DISUSUN OLEH :
B. TUJUAN
C. TINJAUAN PUSTAKA
Setiap materi memiliki sifat tertentu yang khas, yang memudahkannya untuk dikenali dan
dibedakan dengan zat lainnya.
Materi dikenal karena sifat-sifatnya. Sifat umum materi ialah sifat yang sama dengan materi
lain dengan satu golongan tertentu. Sifat lainnya adalah sifat khusus, yaitu sifat khas yang hanya
dimiliki oleh materi tersebut.
Secara umum, sifat materi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. sifat fisis
Sifat fisisadalah sifat materi yang berhubungan dengan gejala-gejala fisika (Ali Nugraha dan Dina
Dwiyana, 2008:6.43).suatu materi dapat di lihat dan di ukur secara langsung. Sifat fisika suatu
materi erat hubungannya dengan perubahan fisik.
Contoh:
a. Wujud atau fase materi (padat, cair dan gas)
b. Titik lebur, titik beku, dan titik didih,
c. Daya hantar panas dan listrik,
d. Massa jenis, Warna, bau dan rasa.
e. Sifat tertarik atau tidaknya oleh magnet,
2. Sifat Kimia
Sifat kimia adalah sifat materi yang berhubungan dengan gejala-gejala kimia(Ali Nugraha dan
Dina Dwiyana, 2008:6.43). Untuk mengukur dan mengamati sifat kimia hanya dapat dilakukan
melalui reaksi.
Contoh sifat kimia mencakup:kereaktivan (misalnya mudah/sulit bereaksi, dapat terbakar,
melapuk, atau membusuk), rumus kimia, susunan ikatan, bentu molekul dll.
Contohnya, gas hydrogen dapat berubah menjadi air jika direaksikan dengan gas oksigen.Setelah
gas oksigen dan hydrogen bereaksi, dihasilkan zat baru, yaitu air yang sifatnya berbeda dari sifat
zat pembentuknya.
2H+ + O2- H2O
Contoh lain yaitu pengaratan besi, pembusukan makanan, dan pembakaran bahan bakar.
Perubahan fisika yang lainnya adalah perubahan bentuk, ukuran, dan warna.Pada
perubahan ini, memungkinkan kita mendapatkan kembali materi semula, namun tidak semuanya
dalam bentuk yang utuh.Misalnya, gelas yang pecah.Pada gelas tersebut terjadi perubahan fisika
meskipun wujudnya bukan gelas lagi. Hanya wujud fisiknya saja yang berubah, dan tidak terjadi
perubahan sifat dasarnya ( gelas kaca memiliki sifat seperti kaca begitu pula dengan gelas kaca
yang pecah).
Peristiwa perubahan wujud zat yang merupakan perubahan fisika yaitu :
1. Mencair
yaitu suatu perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Contohnya: es mencair, membakar
lilin.
2. Membeku
Yakni suatu perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Contohnya: es yang membeku
3. Mengembun
Yaitu suatu perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contohnya: embun
4. Menguap
Yaitu suatu perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Contohnya: uap air
5. Menyublim
Yaitu suatu perubahan wujud zat dari padat menjadi gas. Contohnya: kapur barus
6. Mengkristal (deposisi)
yaitu suatu perubahan wujud zat dari gas menjadi padat. Contohnya: Kristal
2. Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan materi yang menghasilkan zat jenis baru.Misalnya,
pada saat membakar kertas.Setelah kertas tersebut habis terbakar, akan terdapat abu yang diperoleh
akibat proses pembakaran. Kertas sebelum dibakar memiliki sifat yang berbeda dengan kertas
sesudah dibakar.
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia.Dalam kehidupan sehari-hari, banyak reaksi
kimia yang terjadi secara alamiah atau yang dibuat manusia. Terdapat beberapa ciri-ciri perubahan
kimia suatu zat, yaitu:
1) Terbentuk zat jenis baru
2) Zat yang berubah tidak dapat kembali kebentuk semula
3) Diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia.
4) Terjadi perubahan warna
Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah
reaksi. Seperti halnya perubahan fisika, perubahan kimia juga dapat diamatidi alam dan di
lingkungan sekitar kita. Perubahan kimia dapat dibedakan menjadi lima (5) kelompok yaitu:
1) Proses pembakaran, contohnya kayu dan lilin yang dibakar.
2) Proses peragian, contohnya perubahan susu menjadi keju, singkong menjadi tape.
3) Proses kerusakan, contohnya pelapukan kayu dan perkaratan besi.
4) Proses biologis makhluk hidup, contohnya proses fotosintesis.
5) Proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, contohnya tumbuhnya seorang bayi
menjadi dewasa
b. Cairan
Zat cair ialah suatu zat atau benda yang mempunyai volume yang tetap tetapi bentuknya
berubah-ubah sesuai dengan tempat (wadah).Pada cairan gaya interaksi diantara molekulnya
cukup kuat untuk mempertahankan pelepasan diri dari kerumunannya, tetapi tidak begitu kuat jika
dibandingkan dengan padatan. Sehingga gaya tersebut tidak cukup kuat untuk mempertahankan
molekul agar diam pada posisi tertentu, sehingga mengakibatkan susunan molekulnya tidak
beraturan, letaknya agak renggang serta dapat bergetak bebas berpindah-pindah tempat. Akibatnya
cairan memiliki volume tetap, tetapi bentuknya mengikuti ruang yang dihuninya.
Berdasarkan gambaran diatas maka secara sederhana ciri dan sifat cairan dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Bentuk zat cair mengikuti wadahnya
2. Volume zat cair memiliki volume tetap
3. Zat cair sulit untuk dimampatkan
4. Zat cair memiliki massa jenis sedang
5. Zat cair dapat mengalir.
Contoh zat cair: bensin dalam botol, teh dalam gelas, air minum dalam ceret dan lain
sebagainya.
c. Padatan
Zat padat ialah zat atau benda yang mempunyai bentuk dan volume yang tetap.Partikel-
partikel penyusunnya tersusunrapat atau berdekatan satu sama lain. Zat padat memiliki gaya tarik
menarik sangat kuat dan tidak bias bergerak bebas.
Berdasarkan gambaran diatas, ciri dan sifat padatan dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Zat padat mempunyai bentuk tetap
2. Zat padat mempunyai volume tetap
3. Zat padat tidak dapat dimampatkan
4. Zat padat umumnya mempunyai massa jenis yang besar
5. Zat padat tidak mengalir
Contoh zat padat: kelereng, balok kayu, batu, genteng, tembok, besi dan lain sebagainya.
Sistem koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam medium
pendispersi. Mengubah suspensi menjadi koloid. Mengubah larutan menjadi koloid. Cara tersebut
dilakukan dengan mengubah ukuran partikel zat terdispersi, yaitu cara dispersi dan cara kondensasi.
Cara dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel koloid, sedangkan cara kondensasi
dilakukan dengan memperbesar ukuran partikel. 1) Cara dispersi, terdiri atas : cara mekanik,
homogenisasi, peptisasi dan busur Bredig. 2) Cara kondensasi, terdiri atas : reaksi hidrolisis, reaksi
redoks, dekomposisi rangkap dan pertukaran ion.
1) Efek Tyndall, terhamburnya cahaya oleh partikel koloid disebut efek Tyndall. Partikel koloid
dan suspensi cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan
berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya.
2) Gerak Brown, adalah gerak zig-zag partikel koloid secara terusmenerus dengan acak, terjadi
sebagai akibat adanya tumbukan dari molekul-molekul pendispersi terhadap partikel terdispersi,
sehingga partikel terdispersi akan terlontar.
3) Elektroforesis, adalah peristiwa pergerakan partikel koloid dalam medan listrik. Peranan
partikel koloid dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada saat pengecatan anti karat pada ban mobil.
4) Adsorpsi, partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada
permukaannya, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan disebut
adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi.
5) Koagulasi, penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Peristiwa koagulasi pada koloid
dapat diakibatkan oleh peristiwa mekanis atau peristiwa kimia.
6) Koloid Pelindung, merupakan koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi
stabil. Misalnya penambahan gelatin pada pembuatan es krim dengan maksud agar es krim tidak
cepat memisah sehingga tetap kenyal.
8) Koloid liofil dan liofob, koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik
medium pendispersinya, yang disebabkan gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan
medium pendispersinya kuat. Koloid liofob adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak
suka menarik medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air maka koloid liofil disebut
koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob disebut koloid hidrofob.
Kita sering menggunakan bahan-bahan kimia berbentuk koloid. Bahan-bahan kimia tersebut
dibuat oleh industri. Mengapa harus koloid ? Oleh karena koloid merupakan satu-satunya cara
untuk menyajikan suatu 19 campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara “homogen”
dan stabil (pada tingkat makroskopis atau tidak mudah rusak).
1) Industri Kosmetik, bahan kosmetik seperti pembersih wajah, sampo, pelembap badan, deodoran
umumnya berbentuk koloid yaitu emulsi.
2) Industri Farmasi, banyak obat-obatan yang dikemas dalam bentuk koloid agar stabil atau tidak
mudah rusak.
3) Industri Tekstil, pewarna tekstil berbentuk koloid karena mempunyai daya serap yang tinggi,
sehingga dapat melekat pada tekstil.
4) Industri Sabun dan Detergen, sabun dan detergen merupakan emulgator untuk membentuk
emulsi antara kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat membersihkan
kotoran, terutama kotoran dari minyak.
5) Industri Makanan, banyak makanan dikemas dalam bentuk koloid untuk kestabilan dalam
jangka waktu cukup lama.
D. METODOLOGI PERCOBAAN
a) Alat
1. Penjepit
2. Pengaduk
4. Gelas kimia
5. Korek
b) Bahan
1. Air
2. Susu
3. Kopi
4. Gula
5. Garam
6. Ringso
7. Lilin
8. Kertas
1. Menyiapkan Bahan-bahan
6. Bakar kertass dan biarkan abu atau arangnya terjatuh pada cawan.
7. Amati seluruh perubahan yang terjadi
1. Penyiapan Bahan-bahan
Perubahan fisika terjadi saat panas pembakaran membuat lilin meleleh dan berubah dari
bentuk padat ke cair.Pada perubahan fisika tidak terjadi perubahan senyawa dan tidak ada senyawa
baru yang timbul. Juga terjadi perubahan fisika, ketika lilin meleleh akibat panas, sebab tidak
terjadi pembentukan senyawa baru. Yang terjadi adalah perubahan fase lilin dari bentuk padat
menjadi cair.
Perubahan kimia terjadi saat pembakaran lilin mengubah senyawa hidrokarbon di lilin
menjadi karbon dioksida dan uap air.perubahan kimia di mana ada reaksi kimia, terbentuk zat baru
dan energi dilepaskan atau diserap. Dalam soal ini lilin yang terbakar merupakan perubahan kimia,
sebab terjadi pembentukan senyawa baru, yaitu gas karbon dioksida (CO2), yang terbentuk akibat
oksidasi dalam pembakaran senyawa hidrokarbon (umumnya parafin) di lilin yang mengandung
karbon (C).
Pembakaran kertas juga termasuk perubahan kimia karna pada peristiwa ini terbentuk zat baru,
terbentuknya zat baru pada kertas yang di bakar dapat di amati dari terbentuknya gas(asap). Dan
terjadi perubahan warna dan suhu pada kertas. Jugaa terjadi perubahan fisik pada kertas yang
semula kokoh, menjadi halus dan mudah terurai.
b) Pengujian Sistem koloid
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspense.Secara makrokospis koloid tampak homogeny, tetapi apabila diamati dengan mikroskop
ultra akan tampak heterogen, masih bisa dibedakan atas komponennya.Koloid memiliki beberapa
sifat yaitu efek tyndall, gerak brown, elektroforesis, adsorpsi, koagulasi, koloid pelindung dan
dialysis. Kemudian berdasarkan fase pendispersi dan fase terdispersinya koloid dapat dibedakan
menjadi buih, aerosol, emulsi, sol dan gel. Untuk dapat menghasilkan suatu koloid maka dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu dispersi dan kondensasi.
Cara yang paling mudah untuk membedakan suatu campuran merupakan larutan, koloid,
atau suspensi adalah menggunakan sifat efek Tyndall . Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui
suatu sistem koloid, maka berkas cahaya tersebut kelihatan dengan jelas. Hal itu disebabkan
penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Gejala seperti itulah yang disebut efek Tyndall
koloid. Hal ini terjadi pada susu karena susu akan menghamburkan cahaya bila disinari.
Selanjutnya larutan kopi termasuk zat campuran heterogen karena kita masih bisa melihat
perbedaan zat air dan kopi. Umumnya, larutan kopi memiliki endapan berupa ampas kopi. karena
ada bagian yang mengendap. artinya kopi tidak semuanya dapat larut dan berbaur dengan air.
Berikutnya dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat. Dapat kita peroleh hasil bahwa, penambahan air pada kopi, gula dan Ringso menghasilkan
Larutan, karena terjadinya campuran Homogen. Dimana zat terlarut dan zat pelarut tercampur
merata dan tidak dapat di bedakan serta di saring. Penyaringan hanya dapat di lakukan dengan
filtrasi.
Seperti tadi sudah disebutkan, bahwa penyusun sistem koloid asap adalah partikel padat
yang tersebar dalam fase gas. Sistem koloid asap dapat ditemukan dalam beberapa hal. Partikel
dalam sistem koloid asap sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, namun
masih dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Sistem koloid asap dapat dikontrol dan
dimanipulasi untuk berbagai tujuan, seperti untuk memodifikasi properti fisik dan kimia dari udara
dan untuk menghasilkan efek visual.
koloid disebut sebagai sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan,
meskipun lebih kecil dari suspensi atau campuran kasar. Koloid memiliki dua bentuk, di antaranya
fase terdispersi atau zat yang didispersikan dan medium pendispersi atau adanya medium yang
dipakai melakukan proses dispersi, fenomena ini bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh koloid bisa dalam bentuk susu, santan, sabun, mentega, mayonaise hingga selesai,
kemudian contoh suspensi bisa dilihat pada air yang keruh. Dalam kehidupan sehari-hari bisa
ditemukan campuran yang dalam golongan larutan, koloid atau suspensi.
Larutan yaitu campuran homogen yang terdiri atas 2 atau lebih zat, dengan besar partikel
<1nm. Di dalam larutan zat yang jumlahnya sedikit disebut dengan solut atau zat terlarut,
sedangkan zat yang jumlahnya banyak daripada zat yang lainnya disebut dengan solven atau
pelarut. Di dalam larutan komposisi zat yang terlarut dengan zat pelarut dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat yang terlarut dengan zat pelarut
membentuk larutan disebut degnan solvasi atau pelarutan. Contoh larutan yang ada seperti larutan
garam, gula, spirtus dan alkohol sebanyak 70 persen.
1. Saat di panaskan Lilin akan meleleh dan akan kembali membeku saat suhu lilin normal.
8. Penambahan air pada 1 sendok Ringso mengahasilkan Buih yang juga termasuk dengan koloid,
dan larutan Ringso
Saran:
Untuk mampu melakukan praktikum ini, sebaiknya memiliki sikap yang teliti dan hati-hati,
sebab kesalahan kerja dapat mengakibatkan kerusakan seperti yang kelompok kami lakukan,
pecahnya cawan akibat panas pembakaran. Untuk itu dalam melakukan praktikum hendaknya
mampu berfikir kritis dalam menggunakan alat-alat yang tersedia. serta kerjasama kelompok yang
kompak, hingga mampu menelaah perubahan-perubahan. Juga mampu berperan aktif dalam
melakukan praktikum.
G. DAFTAR PUSTAKA