Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KIMIA DASAR 1

WUJUD ZAT DAN METODE PEMISAHAN ZAT DALAM


CAMPURAN

Nama : Ni Ketut Oktapiani


NIM: 2108551072

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
A. Materi Wujud Zat

Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai dikehidupan sehari-hari. Misalkan
pensil, kacamata, batu, kursi, air, balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es, baja
dan daun. Berbagai macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-
benda tersebut memerlukan ruang atau tempat untuk keberadaannya. Zat adalah
sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang (Handayani, 2013:31). Menurut
wujudnya zat dapat digolongkan menjadi tiga yaitu.

1) Zat Padat
Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng yang
berbentuk bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula
kuat sehingga gerakan molekul tidak bebas. Pada umumnya zat padat
berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca
dan batu granit).

2) Zat Cair
Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan yang
ditempatinya. . Contohnya saat kita menuangkan air dari galon ke dalam botol,
maka air akan menyesuaikan dengan bentuk botol tersebut.
Hal ini disebabkan partikel-partikel penyusunnya berjauhan satu sama lain
atau gerakan partikelnya lebih bebas. Partikelnya lebih bebas bergerak karena
ikatan antar partikelnya lemah.

3) Zat Gas
Ciri dari zat gas diantaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan
tempatnya. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan
kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah.
Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada. Contohnya ketika meniup
balon, maka gas akan mengisi ruang balon dan membuat balon mengembang.
Setiap zat dapat mengalami perubahan sesuai dengan wujudnya.

Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Ilmu kimia adalah cabang ilmu yang mempelajari materi, struktur, sifat-sifat dan
perubahan materi serta energi yang terlibat didalamnya (Zulys, 2020). Ditinjau dari
hubungannya terhadap pembentukan zat baru sifat-sifat zat dibagi menjadi dua yaitu.
1) Sifat Fisika
Sifat Fisika adalah sifat yang ditunjukkan oleh zat tanpa melibatkan
perubahan dan interaksinya dengan zat lain. Contohnya titik leleh, titik
didih, warna, daya hantar listrik.
2) Sifat Kimia
Sifat kimia adalah kemampuan suatu zat untuk berubah dan berinteraksi
dengan zat lain. Selain itu sifat kimia menunjukan reaksi antar zat sehingga
terbentuknya zat baru. Contohnya kemampuan terbakar, korosif, reaktifitas
terhadap asam dan basa.
Perubahan Fisika dan Perubahan Kimia
Berbagai perubahan materi dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan
air menguap, kertas terbakar, besi berkarat, es mencair, makanan menjadi basi.
Perubahan materi tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu.
1) Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan suatu zat yang tidak disertai dengan
pembentukan zat baru. Contohnya melarutkan gula ke dalam air. Secara
fisik gula berubah dari bentuk padat menjadi cair dalam air tetapi sifat gula
tetap yaitu manis. Dalam perubahan wujud zat ada 6 jenis yaitu mencair,
membeku, menguap, mengkristal, menyumblim dan mengembun.
2) Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan suatu zat yang menghasilkan zat baru.
Perubahan zat bersifat permanen yang artinya zat hasil terbentuknya tidak
dapat diubah lagi menjadi zat asal. Contohnya kertas terbakar, singkong
menjadi tape, besi berkarat, dan pembusukan makanan. Perubahan kimia
dapat dilihat dari ciri-ciri yang menyertai perubahan zat tersebut yaitu,
perubahan warna, pembentukan endapan, pembentukan gas, perubahan
suhu.

Berdasarkan perubahan suhu yang terjadi, reaksi kimia dikelompokkan


menjadi dua yaitu, reaksi eksoterm (pembebasan energi panas) misalkan
pembakaran kertas. Reaksi endoterm (penyerapan energi panas) misalkan
pada proses fotosintesis.

B. Metode Pemisahan Zat dalam Campuran

Menurut Riswahyuningsih (2017 : 113) “Campuran adalah suatu materi yang terdiri
atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya”. Contohnya udara,
minuman ringan, susu dan semen. Campuran dapat terjadi antar senyawa, contohnya
air dengan alkohol. Campuran dibedakan menjadi dua yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen.

1) Campuran Homogen

Campuran homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang
semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk frasa (Juwita,
2017: 14). Campuran homogen juga disebut dengan larutan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan adalah suhu, luas permukaan, pengadukan dan
sifat zat. Sebagai contoh adalah larutan gula dan larutan garam.

2) Campuran Heterogen

Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara dua zat
tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama di berbagai bagian bejana (Juwita, 2017: 14). Sebagai contoh
adalah campuran minyak dan air, campuran belerang dan besi.

3) Koloid

Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat
berukuran keloid tersebar merata di dalam zat lain. Ukuran koloid berukuran
sangat kecil yaitu 1-100nm (Astuti, 2020 : 64). Koloid memiliki beberapa sifat
yaitu efek tyndall, gerak brown, sifat kelistrikan, koagulasi dan kestabilan
koloid. Koloid dapat dibuat dengan dua cara yaitu dispersi (memperkecil
pertikel) dan kondensasi (memperbesar partikel).

Terdapat beberapa metode pemisahan campuran. Metode pemisahan campuran


bergantung pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung didalamnya.
Untuk campuran homogen dapat dipisahkan dengan metode destilasi (penyulingan),
kristalisasi (penguapan), ekstraksi dan kromatografi. Sedangkan campura heterogen
dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan) dan flotasi (pengapungan).
Dari setiap metode yang digunakan memiliki prinsip dasar yang berbeda diantaranya :

1) Filtrasi ( Penyaringan)

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan


melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum yang diatas padatan akan
terendapkan ( Indrawati, 2016 : 9). Filtrasi juga dapat diartikan sebagai suatu
proses dimana campuran heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan
dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel
padatan.
Sebagai contoh dalam memisahkan garam yang bercampur pasir, dimana garam
mudah larut dalam air sedangkan pasir tidak larut.

2) Kristalisasi ( Penguapan )

Kristalisasi merupakan metode suatu pembentukan partikel padatan didalam fasa


homogen dan merupakan salah satu proses pemurnian dengan hasil produk
berupa padatan. Metode kristalisasi ini dilakukan berdasarkan pada prinsip
kelarutannya, yaitu suatu senyawa akan cenderung lebih cepat larut didalam
cairan dingin( Arianti, 2019 : 8).

Kristalisasi ada dua macam yaitu, kristalisasi penguapan dan kristalisasi


pendinginan. Kristalisasi penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan
tahan terhadapat panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih
pelarutan. Pemisahan larutannya dilakukan untuk memisahkan zat padat dari
larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Contoh kristalisasi penguapan
dilakukan oleh para petani garam.

Kristalisasi pendingan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan. Pada saat


suhu larutan turun, komponen zat yang memilki titik beku lebih tinggi akan
membeku terlebih dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga keduanya dapat
dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut sebagai
filtrat, sedangkan zat padat tetap tinggal diatas saringan sebagai residu. Contohnya
penguapan air laut (larutan garam) untuk memperoleh kristal garam.

3) Destilasi ( Penyulingan )

Metode destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran didasarkan pada


perbedaan tingkat kemudahan suatu zat untuk menguap pada suhu dan tekanan
tertentu. Metode destilasi memiliki dasar utama pemisahan yaitu dengan
perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu, proses destilasi biasanya juga
melibatkan suatu penguapan campuran dan diikuti proses pendinginan dan
pengembunan (Faiz, 2017 : 3).

Contoh destilasi adalah pemisahan spiritus yang bercampur dengan air. Campuran
spiritus dengan air dimasukkan dalam labu destilasi, kemudian dipanaskan. Proses
yang terjadi adalah campuran air dan spritus dipanaskan sehingga 80℃ sehingga
spiritus menguap sedangkan air belum menguap. Uap spiritus didinginkan dalam
pendingin Liebieg, sehingga mengembun dan menetes di tabung erlenmeyer. Zat
yang dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat.

4) Kromatografi

Metode kromatografi adalah suatu proses pemisahan fisik suatu campuran zat
kimia yang campuran komponennya terpisah dalam fase diam dibawah pengaruh
fase gerak yang didasari atas perbedaan migrasi masing-masing komponen
campuran tersebut dengan fase gerak bisa berupa zat gas atau zat cair dan fasa
diam bisa berupa zat padat atau zat cair (Susanti dan Dachriyanus, 2017).
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang
akan dipisahkan terdistribusi ke dalam dua fase yaitu fase stationer (tetap) dan
fase mobil (bergerak).

5) Ekstraksi

Metode ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat dari campuran dengan
menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lain (Romadhoni, 2017).
Pemisahan ini didasarkan pada keadaan bahwa salah satu komponen campuran
tersebut dapat larut kedalam pelarut yang ditambahkan tersebut. Contoh
pemisahan campuran gula dengan garam menggunakan pelarut alkohol dimana
gula dalam larutan di dalam alkohol sedangkan garam tidak.

6) Flotasi ( Pengapungan )

Metode flotasi adalah suatu proses untuk memisahkan fasa padat atau fasa cair
dari fasa cair dengan berdasarkan pada perbedaan berat jenis dari partikel.
Partikel akan terflotasi secara spontan jika berat jenis partikel lebih kecil
daripada cairannya, tetapi jika partikel berat jenisnya lebih besar daripada
cairannya, maka akan dipisahkan dengan bantuan gelembung udara Wayan
(2007) dalam Bessy dan Euis (2018).
DAFTAR PUSTAKA

Arianti, F. (2019). Desain Spesifikasi Crystallizer Tipe Sweson-Walker Pada Pabrik Natrium
Nitrat(NaNO3) Proses Sintesis Kapasitas 40.000 Ton/Tahun. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang.
Astuti, S. (2021). Kajian Koloid Pada Proses Pembuatan Edible Film Pulp Kakao
(Theobroma cacao L) Sebagai Modul Elektronik Pembelajaran Berbasis Literasi Sains.
Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara
Medan.
Bessy, P.A.Y. dan Euis N.H. 2018. Pengolahan Limbah dengan Menggunakan Sistem Flotasi
dan Lumpur Aktif, Studi Kasus: Kawasan Industri Ngoro. Jurnal Envirotek. 10(2).
https://core.ac.uk/download/pdf/234615727.pdf (31 Agustus 2021).
Faiz , A. (2017). Pengaruh Lama Waktu dan Besarnya Suhu Dalam Pengambilan Minyak
Kayu Manis (Cinnamomum Verum Sin C Zeylanicum). Universitas Diponegoro
Semarang. http://eprints.undip.ac.id/58349/6/BAB_II.pdf. (02 September 2021).
Handayani, R. (2013). Analisis Kemampuan Observasi Siswa Pada Konsep Wujud Zat dan
Perubahannya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen. Skripsi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Indrawati, D. (2016) .Efektivitas Sand Filter Dalam Meningkatkan Kualitas Air Sumur
Menjadi Air Minum Menggunakan Parameter Fe dan TDS. Universitas Diponegoro
Semarang. http://eprints.polsri.ac.id/5172/3/BAB%20II.pdf. (02 September 2021).
Juwita, R. (2017). Kimia Dasar 1. Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP). http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3855/1/Kimia
%20Dasar-Ratulani.pdf (02 September 2021).
Riswahyuningsih, Tri. 2017. Mengembangkan Bahan Ajar Klasifikasi Materi dan
Perubahannya Bermuatan Science-Technology-Society-Environtment (STSE). Genetika.
1(1). https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Genetika/article/view/3269 (02
September 2021)
Susanti, Meri dan Dachriyanus. 2017. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Lembaga
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas.
Padang.
Zulys A, (2020). Pendahuluan Kimia Dasar. Materi dan Perubahnnya. Dapertemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai