Anda di halaman 1dari 21

NAMA : RAHMATIAH

NIM : 917312906201.009

TUGAS SP : FARMASI FISIKA (PERT 2)

RINGKASAN TENTANG HUKUM RAOULT DAN HUKU DALTON

A. HUKUM RAOULT

Hukum Raoult adalah hukum yang dicetuskan oleh Francois M. van Raoult (1830-1901)
untuk mempelajari sifat-sifat tekanan uap larutan yang mengandung zat pelarut yang
bersifat nonvolatil, serta membahas mengenai aktivitas air.

Bunyi dari hukum Raoult adalah: “tekanan uap larutan ideal dipengaruhi oleh tekanan
uap pelarut murni dan fraksi mol zat pelarut yang terkandung dalam larutan
tersebut”.Secara matematis, hukum Raoult untuk satu komponen dalam larutan ideal
ditulis sebagai:

Ketika komponen dalam campuran telah mencapai kesetimbangan, total tekanan uap
pada campuran dapat ditentukan dengan menggabungkan hukum Raoult dengan hukum
Dalton menjadi :

Hukum Raoult sangat penting untuk mempelajari sifat karakteristik fisik dari larutan
seperti menghitung jumlah molekul dan memprediksi massa molar suatu zat (Mr).

• PENYIMPANGAN HUKUM RAOULT


Tidak semua campuran bersifat ideal.[5] Campuran–campuran nonideal ini
mengalami penyimpangan/deviasi dari hukum Raoult.[5] Terdapat dua macam
penyimpangan hukum Raoult, yaitu:
a) Penyimpangan positif
Penyimpangan positif hukum Raoult terjadi apabila interaksi
dalam masing–masing zat lebih kuat daripada interaksi dalam campuran
zat ( A – A, B – B > A – B).Penyimpangan ini menghasilkan entalpi
campuran (ΔHmix) positif (endotermik) dan mengakibatkan terjadinya
penambahan volume campuran (ΔVmix > 0). Contoh penyimpangan
positif terjadi pada campuran etanol dan n–hekasana.
b) Penyimpangan negative
Penyimpangan negatif hukum Raoult terjadi apabila interaksi
dalam campuran zat lebih kuat daripada interaksi dalam masing–masing
zat ( A – B > A – A, B – B).Penyimpangan ini menghasilkan entalpi
campuran (ΔHmix) negatif (eksotermik) dan mengakibatkan terjadinya
pengurangan volume campuran (ΔVmix < 0).Contoh penyimpangan
negatif terjadi pada campuran aseton dan air.
B. HUKUM DALTON
Dalam kimia, hukum perbandingan berganda adalah salah satu hukum dasar
stoikiometri. Hukum ini juga kadang-kadang disebut hukum Dalton (diambil dari nama
kimiawan Inggris John Dalton), tetapi biasanya hukum Dalton merujuk kepada hukum
tekanan parsial. Hukum ini menyatakan bahwa apabila dua unsur bereaksi membentuk
dua atau lebih senyawa, maka perbandingan berat salah satu unsur yang bereaksi dengan
berat tertentu dari unsur yang lain pada kedua senyawa selalu merupakan perbandingan
bilangan bulat sederhana.[ Misalnya karbon bereaksi dengan oksigen membentuk
karbondioksida (CO2) dan karbonmonoksida (CO). Jika jumlah karbon yang bereaksi
pada masing-masing adalah 1 gram, maka diamati bahwa pada karbonmonoksida yang
terbentuk akan terdapat 1,33 gram oksigen dan 2,67 gram oksigen pada karbondioksida.
Perbandingan massa oksigen mendekati 2:1,yang perbandingan bilangan bulat sederhana,
mematuhi hukum perbandingan berganda. Pengamatan serupa juga terjadi pada reaksi-
reaksi lain, seperti hidrogen dan oksigen membentuk air (H2O) dan hidrogen peroksida
(H2O2). Jika hidrogen yang bereaksi masing-masing 1 gram, H2O yang terbentuk akan
mengandung 4 gram oksigen, dan 8 gram pada H2O2.
Hukum perbandingan berganda menurut Dalton yaitu apabila dua unsur dapat
membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa unsur yang satu, yang
bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu massanya, adalah bilangan bulat dan
sederhana.
Misalnya sebagai contoh hukum perbandingan berganda dalton yaitu ketika
hidrogen dan oksigen bergabung dapat terbentuk air (H2O) atau hidrogen peroksida
(H2O2).
Apabila massa hidrogen atau oksigen pada kedua unsur ini sama, perbandingan
massa unsur satunya dapat dituliskan dalam perbandingan bilangan bulat yang sederhana.
Inilah yang disebut sebagai ‘Hukum Perbandingan Berganda’.
RINGKASAN TENTANG SIFAT FISIKA KIMIA DAN INKOMTAKBILITAS
OBAT
A. SIFAT FISIKA DAN KIMIA
• SIFAT FISIKA
Sifat fisika adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru.
Sifat ini dapat diamati tanpa mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat fisika
antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan,
kelarutan, kekeruhan, kemagnetan, dan kekentalan.
Sifat ini dapat diamati dari:
✓ Wujud zat : padat, cair, dan gas
✓ Kekerasan zat : keras atau lunak
✓ Warna zat : hitam, putih, merah, kuning, dan berbagai warna lainnya
✓ Bau zat : harum, anyir, busuk, dan sebagainya
✓ Bentuk : bulat, bundar, persegi, segitiga, empat persegi panjang, balok,
kubus, dan sebagainya.
✓ Tetapan fisika : massa jenis, titik lebur, titik uap, titik beku, titik didih,
indeks bias, dan sebagainya.
a. Sifat Perubahan Fisika
Sifat ini dapat dilakukan dengan cara;
✓ Melarutkan zat : mudah larut di air atau tidak
✓ Mengalirkan arus listrik : dapat mengalirkan arus listrik atau tidak
✓ Mengalirkan panas : dapat mengalirkan panas atau tidak
✓ Menguapkan : mudah menguap atau tidak
✓ Mendekatkan ke magnet: dapat ditarik magnet atau tidak dan berbagai
kegiatan fisika lainnya.
• SIFAT KIMIA
Sifat kimia adalah perubahan yang dialami suatu benda yang membentuk zat baru.
Ciri-ciri suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat jenis baru. Contoh sifat
kimia antara lain mudah terbakar, mudah busuk, mudah meledak , beracun, dan
berkarat (korosif).
a. Sifat Reaksi Kimia
Suatu zat direaksikan atau dicampur dengan zat lain, sehingga diketahui
menghasilkan zat baru, endapan, perubahan suhu, atau perubahan warna. Besi diberi
cuka dan udara akan menjadi keropos dan timbul karat. Karbon dioksida diberi air
kapur, maka air kapur menjadi keruh karena ada endapan kapur.
B. INKOMPABILITAS OBAT
Inkompatibilitas adalah suatu fenomena fisika kimia seperti presipitasi terkait
konsentrasi, dan reaksi asam basa dengan manifestasi produkhasil reaksi berupa
perubahan status fisik atau keseimbangan protonasi-deprotonasi. Inkompatibilitas ini
terjadi diluar tubuh (sebelum obatdiberikan/diminum) antara obat yang tidak dapat
dicampur (inkompatibel).Pencampuran obat yang demikian ini menyebabkan interaksi
langsung secara fisika atau kimia, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan
endapan, perubahan warna, dan lain-lain, atau mungkin juga tidakterlihat dan interaksi ini
biasanya akan berakibat in aktivasi obat.
Obat dapat berinteraksi dengan makanan, zat kimia yang masuk darilingkungan
atau dengan obat lain. Interaksi antara obat dengan obatdidefinisikan sebagai modifikasi
efek dari suatu obat karena kehadiran obat yanglain, baik diberikan sebelumnya atau
bersama-sama.
Warna zat adalah termasuk dalam sifat fisika sediaan obat.Adanya
inkompatibilitas tidak selalu merubah warna sediaan obat karenainkompatibilitas dapat
terjadi secara kimia yaitu inkompatibilitas farmakokinetika ataupun farmakodinamika
inkompatibilitas yang terjadi akan mempengaruhi kualitas obat sediaan parenteral serta
efek terapeutik nya.
• Macam-Macam Inkompatibilitas
Inkompatibilitas farmasetis dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
a) Inkompatibilitas fisika
Inkompatibilitas fisika atau tak tercampuraya obat secara fisika
adalah peristiwa terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan
pada waktumencampurkan obat atau bahan obat secara fisika tanpa ada
perubahansusunan kimianya. Bahan obat yang dicampurkan tidak
menghasilkan suatucampuran yang homogen dan efek yang tidak sesuai
dengan tujuan terapi.
b) Inkompatibilitas kimia
Inkompatibilitas kimia atau tak tercampurkan obat secara
kimiaadalah peristiwa terjadinya perubahan-perubahan yang tidak
diinginkan padawaktu mencampurkan obat atau bahan obat karena reaksi
kimia sehinggaterjadi perubahan susunan kimia.
Bahan obat yang dicampurkan tiak memberikanhasil yang
homogen dan efek yang tidak sesuai dengan tujuan terapi.Beberapa
peristiwa yang terjadi pada inkompatibilitas kimia antara lain reaksi
pengendapan, Asam dengan basa, Oksidasi atau reduksi, Terjadinya
perubahanwarna, Terjadinya peruraian, Reaksi dengan sediaan
galenikInkompatibilitas farmasetis dapat terjadi baik pada sediaan padat
sepertisediaan pulveres, pulvis, kapsul, pil, supositoria maupun sediaan
semi padat seperti unguenta dan sediaan cair.

• Contoh Obat yang Inkompatibel

a) Inkompatibilitas Fisika Sediaan Pulveres dan Pulvis

Pada prinsipnya sediaan pulveres dan pulvis harus memenuhi


persyaratan yaitu halus, kering dan homogen, sehingga dapat
dihasilkansuatu sediaan yang memenuhi persyaratan dan keadaannya tetap
utuh sesuaidengan tertulis dalam suatu resep. Inkompatibilitas fisika yang
sering terjadi pada sediaan pulveres dan pulvis adalah :

1. Melelehnya atau melembabnya campuran serbuk, akibat terjadinya proses.

a. Penurunan titik lebur campuran serbuk

b. Penurunan tekanan uap relative

c. Bebasnya air hablur


2. Terjadinya adsorbs

Inkompatibilitas kimia pada sediaan pulveres dan pulvis terjadi akibat pengaruh
dari sifat asam atau basa dari obat. Faktor yang berperan dalam reaksiantara lain adalah
derajat keasaman atau kebasahan, kelembaban. Inkompatibilitasfarmasetis yang terjadi
pada sediaan pulveres dan pulvis dapat diatasi dengancara:

a. Memodifikasi cara pencampuran bahan.

b. Mengganti bahan yang menyebabkan inkompatibilitas dengan bahan lain

c. .Pemisahan obat secara langsung ataupun tidak langsung.

Contoh:

i. Penurunan titik lebur campuran serbuk

ii. Penurunan tekanan uap relatif disebabkan oleh:

➢ Higroskopisitas tergantung dari tekanan uap relative

➢ Derajat kelembaban rata-rata

➢ .Kotoran-kotoran yg ada (CaCl2/MgCl2)

iii. Adsorbsi

Terjadinya proses adsorbsi sering diikuti oleh suatu reaksi kimia(terjadi


penukaran ion).

b. Inkompabilitas Kimia Pulvia & Pulveres

R/Acid acetyl salycyl (asam)

Natrii carbonat (basa)

• Terjadi reaksi, asam basa : asetosal terurai mengeluarkan asam salisilat yang nyeri
lambung
• Pengatasan : dicampur secara tidak langsung

- Kedua bahan sebelum dicampur masing-masing ditambah bahan netral


( lactosum), digerus hingga homogen

- Kedua bahan dicampurkan

R/Calcii carbonat

MgO

Ext.Belladon

• Alkaloid (Ext. Bellad) teruarimoleh MgO (basa) : jadi inaktif

• Pengatasan : konsul ke dokter MgO untuk ap ajika tidak terlalu perlu, dikeluarkan
saja

c. Inkompabilitas Fisika dan Kimia Kapsul

Syarat kapsul :

- Sediaan kapsul tetap utuh

- Tidak lembek/pecah benyek

Permasalahan :

- Adanya obat yang mengandung fenol tinggi (kreosot)

- Adanya campuran obat benyek/meleleh

- Adanya peristiwa aborsi

- Adanya reaksi akibat pengaruh sifat asam atau basa


RINGKASAN TENTANG SIFAT ASAM BASA LEMAH DAN SIFAT BUFFER

A. SIFAT ASAM LEMAH

Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam larutan.
Misalnya jika sebuah asam dilambangkan dengan HA, maka dalam larutan masih
terdapat sejumlah besar HA yang belum terdisosiasi/terionisasi.

Asam lemah yaitu senyawa asam yang dalam larutannya hanya sedikit terionisasi
menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi asam lemah merupakan reaksi kesetimbangan.
Secara umum, ionisasi asam lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai berikut.
HA(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ H+(aq) + A–(aq)

Makin kuat asam maka reaksi kesetimbangan asam makin condong ke kanan,
akibatnya Ka bertambah besar. Oleh karena itu, harga Ka merupakan ukuran kekuatan
asam, makin besar Ka makin kuat asam. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada
asam lemah [H+] = [A–], maka persamaan di atas dapat diubah menjadi:
Sifat-sifat secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

• Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.


• Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak kulit, terutama
bila asamnya asam pekat.
• Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap
logam.
• Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan cairan elektrolit.
• PH yang kurang dari 7.
• Dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Contoh asam lemah :

➢ CH3COOH + air → CH3COO- + H+ (asam asetat/asam cuka)

➢ HCOOH + air → H+ + HCOO- (asam format/asam semut)

➢ HCN + air → H+ + CN- ( asam sianida terdapat pada singkong)

Asam ada yang bersifat racun, namun ada pula yang dibutuhkan tubuh dan bermanfaat
seperti senyawa asam pada buah-buahan. Jeruk punya asam sitrat, anggur punya asam tartrat.
Asam laktat adalah hasil reaksi pada susu yang basi.

Zat pembangun tubuh kita ada pula yang terbentuk dari asam, misalnya lemak serta protein
yang terbentuk dari asam amino. Lambung ada asam klorida untuk mencerna makanan, pada
darah terkandung asam karbonat dan asam fosfat yang berperan dalam pengangkutan makanan.

B. SIFAT BASA LEMAH

Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida
dalam larutan. Basa lemah yaitu senyawa basa yang dalam larutannya hanya sedikit
terionisasi menjadi ion-ionnya. Reaksi ionisasi basa lemah juga merupakan reaksi
kesetimbangan. Secara umum, ionisasi basa lemah valensi satu dapat dirumuskan sebagai
berikut:

M(OH)(aq) ←⎯⎯⎯⎯→ M+(aq) + OH–(aq)

Makin kuat basa maka reaksi kesetimbangan basa makin condong ke kanan, akibatnya Kb
bertambah besar. Oleh karena itu, harga Kb merupakan ukuran kekuatan basa, makin besar Kb
makin kuat basa. Berdasarkan persamaan di atas, karena pada basa lemah [M+] = [OH–], maka
persamaan di atas dapat diubah menjadi:

Sifat-sifat secara umum, sifat basa memiliki sifat sebagai berikut

1. Rasanya pahit

2. Licin seperti sabun

3. Kaustik
4. Nilai pH lebih dari 7

5. Mengubah warna lakmus merah menjadi biru

6. Dapat menghantarkan arus listrik

7. Menetralkan asam

8. Menyebabkan pelapukan

Contoh basa lemah :

1. Gas amoniak (NH3)

2. Besi hidroksida (Fe(OH)2)

3. Hydroksilamine (NH2OH)

4. Aluminium hidroksida (Al(OH)3)

5. Ammonia hydroksida (NH4OH)

6. Metilamin hydroxide (CH3NH3OH

7. Etilamin hydroxide (C2H5NH3OH)

C. SISTEM BUFFER

Buffer adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau
ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya atau basa
lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah. Jika darah tidak
memiliki buffer maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh kita dapat mengalami
asidosis (pH darah asam ). Buffer dalam darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam
lemah dan garamnya. Asam lemah nya adalah asam karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan
garamnya adalah HCO3 - . Buffer tersebut dapat mempertahankan pH darah sekitar 7,35
– 7,45 dengan reaksi sebagai berikut : H2CO3 + OH- => HCO3 - + H2OHCO3 - + H+
=> H2CO3.
Ketika masuk zat asam dalam tubuh maka yang bertugas menetralisir adalah asam lemah
(asam karbonat). Jika masuk zat basa, yang bertugas menetralisisr adalah
garamnya.Ketika masuk zat asam. Ketika hal ini terjadi asam karbonatlah yang menjadi
pahlawan. Ia akan menghadapi si asam ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini
membuat keadaan kembali netral dan menghasilkan hasil reaksi berupa garam yang
banyak. Garam ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui urin. Jadi kalo
banyak makan atau minum yang asam asam, kita akan banyak menghasilkan urin. Karena
asam karbonat bereaksi dengan asam untuk menetralkan tadi, maka jumlah asam
karbonat akan berkurang sehingga kita perlu mempeorlhnya dari pernafasan CO2. Ketika
masuk zat basa Ketika hal ini terjadi garam lah yang menjadi pahlawan. Ia akan
menghadapi basa ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali
netral dan menghasilkan hasil reaksi berupa asam karbonat yang banyak. Asam karbonat
ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui nafas (CO2). Jadi kalo banyak
makan atau minum yang basa basa, kita akan banyak menghasilkan CO2.

➢ Macam- macam larutan penyangga/buffer

1. Larutan buffer / penyangga Bersifat Asam

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu
mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya
dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang
mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya
basa kuat yang digunakan seperti natriumNa), kalium, barium, kalsium, dan lain-
lain.

2. Larutan buffer / penyangga Bersifat Basa

Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu
basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih.

➢ Fungsi larutan penyangga/buffer

Adanya larutan buffer ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
obatobatan, fotografi, industri kulit dan zat warna. Selain aplikasi tersebut, terdapat
Fungsi penerapan konsep larutan penyangga ini dalam tubuh manusia seperti pada cairan
tubuh. Cairan tubuh ini bisa dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana
sistem penyangga utama dalam cairan intraselnya seperti H2PO4–dan HPO42- yang
dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga tersebut, dapat
menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4.

1. Menjaga pH pada plasma darah agar berada pada pH berkisar 7,35 – 7,45, yaitu
dari ion HCO3–denganion Na+. Apabila pH darah lebih dari 7,45 akan
mengalami alkalosis, akibatnya terjadi hiperventilasi / bernapas berlebihan, mutah
hebat. Apabila pH darah kurang dari 7,35 akan mengalami acidosis akibatnya
jantung, ginjal ,hati dan pencernaan akan terganggu.

2. Menjaga pH makanan olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak/teroksidasi


(asambenzoat dengan natrium benzoat). Selain itu penerapan larutan buffer ini
dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti pada obat tetes mata.

3. Menjaga pH cairan tubuh supaya ekskresi ion H+ pada ginjal tidak terganggu,
yakni asam dihidrogen posphat (H2PO4-) dengan basa monohidrogen posphat
(HPO42-)

4. Selain itu penerapan larutan penyangga ini dapat kita temui dalam kehidupan
seharihari seperti pada obat tetes mata.

➢ Jenis-jenis larutan buffer

1. Buffer Kimiawi

Buffer (penyangga) adalah larutan kimia yang menahan perubahan pH jika


terdapat penambahan asam atau basa. Larutan buffer terdiri dari; larutan asam lemah
dan garamnya, seperti asam karbonat dan natrium bikarbonat atau larutan basa lemah
dan garamnya, seperti larutan ammonia dan ammonium klorida. Jika pH menurun,
maka garam (natrium bikarbonat) berperan sebagai basa yang akan menerima ion
hydrogen yang ditambahkan pada larutan. Jika pH meningkat, asam lemah (asam
karbonat) akan mendonorkan ion hydrogen kepada larutan, sehingga perubahan pH
akan “disangga”. Hal yang sebaliknya berlaku untuk basa lemah dan garamnya.
Secara umum buffer bereaksi dengan melepaskan atau mengambil ion hydrogen: -
Penurunan konsentrasi ion hydrogen - Peningkatan konsentrasi ion hydrogen
Perhatikan bahwa ion hydrogen tidak dibuang dari tubuh namun hanya terperangkap
oleh buffer.

System buffer kimiawi utama dalam tubuh adalah:

- Sistem buffer bikarbonat

- System buffer fosfat

- System buffer protein

2. System Buffer Bikarbonat

Sistem buffer bikarbonat merupakan buffer ekstraselular utama dan bertanggung


jawab mempertahankan pH darah. Kabon dioksida yang terbentuk selama respirasi
selakan larut dalam air (plasma) untuk membentuk asam karbonat. Asam karbonat ini
akan berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hydrogen dan ion bikarbonat. Ion
bikarbonat akan berperan sebagai akseptor ion hydrogen. Jika ion hydrogen
ditambahkan ke dalam tubuh, seperti asam laktat yang dihasilkan saat berolahraga,
maka ion bikarbonat dan ion hydrogen yang terbentuk dari asam laktat akan
membentuk asam karbonat.

3. Sistem Buffer Fosfat

Sistem ini serupa dengan sistem buffer bikarbonat. Garam natrium dari
dihydrogen fosfat dan monohidrogen fosfat masing-masing akan berperan sebagai
asam lemah dan basa lemah. Buffer fosfat terutama mempertahankan pH fluida
intraselular dan tubulus ginjal, sehingga tidak akan mempertahankan pH darah,
namun merupakan buffer yang penting untuk urin.

4. Sistem Buffer Protein

Protein merupakan rantai panjang asam-asam amino yang bersatu. Asam amino
mengandung gugus amino dasar (NH2) dan gugus asam (COOH). Tiga bentuk asam
amino yang ada tergantung dari pH. Buffer protein merupakan sistem yang sangat
kompleks dan akan mempertahankan pH fluida intraselular dan plasma. Protein
hemoglobin memiliki dua fungsi khusus, yaitu mentranspor oksigen ke jaringan dan
juga menyangga ion hydrogen yang transit dari sel ke paru.

5. Sistem Buffer Hemoglobin

Karbon dioksida berdifusi ke dalam eritrosit (sel darah merah). Di dalam sel,
karbon dioksida akan diubah menjadi asam karbonat oleh enzim karbonat anhidrase.
Asam karbonat akan berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hydrogen dan ion
bikarbonat. Kemudian hemoglobin dan ion hydrogen tersebut bergabung membentuk
hemoglobin tereduksi. Reaksi ini terjadi karena hemoglobin tereduksi merupakan
asam yang lebih lemah dibandingakan oksihemoglobin dan asma karbonat sehingga
akan berikatan lebih kuat dengan hydrogen. Sehingga ketika oksigen dilepaskan, ion
hydrogen yang terbentuk dari asupan karbon dioksida akan terperangkap oleh
hemoglobin, dan hal ini mencegah perubahan pH. Saat ion bikarbonat terbentuk
dalam eritrosit, ion bikarbonat ini akan berdifusi keluar ke dalam plasma, menjadi
bagian cadngan alkali dan menyangga ion hydrogen. Pada saat ion bikarbonat
berdifusi ke luar eritrosit, ion klorida akan berdifusi masuk ke dalam. Hal ini terjadi
untuk mempertahankan muatan sel tetap netral atau seimbang, dan disebut juga reaksi
pergeseran (shift) klorida. Di alveoli paru terjadi kebalikan dari seluruh proses ini,
karbo dioksida dan air akan dibuang melalui proses pernapasan.

6. Sistem Buffer Amonia

Amonia terbentuk dalam sel tubulus ginjal dari pemecahan asam amino. Amonia
akan berdifusi ke dalam tubulus ginjal, menyangga ion hydrogen dalam filtrate ginjal
dan membentuk ion ammonium. Ion ammonium diekskresi di urin dan mencegah urin
terlalu asam. NH3 (amonia) + H+ (ion hidrogen) NH→4+ (ion ammonium).
RINGKASAN TENTANG DIFUSI DAN DISOLUSI OBAT

A. DIFUSI

Difusi atau pembauran adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi
hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan di
mana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh
yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi
manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling
sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari
sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.

➢ Mekanisme Difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung
melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran
yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi
difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena
molekulmolekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam
lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung.

Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid,
vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu,
memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO,
dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat
menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein
transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul
dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya.

Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa,
dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung,
tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.

➢ Faktor yang Mempengaruhi Difusi

Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :

a) Suhu; makin tinggi difusi makin cepat

b) BM makin besar difusi makin lambat

c) Kelarutan dalam medium; makin besar difusi makin cepat

d) Perbedaan konsentrasi; makin besar perbedaan konsentrasi antara dua


bagian, makin besar proses difusi yang terjadi.

e) Jarak tempat berlangsungnya difusi; makin dekat jarak tempat terjadinya


difusi, makin cepat proses difusi yang terjadi.

f) Area tempat berlangsungnya difusi; makin luas area difusi, makin cepat
proses difusi.

B. DISOLUSI

Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan
padat ke dalam media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat penting artinya bagi
ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam
media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Sediaan obat yang harus diuji disolusinya
adalah bentuk padat atau semi padat, seperti kapsul, tablet atau salep.

Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa
obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. Uji disolusi berguna untuk
mengertahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung
dan usus halus).
➢ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Disolusi

1) Suhu

Meningginya suhu umumnya memperbesar kelarutan (Cs) suatu zat yang


bersifat endotermik serta memperbesar harga koefisien difusi zat.

2) Viskositas

Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu


zat sesuai dengan persamaan Einstein. Meningginya suhu juga menurunkan
viskositas dan memperbesar kecepatan disolusi.

3) pH

Pelarut pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang


bersifat asam atau basa lemah.

➢ Penentuan Kecepatan Disolusi

Penentuan kecepatan disolusi suatu zat dapat dilakukan melalui metode :

1. Metode Suspensi

Serbuk zat padat ditambahkan ke dalam pelarut tanpa pengontrolan eksak


terhadap luas permukaan partikelnya. Sampel diambil pada waktuwaktu tertentu dan
jumlah zat yang larut ditentukan dengan carayang sesuai.

2. Metode Permukaan Konstan

Zat ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui luasnya sehingga variable
perbedaan luas permukaan efektif dapat diabaikan. Umumnya zat diubah menjadi
tablet terlebih dahulu, kemudian ditentukan seperti pada metode suspensi.

Anda mungkin juga menyukai