Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Materi dan Perubahan Serta Sistem Koloid

DISUSUN OLEH :

NAMA : AJI BAYU KUSUMA

KELAS : XII MIPA

SMAS TENERA PT. AGRICINAL - SEBELAT PUTRI HIJAU

BENGKULU UTARA TA. 2022/2023


A. JUDUL

Materi dan perubahan serta sistem koloid

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

a) Mempelajari perubahan Zat melalui proses pembakaran

b) Mampu membedakan Larutan, Koloid dan Suspensi

C. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 SIFAT – SIFAT MATERI

Setiap materi memiliki sifat tertentu yang khas, yang memudahkannya untuk dikenali dan
dibedakan dengan zat lainnya.
Materi dikenal karena sifat-sifatnya. Sifat umum materi ialah sifat yang sama dengan materi
lain dengan satu golongan tertentu. Sifat lainnya adalah sifat khusus, yaitu sifat khas yang hanya
dimiliki oleh materi tersebut.
Secara umum, sifat materi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. sifat fisis
Sifat fisisadalah sifat materi yang berhubungan dengan gejala-gejala fisika (Ali Nugraha dan Dina
Dwiyana, 2008:6.43).suatu materi dapat di lihat dan di ukur secara langsung. Sifat fisika suatu
materi erat hubungannya dengan perubahan fisik.
Contoh:
a. Wujud atau fase materi (padat, cair dan gas)
b. Titik lebur, titik beku, dan titik didih,
c. Daya hantar panas dan listrik,
d. Massa jenis, Warna, bau dan rasa.
e. Sifat tertarik atau tidaknya oleh magnet,
2. Sifat Kimia
Sifat kimia adalah sifat materi yang berhubungan dengan gejala-gejala kimia(Ali Nugraha dan
Dina Dwiyana, 2008:6.43). Untuk mengukur dan mengamati sifat kimia hanya dapat dilakukan
melalui reaksi.
Contoh sifat kimia mencakup:kereaktivan (misalnya mudah/sulit bereaksi, dapat terbakar,
melapuk, atau membusuk), rumus kimia, susunan ikatan, bentu molekul dll.
Contohnya, gas hydrogen dapat berubah menjadi air jika direaksikan dengan gas oksigen.Setelah
gas oksigen dan hydrogen bereaksi, dihasilkan zat baru, yaitu air yang sifatnya berbeda dari sifat
zat pembentuknya.
2H+ + O2- H2O
Contoh lain yaitu pengaratan besi, pembusukan makanan, dan pembakaran bahan bakar.

1.2 PERUBAHAN MATERI


Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi zat yang lain baik menjadi
zat baru maupun tidak. Perubahan materi di bagi menjadi dua yaitu:
1. perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis
baru.Contoh : beras yang ditumbuk menjadi tepung.
Beras yang ditumbuk menjadi tepung, hanya menunjukkan bentuk dan ukuran yang berubah, tetapi
sifat molekul zat pada beras dan tepung tetap sama.
Terdapat beberapa ciri-ciri pada perubahan fisika yaitu:
1) Tidak terbentuk zat jenis baru - contohnya: beras menjadi tepung beras
2) Zat yang berubah dapat kembali kebentuk semula - contoh: air menjadi es
3) Hanya diikuti perubahan sifat fisika saja - contoh: garam yang dilarutkan.

Perubahan fisika yang lainnya adalah perubahan bentuk, ukuran, dan warna.Pada
perubahan ini, memungkinkan kita mendapatkan kembali materi semula, namun tidak semuanya
dalam bentuk yang utuh.Misalnya, gelas yang pecah.Pada gelas tersebut terjadi perubahan fisika
meskipun wujudnya bukan gelas lagi. Hanya wujud fisiknya saja yang berubah, dan tidak terjadi
perubahan sifat dasarnya ( gelas kaca memiliki sifat seperti kaca begitu pula dengan gelas kaca
yang pecah).
Peristiwa perubahan wujud zat yang merupakan perubahan fisika yaitu :
1. Mencair
yaitu suatu perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Contohnya: es mencair, membakar
lilin.
2. Membeku
Yakni suatu perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Contohnya: es yang membeku
3. Mengembun
Yaitu suatu perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contohnya: embun
4. Menguap
Yaitu suatu perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Contohnya: uap air
5. Menyublim
Yaitu suatu perubahan wujud zat dari padat menjadi gas. Contohnya: kapur barus
6. Mengkristal (deposisi)
yaitu suatu perubahan wujud zat dari gas menjadi padat. Contohnya: Kristal

2. Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat jenis baru.Misalnya,
pada saat membakar kertas.Setelah kertas tersebut habis terbakar, akan terdapat abu yang diperoleh
akibat proses pembakaran. Kertas sebelum dibakar memiliki sifat yang berbeda dengan kertas
sesudah dibakar.
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia.Dalam kehidupan sehari-hari, banyak reaksi
kimia yang terjadi secara alamiah atau yang dibuat manusia. Terdapat beberapa ciri-ciri perubahan
kimia suatu zat, yaitu:
1) Terbentuk zat jenis baru
2) Zat yang berubah tidak dapat kembali kebentuk semula
3) Diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia.
4) Terjadi perubahan warna
Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah
reaksi. Seperti halnya perubahan fisika, perubahan kimia juga dapat diamatidi alam dan di
lingkungan sekitar kita. Perubahan kimia dapat dibedakan menjadi lima (5) kelompok yaitu:
1) Proses pembakaran, contohnya kayu dan lilin yang dibakar.
2) Proses peragian, contohnya perubahan susu menjadi keju, singkong menjadi tape.
3) Proses kerusakan, contohnya pelapukan kayu dan perkaratan besi.
4) Proses biologis makhluk hidup, contohnya proses fotosintesis.
5) Proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, contohnya tumbuhnya seorang bayi
menjadi dewasa

1.3 KLASIFIKASI DAN PENGGOLONGAN MATERI


Berdasarkan keadaan fisisnya, materi dapat digolongkan kedalam tiga macam yaitu padat, cair,
dan gas. Ciri-ciri dari setiap wujud materi sangat penting untuk dipahami karena merupakan
landasan dalam penguasaan konsep dan proses dalam kimia. Salah satu cara mengenali ciri-ciri
wujud suatu materi diantaranya dapat dilakukan dengan melihat berdasarkan bentu, volume,
kompresibilitas (pemampakan), massa jenis dan kemampuan mengalirnya. Secara mendasar
terdapat dua factor yang mempengaruhi wujud suatu materi, yaitu kekuatan gaya antar dan jarak
antar molekul. Kedua factor tersebut mempengaruhi struktur fisis wujud zat sehingga berpengaruh
pada bentuk, volume, tegangan permukaan, laju penguapan dan daya alir. Sedangkan jarak antar
molekul akan mempengaruhi kemampuan pemampatan dan laju bauran (difusi).
1. Wujud zat
a.Keadaan Gas
Zat gas ialah suatu zat atau benda yang mempunyai volume dan bentuk yang selalu
berubah-ubah sesuai dengan tempat (wadahnya).Molekul gas terdiri dari dua atom atau lebih,
misalnya gas CO2. Suatu materi yang sangat mengesankan dari materi yang berwujud gas adalah
kompresibilitas atau kemampuan pemampatannya tinggi, karena sifat ini tidak dimiliki oleh materi
lain.
Disamping itu, sifat khas dari wujud gas adalah sangat dipengaruhi oleh tekanan, sehingga
gas secara spontan akan menghuni ruang yang kerapatan udaranya lebih rendah dari kerapatan gas
itu sendiri. Selain itu volume gas bisa berubah karena perubahan suhu misalkan, sejumlah gas
tertentu dalam suatu silinder jika dinaikkan suhunya maka volume gas akan bertambah mengikuti
kekuatan tekanan.
Berdasarkan gambaran diatas secara sederhana ciri dan sifat gas dapat digambarkan sebagai
berikut:
1. Bentuk gas mengikuti bentuk wadahnya,
2. Volume gas sangat tergantung pada tempatnya,
3. Kompresibilitas atau pemempatan gas mudah dimampatkan,
4. Massa jenis gas lebih kecil dibanding zat cair atau zat padat,
5. Gas dapat mengalir.
Contoh: balon, ban sepeda, botol kosong dan lain sebagainya.

b. Cairan
Zat cair ialah suatu zat atau benda yang mempunyai volume yang tetap tetapi bentuknya
berubah-ubah sesuai dengan tempat (wadah).Pada cairan gaya interaksi diantara molekulnya
cukup kuat untuk mempertahankan pelepasan diri dari kerumunannya, tetapi tidak begitu kuat jika
dibandingkan dengan padatan. Sehingga gaya tersebut tidak cukup kuat untuk mempertahankan
molekul agar diam pada posisi tertentu, sehingga mengakibatkan susunan molekulnya tidak
beraturan, letaknya agak renggang serta dapat bergetak bebas berpindah-pindah tempat. Akibatnya
cairan memiliki volume tetap, tetapi bentuknya mengikuti ruang yang dihuninya.
Berdasarkan gambaran diatas maka secara sederhana ciri dan sifat cairan dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Bentuk zat cair mengikuti wadahnya
2. Volume zat cair memiliki volume tetap
3. Zat cair sulit untuk dimampatkan
4. Zat cair memiliki massa jenis sedang
5. Zat cair dapat mengalir.
Contoh zat cair: bensin dalam botol, teh dalam gelas, air minum dalam ceret dan lain
sebagainya.
c. Padatan
Zat padat ialah zat atau benda yang mempunyai bentuk dan volume yang tetap.Partikel-
partikel penyusunnya tersusunrapat atau berdekatan satu sama lain. Zat padat memiliki gaya tarik
menarik sangat kuat dan tidak bias bergerak bebas.
Berdasarkan gambaran diatas, ciri dan sifat padatan dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Zat padat mempunyai bentuk tetap
2. Zat padat mempunyai volume tetap
3. Zat padat tidak dapat dimampatkan
4. Zat padat umumnya mempunyai massa jenis yang besar
5. Zat padat tidak mengalir
Contoh zat padat: kelereng, balok kayu, batu, genteng, tembok, besi dan lain sebagainya.

2. Larutan dan Kelarutan


a. Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua zat atau lebih yang saling melarutkan
dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.Larutan terdiri dari
dua komponen yaitu zat terlarut (solute) dan pelarut (solven).Zat dalam larutan yang berada dalam
jumlah terbesar berkedudukan sebagai pelarut, sedangkan zat-zat lainnya sebagai zat terlarut.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses campuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan yang disebut pelarutan
atau solvasi. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam
cairan.Contohnya seperti gula dilarutkan dalam air. Jika anda memasukkan satu sendok gula
kedalam satu gelas air, maka seolah-olah gula tersebut menghilang didalam air. Dalam gelas
tersebut, gula dan air tidak dapat dibedakan lagi.berbeda jenis.
Proses tejadinya suatu larutan dapat mengikuti proses berikut (Mulyano, 2015:160) :
1) Zat terlarut bereaksi secara kimia dengan pelarut dan membentuk zat yang baru.
2) Zat terlarut membentuk zat tersolvasi dengan pelarut.
3) Terbentuknya larutan berdasarkan disperse.
Contoh larutan: garam dan gula.
d. Kelarutan
Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam sejumlah pelarut pada
suhu tetentu.Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat telarut dan pelarut,
dan juga bergantung pada faktor temperature.
Contohnya: etanol di dalam air, kelarutan PbSO4, Ca(OH)2, Mg(OH)2, NaOH.

1.4 SISTEM KOLOID

Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam medium
pendispersi. Mengubah suspensi menjadi koloid. Mengubah larutan menjadi koloid. Cara tersebut
dilakukan dengan mengubah ukuran partikel zat terdispersi, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi.
Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel koloid, sedangkan cara kondensasi
dilakukan dengan memperbesar ukuran partikel. 1) Cara dispersi, terdiri atas : cara mekanik,
homogenisasi, peptisasi dan busur Bredig. 2) Cara kondensasi, terdiri atas : reaksi hidrolisis, reaksi
redoks, dekomposisi rangkap dan pertukaran ion.

a. Sifat – Sifat Koloid dibedakan menjadi :

1) Efek Tyndall, terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut efek Tyndall. Partikel koloid
dan suspensi cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan
berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.

2) Gerak Brown, adalah gerak zig-zag partikel koloid secara terusmenerus dengan acak, terjadi
sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi,
sehingga partikel terdispersi akan terlontar.

3) Elektroforesis, adalah peristiwa pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Peranan
partikel koloid dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada saat pengecatan anti karat pada ban mobil.
4) Adsorpsi, partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan disebut
adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi.

5) Koagulasi, penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Peristiwa koagulasi pada koloid
dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.
6) Koloid Pelindung, merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi
stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dengan maksud agar es krim tidak
cepat memisah sehingga tetap kenyal.

7) Dialisis, menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan koloid.

8) Koloid liofil dan liofob, koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik
medium pendispersinya, yang disebabkan gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan
medium pendispersinya kuat. Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak
suka menarik medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air maka koloid liofil disebut
koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob disebut koloid hidrofob.

b. Peranan Koloid dalam Industri

Kita sering menggunakan bahan-bahan kimia berbentuk koloid. Bahan-bahan kimia tersebut
dibuat oleh industri. Mengapa harus koloid ? Oleh karena koloid merupakan satu-satunya cara
untuk menyajikan suatu 19 campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen”
dan stabil (pada tingkat makroskopis atau tidak mudah rusak).

1) Industri Kosmetik, bahan kosmetik seperti pembersih wajah, sampo, pelembap badan, deodoran
umumnya berbentuk koloid yaitu emulsi.

2) Industri Farmasi, banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil atau tidak
mudah rusak.

3) Industri Tekstil, pewarna tekstil berbentuk koloid karena mempunyai daya serap yang tinggi,
sehingga dapat melekat pada tekstil.

4) Industri Sabun dan Detergen, sabun dan detergen merupakan emulgator untuk membentuk
emulsi antara kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat membersihkan
kotoran, terutama kotoran dari minyak.

5) Industri Makanan, banyak makanan dikemas dalam bentuk koloid untuk kestabilan dalam
jangka waktu cukup lama.
D. METODOLOGI PERCOBAAN

a) Alat

1. Penjepit

2. Pengaduk

3. Cawan/ plat tetes

4. Gelas kimia

5. Korek

b) Bahan

1. Air

2. Susu

3. Kopi

4. Gula

5. Garam

6. Ringso

7. Lilin

8. Kertas

Langkah kerja sebagai berikut :

A. Pengujian pada Materi dan perubahannya

1. Menyiapkan Bahan-bahan

2. Menyiapkan cawan/ plat tetess sebagai wadah berdirinya lilin.

3. Bakar sumbu lilin hingga lilin menyala

4. Amati perubahan yang terjadi

5. Jepit kertas dengan penjepit

6. Bakar kertass dan biarkan abu atau arangnya terjatuh pada cawan.
7. Amati seluruh perubahan yang terjadi

8. Mencatat hasil pengamatan

B. Pengujian Sistem Koloid

1. Penyiapan Bahan-bahan

2. Tambahkan 50ml air pada 1 sendok susu

3. Tambahkan 50ml air pada 1 sendok kopi

4. Tambahkan 50ml air pada 1 sendok gula

5. Tambahkan 50ml air pada 1 sendok garam

6. Tambahkan 50ml air pada 1 sendok Ringso

7. Mengamati pencampuran Zat pelarut dan terlarutnya

8. Mencatat hasil pengamatan

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

a) Pengujian pada Materi dan perubahannya

Perubahan fisika terjadi saat panas pembakaran membuat lilin meleleh dan berubah dari
bentuk padat ke cair.Pada perubahan fisika tidak terjadi perubahan senyawa dan tidak ada senyawa
baru yang timbul. Juga terjadi perubahan fisika, ketika lilin meleleh akibat panas, sebab tidak
terjadi pembentukan senyawa baru. Yang terjadi adalah perubahan fase lilin dari bentuk padat
menjadi cair.

Perubahan kimia terjadi saat pembakaran lilin mengubah senyawa hidrokarbon di lilin
menjadi karbon dioksida dan uap air.perubahan kimia di mana ada reaksi kimia, terbentuk zat baru
dan energi dilepaskan atau diserap. Dalam soal ini lilin yang terbakar merupakan perubahan kimia,
sebab terjadi pembentukan senyawa baru, yaitu gas karbon dioksida (CO2), yang terbentuk akibat
oksidasi dalam pembakaran senyawa hidrokarbon (umumnya parafin) di lilin yang mengandung
karbon (C).

Pembakaran kertas juga termasuk perubahan kimia karna pada peristiwa ini terbentuk zat baru,
terbentuknya zat baru pada kertas yang di bakar dapat di amati dari terbentuknya gas(asap). Dan
terjadi perubahan warna dan suhu pada kertas. Jugaa terjadi perubahan fisik pada kertas yang
semula kokoh, menjadi halus dan mudah terurai.
b) Pengujian Sistem koloid

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspense.Secara makrokospis koloid tampak homogeny, tetapi apabila diamati dengan mikroskop
ultra akan tampak heterogen, masih bisa dibedakan atas komponennya.Koloid memiliki beberapa
sifat yaitu efek tyndall, gerak brown, elektroforesis, adsorpsi, koagulasi, koloid pelindung dan
dialysis. Kemudian berdasarkan fase pendispersi dan fase terdispersinya koloid dapat dibedakan
menjadi buih, aerosol, emulsi, sol dan gel. Untuk dapat menghasilkan suatu koloid maka dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dispersi dan kondensasi.

Cara yang paling mudah untuk membedakan suatu campuran merupakan larutan, koloid,
atau suspensi adalah menggunakan sifat efek Tyndall . Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui
suatu sistem koloid, maka berkas cahaya tersebut kelihatan dengan jelas. Hal itu disebabkan
penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Gejala seperti itulah yang disebut efek Tyndall
koloid. Hal ini terjadi pada susu karena susu akan menghamburkan cahaya bila disinari.

Selanjutnya larutan kopi termasuk zat campuran heterogen karena kita masih bisa melihat
perbedaan zat air dan kopi. Umumnya, larutan kopi memiliki endapan berupa ampas kopi. karena
ada bagian yang mengendap. artinya kopi tidak semuanya dapat larut dan berbaur dengan air.

Berikutnya dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat. Dapat kita peroleh hasil bahwa, penambahan air pada kopi, gula dan Ringso menghasilkan
Larutan, karena terjadinya campuran Homogen. Dimana zat terlarut dan zat pelarut tercampur
merata dan tidak dapat di bedakan serta di saring. Penyaringan hanya dapat di lakukan dengan
filtrasi.

Seperti tadi sudah disebutkan, bahwa penyusun sistem koloid asap adalah partikel padat
yang tersebar dalam fase gas. Sistem koloid asap dapat ditemukan dalam beberapa hal. Partikel
dalam sistem koloid asap sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, namun
masih dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Sistem koloid asap dapat dikontrol dan
dimanipulasi untuk berbagai tujuan, seperti untuk memodifikasi properti fisik dan kimia dari udara
dan untuk menghasilkan efek visual.

koloid disebut sebagai sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan,
meskipun lebih kecil dari suspensi atau campuran kasar. Koloid memiliki dua bentuk, di antaranya
fase terdispersi atau zat yang didispersikan dan medium pendispersi atau adanya medium yang
dipakai melakukan proses dispersi, fenomena ini bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh koloid bisa dalam bentuk susu, santan, sabun, mentega, mayonaise hingga selesai,
kemudian contoh suspensi bisa dilihat pada air yang keruh. Dalam kehidupan sehari-hari bisa
ditemukan campuran yang dalam golongan larutan, koloid atau suspensi.
Larutan yaitu campuran homogen yang terdiri atas 2 atau lebih zat, dengan besar partikel
<1nm. Di dalam larutan zat yang jumlahnya sedikit disebut dengan solut atau zat terlarut,
sedangkan zat yang jumlahnya banyak daripada zat yang lainnya disebut dengan solven atau
pelarut. Di dalam larutan komposisi zat yang terlarut dengan zat pelarut dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat yang terlarut dengan zat pelarut
membentuk larutan disebut degnan solvasi atau pelarutan. Contoh larutan yang ada seperti larutan
garam, gula, spirtus dan alkohol sebanyak 70 persen.

Sedangkan suspensiDalam ilmu kimia, suspensi (Inggris: suspension) adalah suatu


campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari
zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi
umumnya lebih besar dari 1 mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan terjadinya
sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami
pengendapan/sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan. Singkatnya, suspensi merupakan
campuran yang masih dapat dibedakan antara pelarut dan zat yang dilarutkan. Suspensi cairan atau
padatan (dalam jumlah kecil) di dalam gas disebut sebagai aerosol. Contoh sistem aerosol dalam
kehidupan manusia adalah debu di atmosfer

F. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dengan hasil pengujian, maka dapar di simpulkan bahwa :

1. Saat di panaskan Lilin akan meleleh dan akan kembali membeku saat suhu lilin normal.

2. Kertas yang di bakar akan mengalami perubahan kimia dan fisika

3. Pembakaran menghasilkan koloid jenis Aerosol padat

4. Penambahan air pada susu menghasilkan koloid jenis Emulsi

5. Penambahan air pada satu sendok kopi merupakan suspensi

6. Penambahan air pada Gula menghasilkan larutan Gula

7. Penambahan air pada garam menghasilkan larutan Garam

8. Penambahan air pada 1 sendok Ringso mengahasilkan Buih yang juga termasuk dengan koloid,
dan larutan Ringso
Saran:

Untuk mampu melakukan praktikum ini, sebaiknya memiliki sikap yang teliti dan hati-hati,
sebab kesalahan kerja dapat mengakibatkan kerusakan seperti yang kelompok kami lakukan,
pecahnya cawan akibat panas pembakaran. Untuk itu dalam melakukan praktikum hendaknya
mampu berfikir kritis dalam menggunakan alat-alat yang tersedia. serta kerjasama kelompok yang
kompak, hingga mampu menelaah perubahan-perubahan. Juga mampu berperan aktif dalam
melakukan praktikum.

G. DAFTAR PUSTAKA

"Tinjauan Pustaka mengenai Sifat – sifat materi dan perubahannya :


http://digilib.uinsgd.ac.id/14202/4/4.BAB%20I.pdf

"Pengertian Koloid, Jenis, Sifat dan Cara Membuatnya" :


https://eprints.uny.ac.id/8108/3/bab%202%20-%2008303249045.pdf

"Pengertian Larutan" https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-larutan.html

"Koloid: Definisi, Jenis, dan Sifatnya" https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5510891/koloid-


definisi-jenis-dan-sifatnya

Anda mungkin juga menyukai