Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai dikehidupan sehari-hari. Misalkan
pensil, kacamata, batu, kursi, air, balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es, baja
dan daun. Berbagai macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-
benda tersebut memerlukan ruang atau tempat untuk keberadaannya. Zat adalah
sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang (Handayani, 2013:31). Menurut
wujudnya zat dapat digolongkan menjadi tiga yaitu.
1) Zat Padat
Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng yang
berbentuk bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula
kuat sehingga gerakan molekul tidak bebas. Pada umumnya zat padat
berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca
dan batu granit).
2) Zat Cair
Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan yang
ditempatinya. . Contohnya saat kita menuangkan air dari galon ke dalam botol,
maka air akan menyesuaikan dengan bentuk botol tersebut.
Hal ini disebabkan partikel-partikel penyusunnya berjauhan satu sama lain
atau gerakan partikelnya lebih bebas. Partikelnya lebih bebas bergerak karena
ikatan antar partikelnya lemah.
3) Zat Gas
Ciri dari zat gas diantaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan
tempatnya. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan
kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah.
Gaya tarik menarik antar molekul hampir tidak ada. Contohnya ketika meniup
balon, maka gas akan mengisi ruang balon dan membuat balon mengembang.
Setiap zat dapat mengalami perubahan sesuai dengan wujudnya.
Menurut Riswahyuningsih (2017 : 113) “Campuran adalah suatu materi yang terdiri
atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya”. Contohnya udara,
minuman ringan, susu dan semen. Campuran dapat terjadi antar senyawa, contohnya
air dengan alkohol. Campuran dibedakan menjadi dua yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen.
1) Campuran Homogen
Campuran homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang
semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk frasa (Juwita,
2017: 14). Campuran homogen juga disebut dengan larutan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelarutan adalah suhu, luas permukaan, pengadukan dan
sifat zat. Sebagai contoh adalah larutan gula dan larutan garam.
2) Campuran Heterogen
Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara dua zat
tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama di berbagai bagian bejana (Juwita, 2017: 14). Sebagai contoh
adalah campuran minyak dan air, campuran belerang dan besi.
3) Koloid
Koloid merupakan campuran dari dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat
berukuran keloid tersebar merata di dalam zat lain. Ukuran koloid berukuran
sangat kecil yaitu 1-100nm (Astuti, 2020 : 64). Koloid memiliki beberapa sifat
yaitu efek tyndall, gerak brown, sifat kelistrikan, koagulasi dan kestabilan
koloid. Koloid dapat dibuat dengan dua cara yaitu dispersi (memperkecil
pertikel) dan kondensasi (memperbesar partikel).
1) Filtrasi ( Penyaringan)
2) Kristalisasi ( Penguapan )
3) Destilasi ( Penyulingan )
Contoh destilasi adalah pemisahan spiritus yang bercampur dengan air. Campuran
spiritus dengan air dimasukkan dalam labu destilasi, kemudian dipanaskan. Proses
yang terjadi adalah campuran air dan spritus dipanaskan sehingga 80℃ sehingga
spiritus menguap sedangkan air belum menguap. Uap spiritus didinginkan dalam
pendingin Liebieg, sehingga mengembun dan menetes di tabung erlenmeyer. Zat
yang dihasilkan dari destilasi yang disebut destilat.
4) Kromatografi
Metode kromatografi adalah suatu proses pemisahan fisik suatu campuran zat
kimia yang campuran komponennya terpisah dalam fase diam dibawah pengaruh
fase gerak yang didasari atas perbedaan migrasi masing-masing komponen
campuran tersebut dengan fase gerak bisa berupa zat gas atau zat cair dan fasa
diam bisa berupa zat padat atau zat cair (Susanti dan Dachriyanus, 2017).
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang
akan dipisahkan terdistribusi ke dalam dua fase yaitu fase stationer (tetap) dan
fase mobil (bergerak).
5) Ekstraksi
Metode ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat dari campuran dengan
menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lain (Romadhoni, 2017).
Pemisahan ini didasarkan pada keadaan bahwa salah satu komponen campuran
tersebut dapat larut kedalam pelarut yang ditambahkan tersebut. Contoh
pemisahan campuran gula dengan garam menggunakan pelarut alkohol dimana
gula dalam larutan di dalam alkohol sedangkan garam tidak.
6) Flotasi ( Pengapungan )
Metode flotasi adalah suatu proses untuk memisahkan fasa padat atau fasa cair
dari fasa cair dengan berdasarkan pada perbedaan berat jenis dari partikel.
Partikel akan terflotasi secara spontan jika berat jenis partikel lebih kecil
daripada cairannya, tetapi jika partikel berat jenisnya lebih besar daripada
cairannya, maka akan dipisahkan dengan bantuan gelembung udara Wayan
(2007) dalam Bessy dan Euis (2018).
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, F. (2019). Desain Spesifikasi Crystallizer Tipe Sweson-Walker Pada Pabrik Natrium
Nitrat(NaNO3) Proses Sintesis Kapasitas 40.000 Ton/Tahun. Skripsi. Universitas
Negeri Semarang.
Astuti, S. (2021). Kajian Koloid Pada Proses Pembuatan Edible Film Pulp Kakao
(Theobroma cacao L) Sebagai Modul Elektronik Pembelajaran Berbasis Literasi Sains.
Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara
Medan.
Bessy, P.A.Y. dan Euis N.H. 2018. Pengolahan Limbah dengan Menggunakan Sistem Flotasi
dan Lumpur Aktif, Studi Kasus: Kawasan Industri Ngoro. Jurnal Envirotek. 10(2).
https://core.ac.uk/download/pdf/234615727.pdf (31 Agustus 2021).
Faiz , A. (2017). Pengaruh Lama Waktu dan Besarnya Suhu Dalam Pengambilan Minyak
Kayu Manis (Cinnamomum Verum Sin C Zeylanicum). Universitas Diponegoro
Semarang. http://eprints.undip.ac.id/58349/6/BAB_II.pdf. (02 September 2021).
Handayani, R. (2013). Analisis Kemampuan Observasi Siswa Pada Konsep Wujud Zat dan
Perubahannya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen. Skripsi. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Indrawati, D. (2016) .Efektivitas Sand Filter Dalam Meningkatkan Kualitas Air Sumur
Menjadi Air Minum Menggunakan Parameter Fe dan TDS. Universitas Diponegoro
Semarang. http://eprints.polsri.ac.id/5172/3/BAB%20II.pdf. (02 September 2021).
Juwita, R. (2017). Kimia Dasar 1. Dasar-Dasar Ilmu Kimia. Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (STKIP). http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/3855/1/Kimia
%20Dasar-Ratulani.pdf (02 September 2021).
Riswahyuningsih, Tri. 2017. Mengembangkan Bahan Ajar Klasifikasi Materi dan
Perubahannya Bermuatan Science-Technology-Society-Environtment (STSE). Genetika.
1(1). https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Genetika/article/view/3269 (02
September 2021)
Susanti, Meri dan Dachriyanus. 2017. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Lembaga
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas Andalas.
Padang.
Zulys A, (2020). Pendahuluan Kimia Dasar. Materi dan Perubahnnya. Dapertemen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.