Anda di halaman 1dari 19

ZAT DAN WUJUDNYA

HAYYUN
2209200170011
A. Zat dan Wujud Perubahannya

Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke keadaan wujud zat yang
lain. Perubahan zat ini bisa terjadi karena peristiwa pelepasan dann penyerapan kalor.
Jenis-Jenis Perubahan Wujud Zat

Perubahan wujud zat dibagi menjadi 6 macam:

1. Membeku

Membeku adalah peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi


padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. Contoh
peristiwa membeku yaitu air yang dimasukan dalam freezer akan
menjadi es batu, dan lilin cair yang didinginkan.

2. Mencair

Mencair adalah peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair.
Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contoh peristiwa
mencair yaitu pada batu es yang berubah menjadi air, lilin yang
dipanaskan, dan es krim yang dibiarkan diruangan terbuka akan mencair
dengan sendirinya.
3. Menguap

Menguap adalah peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi gas.
Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contohnya air yang
direbus jiika dibiarkan berada pada tempat terbuka lama-kelamaan akan
habis, bensin yang dibiarkan berada pada tempat terbuka lama-lama juga
akan habis berubah menjadi gas.

4. Mengembun

Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair.
Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. Contohnya adalah Ketika
kita menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan
basah, atau rumput di lapangan pada pagi hari menjadi basah padahal malam
harinya tidak ada hujan.
5. Menyublin

Menyublin merupakan peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi


gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas. Contohnya yaitu
kapur barus (kamper) yang disimpan pada lemari pakaian lama-kelamaan
akan habis.

6. Mengkristal

Mengkristal ialahg peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi padat.
Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. Contohnya adalah pada
peristiwa berubahnya uap menjadi salju.
Perubahan Fisika

Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat atau
materi tanpa disertai terbentuk zat baru. Dengan kata lain, hasil perubahan
tersebut masih memiliki sifat fisika yang sama dengan zat awalnya,
perubahan hanya terjadi pada bentuk, warna, dan ukurannya saja (fisik).

Ciri-Ciri Perubahan Fisika:

1. Bisa kembali ke bentuk semula (Reversible)

Hasil dari perubahannya bisa Kembali ke bentuk semula (Reversible),


khususnya untuk perubahan fase. Contohnya air yang membeku akan cair
Kembali menjadi zat air. Tidak semua perubahan fisika mudah dibalik dan
bahkan yang lainnya tidak bisa dibalik. Tetapi, reversibilitas pada
umumnya menunjukkan adanya perubahan fisika.
2. Tidak terbentuk adanya zat baru

Hasil dari perubahannya bukan merupakan suatu zat kimia yang baru. Walaupun memiliki tampilan yang sudah
berubah dari wujud semula, namun sifat zat hasil perubahan itu masih tetap sama dengan zat awalnya. Zat tersebut
hanya berubah kondisi fisiknya saja, contohnya dari zat padat menjadi zat cair. Tak hanya itu saja, pemanasan
terhadap zat-zat tertentu juga bisa menimbulkan perubahan fisika yang mana tidak ada zat / zat baru yang terbentuk.
3. Tidak terjadi adanya reaksi kimia

Perubahan fisika tidak dapat menimbulkan sebuah zat menjadi zat yang
berbeda secara fundamental, namun perubahan kimiawi lah yang
menimbulkan zat berubah menjadi zat baru secara kimiawi. Contoh
perubahan fisika adalah pencampuran gula ke dalam air yang akan
membentuk larutan gula. Secara fisik gula tersebut berubah dari bentuk
padat ke dalam bentuk yang terlarut di dalam air, namun sifat gula masih
sama, yakni manis.
Perubahan Kimia

Perubahan kimia sendiri memiliki arti perubahan yang


menghasilkan zat baru dan tidak bisa dikembalikan ke zat awal.
Perubahan ini menghasilkan jenis dan sifat materi yang berbeda
dari sifat dan jenis sebelumnya. Perubahan kimia melibatkan
penataan ulang atom dan partikel-partikel zat dari satu atau
lebih zat, perubahan kimia juga akan mengalami perubahan sifat
atau komposisinya. Perubahan kimia bersifat tetap dan tidak
dapat diubah lagi.

Gambar contoh perubahan kimia.


Ciri-ciri perubahan kimia:

1. Perubahan warna

Suatu zat mempunyai warna tertentu tergantung komposisi dan kandungan unsur atau senyawa dalam zat tersebut.
Contohnya, sendok logam yang ditempatkan diatas nyala api maka akan terbentuk warna hitam dari asap yang
mengandung karbon atau arang.

2. Perubahan suhu

Reaksi kimia terjadi karena adanya perubahan energi yang menyertai reaksi kimia. Ada dua perubahan suhu yang
menyertai perubahan kimia yaitu kalor yang dilepaskan dan kalor yang dibutuhkan dalam perubahan kimia.

Contoh perubahan kimia:

 Kertas terbakar
 Petasan meledak
 Singkong menjadi tape
 Besi berkarat
 Pembusukan makanan.
B. Susunan dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud Zat

Partikel atau molekul adalah bagian terkecil dari suatu zat yang masih memiliki sifat zat
tersebut. Sebagai contoh ketika membuat teh manis dengan menggunakan gula pasir. Saat gula
pasir dimasukkan ke dalam air teh panas maka akan terjadi tumbukan antara partikel-partikel
gula pasir dengan partikel air sehingga gula pasir akan larut. Gula pasir ini akan lebih cepat
larut karena air yang digunakan adalah air panas. Pelarutan akan lebih cepat lagi jika kita
mengaduknya. Partikel-partikel gula pasir dalam wujud cair bergerak ke seluruh air teh yang
terdapat dalam gelas sehingga air teh tadi menjadi manis. Hal ini membuktikan bahwa partikel
masih mempunyai sifat yang sama dengan zat asalnya.
1. Partikel Zat Padat
 Letak partikelnya sangat berdekatan dalam susunan yang teratur.
 Gaya tarik-menarik antarpartikelnya sangat kuat sehingga gerakannya
partikelnya menjadi tidak bebas.
 Gerakan partikelnya tidak diam, tetapi bergetar dan berputar di tempatnya.
 Partikel-partikelnya tidak mudah dipisahkan sehingga bentuknya selalu
tetap (tidak berubah).
Zat padat tersusun atas partikel-partikel yang teratur dan mempunyai jarak antarpartikel yang sangat rapat.
Gaya tarikmenarik antarpartikel zat padat sangat kuat. Hal ini menyebabkan partikel tidak dapat bergerak secara
bebas untuk berpindah tempat. Keadaan ini menyebabkan zat padat dapat mempertahankan bentuk dan
volumenya sehingga zat padat selalu mempunyai bentuk dan volume yang tetap.
2. Partikel Zat Cair
Susunan partikel zat cair adalah sebagai berikut:

 Letak partikelnya kurang rapat dibandingkan dengan zat padat.


 Gerakan partikelnya cukup bebas.
 Partikelnya dapat berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan
kelompoknya karena masih terdapat gaya tarik-menarik.
 Bentuknya mudah berubah sesuai tempatnya, tetapi volumenya tetap.

Zat cair mempunyai susunan partikel yang kurang teratur dan kurang rapat dibandingkan susunan
partikel pada zat padat. Hal inilah yang menyebabkan partikel-partikel dapat bergerak bebas untuk
berpindah tempat. Akan tetapi, partikel-partikel penyusun zat cair tidak dapat memisahkan diri dari
kelompoknya. Keadaan ini menyebabkan volume zat cair selalu tetap, walaupun bentuknya selalu
berubah mengikuti tempatnya.
3. Partikel Zat Gas
 Letak partikelnya sangat berjauhan sehingga gaya tarik-menarik
antarpartikelnya hampir tidak ada.
 Bergerak sangat bebas.
 Baik volume maupun bentuknya mudah berubah.
 Zat gas dapat mengisi seluruh ruangan yang ada.

Pada zat gas, jarak antar partikel sangat berjauhan sehingga gaya tarik-menarik antar partikel sangat
lemah. Partikel-partikel ini bergerak sangat bebas dan cepat dalam wadahnya. Hal ini menyebabkan zat
gas tidak dapat mempertahankan bentuk dan volumenya sehingga bentuk dan volume zat gas selalu
berubah mengikuti ruang yang ditempatinya.
Berdasarkan keadaan partikel-partikel wujud zat di atas, kita tahu bahwa partikel zat padat dapat
bergerak. Hal ini dapat dilihat dari larutnya gula dalam air, partikel-pertikel gula meninggalkan ikatannya
dan membaur di antara partikel-partikel zat cair sehingga air terasa manis dan wujud padat gula tidak
terlihat lagi.

Hal lain yang dapat kita ketahui adalah adanya tarik-menarik antarpartikel. Gaya tarik-menarik
antarpartikel dapat terjadi antara partikel-partikel yang sejenis dan antara partikel-partikel yang tidak
sejenis. Gaya tarik-menarik antarpartikel yang sejenis disebut kohesi, dan gaya tarik-menarik antarpartikel
yang tidak sejenis disebut adhesi.
Kohesi, Adhesi dan kapilaritas

Adhesi dan kohesi Menurut J. Anthony von Fraunhofer dalam jurnal berjudul Adhesion
and Cohesion (2012), adhesi adalah gaya tarik-menarik antar spesies molekul yang berbeda,
sedangkan kohesi adalah gaya tarik-menarik antara molekul yang sejenis. Gaya kohesi terjadi
pada molekul sejenis, misalnya gaya tarik-menarik antara molekul air yang berada dalam
suatu wadah. Sederhanya, kohesi dapat dikatakan sebagai molekul air yang tertarik pada
molekul air lainnya.
Adapun gaya adhesi terjadi pada dua jenis molekul yang berbeda, misalnya air yang
membasahi segala macam benda. Sederhananya, adhesi dapat dikatakan sebagai molekul air
yang tertarik pada molekul zat lain.
Contoh gaya kohesi dan adhesi

1. Contoh gaya kohesi dalam kehidupan sehari-hari bisa kita perhatikan pada tetesan
air. Tetesan air memiliki bentuk bulat yang tertarik ke bawah karena gravitasi.
Mengapa bentuk air tidak kotak, tidak hanya datar, atau tidak dalam bentuk lainnya?
Jawabannya adalah karena gaya kohesi antar molekul air. Dilansir dari U.S.
Geological Survey, gaya kohesi atau tarik-menarik antar molekul air menyebabkan
tegangan permukaan membentuk tetesan air menjadi bulat seolah-olah terbungkus
oleh sesuatu.
2. contoh gaya adhesi, cobalah untuk mencelupkan sebuah kaca ke dalam air. Ketika
diangkat dari air, air akan menempel pada permukaan kaca dan kaca menjadi basah.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica, hal tersebut terjadi karena gaya adhesi antar
molekul air dan kaca lebih besar dibanding gaya kohesi antar molekul air. Sehingga,
air menempel pada permukaan kaca
Penggunaan Massa Jenis dalam kehidupan sehari-hari.
Massa jenis adalah massa unit volume suatu materi yang dinyatakan dalam satuan gram per
sentimeter kubik. Massa jenis dapat menjelaskan berbagai macam peristiwa di Bumi, juga dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Minyak dan Air


Contoh penerapan massa jenis dapat dilihat pada minyak dan air. Jadi, ketika minyak dan air
disatukan di dalam satu wadah, keduanya tidak dapat menyatu atau berpisah. Hal itu disebabkan
karena massa jenis minyak lebih ringan dari massa jenis air. Itulah yang membuat minyak berada
di permukaan air dan tidak dapat menyatu.

2. Balon Helium
Balon yang berisi helium ini dapat terbang ke udara dikarenakan massa jenis helium
cenderung lebih kecil dari massa jenis udara.Namun, beda ceritanya kalau balon ditiup
menggunakan nafas manusia, kandungan gas karbon monoksida di dalam balon mempunyai massa
jenis yang cenderung lebih besar sehingga balon tak dapat terbang ke udara.
3. Pesawat terbang
memiliki massa jenis yang cenderung lebih kecil dan kokoh karena terbuat dari
alumunium. Oleh karena itu, pesawat terbang mampu terbang di udara dengan baik tanpa
merasa terbebani oleh benda-benda berat. Meski demikian, pesawat terbang juga memiliki
kapasitas penumpang agar tidak kelebihan beban.

4. Kapal Laut
Kapal laut mempunyai ruang kosong berisi udara sehingga membuat massa jenis kapal
cenderung lebih kecil dari air laut.
Jadi, jika ada kasus kapal tenggelam, itu dikarenakan kapal mengalami kebocoran, yang mana
air laut menerobos masuk ke dalam kapal dan memaksa udara keluar. Sehingga massa jenis
cenderung menjadi lebih berat, yang kemudian membuat kapal tenggelam.
THANK YOU!

ASSALAMU ‘ALAIKUM WAROHMATULLAHI


WABAROKATUH

Anda mungkin juga menyukai