NIM : 917312906201.009
A. HUKUM RAOULT
Hukum Raoult adalah hukum yang dicetuskan oleh Francois M. van Raoult (1830-1901)
untuk mempelajari sifat-sifat tekanan uap larutan yang mengandung zat pelarut yang
bersifat nonvolatil, serta membahas mengenai aktivitas air.
Bunyi dari hukum Raoult adalah: “tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan
uap pelarut murni dan fraksi mol zat pelarut yang terkandung dalam larutan
tersebut”.Secara matematis, hukum Raoult untuk satu komponen dalam larutan ideal
ditulis sebagai:
Ketika komponen dalam campuran telah mencapai kesetimbangan, total tekanan uap
pada campuran dapat ditentukan dengan menggabungkan hukum Raoult dengan hukum
Dalton menjadi :
Hukum Raoult sangat penting untuk mempelajari sifat karakteristik fisik dari larutan
seperti menghitung jumlah molekul dan memprediksi massa molar suatu zat (Mr).
Inkompatibilitas kimia pada sediaan pulveres dan pulvis terjadi akibat pengaruh
dari sifat asam atau basa dari obat. Faktor yang berperan dalam reaksiantara lain adalah
derajat keasaman atau kebasahan, kelembaban. Inkompatibilitasfarmasetis yang terjadi
pada sediaan pulveres dan pulvis dapat diatasi dengancara:
Contoh:
iii. Adsorbsi
• Terjadi reaksi, asam basa : asetosal terurai mengeluarkan asam salisilat yang nyeri
lambung
• Pengatasan : dicampur secara tidak langsung
R/Calcii carbonat
MgO
Ext.Belladon
• Pengatasan : konsul ke dokter MgO untuk ap ajika tidak terlalu perlu, dikeluarkan
saja
Syarat kapsul :
Permasalahan :
Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam larutan.
Misalnya jika sebuah asam dilambangkan dengan HA, maka dalam larutan masih
terdapat sejumlah besar HA yang belum terdisosiasi/terionisasi.
Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)
Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan,
akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan
asam, makin besar Ka makin kuat asam. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada
asam lemah [H+] = [A–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Sifat-sifat secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
Asam ada yang bersifat racun, namun ada pula yang dibutuhkan tubuh dan bermanfaat
seperti senyawa asam pada buah-buahan. Jeruk punya asam sitrat, anggur punya asam tartrat.
Asam laktat adalah hasil reaksi pada susu yang basi.
Zat pembangun tubuh kita ada pula yang terbentuk dari asam, misalnya lemak serta protein
yang terbentuk dari asam amino. Lambung ada asam klorida untuk mencerna makanan, pada
darah terkandung asam karbonat dan asam fosfat yang berperan dalam pengangkutan makanan.
Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan. Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi
kesetimbangan. Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb
bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb
makin kuat basa. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH–], maka
persamaan di atas dapat diubah menjadi:
1. Rasanya pahit
3. Kaustik
4. Nilai pH lebih dari 7
7. Menetralkan asam
8. Menyebabkan pelapukan
3. Hydroksilamine (NH2OH)
C. SISTEM BUFFER
Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau
ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya atau basa
lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak
memiliki buffer maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami
asidosis (pH darah asam ). Buffer dalam darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam
lemah dan garamnya. Asam lemah nya adalah asam karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan
garamnya adalah HCO3 - . Buffer tersebut dapat mempertahankan pH darah sekitar 7,35
– 7,45 dengan reaksi sebagai berikut : H2CO3 + OH- => HCO3 - + H2OHCO3 - + H+
=> H2CO3.
Ketika masuk zat asam dalam tubuh maka yang bertugas menetralisir adalah asam lemah
(asam karbonat). Jika masuk zat basa, yang bertugas menetralisisr adalah
garamnya.Ketika masuk zat asam. Ketika hal ini terjadi asam karbonatlah yang menjadi
pahlawan. Ia akan menghadapi si asam ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini
membuat keadaan kembali netral dan menghasilkan hasil reaksi berupa garam yang
banyak. Garam ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui urin. Jadi kalo
banyak makan atau minum yang asam asam, kita akan banyak menghasilkan urin. Karena
asam karbonat bereaksi dengan asam untuk menetralkan tadi, maka jumlah asam
karbonat akan berkurang sehingga kita perlu mempeorlhnya dari pernafasan CO2. Ketika
masuk zat basa Ketika hal ini terjadi garam lah yang menjadi pahlawan. Ia akan
menghadapi basa ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali
netral dan menghasilkan hasil reaksi berupa asam karbonat yang banyak. Asam karbonat
ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui nafas (CO2). Jadi kalo banyak
makan atau minum yang basa basa, kita akan banyak menghasilkan CO2.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya
dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya
basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-
lain.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu
basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.
Adanya larutan buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obatobatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat
Fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan
tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana
sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4–dan HPO42- yang
dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat
menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4.
1. Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45, yaitu
dari ion HCO3–denganion Na+. Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan
mengalami alkalosis, akibatnya terjadi hiperventilasi / bernapas berlebihan, mutah
hebat. Apabila pH darah kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya
jantung, ginjal ,hati dan pencernaan akan terganggu.
3. Menjaga pH cairan tubuh supaya ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu,
yakni asam dihidrogen posphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogen posphat
(HPO42-)
4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan
seharihari seperti pada obat tetes mata.
1. Buffer Kimiawi
Sistem ini serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam natrium dari
dihydrogen fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing akan berperan sebagai
asam lemah dan basa lemah. Buffer fosfat terutama mempertahankan pH fluida
intraselular dan tubulus ginjal, sehingga tidak akan mempertahankan pH darah,
namun merupakan buffer yang penting untuk urin.
Protein merupakan rantai panjang asam-asam amino yang bersatu. Asam amino
mengandung gugus amino dasar (NH2) dan gugus asam (COOH). Tiga bentuk asam
amino yang ada tergantung dari pH. Buffer protein merupakan sistem yang sangat
kompleks dan akan mempertahankan pH fluida intraselular dan plasma. Protein
hemoglobin memiliki dua fungsi khusus, yaitu mentranspor oksigen ke jaringan dan
juga menyangga ion hydrogen yang transit dari sel ke paru.
Karbon dioksida berdifusi ke dalam eritrosit (sel darah merah). Di dalam sel,
karbon dioksida akan diubah menjadi asam karbonat oleh enzim karbonat anhidrase.
Asam karbonat akan berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hydrogen dan ion
bikarbonat. Kemudian hemoglobin dan ion hydrogen tersebut bergabung membentuk
hemoglobin tereduksi. Reaksi ini terjadi karena hemoglobin tereduksi merupakan
asam yang lebih lemah dibandingakan oksihemoglobin dan asma karbonat sehingga
akan berikatan lebih kuat dengan hydrogen. Sehingga ketika oksigen dilepaskan, ion
hydrogen yang terbentuk dari asupan karbon dioksida akan terperangkap oleh
hemoglobin, dan hal ini mencegah perubahan pH. Saat ion bikarbonat terbentuk
dalam eritrosit, ion bikarbonat ini akan berdifusi keluar ke dalam plasma, menjadi
bagian cadngan alkali dan menyangga ion hydrogen. Pada saat ion bikarbonat
berdifusi ke luar eritrosit, ion klorida akan berdifusi masuk ke dalam. Hal ini terjadi
untuk mempertahankan muatan sel tetap netral atau seimbang, dan disebut juga reaksi
pergeseran (shift) klorida. Di alveoli paru terjadi kebalikan dari seluruh proses ini,
karbo dioksida dan air akan dibuang melalui proses pernapasan.
Amonia terbentuk dalam sel tubulus ginjal dari pemecahan asam amino. Amonia
akan berdifusi ke dalam tubulus ginjal, menyangga ion hydrogen dalam filtrate ginjal
dan membentuk ion ammonium. Ion ammonium diekskresi di urin dan mencegah urin
terlalu asam. NH3 (amonia) + H+ (ion hidrogen) NH→4+ (ion ammonium).
RINGKASAN TENTANG DIFUSI DAN DISOLUSI OBAT
A. DIFUSI
Difusi atau pembauran adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi
hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan di
mana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh
yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi
manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling
sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari
sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
➢ Mekanisme Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung
melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi
difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena
molekulmolekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam
lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.
Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid,
vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu,
memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO,
dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul
dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya.
Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa,
dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung,
tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.
f) Area tempat berlangsungnya difusi; makin luas area difusi, makin cepat
proses difusi.
B. DISOLUSI
Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan
padat ke dalam media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat penting artinya bagi
ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam
media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Sediaan obat yang harus diuji disolusinya
adalah bentuk padat atau semi padat, seperti kapsul, tablet atau salep.
Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa
obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. Uji disolusi berguna untuk
mengertahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung
dan usus halus).
➢ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Disolusi
1) Suhu
2) Viskositas
3) pH
1. Metode Suspensi
Zat ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui luasnya sehingga variable
perbedaan luas permukaan efektif dapat diabaikan. Umumnya zat diubah menjadi
tablet terlebih dahulu, kemudian ditentukan seperti pada metode suspensi.