Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

WUJUD ZAT PADAT DAN GAS

OLEH :
Kelompok II
1. FITRIYANTI M.ABDUL (D1B122291)
2. SRI MAYA DESIANI DULLAH (D1B122309)
3. SRI AYU NENGSI (D1B122410)
4. TIUR AYU PERMATA KISNA (D1B122341)
5. WA ODE HELDA PRATAMA (D1B122393)

KELAS : 04 ALIH JENJANG

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai makalah tentang “Wujud Zat Padat & Gas”.
Karena berhubung keterbatasan pengetahuan mungkin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik uyang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Makassar, Januari 2023

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISI ....... ……………………………………………………………. ii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan …………. ................................................................................ 2
BAB II ISI……………. ................................................................................. 3
2.1 Dasar teori ........................................................................................... 3
2.2 Perubahan Wujud Zat........................................................................... 5
2.3 Massa jenis…………………………………………………………… 7
2.4 Adhesi Dan Kohesi………………………………………………….. 7
2.5 Kapilaritas……………………………………………………………. 9
2.6 Gaya antar molekul………………………………………………….. 10
BAB III PENUTUP ………………………………………………………….. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perubahan wujud zat perubahan termodinamika dari satu fase keadaan wujud lain,

wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang tidak didapatkan dari berbagai dari

materi berlainan,pada dasarnya perbedaan fase ini didasari oleh perbedaan kualitatif

dalam sifat baik dengan keadaan padatan zat untuk mempertahankan bentuk dan

volumenya, dalam keadaan cairan mempertahankan volume tetapi menyesuaikan

dengan wadah tersebut, sedangkan pada keadaan gas zat untuk mengembang dan

menempati volume yang tersedia (Mulyasa, 2013).

Perubahan wujud zat dapat terjadi karena adanya peristiwa dan penyerapan kalor,

wujud zat berubah Ketika titik tertentu tercapai oleh asam atau senyawa zat tersebut

yang biasanya zat dapat dikuantitaskan dalam angka dan suhu, semisal air untuk

menjadi padat harus mencapai titik bekunya dan air menjadi gas dengan harus

mencapai titik didihnya. Selain itu, wujud zat juga dapat didefinisikan sebagai keadaan

fase. Sebuah transisi fase menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari dari

perbedaan drastic dari sifat-sifatnya. Perbedaan wujud zat ini merupakan tiap keadaan

termodinamika yang diberikan dari sebuah transisi fase, perubahan wujud zat terbagi

atas tiga yaitu zat padat, cair dan gas (Kristanto, 2013).

Zat murni terdiri dari unsur dan senyawa, unsur merupakan zat murni yang paling

sederhana, sedangkan senyawa gabungan dari dua atau lebih unsur yang terbentuk

1
melalui reaksi kimia, suatu zat berupa gas dan atau padat, saat benda padat berubhan

menjadi cair, maka disebut meleleh atau melebur dan juga mencair, jika benda cair

berubah menjadi padat, maka disebut menguap, ada keunikan di antara zat tersebut,

ada beberapa zat yang sama dan juga dijumpai dalam bentuk yang berbeda, air bis akita

jumpai dalam bentuk gas ( uap), Cair (air0 atau padat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perubahan wujud zat ?

2. Apa yang dimaksud dengan adhesi dan kohesi ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perubahan wujud zat

2. Untuk mengetahui adhesi dan kohesi.

2
BAB II
ISI
2.1 Dasar teori

Zat adalah sesuatu memiliki massa dan menempati ruang, sedangkan wujud zat

merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase materi berlainan.

Sifat-sifat partikel suatu zat sebagai berikut :

1. Partikel tidak diam, tetapi selalu bergerak atau bergetar.

2. Diantara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat gaya Tarik-menarik.

3. Diantara satu partikel dengan partikel yang lain terdapat ruang antar partikel yang

disebut pori-pori.

Wujud zat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Zat padat

Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya kalereng yang

berbentuk bulat, dipindahkan kegelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula

dengan volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun berpindah tempat

kedalam gelas. Hal ini disebabkan karena daya Tarik antarpartikel zat padat sangat

kuat. Pada umunya zat padat berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam dapur)

atau amorf (seperti kaca dan batu granit), partikel zat padat memiliki sifat seperti

berikut :

a. Letaknya sangat berdekatan.

b. Susunanya teratur

c. Geraknya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar di tempatnya.

3
b. Zat Cair

Zat cair memiliki volume tetapi bentuk berubah-ubah sesuai dengan yanh

ditempatinya. Apabila air dimasukkan kedalam gelas, maka bentuknya seperti

gelas, apabila dimasukkan kedalam kedalam botol akan seperti botol. Tetapi

volumenya selalu tetap, hal ini disebabkan partikel-partikel penyusunnya agak

berjauhan satu sama lain, selain itu partikel-partikelnya penyusunna agak berjauhan

satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih bebas bergerak karena ikatan antar

partikelnya lemah. Partikel zat cair memiliki sifat sebagai berikut :

1. Letaknya berdekatan

2. Susunanya tidak teratur

3. Gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergesar dari tempatnya tetapi tidak

lepas dari kelompoknya.

c. Zat Gas
Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan tempatnya.

Gas yang terdapat di balon memiliki bentuk dan volume yang sama dengan balon.

Gas yang terdapat didalam botol , bentuk dan volumenya sama dengan botol,

partikel-partikel gas bergerak acak kesegala arah dengan kecepatan bergantung

pada suhu gas, akibatnya cvolumenya selalu berubah. Partikel zat gas memiliki sifat

seperti berikut :

1. Letaknya sangat berjauhan

2. Susunanya tidak teratur

4
3. Gerakanya bebas bergerak, sehingga dapat bergesar dari tempatnya dan lepas

dari kelompoknya, sehingga dapat memenuhi ruangan.

2.2 Perubahan wujud zat

Perubahan wujud zat adalah perubahan termodiamika dari satu fase benda

kekeadaan wujud zat yang lain perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa

pelepasan dan penyerapan kalori. Perubahan wujud zat terjadi ketika titik tertentu

tercapai oleh atom atau senyawa zat tersebut yang biasanya dikuantitaskan dalam

angka suhu. Perubahan wujud zat dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Perubahan kimia

Perubahan yang menghasilkan zat baru contoh : makanan membusuk,

pembakaran, petasan yang meledak dan fermentasi.

2. Perubahan fisika

Perubahan yang tidak menghasilkan zat baru yang berubah hanya wujud dan

bentuknya. Contohnya : Es mencair, gula yang dilarutkan kedalam air, air

menjadi es.

Perubahan fisika menjadi 6 peristiwa, yaitu :

a) Membeku

Peristiwa perubahan wujud daric air menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat

melepaskan energi panas. Contohnya peristiwa mencair yaitu air yang

dimasukkan dalam freezer akan menjadi es batu, lilin cair yang didinginkan.

5
b) Mencair

Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat

memerlukan energi panas. Contohnya peristiwa mencair yaitu pada batu es

yang berubah menjadi air lilin yang dipanaskan .

c) Menguap

peristiwa perubahan wujud dari air menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat

memerlukan energi panas. Contohnya air yang direbus jika dibiarkan lama-

kelamaan akan habis, bensin ini yang dibiarkan berada pada tempat terbuka

lama-lama juga akan habis berubah menjadi gas.

d) Mengembun

Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair, dalam peristiwa ini zat

melepaskan energi panas. Contohnya mengembun adalah Ketika kita

menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka bagian luar gelas akan basah, atau

rumput di lapangan pada pagi hari menjadi basah padahal sore harinya tidak

hujan.

e) Menyublim

Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas, dalam peristiwa ini zat

memerlukan energi panas. Contohnya menyublim yaitu pada kapur barus

(kamper) yang disimpan pada lemari pakaian lama lama akan habis.

6
f) Mengkristal

Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat, dalam peristiwa ini zat

melepaskan energi panas. contohnya mengkristal adalah pada peristiwa

berubahnya uap menjadi salju.

2.3 Massa Jenis


Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin

tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap

volumenya.Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan

total volumenya. sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)

akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yangmemiliki

massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan massa jenis adalahkilogramm per

meterr kubik (kg m3).

Rumus untuk menentukan massa jenis adalah


𝑚𝑚
𝜌𝜌
𝑣𝑣
Ket :
𝜌𝜌 : massa jenis
m : massa
v : volume
2.4 Adhesi dan kohesi
Disamping terjadi interaksi antar molekul penyusun suatu zat maka terjadi

interaksi antar molekul penyusun suatu zat maka molekul penyusun suatu zat juga

dapat bereaksi molekul – molekul penyusun suatu zat juga dapat bereaksi dengan

molekul penyusun zat yang lainnya. Partikel-partikel zat padat dan partikel zat cair

7
dapat mengadakan suatu ikatan,sehingga terjadi gaya tarik-menarik. Cat

dapat menempel pada kayu dan besi karena antara partikel-partikel cat dan partikel-

partikel kayu atau besi terjadi gaya tarik-menarik. Peristiwa ini disebut adhesi.

Dengan demikian, adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang

tidak sejenis. Contoh adhesi yaitu :

1. Tinta dapat menempal dikertas

2. Kapur / tinta dapat menempal di papan tulis

3. Semen dapat melekatkan batu dengan pasir.

4. Cat dapat menempal pada tembok

Partikel-partikel yang sejenis dalam zat padat membentuk sutu ikatan yangsangat

kuat sehingga membentuk benda padat. Di dalam kayu atau besi terjadi gayatarik-

menarik antarpartikel sehingga membentuk ikatan yang kuat. Demikian juga pada zat

cair, dalam suatu zat ciri terjadi ikatan antarmolekul zat cair yang membentukikatan.

Peristiwa ini disebut dengan kohesi. Jadi, kohesi adalah gaya tarik-menarik antara

partikel-partikel yang sejenis. Kohesi yang terjadi dalam zat padat lebih kuatdisbanding

kohesi dalam zat cair, itulah sebabnya molekul-molekul zat padat lebihsukar

dipisahkan disbanding molekul-molekul zat cair. Sedangkan kohesi yang palinglemah

terjadi pada gas, sehingga gas sangat untuk dipisahkan. Contoh kohesi yaitu :

1. Gaya Tarik menarik antara molekul kayu membentuk kayu

2. Gaya tari menarik antara molekul kapur membentuk kapur batang

3. Gaya Tarik menarik antara molekul-molekul gula membentuk gula pasir.

8
Pengaruh gaya adhesi dan kohesi terhadapt zat cair menyebabkan terjadinya

peristiwa-peristiwa sebagai berikut :

Jika adhesi lebih besar dari pada kohesi maka permukaan (meniscus) zat cair dalam

pipa kapiler cekung, misalnya pada pipa yang diisi dengan air (pipa kiri), sebaliknya

jika gaya kohesi lebih besar maka permukaan zat cairdalam pipa kapiler akan

cembung, misalnya pipa yang diisi dengan air raksa ( pipa kanan).

Dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai peristiwa adhesi dan kohesi, misalnya

Ketika ada air yang jatuh di atas permukaan tertentu akan membentuk bola air. Hal

tersebut dikarenakan gaya kohesi lebih besar dari adhesi.

2.5 Kapilaritas

Kapilaritas adalah meresapnya zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa rambut

yang sering disebut sebagai pipa kapiler. Gejala ini disebabkan karena adaya haya

adhesi atau kohesi antara zat cair dan dinding celah tersebut. Zat cair dapat membasahi

dinding kaca pipa kapiler memiliki gaya adhesi antara pipa kapiler dengan pipa kapiler

lebih besar, sedangkan zat cair yang tidak membasahi dinding kaca pipa kapiler

memiliki gaya kohesi lebih besar, hal ini mempengaruhi tingi rendahnya permukaan

zat cair pada pipa kapiler.

Contoh kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari :

1. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor

2. Naiknya minyak tanah melalui sumbu pada lampu tempel

3. Baiknya air tanah sampai kedaun melalui pembuluh tapis.

4. Menetesnya air pada kain dalam ember.

9
2.6 Gaya antar molekul.

Jika molekul-molekul mebentuk senyawa tentunya ada interaksi antar molekul

tersebut, dua diantaranya sekaligus disebut gaya Tarik Van der Waals. Gaya Tarik yang

lemah disebabkan oleh dipol imbasan sesaat, yang terjadi antara semua molekul,

bahkan juga molekul yang non polar sekalipun, Gaya tarik Van der Waals yang kuat,

disebut gaya tarik dipol-dipol, terjadi antara molekul yang memiliki momen dipol

permanen. Gaya tarik ketiga lebih kuat dari gaya Van der Waals yang terjadihanya

antar molekul tertentu dan kemudian disebut Ikatan Hidrogen. Gaya tarik

antarmolekul, mempengaruhi pemutusan ikatan, titik leleh maupun titik didih.

Gaya antar molekul dibagi menjadi dua yaitu :

Gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul polar dan non polar, pada

molekul polar disebut gaya dipol, pada molekul non polar disebut gaya London atau

gaya disperse, beberapa hal yang menyebabkan

terjadinya ikatan Van Der Waals adalah sebagai berikut :

1. Terjadi gaya Tarik menarik antar molekul yang mempunyai perbedaan

keelektromagnetik meskipun muatannya kecil dan terdapat pada senyawa non

polar, contohnya : CH4

2. Ikatan antar molekul yang memiliki perbedaan keelektronegatifan dengan

molekul lain yang hamper tidak ada perbedaan keelektronegatifan akan

menginduksi molekul yang hamper tidak ada prbedaan keelektronegatifan

tersebut.

10
3. Bila terjadi interaksi berbagai dipol secara bersamaan, maka akan

menimbulkan gaya van der waals. Gaya van der waals

mempengaruhi peningkatan titik didih unsur-unsur berwujud gas.

Gaya Van Der Waals dibagi menjadi 2 yaitu, gaya dipol dan gaya London,

berikut

penjelasannya. :

1. Gaya Dipol

Gaya dipol terjadi antar molekul polar, dalam zat polar, molekul

molekulnya cenderung Menyusun diri dengan ujung (pol) positif

berdekatan dengan ujung (pol) negative dari molekul didekatnya di bawah

contoh gaya dipol yang terjadi pada unsur HCL dan FCL ;

2. Gaya London (Dispersi)

Gaya londonn terjadi pada molekul- molekul non polar, gaya ini terjadi

pada unsur yang tidak mempunyai beda keelektronegatifan, kekuatan

gaya Tarik disperse bergantung pada seberapa banyak electron yang

berada untuk didispersikan, semakin besar ukuran molekul dan massa

molarnya maka gaya Tarik menarik akan meningkat dan menyebakan

11
titik didih molekul semakin meningkat pula, terjadi pada gas mulia dan

unsur ringan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perubahan wujud zat merupakan termodinamika dari satu fase benda kedalam

wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena peristiwa

pelepasan dan penyerapan kalori.

2. Adhesi merupakan gaya Tarik-menarik antara partikel-partikel yang tidak

sejenis, sedangkan kohesi adalah gaya Tarik menarik-menarik antara partikel-

partikel yang sejenis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aktins, 2009, kimia fisika, Jakarta : Erlangga


Aminah, neneng sitti 2008 penentuan wujud gas zat cair, jurnal sains materi Indonesia
no 3 (5) Hal 61-68.
Oxtoby, Gillis. 2002. Prinsip-prinsip kimia modern, Jakarta : erlangga
Petrucci, Ralph h 2010, Kimia Dasar, Jakarta : erlangga
Sukardjo, 2013. Kimia Fisika. Yogyakarta, Rineka Cipta.

14

Anda mungkin juga menyukai