Anda di halaman 1dari 23

PERUBAHAN WUJUD ZAT

RESUME KIMIA DASAR


Dibuat sebagai tugas mata kuliah Kimia Dasar Jurusan Teknik Pertambangan UNSRI

Disusun oleh :

Muhammad Al-Fikrie 03121002062

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

PERUBAHAN KEADAAN ZAT (PADAT CAIR DAN GAS)

MAKALAH MATA KULIAH KIMIA DASAR

Disetujui untuk Jurusan Teknik Pertambangan Oleh Dosen Mata Kuliah Kimia Dasar

Selpiana, ST.MT. NIP. 197809192003122001

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla atas limpahan taufiq dan hidayahNya yang telah menolong penulis menyelesaikan makalah kimia dasar untuk memenuhi Tugas yang telah diberikan dosen mata kuliah kimia dasar dengan penuh kemudahan. Pada kesempatan kali ini pula, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan tetap ini, yaitu diantaranya : 1. Ibu Selpiana, ST, MT. Selaku dosen pembimbing mata kuliah geologi dasar. 2. Kedua Orang tua yang senantiasa memberikan bantuan moral maupun material. 3. Segala pihak yang bersangkutan dalam pembuatan dalam makalah ini Penulis juga menyadari terdapat banyaknya kesahan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Maka dari itu, Kritik dan saran yang diberikan nantinya bisa membantu untuk mencapai keinginan penulis agar terwujud, dan terciptanya tulisan yang bermanfaat serta berguna. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan dapat berguna bagi kita semua terutama bagi penulis dalam melanjutkan proses pembelajaran mengenai geologi dasar ini.

Indralaya, Desember 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................ v DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi BAB I. Pendahuluan ............................................................................... I-1 I.1. Latar Belakang ................................................................... I-1 I.2. Maksud dan Tujuan Penulisan ........................................... I-1 I.3. Batasan Masalah ................................................................. I-2 I.4. Metodologi Penelitian ........................................................ I-2 II. Pembahasan .............................................................................. II-1 II.1. Wujud Zat ......................................................................... II-1 II.2. Sifat Fisik Suatu Molekul ................................................. II-3 II.3. Pengaruh Ikatan Kimia Terhadap Sifat Zat ...................... II-8 II.4. Pengaruh Ikatan Hidrogen Terhadap Titik Didih, Titik Leleh dan Kelarutan Senyawa...........................................II-10 II.5 Pengaruh Ikatan Hidrogen Terhadap Kelarutan Dalam Air dan Titik Didih Suatu Zat ........................................... II-10 II.6. Pengaruh Ikatan Ion (Senyawa Ion) .................................. II-11 III. Kesimpulan.............................................................................. III-1 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Keadaan Partikel Zat ......................................................................... II-2 2.2 Perubahan Wujud Zat ....................................................................... II-2 2.3 Ikatan Hidrogen dan Hubungannya .................................................. II-4

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

II.1. Hubungan Kepolaran dan Titik Didih ............................................... II-3

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat tertentu umumnya zat hanya berada dalam satu wujud saja, tetapi zat dapat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain. Pernahkah kamu memperhatikan ibumu memasak air ? Jika air sudah mendidih dan dibiarkan dalam selang waktu tertentu, maka air akan berkurang dan lama kelamaan akan habis. Kemanakah air itu ? Air itu menguap menjadi gas. Perubahan wujud zat cair menjadi padat disebut membeku, contohnya adalah air menjadi es ketika didalam kulkas dan coran besi yang dimasukkan ke dalam cetakan menjadi keras. Zat dapat mengalami perubahan wujud karena energi. Perubahan wujud padat menjadi cair disebut melebur atau meleleh, contohnya adalah es mencair dan mentega berubah menjadi minyak ketika dimasukkan kedalam penggorengan yang panas. Perubahan wujud cair menjadi gas disebut menguap contohnya adalah air menjadi uap dan spiritus menjadi gas. Perubahan dari gas menjadi cair disebut mengembun, contohnya adalah embun di pagi hari. Perubahan gas ke padat, contohnya jelaga yang merupakan hasil pembakaran pada lampu minyak. Perubahan padat menjadi gas disebut menyublim, contohnya penguapan kapur barus. I.2. Maksud dan Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini ialah bertujuan agar pembaca dapat memahami karakteristik, dan keadaan suatu zat dalam beberapa keadaan serta hal-hal yang mempengaruhi perubahan keadaan zat tersebut.

I.3. Pembatasan Makalah. Pembatasan masalah yang akan di bahas adalah seputar karateristik dan hal-hal yang mempengaruhi perubahan keadaan suatu zat. I.4. Metodologi Penelitian Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis adalah dengan studi pustaka dan juga mencari data melalui media internet.

BAB II PEMBAHASAN

II.1. Wujud Zat Zat disebut juga materi. Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Ditinjau dari wujudnya zat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Zat Padat, seperti kayu tanah dan pasir. 2. Zat Cair, seperti air dan minyak. 3. Zat Gas, seperti udara. 1. Wujud Zat a. Zat Padat Ciri-ciri partikel zat padat, yaitu: 1) Bentuk dan volumenya selalu tetap 2) Susunan partikelnya teratur dan sangat berdekatan 3) Partikel tidak dapat bergerak bebas 4) Gaya tarik-menarik antar partikel sangat kuat.

b. Zat Cair Ciri-ciri partikel zat cair, yaitu: 1) Bentuk berubah sesuai dengan wadahnya, tapi volumenya selalu tetap 2) Susunan partikelnya agak teratur dan jarak antar partikel agak renggang 3) Partikel-partikelnya dapat bergerak bebas 4) Gaya tarik-menarik antar partikelnya lebih lemah

c. Zat Gas Ciri-ciri partikel zat gas, yaitu: 1) Bentuk dan volumenya selalu berubah mengikuti wadah dan ruangannya 2) Susunan partikelnya tidak teratur dan jarak antar partikel sangat berjauhan 3) Gaya tarik-menarik antar partikelnya sangat lemah 4) Pergerakan antar partikel sangat cepat Gambar di bawah ini merupakan gambar gerakan partikel zat padat, cair dan gas.

a. zat padat, b. zat cair, c. zat gas 2. Perubahan Wujud Zat Perubahan wujud zat terbagi menjadi dua, yaitu: a. Perubahan Fisika Perubahan fisika adalah perubahan wujud zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru. Contoh: es mencair, cokelat mencair, lilin meleleh. Perubahan wujud zat dapat digambarkan secara skematik sebagai berikut:

Keterangan pada gambar: Mencair, perubahan wujud zat dari padat menjadi cair Contoh: es batu menjadi air dan lilin meleleh Membeku, perubahan wujud zat dari cair menjadi padat Contoh: air menjadi es dan logam cair yang membeku Menguap, perubahan wujud zat dari cair menjadi gas Contoh: air yang dipanaskan lambat laun akan menguap Mengembun, perubahan wujud zat dari gas menjadi cair Contoh: uap air yang menjadi titik air, terjadinya embun pada pagi hari Menyublim, perubahan wujud zat dari padat menjadi gas

Contoh: kapur barus yang disimpan di tempat terbuka lama-kelamaan menjadi habis Mengkristal, perubahan wujud zat dari gas menjadi padat Contoh: gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi melalui metode kristalisasi

b. Perubahan Kimia Perubahan kimia adalah perubahan zat yang disertai terbentuknya zat baru. Contoh: keras dibakar menjadi nyala api, asap dan abu (zat baru)

II.2. Sifat Fisik Suatu Molekul Sifat fisik suatu molekul ditentukan oleh gaya tarik antar molekul antara lain titik didih dan titik leleh. Marilah kita pelajari pengaruh masing-masing gaya tarik antar molekul terhadap titik didih molekulnya suatu molekul Gaya London mengakibatkan titik leleh dan titik didih molekulnya menjadi lebih rendah daripada molekul lain dengan massa atom relatif (Mr) sama yng tidak memiliki Gaya London. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat ini biasanya berbentuk gas pada suhu kamar. Molekul yang mempunyai gaya tarik-menarik dipol-dipol menyebabkan titik didih dan titik leleh lebih tinggi daripada molekul yang memiliki Gaya London pada molekul dengan massa molekul relatif sama. Hal ini karena gaya tarik dipol-dipol lebih kuat daripada Gaya London. Bagaimana titik didih dan titik leleh senyawa yang massa molekul relatifnya (Mr) berbeda jauh sedangkan keduanya bersifat polar ? Silahkan Anda perhatikan tabel berikut ? Tabel 3. Hubungan kepolaran dengan titik didih Titik No. Nama Rumus Mr Kepolaran Didih (C) 1 Neopentana CH3 72 Non Polar 9,5

| CH3 | CH3 2 3 Pentana Butana CH3 - CH2 - CH2 - CH2 - CH3 CH3 - CH2 - CH2 - CH3 O 4 Aseton || CH3 - CH2 - CH2 5 6 Asam Klorida HCl Asam Iodida HI 36,5 Polar 128 Polar -84,9 -35,2 58 Polar 56,2 72 Non Polar 36,1 58 Non Polar -0,5 C CH3

Dari tabel dapat Anda lihat bahwa HI memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada HCl sehingga lebih polar dari HI. Massa molekul relatif HI lebih besar daripada HCl sehingga titik didih HI lebih tinggi dari HCl. Hal ini menunjukkan bahwa Gaya London lebih dapat digunakan dalam membandingkan sifat zat dengan massa molekul relatif yang jauh berbeda. Selanjutnya, bagaimana pengaruh ikatan hidrogen terhadap sifat fisik suatu senyawa ? Ikatan hidrogen tidak hanya berpengaruh pada titik didih dan titk leleh suatu zat tetapi juga kalarutannya dalam suatu pelarut. Senyawa yang berikatan hidrogen mudah larut dalam senyawa lain yang juga berikatan hidrogen. Contohnya NH3 dalam H2O seperti pada gambar 11.

Gambar 11 . Ikatan Hidrogen antara NH3 dengan air. Senyawa organik-alkohol, asam karboksilat, amina, glukosa-larut dalam air karena membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air.

Gambar 12. Ikatan Hidrogen antar Molekul Etanol dengan air Senyawa yang memilih ikatan hydrogen akan memilih titik didih lebih tinggi dari pada molekul yang memilih ikatan Van Der Waals atau gaya tarik dipol-dipol. Senyawa hydrida dari unsur golongan IV, V dan VI memilih gaya Van Der Waals yang bertambah dari atas ke bawah setiap golongannya, sehingga titik didih dan titik lelehnya seharusnya meningkat tetepi kenyataannya berbeda. Perhatikan gambar 13 grafik berikut ini.

Gambar

13.

Titik

leleh

dan

titik

didih

gas

mulia

dan

senyawa Hidrogen dari golongan IVA,VA,VIA dan VIIA. Pada gambar 13 ditunjukan titik didih dan titik leleh untuk lima golongan zat. Perhatikan grafik Ne Ke Xe dan CH4 ke SnH4, molekul non polar saling tarik menarik oleh dipol terimbas sesaat atau Gaya London. Kedua grafik ini untuk membandingkan titik didih dari pasangan molekul yang Massa Molekul relatif hampir sama. Perhatikan Ne dan CH4. molekul gas mulia mempunyai distribusi elektron yang sederhana sedangkan CH4 merupakan tetrahedron (segi empat) yang menggembung dan saling tarik menarik lebih kuat. Akibatnya titik didih CH4 lebih tinggi daripada Ne. Bandingkan molekul yang strukturnya berlainan tetapi massa molekul relatifnya hampir sama. Perhatikan titk didih Ve, SnH4, HI, SbH3, dan H2Te. Tiga yang terakhir ini memiliki titik didh yang lebih tinggi

karena molekul-molekul ini merupakan senyawa polar yang memerlukan energi kinetik yang lebih besar untuk memisahkan masing-masing unsurnya satu sama lain. Untuk lebih memperjelas pemahaman, gambar 13 dapat kita uraikan saru persatu, sebagai berikut :

Gambar 14. Titik leleh dan titik didih senyawa dari unsur golongan IVA dari periode 2 sampai 5.

Gambar 15. Titik leleh dan titik didih senyawa dari unsur golongan VA dari periode 2 sampai 5.

Gambar 16. Titik leleh dan titik didih senyawa dari unsur golongan VIIA dari periode 2 sampai 5.

Gambar 17. Titk leleh dan titik didih senyawa dari unsur golongan IVA dari periode 2 sampai 5.

Gambar 18. Titik leleh dan titik didih unsur golongan gas mula dari periode 2 sampai 5. Dapat Anda perhatikan unsur satu golongan (gambar 18) akan memiliki titik didih dan titik leleh yang bertambah, sesuai dengan bertambahnya nomor atom, massa atom relatif dan perioda. Senyawa yang memiliki ikatan Hidrogen akan memiliki titk didih dan titik leleh yang lebih tinggi dari senyawa lain yang tidak memiliki ikatan hidrogen. Perhatikan gambar 14 sampai 17. Bandingkanlah molekul yang memiliki ikatan hidrogen (HF, NH3, H2O) dengan molekul segolongannya. Titik didih H2O lebih tinggi daripada H2S, H2Se dan H2Te. Begitu pula titik didih NH3 lebih tinggi daripada PH3, AsH3, SbH3. Hal ini ternyata disebabkan terdapatnyan ikatan Hidrogen yang kuat antar molekul-molekulnya. Bagaimana senyawa organik ? Apakah ikatan Hidrogen dapat mempengaruhi titik didihnya juga ? Coba Anda bandingkan titik didih propane dengan etanol menggunakan data dalam tabel 4. Tabel 4. Hubungan titik didih dengan Mr senyawa organik Senyawa Mr Titik Didih

Propana Etanol

44 46

12C 78C

Etanol memiliki titik didih yang sangat tinggi dibandingkan dengan propana walaupun massa molekul relatif (Mr) keduanya tidak jauh berbeda. Hal ini terjadi karena dalam molekul etanol terdapat ikatan hidrogen sedangkan propana tidak. Perhatikan rumus struktur etanol dan propana berikut ini :

Gambar 19. Rumus struktur etanol dan propana Akibat lain dari adanya ikatan hidrogen adalah terjadinya penyimpanan massa molekul relatif. Seperti halnya asam etanoat (asam asetat) atau dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan asam cuka, yang biasa di jumpai dalam wujud larutan tetapi dapat di jumpai dalam wujud gas. Wujud yang terakhir ini terjadi karena du molekul asam cuka bergabung bersama dengan ikatan hidrogen sehingga massa molekul relatifnya (Mr) menjadi 120, dua kali besar dari biasanya yaitu 60. Terjadinya pengabungan dua molekul sehingga berpasangan di sebut dimerisation. Peristiwa ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 20. Rumus struktur dua molekul asam etanoat. Senyawa yang membentuk ikatan hidrogen inter molekul akan memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa yang membentuk ikatan hidrogen intra molekul. Hal ini karena energi kinetik ikatan hidrogen inter molekul lebih besar dari pada ikatan hidrogen intra molokul.

II.3. Pengaruh Ikatan Kimia Terhadap Sifat Zat Benda adalah kumpulan dari molekul-molekul yang saling berikatan Dari definisi diatas akan dengan mudah kita bisa memahami pengaruh ikatan kimia dengan sifat zat. Ikatan kimia yang kita bicarakan adalah ikatan antar molekul. Mari kita bayangkan lima molekul saling terikat, atau boleh kita bayangkan dan bandingkan dua geng kelas yang masing-masing terdiri dari 5

orang. Misal geng satu terbentuk karena merasa sama-sama cantik, sementara geng yang kedua terbentuk karena sama-sama suka traveling. Nah bisa dibayangkan toh apa yang masing-masing geng lebih banyak lakukan? Ya.. yang membedakan adalah jenis ikatannya. Zat pun akan mengalami hal yang mirip, karena mereka terbentuk karena adanya ikatan antara beberapa molekul. Mari kita bahas beberapa: 1. Titik didih, definisi perubahan fase suatu benda dari cair menjadi gas jadi jelas ini menyangkut kumpulan, yaitu dari asalnya berkumpul secara berdekatan (cair) menjadi kumpulan kecil-kecil yang saling terpisah atau berjauhan (gas). Intinya ketika cairan berubah menjadi gas adalah karena adanya pemutusan ikatan antar molekul. Sehingga bila ikatan lebih kuat maka akan lebih susah diputus, artinya titik didih lebih tinggi (suhu lebih tinggi) 2. kekentalan (viskositas), definisi: Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluid terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan shear. Biasanya diterima sebagai kekentalan, atau penolakan terhadap penuangan (wikipedia.org), sederhanya cairan yang kental susah dituang. Ini juga jelas sangat berhubungan dengan ikatan antar molekul, yang susah kental (viskositas tinggi) adalah karena iaktan antar melekulnya sangat kuat, dan sebaliknya yang ikatannya lemah jadinya ya ..encer. 3. sifat fisik yang lain sama saja bahasannya. Bahkan sebagian besar reaksi kimia pun terjadi dipengaruhi oleh ikatan antar molekul, contoh (tapi untuk ikatan antar atom) reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam : bukankah dalam reaksi itu terjadi pertukaran pasangan? 2HX + YOH > X2Y + H2O Bisa terjadi karena ikatan masing-masing menganggap atau merasa lebih tepatnya, ikatan dengan pasangan yang baru lebih kuat dan lebih stabil.

II.4. Pengaruh Ikatan Hidrogen Terhadap Titik Didih, Titik Leleh dan Kelarutan Senyawa

Tampak pada gambar diatas bahwa senyawa HF, H2O dan NH3 mempunyai titik didih yang luar biasa tinggi dibanding dengan anggota lainnya. Fakta ini menunjukkan bahwa dalam senyawa tersebut terdapat ikatan hidrogen. Ikatan jenis ini terjadi karena gaya elektrostatik yang khusus antara dipol-dipol. Adanya ikatan hidrigen antarmolekul menyebabkan titik senyawa relatif lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa lain yang memilki berat molekul sebanding. Titik didih senyaea golongna alkohol lebih tinggi daripada senyawa golongan alkana, demikian juga titik didih air lebih tinggidaripada aseton. Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antarmolekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris molekul. Senyawa yang mampu membentuk ikatan hidrogen dalam air akan mudah larut dalam air. Panjang atau pendeknya rantao karbon (gugus alkil-R) memiliki pengaruh terhadap kealrutan senyawa dalam air.

II.5. Pengaruh Ikatan Hidrogen Terhadap Kelarutan Dalam Air dan Titik Didih Suatu Zat Senyawa-senyawa ion umumnya larut dalam air, walaupun beberapa senyawa ion tidak larut dalam air. Kelarutan senyawa ion dalam air bergantung pada harga Ksp-nya.

Sedangkan senyawa-senya kovalen yang bersifat polar dapat larut dalam air karena air merupakan pelarut polar dan senyawa tersebut dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Senyawa yang tidak mampu membentuk ikatan hidrogen umumnya kelarutan dalam rendah. Perlu ditekankan bahwa ikatan hidrogen hanya terbentuk bila satu atom H ditarik atau diikat bersama oleh dua atom yang memiliki keelektronegatifa tinggi yakni N, O, F dan memiliki elektron bebas (lone pair electron). selain unsur-unsur tersebut berarti bukan ikatan hidrogen. Secara sederhana ikatan hidrogen dapat digambarkan sebagai berikut.

atom berkeelektronegafan tinggi-H-atom berkeelektronegafan tinggi

Ikatan hidrogen dapat terjadi karena elektron bebas pada atom yang berkeelektronegatifan tinggi menarik proton yang dimiliki oleh atom H. Hal mengakibatkan seolah-olat terbentuk suatu ikatan kimia. Selain kelarutan dalam air, terbentuknya ikatan hidroogen intramolekul (dalam satu molekul) atau antarmolekul (minimal 2 molekul) menyebabkan titik didih senyawa lebih tinggi bila dibanding senyawa-senyawa yang massa molekul relatifnya sama atau hampir sama. Oleh sebab itu,jika terdapat senyawa yang memiliki unsur-unsur berkeelektronegatifan tinggi yang mengikat atom H kemudian memiliki titik didih tinggi, hal ini pasti disebabkan karena adanya ikatan hidrogen. Senyawa-senyawa yang bersifat nonpolar titik didih umumnya ditentukan oleh massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut. Makin besar Mr senyawa, makin tinggi titik didihnya.

II.6. Pengaruh Ikatan Ion (Senyawa Ion) Tiga dari pengaruh utama pada pola khas yang di bentuk oleh senyawa ion adalah: 1. Muatan ion 2. Ukuran relative kedua ion yang terlibat 3. Kemudian ion itu terdistorsi atau terpolarisasi

Sesuai dengan hukum coloumb gaya ini berkurang dengan cara berbanding terbalik dan kuadrat jarak antar muatan,oleh karena itu gaya ini paling kuat antara tetangga terdekat.Titik leleh dan titik didih senyawa ion tinggi.Dalam senyawa ion,angka bandingjari-jari merupakan factor penting dalam menentukan suatu struktur Kristal.Untuk senyawa ion dari stokiometri yang lebih kompleks ,terdapat struktur yang lebih kompleks. Ion positif dengan muatan tinggi mempunyai jari-jari kecil,sehingga ionion ini mempunyai rapatan muatan yang tinggi.Ion semacam itu menarik dengan kuat electron-elektron dari ion dan molekul di dekatnya.ion yang terdistorsi bersifat lebih negatifpada sisiyang menghadap ke ion positif,dan lebih positif pada sisi yang lain,maka dikatakan ion negative itu terpolarisasi.Dari suatu senyawa yang terbuat dari ion negative besar dan ion positif kecil,polarisasi itu dapat begitu nyata sehingga ikatan itu menjadi sangat kovalen.

BAB III KESIMPULAN

III.1 KESIMPULAN Pada dasarnya zat merupakan sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Zat memiliki tiga bentuk yaitu padat, cair dan gas. Zat dapat merubah atau dirubah keadaannya dengan menyerap atau melepaskan kalor atau panas. Kalor yang digunakan untuk merubah bentuk misalnya menyerap sama dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk membuat zat tersebut pada keadaan sebelumnya, dalam hal ini banyaknya kalor yang dilepaskan.perubahan keadaan zat terdapat enam macam, yaitu diantaranya: a) Membeku : Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas. b) Mencair : perubahan dari padat menjadi cair. Zat menyerap panas. c) Menguap : dari cair menjadi gas. Zat menyerap panas d) Mengembun : dari gas menjadi cair. Zat melepaskan panas e) Menyublim : dari padat menjadi gas. Zat menyerap panas f) Deposisi / Penghabluran : dari ggas menjadi padat. Zat melepaskan panas. Dalam proses perubaha suatu zat terdapat beberapa istilah berikut : Titik didih : Temperatur maksimal dimana suatu zat apabila diberikan panas melewati temperatur tersebut maka akan terjadi perubahan wujud dari cair menjadi gas. Titik Beku : Temperatur maksimal dimana suatu zat apabila kehilangan panas melewati temperatur tersebut maka akan terjadi perubahan wujud dari cair menjadi Padat. Titik Leleh : Temperatur maksimal dimana suatu zat apabila diberikan panas melewati temperatur tersebut maka akan terjadi perubahan wujud dari padat menjadi cair. Titik Uap : Temperatur maksimal dimana suatu zat apabila dikehilangan panas melewati temperatur tersebut maka akan terjadi perubahan wujud dari gas menjadi cair. Kapasitas Panas : Banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat dengan bobot tertentu untuk menaikkan temperatur sebanyak 1 C.

Kapasitas Pelelehan : Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 mol suatu zat padat pada titik lelehnya menjadi cairanpada temperaturnya yang sama. Kemudian, perubahan wujud zat juga dipengaruhi oleh adanya gaya tarik antar molekul, tekanan dan jenis senyawa atau jenis zat yang terkandung pada zat yang akan mengalami perubahan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Budiman. 2005. Bimbingan Pemantapan Kimia. Bandung : Yrama Widya, 2005. ikhwan, bagoes. 2012. Perubahan keadaan zat. kreasihatiikhwan. [Online] april 2, 2012. [Cited: 12 7, 2012.] http://kreasihatiikhwan.blogspot.com/2012/04/perubahankeadaan-cairan-dan-zat-padat.html. 2012. Konsep Zat dan Perubahan Wujudnya. United science. [Online] anonim, april 4, 2012. [Cited: 12 7, 2012.] http://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-4konsep-zat-dan-wujudnya/.

Anda mungkin juga menyukai