Anda di halaman 1dari 16

Definisi Materi

Materi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki massa, menempati ruang, dan memiliki sifat
dapat dilihat, dicium, didengar, dirasa, atau diraba. Dari batasan ini maka kita dapat menyatakan benda-
benda termasuk materi, misalnya: tumbuhan, hewan, manusia, batuan, minyak bumi, tanah, air, udara,
bakteri, atom, molekul, dan lain-lain.

A.1. Sifat Materi

Setiap materi memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat materi menunjukkan ciri atau karakteristik dari materi
itu. Mengenal sifat-sifatnya berarti mengenal materi itu, demikian juga sebaliknya. Sifat materi meliputi
sifat fisika dan sifat kimia.

A.1.1. Sifat Fisika

Contoh Sifat Fisika dan kimia pada beberapa materi:

SIFAT MATERI

AIR GARAM DAPUR BENSIN

Sifat Fisika

Wujud Cair Padat Cair

Bentuk - Kristal -

Rasa Tidak berasa Asin Khas

Bau Tidak berbau Tidak berbau Khas

Warna Tidak berwarna Putih Kuning muda

Titik didih 1000C 1413°C -

Titik Beku 0°C 801°C -

Titik Bakar - - 30-50°C

Sifat Kimia Tidak terbakar Tidak terbakar Mudah terbakar


Sifat fisika antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan, kelarutan,
kekeruhan, dan kekentalan

a. Wujud zat

Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair, dan gas. Sifat-sifat dari ketiga wujud zat tersebut seperti pada
Tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan Sifat Zat Padat, Zat Cair dan Zat Gas

No Zat Padat Zat Cair Zat Gas

1 Mempunyai bentuk dan volume tertentu Bentuk tidaak tetap bergantung wadahnya,
volume tertentu Tidak mempunyai bentuk & volume tertentu

2 Jarak antar partikel sangat rapatJarak antar partikel agak renggang Jarak antar partikel
sangat renggang

3 Partikel-partikelnya tidak dapat bergerak bebas Partikel-partikelnya dapat bergerak bebas


Partikel-partikelnya dapat bergerak sangat cepat

Padatan memiliki bentuk tetap karena partikel-partikelnya diikat erat bersama, sering dalam pola
teratur yang disebut dengan kisi (lattice). Dalam suatu cairan, gaya antarpartikel terlalu lemah untuk
menahannya dalam formasi yang tetap sehingga partikel-partikel ini dapat bergeser dengan mudah dan
saling melewati satu sama lain. Energi kinetik partikel-partikel gas cukup besar. Gas juga memiliki energi
kinetik yang cukup untuk menyebar dan memenuhi seluruh tempat atau wadahnya. Perhatikan susunan
partikel-partikel zat padat, cair dan gas pada Gambar 1 berikut ini.

b. Kekeruhan (Turbidity)

Kekeruhan terjadi pada zat cair. Kekeruhan cairan disebabkan adanya partikel suspensi yang halus. Jika
sinar cahaya dilewatkan pada sampel keruh maka intensitasnya akan berkurang karena dihamburkan.
Hal ini bergantung konsentrasinya. Alat untuk mengetahui intensitas cahaya pada zat cair yang keruh ini
atau untuk mengetahui tingkat kekeruhan disebut turbidimetry.
c. Kekentalan (Viskositas)

Kekentalan atau viskositas adalah ukuran ketahanan zat cair untuk mengalir. Untuk mengetahui
kekuatan mengalir (flow rate) zat cair digunakan viskometer. Flow rate digunakan untuk menghitung
indeks viskositas. Aliran atau viskositas suau cairan dibanding dengan aliran air memberikan viskositas
relatif untuk cairan tersebut. Angka pengukuran viskositas relatif cairan disebut dengan indeks
viskositas. Indeks viskositas dapat dirumuskan seperti berikut:

RUMUS:

Angka indeks viskositas suatu cairan di bawah 1 berarti viskositasnya di bawah viskositas air. Adapun
angka indeks viskositas di atas 1 berarti viskositasnya di atas viskositas air.

Viskositas cairan terjadi karena gesekan antara molekul-molekul. Viskositas sangat dipengaruhi oleh
struktur molekul cairan. Jika struktur molekulnya kecil dan sederhana maka molekul tersebut dapat
bergerak cepat, misalkan air. Jika molekulnya besar dan saling bertautan maka zat tersebut akan
bergerak sangat lambat, misalkan oli. Molekul-molekul cairan yang bergerak cepat dikatakan memiliki
viskositas atau kekentalan rendah sedangkan molekul cairan yang bergerak lambat dikatakan memiliki
kekentalan tinggi.

d. Titik Didih

Titik didih merupakan suhu ketika suatu zat mendidih. Mendidih berbeda dengan menguap. Mendidih
terjadi pada suhu tertentu, yaitu pada titik didih sedangkan menguap terjadi pada suhu berapa saja di
bawah titik didih. Misal pada saat anda menjemur pakaian, maka airnya menguap bukan mendidih. Titik
didih berbagai zat berbeda, bergantung pada struktur dan sifat bahan. Perhatikan titik didih beberapa
zat pada tekanan 1 atm pada Tabel 2.

e. Titik Leleh

Titik leleh merupakan suhu ketika zat padat berubah menjadi zat cair. Misal garam dapur jika dipanaskan
akan meleleh menjadi cairan. Perubahan ini dipengaruhi oleh struktur kristal zat padat tersebut. Zat cair
dan zat gas juga memiliki titik leleh tetapi perubahannya tidak dapat diamati pada suhu kamar.
Perhatikan titik leleh beberapa zat pada Tabel 3.
Tabel 3.

f. Kelarutan

Larutan merupakan campuran homogen. Dalam larutan terdapat dua komponen yaitu utkan dan
biasanya jumlahnya lebih banyak, sedangkan terlarut merupakan zat yang terlarut, biasanya jumlahnya
lebih kecil. Misal larutan garam, maka zat terlarutnya garam dan pelarutnya air.

Pada umumnya larutan berupa cairan tetapi larutan juga terjadi dalam bentuk gas dan padat. Contoh
larutan gas adalah udara yang terdiri dari oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan gas-gas lain. Contoh
larutan padatan adalah stainless steel.

Gambar 2. a. Molekul-molekul air (H2O), ion Na+ dan ion Cl¯; b. Molekul-molekul air menarik ion-ion
dari kristal; c. Molekul-molekul air mengelilingi ion-ion dalam larutan. Sumber: Ensiklopedia Iptek

Kelarutan menerangkan tingkat suatu zat saling melarutkan. Ahli kimia menerangkan kelarutan dengan
istilah berupa banyaknya zat terlarut tertentu yang akan melarut ke dalam larutan tertentu pada suhu
tertentu. Kemampuan melarut bergantung pada gaya tarik partikel zat terlarut dengan partikel
pelarutnya. Misal dalam proses pelarutan garam dalam air, maka molekul air pertama-tama menarik
molekul garam menjauh satu dengan lain hingga suatu saat tercapai suatu keadaan molekul air tidak
mampu memisahkan molekul garam dari yang lain atau disebut jenuh. Perhatikan Gambar 2.

Butiran garam terdiri atas ion natrium dan klorida yang terikat bersama dalam formasi yang disebut kisi
kristal. Air melarutkan garam dengan menarik ion dari kisi kristal dan mengelilinginya.
Kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain seperti berikut: suhu, volume pelarut, ukuran
zat terlarut, jenis zat terlarut, jenis pelarut. Pada pokok bahasan ini, hanya akan dibahas pengaruh suhu,
volume pelarut dan ukuran zat terhadap kelarutan suatu zat.

1) Suhu

Perhatikan saat anda membuat air kopi. Gula dan kopi akan lebih cepat larut dalam air panas daripada
dalam air dingin. Mengapa demikian? Pada saat melarutkan bentuk padat menjadi cair melibatkan
penghancuran struktur yang kaku, atau kisi-kisi kistal dari zat padat.

Pada peristiwa ini diperlukan energi. Kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik partikel zat bertambah
sehingga partikel pada suhu yang tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Kondisi ini
menyebabkan terjadinya tumbukan antara partikel zat terlarut dengan partikel pelarut.

2) Volume pelarut

Misalkan anda melarutkan 2 sendok makan gula dalam 100 mL air dan melarutkan 2 sendok makan gula
dalam 5.000 mL air, manakah yang lebih cepat larut? Gula 2 sendok makan akan lebih cepat larut dalam
5.000 mL air daripada dalam 100 mL air. Semakin besar volume pelarut, maka jumlah partikel pelarut
akan semakin banyak. Kondisi tersebut memungkinkan lebih banyak terjadi tumbukan antara partikel
zat terlarut dengan partikel zat pelarut sehingga zat padat umumnya lebih mudah larut.

3) Ukuran zat terlarut

Misalkan anda melarutkan 2 sendok makan gula pasir halus dalam 100 mL air dan 1 sendok makan gula
batu dalam 100 mL air, manakah yang lebih cepat larut? Gula pasir lebih cepat larut daripada gula batu.
Hal ini karena gula pasir halus memiliki ukuran partikel yang lebih kecil sehingga memiliki permukaan
sentuh yang luas dibandingkan gula batu. Jadi makin kecil ukuran zat terlarut makin besar kelarutan zat
tersebut.

A.1.2. Sifat Kimia

Sifat kimia merupakan sifat yang dihasilkan dari perubahan kimia, antara lain mudah terbakar, mudah
busuk, dan korosif. Sifat-sifat ini karakteristik.
a. Mudah terbakar

Pernahkah anda menyalakan kembang api? Saat anda membakar kembang api maka dengan segera
akan terjadi nyala warna-warni yang indah. Pada peristiwa ini terjadi perubahan kimia. Pada mulanya
kembang api dibuat dari campuran antara kalium nitrat (KNO3) , belerang dan arang kayu. Namun
sekarang kembang api telah dibuat dengan warna-warni, yaitu dari strontium dan litium (warna merah),
natrium (warna kuning), barium (warna hijau), dan tembaga (warna biru). Contoh lain yang mudah
terbakar adalah fosfor.

Fosfor dapat terbakar bila kena udara, membentuk senyawa fosfor oksida. Oleh karena itu fosfor
disimpan di dalam air. Fosfor dimanfaatkan untuk membuat korek api.

b. Mudah busuk

Jika buah dan sayur dibiarkan di udara terbuka maka lama kelamaan buah dan sayur tersebut akan
membusuk. Buah dan sayur yang busuk akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Proses pembusukan
ini karena adanya mikroorganisme.

c. Korosif

Perkaratan atau korosi merupakan peristiwa rusaknya logam oleh pengaruh lingkungan, yaitu adanya
oksigen dan kelembapan. Besi adalah salah satu contoh logam yang mudah berkarat. Pada proses korosi
terbentuk zat yang jenisnya baru yaitu karat. Gejala yang tampak pada korosi adalah terjadi perubahan
warna. Pada umumnya logam bersifat korosif kecuali emas, platina, dan air raksa.

A.2. Massa

Massa materi menunjukkan jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan menurut ukuran SI dalam
satuan kilogram (simbol; kg ). 1 ton = 1000 kg 1 kg = 1000 g = 10 ons 1 g = 1000 mg

A.3. Volum

Volum materi menunjukkan jumlah (kuantitas) materi itu yang dinyatakan menurut ukuran SI dalam
satuan desimeter-kubik ( symbol: dm3). 1 m3 = 1000 dm3; 1 dm3 = 1000 cm3; 1 L = 1000 mL = 1000cc.

B. Perubahan Materi
Tidak ada yang abadi, kecuali Tuhan Yang Maha Esa, pencipta materi tersebut. Dengan demikian materi
di alam ini selalu mengalami perubahan. Perubahan terjadi karena berubah massanya, berubah
volumenya, berubah wujudnya, atau berubah menjadi materi lain. Perubahan tersebut sering kali kita
lihat, seperti: air mendidih manjadi uap, besi berkarat, susu menjadi basi, ledakan mercon, kapur barus
menyublim, dan masih banyak lagi.

Sesungguhnya, perubahan materi melibatkan perubahan sifat dari materi itu sendiri. Perubahan sifat ini
ada yang hanya melibatkan perubahan sifat fisikanya saja, dan ada juga yang melibatkan perubahan sifat
kimianya. Biasanya perubahan sifat kimia suatu materi selalu melibatkan juga perubahan sifat fisikanya.

Para ahli kimia mengelompokkan menjadi 2 perubahan, yaitu: perubahan fisika dan perubahan kimia.

B.1. Per. Perubahan Fisika

Perubahan fisika merupakan perubahan materi yang tidak disertai terjadinya zat baru, tidak berubah zat
asalnya, hanya terjadi perubahan wujud, perubahan bentuk atau perubahan ukuran. Contoh: jika air
dipanaskan akan berubah menjadi uap air, sedangkan jika air didinginkan maka air akan membeku
menjadi es. Es, air dan uap adalah zat yang sama hanya wujudnya saja yang berbeda.

B.1.1. Perubahan Fisika Karena Perubahan Wujud

Peristiwa perubahan fisika yang mengakibatkan perubahan wujud dapat terjadi karena pengaruh
pemanasan. Materi yang telah mengalami perubahan fisika karena perubahan wujud dapat
dikembalikan pada wujud semula.

Contoh perubahan fisika karena per-ubahan wujud, antara lain:

Es yang berwujud padat jika dibiarkan di tempat terbuka akan berubah wujud menjadi air.

Air jika dipanaskan akan berubah wujud menjadi uap.

Embun terjadi karena uap air di udara melepaskan panas dan menjadi air.

Kapur barus jika dibiarkan di tempat terbuka akan menyublim menjadi gas.

B.1.2. Perubahan Fisika karena Perubahan Bentuk


Tukang kayu mengubah kayu menjadi kursi dan meja. Perubahan materi dari kayu menjadi kursi
termasuk perubahan fisika. Hal ini karena kayu hanya mengalami perubahan bentuk saja, sedangkan
sifatnya tidak berubah.

Contoh lain adalah perubahan materi dari aluminium menjadi teko, sendok, dan panci. Hal ini termasuk
perubahan fisika karena aluminium hanya mengalami perubahan bentuk saja, sedangkan sifatnya tidak
berubah.

B.1.3. Perubahan Fisika karena Perubahan Ukuran

Contoh: biji kopi digiling menjadi serbuk kopi dan batu dipecah-pecah. Sifat kopi tidak berubah, yang
berubah hanya ukurannya. Demikian juga dengan batu yang dipecah-pecah.

B.1.4. Perubahan Fisika karena Perubahan Volume

Contoh: raksa atau alkohol dalam termometer memuai jika menyentuh permukaan yang panas sehingga
dapat digunakan sebagai pengukur suhu. Sifat raksa dan alkohol tidak berubah meskipun mengalami
pemuaian.

B.1.5. Perubahan Fisika karena Perubahan Bentuk Energi

Ingat bahwa energi tidak dapat dihilangkan dan juga tidak dapat diciptakan. Energi hanya dapat diubah
dari bentuk satu ke bentuk lain. Contoh: lampu pijar menyala dan kipas angin berputar.

B.1.6. Perubahan Fisika karena Pelarutan

Pernahkah anda membuat es jeruk? Jika anda membuat es jeruk, anda terlebih dahulu memeras jeruk
untuk mengambil sari jeruknya, kemudian melarutkan sari jeruk tersebut ke dalam air dingin. Nah,
apakah rasa jeruk tersebut berubah setelah anda campurkan dengan air dingin? Rasa jeruk setelah
dicampurkan dengan air dingin tetap sama. Oleh karena sifat jeruk tidak berubah setelah dilarutkan
dalam air, peristiwa ini tergolong perubahan fisika karena pelarutan.

Contoh lain perubahan fisika karena pelarutan adalah ketika anda membuat kopi. Rasa kopi setelah
dilarutkan dalam air tetap sama atau tidak berubah.
B.2. Perubahan Kimia

Perubahan kimia merupakan perubahan zat yang menyebabkan terjadinya satu atau lebih zat yang
jenisnya baru. Perubahan kimia selanjutnya disebut reaksi kimia. Contoh: Besi berkarat, proses
fotosintesis, pembuatan tempe (fermentasi), indutri asam sulfat, industri alkohol dan lain-lain.
Perubahan kimia dapat terjadi karena beberapa proses yaitu:

B.2.1. Peristiwa Perubahan Kimia karena Pembakaran

Salah satu perubahan kimia yang sering kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari adalah peristiwa
pembakaran. Pembakaran adalah reaksi kimia antara materi yang terbakar dengan oksigen. Oleh karena
itu, reaksi pembakaran sering disebut reaksi oksidasi. Peristiwa kebakaran hutan merupakan salah satu
contoh perubahan kimia akibat pembakaran. Contoh lainnya adalah pembakaran kembang api. Reaksi
pembakaran banyak digunakan sebagai sumber energi. Misalnya, pembakaran bensin di dalam mesin
mobil dapat menghasilkan energi gerak sehingga mobil dapat bergerak.

Peristiwa perubahan kimia karena pembakaran juga terjadi dalam tubuhmu. Bahan makanan yang telah
anda makan diproses dalam tubuh dengan cara pembakaran sehingga menghasilkan energi yang dapat
dimanfaatkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Proses pembakaran kimia dalam tubuh dapat
dituliskan sebagai berikut.

Mengapa pada proses pembakaran dapat timbul asap? Asap terjadi akibat pembakaran yang tidak
sempurna. Pembakaran tidak sempurna terjadi karena oksigen yang tersedia untuk bereaksi tidak
mencukupi sehingga sebagian karbon tidak terbakar. Pembakaran yang tidak sempurna dapat
menghasilkan gas beracun, yaitu karbon monoksida (CO) yang menyebabkan sesak napas.

B.2.2. Peristiwa Perubahan Kimia karena Perkaratan

Apakah yang dimaksud dengan peristiwa perkaratan itu? Perkaratan adalah reaksi kimia antara logam
dengan udara (oksigen) dan air. Perkaratan merupakan peristiwa perubahan kimia karena menghasilkan
zat yang baru. Paku yang terbuat dari besi jika bereaksi dengan udara dan air, maka besi (Fe) tersebut
dapat berubah menjadi karat besi (Fe2O3 ⋅nH2O). Sifat besi dan karat besi sangat berbeda. Besi
mempunyai sifat yang kuat, sedangkan karat besi mempunyai sifat yang rapuh.

Faktor-faktor yang mempercepat proses perkaratan antara lain:


Adanya uap air (udara yang lembap),

Adanya uap garam atau asam di udara,

Permukaan logam yang tidak rata,

Singgungan dengan logam lain.

Peristiwa perkaratan ini menimbulkan banyak kerugian karena benda-benda yang terbuat dari besi
menjadi rapuh dan cepat rusak. Nah, bagaimana cara mencegah peristiwa perkaratan pada besi?
Peristiwa perkaratan pada besi dapat dicegah dengan cara:

Menghindarkan kontak langsung antara benda yang terbuat dari besi dengan oksigen atau air. Ini dapat
dilakukan dengan cara mengecat, melumuri besi dengan oli, membalut besi dengan plastik, atau
melapisi besi dengan timah;

Memperhalus permukaan logam, misalnya diamplas;

Mencegah logam agar tidak terkena uap garam atau asam;

Menyimpan logam di tempat kering.

. Peristiwa Perubahan Kimia karena Pembusukan

Pernahkah kamu menyimpan buah-buahan, seperti apel di tempat yang terbuka hingga beberapa hari?
Apakah yang terjadi dengan apel tersebut? Apel yang dibiarkan di tempat terbuka dalam waktu yang
lama akan busuk. Pembusukan adalah peristiwa perubahan kimia karena mikroorganisme. Pada apel
yang membusuk, apel berubah menjadi bau, berlendir, dan mengeluarkan gas. Oleh karena sifat apel
setelah membusuk berbeda dengan apel sebelum membusuk, maka peristiwa pembusukan apel dapat
dikatakan sebagai perubahan kimia.

B.2.4. Peristiwa Perubahan Kimia karena Peragian

Proses peragian merupakan proses di mana zat asal yang mengandung karbohidrat/protein dengan
bantuan mikroorganisme (ragi/bakteri) akan berubah menjadi zat-zat lain. Contohnya: singkong & beras
diubah menjadi tape, kedelai diubah menjadi kecap, tempe, tepung gandum diubah menjadi roti.

B.2.5. Peristiwa Perubahan Kimia karena Perusakan atau Pelapukan

Proses perusakan atau pelapukan yaitu kerusakan yang terjadi karena aktivitas mikroba, enzim atau
reaksi kimia. Contohnya: makanan menjadi basi, minyak menjadi tengik, pelapukan kayu, buah-buahan
membusuk.
B.2.6. Peristiwa Perubahan Kimia karena Proses Fotositesis

Proses fotosintesis terjadi dengan adanya klorofil (zat hijau daun). Dengan bantuan sinar matahari
tumbuh-tumbuhan mengubah karbondioksida dan air menjadi glukosa dan gas oksigen. Reaksinya
sebagai berikut:

B.2.7. Peristiwa Perubahan Kimia karena Proses Pencernaan Makanan

Pada proses pencernaan makanan, nasi (karbohidrat) dalam tubuh kita dengan bantuan enzim diubah
menjadi glukosa: Enzim + Karbohidrat à glukosa

B.2.8. Peristiwa Perubahan Kimia karena Proses Pernapasan

Proses pernapasan terjadi di mana glukosa dari hasil pencernaan dalam tubuh akan dibakar dengan
oksigen menghasilkan karbondioksida, air, dan energi. Reaksinya:

Glukosa + Oksigen à karbondioksida + air + energi → C6H12O6 + 6 O2 à 6 CO2 + 6 H2O + energi

Bagaimana membedakan perubahan kimia dari perubahan fisika selain dengan jalan membuktikan
terjadinya zat yang jenisnya baru? Reaksi kimia (perubahan kimia) sering disertai gejala atau tanda-
tanda terbentuknya zat baru. Ada empat macam petunjuk yang menandai berlangsungnya suatu reaksi
kimia yaitu pembentukan gas, pembentukan endapan, perubahan warna, dan perubahan suhu.

Dari uraian tentang perubahan materi di atas, maka kita bisa membedakan antara perubahan fisika
dengan perubahan kimia sebagai berikut:

Gambar....

C. Manfaat Perubahan Materi


Perubahan fisika berperan penting dalam industri obat-obatan atau farmasi, yaitu dalam proses ekstrasi
zat-zat aktif yang terkandung dalam bahan alam. Zat-zat aktif ini berguna untuk bahan baku obat.
Senyawa yang terkandung dalam dedaunan atau akar-akaran dikeluarkan menggunakan pelarut
tertentu dalam alat khusus. Menyeduh kopi dengan air panas, merupakan ekstraksi kafein dari kopi agar
larut dalam air. Kafein bersifat larut dalam air panas.

Seperti halnya perubahan fisika, perubahan kimia pun banyak manfaatnya. Hampir semua industri yang
memproduksi bahan baku menggunakan prinsip-prinsip perubahan kimia atau reaksi kimia. Dalam
industri plastik, zat-zat organik yang bersumber dari gas alam dan minyak bumi diubah melalui reaksi
dan proses kimia menjadi plastik, misalnya polietilen (PE), polipropilen (PP), dan polivinilklorida (PVC).

Hampir semua industri, mulai dari yang berteknologi sederhana (misalnya industri tahu) hingga yang
berteknologi tinggi (misalnya pembuatan pesawat terbang) menerapkan prinsip-prinsip perubahan fisika
dan perubahan kimia.

Perubahan kimia dan perubahan fisika terkadang terjadi secara bersamaan, misalnya pada pembakaran
lilin. Lilin terbakar menghasilkan nyala dan asap hitam (karbon). Hal ini menunjukkan terjadinya reaksi
kimia. Di sisi lain, terjadi pula perubahan fisika yaitu lilin meleleh menjadi cair.

D. Klasifikasi Materi

Materi yang ada di alam dapat diklasifikasikan menjadi unsur, senyawa dan campuran. Unsur adalah
bentuk paling sederhana dari suatu zat, terdiri hanya dari satu jenis atom saja. Molekul, yaitu unit
struktur independen terdiri dari dua unsur atau lebih yang saling terikat. Senyawa adalah dua atau lebih
unsur berbeda yang terikat secara kimia. Campuran adalah kelompok dua macam zat atau lebih yang
secara fisik saling terkait. Untuk membedakan pemahaman tentang atom, molekul, campuran dapat
dilihat pada Gambar 3. Materi dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan besar, yaitu zat tunggal, yaitu
unsur & senyawa dan campuran (Gambar 4).

Gambar 3. Perbandingan Antara Bentuk Atom, Molekul, Senyawa, dan Campuran

Gambar 4. Klasifikasi Materi (dikelompokkan ke dalam 2 golongan besar, yaitu zat tunggal, yaitu unsur &
senyawa dan campuran
Karakteristik dari unsur, senyawa, dan campuran adalah sebagai berikut:

D.1. Unsur

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan reaksi
kimia, contohnya: besi, emas, tembaga , alumunium, oksigen, belerang. Unsur dapat dikelompokkan
menjadi:

Unsur logam, seperti: besi, alumunium, emas, tembaga, seng, platina, perak.

Unsur non logam: oksigen, hydrogen, belerang, karbon, fospor, nitrogen.

Sifat-sifat unsur logam dan sifat-sifat unsur non logam, adalah sebagai berikut:

Beberapa unsur yang kita kenal sehari-hari, ada yang berada dalam keadaan bebas (monoatomik) dan
berada dalam bentuk yang terikat dengan unsur lain/bentuk senyawa (poliatomik). Contoh unsur
monoatomik: karbon , emas, besi dan lain-lain. Contoh unsur poliatomik: belerang, fosfor, hydrogen dan
lain-lain.

D.2. Senyawa

Senyawa adalah zat tunggal yang masih dapat diuraikan menjadi dua zat atau lebih dengan sifat yang
berbeda dari asalnya. Senyawa yang kita kenal sehari-hari adalah air, garam dapur, gula, urea, kalsium
karbonat (kapur).

Contoh penguraian senyawa menjadi zat-zat lain (dengan cara kimia ):

Air (H2O)

− Senyawa Air adalah zat cair jernih tidak berasa, tidak berwarna dan tidak dapat terbakar.

− Unsur penyusunnya: Gas hydrogen yang sangat mudah terbakar dan gas oksigen yang diperlukan
dalam proses pembakaran.
Gula (C6H12O6)

− Senyawa Gula tebu merupakan zat padat putih dan rasanya manis

− Unsur penyusun: karbon, gas hydrogen dan gas oksigen. Karbon (arang) adalah zat padat yang
berwarna hitam, gas hydrogen mudah terbakar, sedangkan gas oksigen diperlukan untuk pembakaran

Garam dapur (NaCl)

− Senyawa Natrium klorida (NaCl) merupakan zat padat berwarna putih dan rasanya asin.

− Unsur penyusun: Natrium dan klorin. Natrium merupakan logam yang reaktif sedangkan gas klorin
merupakan unsur non logam yang sangat reaktif dan berbau.

D.3. Campuran

D.3.1. Pengertian Campuran

Di alam kebanyakan materi dalam bentuk campuran. Air di sungai, air sumur, paduan logam, tanah, asap
, udara, air gula kabut dll.

Campuran adalah suatu bahan yang terdiri atas dua atau lebih zat yang berlainan bergabung menjadi
satu yang masih mempunyai sifat zat asalnya dengan tidak mempunyai komposisi yang tetap. Campuran
dapat dibedakan menjadi campuran heterogen dan campuran homogen (campuran sejati )

D.3.2. Campuran Homogen

Campuran homogen adalah campuran yang tidak bisa dibedakan antara zat-zat yang bercampur di
dalamnya. Seluruh bagian yang bercampur mempunyai sifat yang sama. Contohnya:

− Udara merupakan campuran bermacam-macam gas seperti nitrogen, oksigen, dan lain-lain dan
masing-masing gas tidak bisa dibedakan.

− Paduan logam merupakan campuran dari beberapa jenis logam, masing –masing logam tidak bisa
dibedakan.
Suatu campuran homogen yang dengan mikroskop pun tidak bisa dibedakan partikel-partikel
penyusunnya disebut larutan.

D.3.3. Campuran Heterogen

Campuran heterogen adalah campuran yang mengandung zat-zat yang tidak dapat bercampur satu
dengan yang lain secara sempurna. Masih dapat dikenali sifat-sifat partikel dari zat asal yang bercampur
tersebut, seperti bentuk dan warnanya. Contohnya:

− Batu-batu yang ada di alam (batu kapur, batu pualam)

− Air Lumpur

− Air dengan minyak

Dari uraian di atas kita dapat mengelompokkan campuran heterogen dan campuran homogen dengan
melihat ciri-cirinya, sebagai berikut:

Setelah melihat uraian di atas maka kita bisa membedakan campuran dan senyawa, seperti berikut ini.

Kadar Zat

Materi didefinisikan segala sesutu yang mempunyai massa, menempati ruang, dan memiliki sifat seperti
dapat dilihat, dicium,diraba, didengar atau dirasa.

Sifat fisika materi meliputi: wujud, rasa bau, warna, bentuk dan tetapan fisika.

Sifat kimia materi meliputi: kereaktifan (kemudahan bereaksi; mudah terbakar), rumus kimia, struktur
ikatan.

Perubahan fisika merupakan perubahan yang hanya melibatkan perubahan sifat fisika materi, berifat
sementara dan tidak menghasilkan zat baru.

Perubahan kimia merupakan perubahan materi yang melibatkan pada sifat fisika maupun sifat kimia
materi, perubahan yang menghasilkan zat baru yang sifatnya kekal.

Materi yang ada di alam dapat diklasifikasikan menjadi unsur, senyawa dan campuran
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana dengan reaksi
kimia biasa.

Senyawa adalah zat tunggal yang dapat diuraikan secara kimia menjadi zat yang lebih sederhana yang
berbeda sifatnya dengan zat asal.

Campuran adalah gabungan dari dua atau lebih zat dengan komposisi yang tidak tetap dan sifat zat yang
bergabung tidak berubah.

Campuran ada dua bentuk: Campuran homogen yaitu campuran yang serba sama sedangkan campuran
heterogen adalah campuran yang serbaneka.

Kadar zat menyatakan banyaknya zat itu dalam sejumlah campurannya.

Kadar zat dapat dinyatakan dalam satuan persen dan bpj

Anda mungkin juga menyukai