BY GROUP 3
1
DAFTAR ISI
BAB 1............................................................................................................. 3
• Latar belakang......................................................................................... 3
• Rumusan masalah.................................................................................... 3
• Tujuan...................................................................................................... 4
BAB 2............................................................................................................. 5
• Wujud zat................................................................................................. 5
• Zat padat............................................................................................ 5
• Zat cair............................................................................................... 6
• Zat gas............................................................................................... 6
• Perubahan fisika............................................................................... 7
• Perubahan kimia............................................................................... 7
• Massa jenis............................................................................................. 10
• Kapilaritas....................................................................................... 12
• Gaya dipol............................................................................... 14
• Gaya London........................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Materi atau zat dikelompokan menjadi zat tunggal (murni) dan campuran.
Zat murni terdiri dari unsur dan senyawa. unsur merupakan zat murni yang paling
sederhana. Sedangkan senyawa gabungan dari dua atau lebih unsur yang terbentuk
melalui reaksi kimia. Suatu zat bisa berupa gas, cair, atau padat. Saat benda padat
berubah menjadi cair, maka disebut meleleh atau melebur atau juga mencair. Jika
benda cair berubah menjadi padat, maka disebut menguap. Ada keunikan diantara
zat tersebut. Ada beberapa zat yang sama yang juga dapat dijumpai dalam bentuk
yang berbeda. Air bisa kita jumpai dalam bentuk gas (uap), cair (air), atau padat.
3
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Zat Padat
Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng
yang berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat.
Begitu pula dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun
berpindah tempat ke dalam gelas. Hal ini disebabkan karena daya tarik
antarpartikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal
(seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu
granit). Partikel zat padat memiliki sifat seperti berikut:
5
b. Zat Cair
1. Letaknya berdekatan
2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya,
tetapi tidak lepas dari kelompoknya
c. Zat Gas
Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan
tempatnya. Gas yang terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang
sama dengan balon. Gas yang terdapat di dalam botol, bentuk dan volumenya
sama dengan botol. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan
kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah.
Partikel zat gas memiliki sifat seperti berikut:
6
2.2 Perubahan wujud zat
Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa
pelepasan dan penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu
tercapai oleh atom atau senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam
angka suhu. Perubahan wujud zat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Perubahan kimia
2. Perubahan Fisika
Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru yang berubah hanya
wujud dan bentuknya. Contohnya : Es mencair, gula yang dilarutkan
kedalam air, air menjadi es.
7
a. Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair
menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh
peristiwa mencair yaitu air yang
dimasukkan dalam freezer akan menjadi
es batu, lilin cair yang didinginkan.
b. Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat
menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh
peristiwa mencair yaitu pada batu es yang
berubah menjadi air, lilin yang
dipanaskan.
c. Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair
menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contohnya air
yang direbus jika dibiarkan lama-
kelamaan akan habis, bensin yang
dibiarkan berada pada tempat terbuka
lama-lama juga akan habis berubah
menjadi gas.
d. Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh
mengembun adalah ketika kita menyimpan
es batu dalam sebuah gelas maka bagian
luar gelas akan basah, atau rumput di
8
lapangan pada pagi hari menjadi basah padahal sore harinya tidak hujan.
e. Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat
menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh
menyublim yaitu pada kapur barus
(kamper) yang disimpan pada lemari
pakaian lama-lama akan habis.
f. Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh
mengkristal adalah pada peristiwa
berubahnya uap menjadi salju.
9
2.3 Massa jenis
Ket :
ρ adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.
10
Partikel-partikel yang sejenis dalam zat padat membentuk sutu ikatan yang
sangat kuat sehingga membentuk benda padat. Di dalam kayu atau besi terjadi
gaya tarik-menarik antarpartikel sehingga membentuk ikatan yang kuat.
Demikian juga pada zat cair, dalam suatu zat ciri terjadi ikatan antarmolekul zat
cair yang membentuk ikatan. Peristiwa ini disebut dengankohesi. Jadi, kohesi
adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Kohesi yang
terjadi dalam zat padat lebih kuat disbanding kohesi dalam zat cair, itulah
sebabnya molekul-molekul zat padat lebih sukar dipisahkan disbanding molekul-
molekul zat cair. Sedangkan kohesi yang paling lemah terjadi pada gas, sehingga
gas sangat untuk dipisahkan. Contoh kohesi yaitu :
Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya
peristiwa-peristiwa sebagai berkut :
11
Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan
(meniskus) zat cair dalam pipa kapiler cekung, misalnya pada pipa yang
diisi dengan air ( pipa kiri ). sebaliknya jika gaya kohesi lebih besar maka
permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan cembung, misalnya pipa yang
diisi dengan air raksa ( pipa kanan).
2. Kapilaritas
12
2.5 Gaya antar molekul
Pada molekul polar disebut gaya dipol, pada molekul non polar disebut
gaya london atau gaya dispersi.Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
ikatan Van Der Waals adalah sebagai berikut :
1. Terjadi gaya tarik menarik antar molekul yang mempunyai perbedaan
menimbulkan gaya van der waals. Gaya van der walls mempengaruhi
peningkatan titik didih unsur – unsur berwujud gas yang terletak pada
golongan VIIIA dalam SPU.
Gaya Van Der Waals dibagi menjadi 2 yaitu, gaya dipol dan gaya
London,Berikut penjelasannya :
13
1. Gaya Dipol
Gaya dipol terjadi antar molekul polar. Dalam zat polar, molekul
molekulnya cenderung menyusun diri dengan ujung (pol) positif
berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari molekul didekatnya.Di
bawah ini contoh gaya dipol yang terjadi pada unsur HCl dan FCl :
Gaya London terjadi pada molekul – molekul non polar. Gaya ini
terjadi padaunsur yang tidak mempunyai beda
14
15