Anda di halaman 1dari 27

PERTEMUAN KE 2 Prodi S1 Farmasi

STIKes Bogor Husada


SIFAT FISIKA KIMIA
Bogor, 17 Maret 2022 Ilham Maulana, M.Farm
OUTLINE
PENDAHULUAN

SIFAT FISIKA

SIFAT KIMIA

SIFAT FISIKA KIMIA BAHAN OBAT


PENDAHULUAN
Sifat-sifat kimia fisika merupakan dasar untuk menjelaskan
aktifitas biologis obat karena sifat kimia fisika memegang
peranan penting dalam menentukan metode yang tepat
untuk formulasi suatu obat, sehingga didapatkan suatu
sediaan yang efektif, stabil, dan aman.
Sifat fisika kimia ini juga akan berkaitan erat dalam
pengangkutan obat untuk mencapai reseptor. Sebelum
mencapai reseptor, molekul-molekul obat harus melalui
bermacam-macam membran, berinteraksi dengan
senyawa-senyawa dalam cairan luar dan dalam sel serta
biopolimer.
SIFAT FISIKA DAN CONTOHNYA

Pengertian dari sifat fisika adalah sifat yang tidak ada hubungannya dengan
pembentukan zat jenis lain.
Sifat-sifat fisika tidak berhubungan dengan pembentukan zat baru dan didasarkan
pada pengamatan serta pengukuran terhadap zat tanpa perubahan kimia.
1. Berat jenis (massa jenis)
Berat jenis adalah perbandingan kerapatan suatu zat terhadapat kerapatan air.
Harga berat jenis identik dengan harga kerapatan karena kerapatan air adalah 1
gram/ml (1 ml air murni memiliki massa 1 gram).
2. Kerapatan
Macam sifat fisika yang kedua adalah kerapatan, pengertiannya yaitu besarnya
massa pada suatu volume yang dinyatakan dalam kg/m3, atau g/ml, atau g/cm3.
3. Kekerasan
Kekerasan adalah ukuran untuk menentukan keras lunaknya suatu zat yang dapat
diukur dengan sekala Mohs. Contoh, intan memiliki kekerasan tinggi.
4. Kelarutan
Sifat fisika yang ke empat adalah kelarutan. Pengertian kelarutan adalah
kemampuan suatu zat untuk melaruut dalam suatu pelarut Contoh : gula dan
garam mudah larut dalam air, sedangkan pasir tidak dapat larut di dalam air.
5. Daya hantar listrik
Daya hantar listrik adalah kemampuan suatu zat untuk menghantarkan arus
listrik atau panas. Sifat ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu konduktor,
isolator dan semi konduktor. Contoh : besi bersifat konduktor, kayu bersifat
isolator, dan silikon bersifat semi konduktor.
6. Kemagnetan
Sifat fisika ke enam adalah kemagnetan. Pengertian kemagnetan kemampuan suatu
zat (umumnya logam) untuk dipengaruhi oleh medan magnet. Sifat magnet ini
terdiri dari feromagnetik, paramagnetik dan diamagnetik. Freomagnetik adalah
jenis zat yang dapat ditarik oleh medan magnet dengan baik, contoh besi.
Paramagnetik adalah jenis zat yang kurang dapat ditarik oleh medan magnetik,
contohnya alumunium. Diamagnetic adalah jenis zat yang menolak medan magnet,
contoh emas dan perak.
7.Wujud zat
Wujud zat dapat berupa padat, cair dan gas. Zat berwujud padat memiliki bentuk
dan volume tertentu. Zat yang berwujud cair memiliki volume tertentu, tetapi
bentuknya tergantung pada wadah ditempatinya. Zat yang berwujud gas ini
memiliki bentuk yang sesuai dengan wadahnya dan dapat mengembang sehingga
memenuhi seluruh volume wadah. Zat akan selalu mengalami perubahan oleh
pengaruh suhu yang ada di lingkungannya. Contoh paling mudah yaitu, air dapat
berubah wujud menjadi padat dan gas.
8.Titik didih
Sifat fisika yang ke delapan adalah titik didih. Titik didih adalah suhu
terendah ketika suatu zat mulai mendidih (cair berubah menjadi uap).
Pada suhu ini tekanan udara jenuh suatu cairan sama dengan tekanan
atmosfer luar. Contoh : titik didih air sebesar 100 derajat celcius,
sedangkan air raksa sebesar 356,6 derajat celcius.
9.Titik leleh
Titik leleh yaitu temperatur/suhu terendah ketika suatu zat mulai
meleleh (dari padat menjadi cair).
10.Titik beku
Titik beku adalah suhu ketika suatu zat mulai membeku (cair berubah
menjadi padat). Contoh dari titik beku air adalah 0 derajat celcius,
sedangkan air raksa sebesar 38,9 derajat celcius.
11.Warna
Warna berhubungan dengan besar panjang gelombang yang dipantulkan oleh
permukaan zat itu ke mata kita. Contoh : arah berwarna hitam.
12. Bau
Bau ini berhubungan dengan uap atau gas yang dikeluarkan oleh suatu zat
tertentu. Contoh : gas oksigen tidak berbau, sedangkan hidrogen sulfida berbau
telur busuk.
13. Rasa
Sifat fisika yang ke 13 adalah rasa, ras ini berhubungan dengan komposisi di
dalam zat tersebut. Contoh : gula rasanya manis.
SIFAT KIMIA DAN CONTOHNYA

Pengertian dari sifat kimia adalah sifat-sifat yang ada hubungannya dengan
interaksi antara zat yang satu dengan yang lainnya. Sifat kima juga
berhubungan dengan pembentukan zat baru dan didasarkan pada
pengamatan serta pengukuran terhadap perubahan kimia. Sifat kimia
dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Kestabilan
Kestabilan adalah sifat zat terhadap mudah tidaknya terurai oleh
pengaruh panas atau listrik. Contoh :
2. Pada suhu kamar, air bersifat stabil sebagai molekul H2O. Saat H20 di
elektrolisis dengan adanya arus listrik, akan terurai menjadi gas hidrogen
(H2) dan gas oksigen (O2).
3. Kereaktifan
Kereaktifan adalah mudah tidaknya suatu zat bereaksi dengan zat lain.
Contoh : besi mudah sekali bereaksi dengan oksigen di udara dan air
yang menyebabkan terjadinya karat.
4. Daya ionisasi
Daya ionisasi adalah mudah tidaknya suatu zat mengalami ionisasi
menjadi partikel-partikel bermuatan listrik saat dilarutkan dalam air.
Contoh : Garam dapur dan gula pasir dapat dibedakan daya ionisasi
ketika dilarutkan Garam dapur (NaCl) ketika dilarutkan dalam air akan
mudah terionisasi menjadi ion Na+ dan ion Cl-, sedangkan gula pasir atau
sukrosa (C12H22O11) tidak mengalami ionisasi.
5. Keterbakaran
Keterbakaran yaitu dapat tidaknya suatu zat terbakar. Contoh, air dan
bensi sama-sama merupakan zat yang berwujud cair. Akan tetapi kedua
zat tersebut dapat dibedakan dari bau dan sifat keterbakarannya. Bau
bensi sanga khas, sedangkan air cenderung tidak berbau. Bensi mudah
terbakar di udara apabila terkena api, sedangan air tidak dapat terbakar
bahkan sebaliknya malah memadamkan api.
PERUBAHAN FISIKA
Perubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal
bentuk, wujud atau ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi
zat baru .
Salah satu ciri dari perubahan fisika adalah bersifat reversibel artinya
dapat kembali ke bentuk semula, contohnya apabila air di panaskan
kemudian mendidih, lalu terjadi menguapan, maka uap tersebut dapat
kembali menjadi air jika didinginkan.
Jika suatu zat membeku, mendidih, menguap, tersublimasi, atau
terkondensasi, maka zat tersebut mengalami perubahan fisika. Pada
perubahan ini terjadi perubahan energi, namun jenis zat atau sifat
kimianya identitas tidak mengalami perubahan.
PERUBAHAN KIMIA
Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan dari suatu zat atau
materi yang menyebabkan terbantuknya zat baru. Ciri-ciri
perubahan kimia adalah: terbentuk zat jenis baru,zat yang
berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula, diikuti
oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia.
Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi
sama dengan massa zat sesudah reaksi.
CONTOH PERUBAHAN FISIKA KIMIA
SIFAT FISIKA KIMIA BAHAN OBAT

Proses mengenal sifat-sifat fisika dan kimia bahan obat ini disebut
dengan identifikasi atau sering juga disebut analisa.
Analisa farmasi kualitatif ini meliputi analisa secara:
Fisika Identifikasi secara organoleptis (bentuk, warna, bau, rasa dan
lainnya), kelarutan, tetapan fisika (titik lebur, titik beku, titik didih,
berat jenis, viskositas, dan lainnya), mikroskopis (melihat partikel obat
menggunakan mikroskop).
Kimia Analisa dengan menambahkan zat-zat kimia ke dalam bahan
obat/obat yang diperiksa sehingga menimbulkan reaksi-reaksi
tertentu yang dapat diidentifikasi secara kasat mata seperti
terbentuknya endapan, warna, bau dan lainnya.
Mikroskopis Analisa ini adalah dengan melihat partikel
dari unsur/senyawa yang terkandung dalam bahan
obat/obat. Dapat dilihat langsung menggunakan
mikroskop, atau direaksikan terlebih dahulu dengan zat
kimia tertentu kemudian dilihat menggunakan mikroskop.
Instrumental Yaitu analisa/penentuan jenis suatu
unsur/senyawa dari suatu bahan obat menggunakan
instrumen/alat yang kompleks/modern seperti
spektrofotometer, kromatografi, Atomic Absorbans
Spektrofotometri (AAS), dan lainnya.
Analisa farmasi kuantitatif ini meliputi analisa secara:
Gravimetri Analisa dengan cara memisahkan senyawa atau campuran
menjadi unsur tertentu dalam bentuk murni dan dihitung
jumlah/kadar zat yang akan diperiksa berdasarkan penimbangan/
berat.
Volumetri Yaitu analisa kadar suatu unsur/senyawa kimia dalam suatu
larutan yang berasal dari bahan obat/obat dengan cara direaksikan
dengan zat lain yang kadar/konsentrasinya telah diketahui.
Instrumental Yaitu analisa jumlah/kadar suatu unsur/senyawa dari
suatu bahan obat menggunakan instrumen/alat yang
kompleks/modern seperti spektrofotometer, kromatografi, dan
lainnya.
FAKTOR FISIKA KIMIA BAHAN OBAT

1. Particle size
Bila suatu partikel obat dikurangi sampai menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil dalam jumlah besar, luas permukaan total yang
dihasilkan meningkat.Untuk obat yang sukar larut umumnya
mengakibatkan peningkatan dalam laju disolusi. Meningkatnya respons
terapi terhadap obat karena ukuran partikel yang
lebih kecil telah dilaporkan untuk sejumlah obat. Diantaranya
tolbutamid, griseofulvin, sulfadiazin dan sulfisoksazol; kloramfenikol,
dan fenotiazin. Untuk mencapai luas permukaan yang meningkat,
seringkali digunakan serbuk micronized dalam produk bentuk sediaan
padat. Serbuk mikronized terdiri dari partikel-partikel obat yang
ukurannya dikurangi sampai kira-kira 5 mikron atau bahkan lebih
kecil dari 5 mikron.
2.Water solubility
Jika suatu obat larut dalam air berarti obat tersebut memiliki proses
disolusi yang cepat atau jika obat diberikan sebagai suatu larutan dan
tetap ada dalam tubuh seperti itu, laju obat yang terabsorpsi
terutama tergantung pada kesanggupannya menembus pembatas
membran (rate limiting step).
Tetapi, jika suatu obat sukar larut/laju disolusi lambat maka proses
disolusinya sendiri merupakan tahap yang menentukan laju dalam
proses absorpsi. Dengan demikian, obat-obat yang sukar larut atau
produk obat yang formulasinya buruk dapat mengakibatkan absorpsi
obat tidak sempurna.
3. Partition coefficient
Koefisien partisi menggambarkan konsentrasi obat yang
larut dalam fase lemak dibandingkan dengan konsentrasi
obat yang larut dalam fase air. Dengan mengetahui nilai
koefisien partisi secara tidak langsung dapat mengetahui
jumlah yang terlarut dan terabsorpsi pada organ target
dengan sifat-sifat tertentu.
4. Salt form (bentuk garam)
Garam-garam natrium dan kalium suatu asam organik lemah dan
garam garam hidroklorida basa organik lemah melarut jauh lebih
mudah dibandingkan dengan asam bebas atau basa bebasnya. Contoh
:
- Garam natrium fenobarbital mempunyai laju disolusi kira-kira 800
kali lebih besar dibandingkan dengan fenobarbital dalam HCl 0,1 N
- Garam natrium tolbutamid mempunyai laju disolusi hampir 10.000
kali lebih besar dari asam bebasnya dalam HCl 0,1 N
5. Extent of ionization, pKa (Nilai Ionisasi Asam
Lemah)
Obat dengan pKa rendah/kecil pada organ dengan pH
asam dalam bentuk tidak terionkan sehingga jumlah yang
larut sedikit. Bentuk tidak terionkan menyebabkan jumlah
yang diabsorpsi besar.
Sebaliknya apabila obat tersebut berada dalam usus
dengan pH basa maka obat tersebut dalam bentuk
terionkan, dengan demikian akan meningkatkan kelarutan
obat dalam cairan tetapi jumlah yang terabsorpsi sedikit.
Kelarutan ini mempengaruhi respons terapi dari obat
tersebut.
6. Polymorphism
Berbagai bentuk polimorfis bahan kimia yang sama umumnya berbeda
banyak sifat-sifat fisikanya, termasuk karekteristik kelarutan dan
disolusinya. Perbedaan ini ditunjukkan obat dalam keadaan padatnya.
Penggunaan bentuk metastabil umumnya menghasilkan kelarutan dan
laju disolusi yang lebih tinggi dari bentuk kristal stabil obat yang sama.
Sebaliknya, polimorf stabil umumnya lebih tahan terhadap degradasi
kimia dan karena kelarutannya yang rendah seringkali dipilih dalam
bentuk suspensi. Sulfur dan kortison asetat merupakan dua contoh
obat yang memiliki lebih dari satu bentuk kristal dan seringkali dibuat
dalam bentuk suspensi.
7. Complexity (Bentuk kompleks)
Bentuk kompleks suatu bahan obat, baik dengan senyawa kimia lain maupun
dengan senyawa dalam tubuh dapat mengakibatkan aktivitas terapi yang berbeda.
Contoh : Insulin
Insulin merupakan suatu protein yang bila dikombinasi dengan zink dalam dapar
asetat, membentuk suatu garam zink-insulin yang tidak larut sama sekali.
Tergantung dari pH larutan dapar asetat, kompleks tersebut dapat berupa
endapan amorf atau kristal.
Keadaan amorf, dikenal sebagai insulin semilente atau suspensi zink insulin cepat
(Prompt Insulin Zinc Suspension, USP) dengan cepat diabsorpsi pada injeksi
intramuskular atau injeksi subkutan. Bahan kristal yang lebih besar disebut insulin
ultralente atau Extented Insulin Zinc Suspension, USP, diabsorpsi lebih lama
dengan lama aksi yang lebih panjang. Dengan mengkombinasi dua tipe dari
berbagai proporsi, dokter sanggup memberikan kepada pasien dengan kerja
insulin baik dari berbagai derajat onset maupun lama aksi.
YAKIN
STAY SAFE AND HEALTHY.. USAHA
SALAM SEHAT DAN SEMANGATT.. SAMPAI

Anda mungkin juga menyukai