoh umum zat padat amorf adalah lilin, kaca, karet, dan plastik.
Karena partikel-partikelnya tersusun berdekatan menyatu, zat padat tidak
bisa dimampatkan dengan mudah—zat padat tidak bisa dikecilkan dengan
menekannya.
Pada zat padat, partikel-partikel individu tidak bergerak cukup
cepat untuk mengalahkan gaya tarik-menarik antar partikel. Partikel-
partikel itu bergetar namun terikat rapat di tempatnya.
b) Zat cair
Seperti zat padat, zat cair mempunyai volume tertentu. Tidak
seperti zat padat, zat cair akan berbentuk seperti wadah yang ditempatinya.
Zat cair digambarkan sebagai zalir (fluida). Zalir adalah zat dengan
molekul-molekul yang bergerak bebas saling melewati, sehingga zalir
menyesuaikan bentuk wadahnya. Seperti zat padat, partikel-partikel dalam
zat cair tersusun secara rapat. Zat cair juga sulit dimampatkan.
Pada zat cair, molekul-molekul tersusun rapat. Meskipun demikian,
partikel-partikel itu mempunyai cukup energi untuk mengatasi sebagian
dari tarik-menariknya dengan molekul di dekatnya dan bergeser saling
melewati.
c) Gas
Gas adalah wujud materi yang mudah berubah bentuk dan
volumenya. Seperti zat cair, gas digambarkan sebagai zalir. Partikel-
partikel di dalam gas dengan cepat menyebar mengisi semua ruang yang
tersedia. Karena terdapat jarak yang jauh antara partikel-partikel gas, gas
bisa dengan mudah dimampatkan untuk mengurangi volumenya.
Pada gas, molekul-molekul individu bergerak sangat cepat dan
mengatasi hampir semua gaya antar partikel. Partikel-partikel bergerak
secara bebas di dalam seluruh ruang yang ditempatinya.
Dalam keadaan kristal cair, molekul mempunyai mobilitas terbatas dan sedikit
beraturan. Kristal cair berbentuk seperti benang (nematik), molekul-molekul
tersusun sejajar bergerak bebas dalam tiga dimensi tetapi hanya berputar pada
sumbu panjangnya. Kristal cair smektik, molekulnya seperti batang tersusun
dalam lapisan-lapisan. Dengan molekul sumbu panjang tegak lurus terhadap
bidang lapisan. Disini gerak molekul hanya translasi daam dua arah (dalam
lapisan) dan berputar pada sumbu panjangnya.
Pada kristal cair bentuk kolesterik, molekul berjajar dalam lapisannya,
arah gerakan molekul sejajar dari satu bidang ke bidang lain. Setiap lapisan dalam
stuktur kolesterik mempunyai arah molekul yang berbeda dengan lapisan di atas
dan di bawahnya. Setelah beberapa laipsan, arah/orientasi molekul akan berulang
kembali.
D. Aturan fase, zat tunggal dan campuran biner
a) Aturan fase
F = C-P+2
Contoh Soal : Dalam gelas tertutup terdapat kesetimbangan antara es dan
air maka derajad kebebasan sistem tersebut : F = 1 – 2 + 2 = 1 artinya jika
temperatur tertentu, maka tekanan dan komposisi tertentu.
• Titik Peritektik adalah : Titik pelelehan diatas suhu peritektik (Tp) dan
pendinginan melalui Tp.
• Titik Eutektik adalah : Titik leleh komposisi hanya pada suhu (suhu
eutektik/Te) atau perpotongan antara kurva likuidus dan garis solidus.
• Garis Solidus adalah : Garis yang menunjukkan temperatur terendah
dimana logam dalam keadaan cair atau temperatur dimana awal terjadinya
pembekuan dari kondisi cair akibat proses pendinginan.
• Garis Liquidus : Garis antara fasa cairan dan fasa transisi padat-cair ( α
dan L) dimana paduan berubah menjadi liquid/cair. Garis yang
menunjukkan temperatur tertinggi suatu logam dalam keadaan padat atau
temperatur terendah dimana masih terdapat fasa cair.
• Level Rule : perhitungan yang digunakan untuk menghitung besarnya
presentasi suatu fasa pada bagian dua fasa pada diagram biner
Eutektik biner diagram fase menjelaskan perilaku kimia dua tidak bercampur
(unmixable) kristal dari yang benar-benar bercampur (mixable) meleleh,
seperti olivin dan pyroxene, atau pyroxene dan Ca plagioclase. Tipe lain dari
diagram fasa biner adalah diagram titik didih campuran dari dua komponen,
yaitu senyawa kimia. Selama dua khusus volatile komponen pada tekanan
tertentu seperti tekanan atmosfer, diagram titik didih menunjukkan apa uap
(gas) komposisi berada dalam kesetimbangan dengan komposisi cairan yang
diberikan tergantung pada suhu. Dalam biner khas titik didih diagram suhu
diplot pada sumbu vertikal dan campuran komposisi pada sumbu horizontal.
Reaksi Eutektik dapat disebut juga dengan Reaksi Invarian. Reaksi ini memiliki
jumlah fasa maksimum adalah tiga, dimana terdapat secara bersamaan dalam
kondisi kesetimbangan pada sistem biner yang melibatkan larutan cairan. Reaksi
Invarian Kedua disebut dengan Peritektik. Bentuk Generik dari Reaksi Peritektik
adalah :
Arah panah pada persamaan di atas menyatakan bahwa terdapat 2 proses
yang dapat digunakan, yaitu pendinginan dan pemanasan. Reaksi Invarian Ketiga
adalah Reaksi Eutektoid. Reaksi ini melibatkan larutan padat. Bentuk generik dari
Reaksi Eutektoid adalah sebagai berikut :
Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan
(pembekuan).
Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan
(pendinginan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fase adalah keadaan suatu zat yang seragam dalam komposisi
kimia dan bentuk fisiknya.Fase adalah zat yang homogen secara kimia dan
fisika. Fase merupakan besaran zat yang memiliki struktur fisika dan
komposisi kimia yang seragam. Struktur fisika dikatakan seragam apabila
zat terdiri dari gas saja, cair saja ataupun padat saja,
Perubahan Fase adalah proses perubahan bentuk suatu zat menjadi
bentuk lain, salah satu penyebab perubahan fase tersebut adalah kalor.
Perubahan Fase meruapakan efek dari adanya salah satu sifat fisika zat,
yaitu wujud.
Aturan fase mengatur hubungan antara jumlah komponen, jumlah
fase dan derajad kebebasan suatu system.
B. Saran
Berdasarkan makalah ini, diharapkan kepada seluruh mahasiswa agar
dapat memahami mengenai konsep umum fase dan aturan fase
C.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/23358176/PHASE_DIAGRAM_DIAGRAM_FAS
A
R.C.Reid, J.M. Prausnitz dan B.E. poling.1987. The properties of gases and
liquids. 4th ed,McGraw-Hill. NewYork