Anda di halaman 1dari 15

ZAT DAN PERUBAHANNYA

BY GROUP 3

- Dzaki Arif Rahman


- Griffin Dwi Sectio
- Firdaus Akbar
- Favian Firjatullah

1
DAFTAR ISI

BAB 1............................................................................................................. 3

• Latar belakang......................................................................................... 3

• Rumusan masalah.................................................................................... 3

• Tujuan...................................................................................................... 4

BAB 2............................................................................................................. 5

• Wujud zat................................................................................................. 5

• Zat padat............................................................................................ 5

• Zat cair............................................................................................... 6

• Zat gas............................................................................................... 6

• Perubahan wujud zat................................................................................ 7

• Perubahan fisika............................................................................... 7

• Perubahan kimia............................................................................... 7

• Massa jenis............................................................................................. 10

• Adhesi dan kohesi.................................................................................. 10

• Kapilaritas....................................................................................... 12

• Gaya antar molekul................................................................................ 13

• Gaya Van Der Waals...................................................................... 13

• Gaya dipol............................................................................... 14

• Gaya London........................................................................... 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Materi atau zat dikelompokan menjadi zat tunggal (murni) dan campuran.
Zat murni terdiri dari unsur dan senyawa. unsur merupakan zat murni yang paling
sederhana. Sedangkan senyawa gabungan dari dua atau lebih unsur yang terbentuk
melalui reaksi kimia. Suatu zat bisa berupa gas, cair, atau padat. Saat benda padat
berubah menjadi cair, maka disebut meleleh atau melebur atau juga mencair. Jika
benda cair berubah menjadi padat, maka disebut menguap. Ada keunikan diantara
zat tersebut. Ada beberapa zat yang sama yang juga dapat dijumpai dalam bentuk
yang berbeda. Air bisa kita jumpai dalam bentuk gas (uap), cair (air), atau padat.

Salah satu tujuan mempelajari ilmu Kimia adalah mengkaji tentang


bagaimana partikel berukuran sangat kecil bergabung satu dengan lainnya
membentuk struktur materi yang sangat besar seperti kita lihat sehari-hari,
contohnya molekul air. Materi yang kita amati sehari-hari sesungguhnya tersusun
dari sejumlah partikel yang bergabung melalui ikatan kimia atau gaya
antarmolekul. Dengan diketahuinya jenis ikatan yang memperkokoh partikel,
diharapkan kita dapat meramalkan bentuk geometri suatu materi, khususnya
geometri molekul.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan wujud zat ?

2. Apa yang dimaksud dengan perubahan wujud zat ?

3. Apa yang dimaksud dengan massa jenis?


4. Apa yang dimaksud dengan adhesi dan kohesi ?
5. Apa yang dimaksud gaya antar molekul ?

3
1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui tentang wujud zat

2. Dapat mengetahui tentang perubahan wujud zat

3. Dapat mengetahui tentang massa jenis

4. Dapat mengetahui tentang adhesi dan kohesi


5. Dapat mengetahui tentang gaya antar molekul

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Wujud zat


Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Sedangkan
wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase
materi berlainan.

Sifat – sifat partikel suatu zat adalah sebagai berikut :

Partikel tidak diam, tetapi selalu bergerak atau bergetar


Diantara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat gaya tarik-
menarik

Diantara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat ruang


antarpartikel yang disebut pori-pori

Wujud zat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

a. Zat Padat

Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kelereng
yang berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat.
Begitu pula dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun
berpindah tempat ke dalam gelas. Hal ini disebabkan karena daya tarik
antarpartikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal
(seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu
granit). Partikel zat padat memiliki sifat seperti berikut:

1. Letaknya sangat berdekatan


2. Susunannya teratur
3. Gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya

5
b. Zat Cair

Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai


dengan yang ditempatinya. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas, maka
bentuknya seperti gelas, apabila dimasukkan ke dalam botol akan seperti
botol. Tetapi volumenya selalu tetap. Hal ini disebabkan partikel-partikel
penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih
bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah. Partikel zat cair
memiliki sifat seperti berikut:

1. Letaknya berdekatan
2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya,
tetapi tidak lepas dari kelompoknya

c. Zat Gas

Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan
tempatnya. Gas yang terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang
sama dengan balon. Gas yang terdapat di dalam botol, bentuk dan volumenya
sama dengan botol. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan
kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah.
Partikel zat gas memiliki sifat seperti berikut:

1. Letaknya sangat berjauhan


2. Susunannya tidak teratur
3. Gerakannya bebas bergerak, sehingga dapat bergeser dari
tempatnya dan lepas dari kelompoknya, sehingga dapat memenuhi
ruangan

6
2.2 Perubahan wujud zat

Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa
pelepasan dan penyerapan kalor. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu
tercapai oleh atom atau senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam
angka suhu. Perubahan wujud zat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Perubahan kimia

Perubahan yang menghasilkan zat baru Contoh : Makanan membusuk,


pembakaran, petasan yang meledak, dan fermentasi .

2. Perubahan Fisika
Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru yang berubah hanya
wujud dan bentuknya. Contohnya : Es mencair, gula yang dilarutkan
kedalam air, air menjadi es.

Perubahan fisika di bedakan menjadi 6 peristiwa, yaitu :

7
a. Membeku
Peristiwa perubahan wujud dari cair
menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh
peristiwa mencair yaitu air yang
dimasukkan dalam freezer akan menjadi
es batu, lilin cair yang didinginkan.

b. Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat
menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh
peristiwa mencair yaitu pada batu es yang
berubah menjadi air, lilin yang
dipanaskan.

c. Menguap
Peristiwa perubahan wujud dari cair
menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contohnya air
yang direbus jika dibiarkan lama-
kelamaan akan habis, bensin yang
dibiarkan berada pada tempat terbuka
lama-lama juga akan habis berubah
menjadi gas.
d. Mengembun
Peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh
mengembun adalah ketika kita menyimpan
es batu dalam sebuah gelas maka bagian
luar gelas akan basah, atau rumput di

8
lapangan pada pagi hari menjadi basah padahal sore harinya tidak hujan.
e. Menyublim
Peristiwa perubahan wujud dari padat
menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh
menyublim yaitu pada kapur barus
(kamper) yang disimpan pada lemari
pakaian lama-lama akan habis.

f. Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud dari gas
menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh
mengkristal adalah pada peristiwa
berubahnya uap menjadi salju.

9
2.3 Massa jenis

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.


Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis
lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada
benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya
air).Satuan SImassa jenis adalah kilogramm per meterr kubik (kg·m -3).

Rumus untuk menentukan massa jenis adalah

Ket :
ρ adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.

2.4 Adhesi dan Kohesi

Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu zat, maka


molekul penyusun suatu zat juga dapat bereaksi dengan molekul penyusun zat
yang lainnya.Partikel-partikel zat padat dan partikel zat cair dapat mengadakan
suatu ikatan, sehingga terjadi gaya tarik-menarik. Cat dapat menempel pada kayu
dan besi karena antara partikel-partikel cat dan partikel-partikel kayu atau besi
terjadi gaya tarik-menarik. Peristiwa ini disebut adhesi. Dengan demikian, adhesi
adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Contoh
adhesi yaitu :

Tinta dapat menempel di kertas


Kapur / tinta dapat menempel di papan tulis
Semen dapat melekatkan batu dengan pasir
Cat dapat menempel pada tembok

10
Partikel-partikel yang sejenis dalam zat padat membentuk sutu ikatan yang
sangat kuat sehingga membentuk benda padat. Di dalam kayu atau besi terjadi
gaya tarik-menarik antarpartikel sehingga membentuk ikatan yang kuat.
Demikian juga pada zat cair, dalam suatu zat ciri terjadi ikatan antarmolekul zat
cair yang membentuk ikatan. Peristiwa ini disebut dengankohesi. Jadi, kohesi
adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Kohesi yang
terjadi dalam zat padat lebih kuat disbanding kohesi dalam zat cair, itulah
sebabnya molekul-molekul zat padat lebih sukar dipisahkan disbanding molekul-
molekul zat cair. Sedangkan kohesi yang paling lemah terjadi pada gas, sehingga
gas sangat untuk dipisahkan. Contoh kohesi yaitu :

gaya tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu


gaya tarik menarik antara molekuk kapur membentuk kapur batang
gaya tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk butiran gula
pasir

Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadap zat cair menyebabkan terjadinya
peristiwa-peristiwa sebagai berkut :

1. Meniskus cembung dan meniskus cekung

11
Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan
(meniskus) zat cair dalam pipa kapiler cekung, misalnya pada pipa yang
diisi dengan air ( pipa kiri ). sebaliknya jika gaya kohesi lebih besar maka
permukaan zat cair dalam pipa kapiler akan cembung, misalnya pipa yang
diisi dengan air raksa ( pipa kanan).

Dalam kehidupan sehari-hari juga dapat dijumpai peristiwa adhesi


dan kohesi, misalnya ketika ada air yang jatuh di atas permukaan daun
tertentu akan membentuk bola air. Hal tersebut dikarenakan gaya kohesi
lebih besar dari adhesi.

2. Kapilaritas

Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit


atau pipa rambut yang disering disebut sebagai pipa kapiler. Gejala ini
disebabkan karena adanya gaya adhesi atau kohesi antara zat cair dan
dinding celah tersebut. Zat cair yang dapat membasahi dinding kaca pipa
kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler dengan dinding pipa
kapiler lebih besar. Sedangkan zat cair yang tidak membasahi dinding kaca
pipa kapiler memilki gaya kohesi yang lebih besar. Hal ini akan
mempengaruhi tinggi rendahnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.

Contoh kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:

Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor


Naiknya minyak tanah melalui sumbu pada lampu tempel
Baiknya air tanah sampai ke daun melalui pembuluh tapis
Menetesnya air pada kain dalam ember yang semampai

12
2.5 Gaya antar molekul

Jika Molekul – molekul membentuk senyawa tentunya ada interaksi antar


molekul tersebut. Dua diantaranya sekaligus disebut gaya tarik Van der Waals.
Gaya tarik yang lemah disebabkan oleh dipol imbasan sesaat, yang terjadi antara
semua molekul, bahkan juga molekul yang non polar sekalipun, Gaya tarik Van
der Waals yang kuat, disebut gaya tarik dipol-dipol, terjadi antara molekul yang
memiliki momen dipol permanen. Gaya tarik ketiga lebih kuat dari gaya Van der
Waals yang terjadi hanya antar molekul tertentu dan kemudian disebut Ikatan
Hidrogen. Gaya tarik antar molekul, mempengaruhi pemutusan ikatan, titik leleh
maupun titik didih.

Gaya antar molekul dibagi menjadi dua, yaitu :


Gaya van der waals dapat terjadi pada molekul polar dan non polar.

Pada molekul polar disebut gaya dipol, pada molekul non polar disebut
gaya london atau gaya dispersi.Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
ikatan Van Der Waals adalah sebagai berikut :
1. Terjadi gaya tarik menarik antar molekul yang mempunyai perbedaan

keelektronegativan meskipun muatannya kecil dan terdapat pada


senyawa non polar. Contohnya : CH4
2. Ikatan antar molekul yang memiliki perbedaan keelektronegatifan

dengan molekul lain yang hampir tidak ada perbedaan


keelektronegatifannya akan menginduksi molekul yang hampir tidak

ada perbedaan keelektronegatifannya tersebut.


3. Bila terjadi interaksi berbagai dipol secara bersamaan, maka akan

menimbulkan gaya van der waals. Gaya van der walls mempengaruhi
peningkatan titik didih unsur – unsur berwujud gas yang terletak pada
golongan VIIIA dalam SPU.

Gaya Van Der Waals dibagi menjadi 2 yaitu, gaya dipol dan gaya
London,Berikut penjelasannya :

13
1. Gaya Dipol

Gaya dipol terjadi antar molekul polar. Dalam zat polar, molekul
molekulnya cenderung menyusun diri dengan ujung (pol) positif
berdekatan dengan ujung (pol) negatif dari molekul didekatnya.Di
bawah ini contoh gaya dipol yang terjadi pada unsur HCl dan FCl :

2. Gaya London ( Dispersi )

Gaya London terjadi pada molekul – molekul non polar. Gaya ini
terjadi padaunsur yang tidak mempunyai beda

keelektronegatifan.Kekuatan gaya tarik dispersi bergantung pada


seberapa banyak elektron yang berada untuk didispersikan.
Semakinbesar ukuran molekul dan massa molarnya maka gaya tarik
akan meningkat danmenyebabkan titik didih molekul semakin
meningkat pula. Terjadi pada gas mulia dan unsur ringan. Contoh : N2,
H2,O2,He2.

14
15

Anda mungkin juga menyukai