Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan seluruh rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah tentang tekanan hidrostatis
dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Makalah ini disusun dengan maksud untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah “Fisika Fluida” dan menambah pengetahuan bagi para
pembacanya.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Drs. Riad Syech, M.T.
selaku dosen Fisika Fluida yang telah membimbing kami, ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, kami sangat bahagia jika pembaca, rekan-rekan,
dan dosen berkenan memberikan kritik dan saran, baik secara lisan maupun tulisan guna
memperbaiki penyusunan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

Pekanbaru, 25 Oktober 2018

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari gejala alam disebut sains. Sains berasal dari
bahasa Latin yang artinya mengetahui. Sains atau yang lebih kita kenal
dengan ilmu alam terbagi menjadi beberapa cabang, diantaranya adalah
Fisika. Ilmu Fisika adalah ilmu yang memperlajari tentang gejala-gejala
alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik, dan lainnya. Oleh karena
itu, Fisika dapat disimpulkan merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
hubungan antara energi dan materi (Kanginan,2007).
Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, secara tidak
langsung menempatkan Fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang
merupakan tulang punggung berbagai teknologi yang ada pada saat ini.
Salah satu fenomena alam yang berkaitan dengan Fisika dan sudah
diterapkan teknologinya adalah Fenomena Fluida. Fluida diartikan sebagai
suatu zat cair yang dapat mengalir. Air dan Udara termasuk ke dalam
fluida, karena kedua zat tersebut dapat mengalir. Fluida terbagi menjadi
dua, yakni fluida statis dan dinamis.
Fluida Statis (fluida yang tidak bergerak) berkaitan erat dengan
tekanan hidrostatis. Hukum-hukum yang terdapat dalam fluida statis
sering dimanfaatkan dalam kebutuhan sehari-hari, salah satunya yaitu
Hukum Bejana Berhubungan.
Hukum Bejana Berhubungan yang banyak diterapkan dalam kehidupan
diantaranya adalah pada Air Minum Di Dalam Teko, Pengukuran Ketinggian
Tiang dengan Selang Air oleh Tukang Bangunan dan lainnya. Namun,
banyak orang tidak mengetahui apa itu Hukum Bejana Berhubungan. Pada
makalah kali ini kami akan membahas tentang Hukum Bejana
Berhubungan, rumus serta penerapannya pada kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Hukum Bejana Berhubungan
1.2.2 Rumus Bejana Berhubungan
1.2.3 Penerapan Hukum Bejana Berhubungan dalam kehidupan sehari-
hari

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk Mengetahui Hukum Bejana Berhubungan
1.3.2 Untuk Mengetahui Rumus Hukum Bejana Berhubungan
1.3.3 Mengetahui Penerapan Hukum Bejana Berhubungan dalam
kehidupan sehari-hari

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bunyi Hukum Bejana Berhubungan

Bejana berhubungan adalah suatu wadah atau bejana yang tidak memiliki sekat
atau saling berhubungan. Jika bejana ini diisi zat cair yang sejenis, maka permukaan zat
cair ini akan sama tinggi. Namun, jika zat cair yang diisikan berbeda jenis, maka
permukaannya tidak akan sama tinggi.

2.2 Rumus Hukum Bejana Berhubungan

Berdasarkan pengertian tekanan hidrostatis, maka tekanan yang dilakukan zat cair
yang sejenis pada kedalaman yang sama adalah sama besar. Dengan menerapkan pengertian
tekanan hidrostatis dan membuat bidang batas antara zat cair yang berbeda jenis, diperoleh:

P1 = P2 atau ρ1 h1 = ρ2 h2

Keterangan:

ρ1 = massa jenis zat cair pertama

ρ2 = massa jenis zat cair kedua


h1 = tinggi permukaan zat cair pertama di atas batas

h2 = tinggi permukaan zat cair kedua di atas batas

Gambar: Bejana Berhubungan diisi dengan Zat Cair berbeda jenis

Jika di perhatikan, permukaan minyak dan permukaan air tidak mendatar dan kedua
pemukaan tersebut tidak sejajar. Permukaan minyak akan lebih tinggi dari pada permukaan
air karena adanya perbedaan massa jenis zat cair dalam kedua pipa, yaitu massa jenis minyak
yang lebih kecil daripada massa jenis air.

Sifat dari bejana berhubungan :

a. Bejana Berhubungan berisi lebih dari satu macam zat cair yang tidak dapat
bercampur, zat cair yang massa jenisnya lebih kecil permukaannya lebih tinggi.

b. Salah satu mulut bejana berhubungan tertutup sehingga tekanan di permukaan zat cair
tidak sama, permukaan zat cair dalam bejana yang mulutnya tertutup lebih tinggi
dibandingkan dengan permukaan zat cair pada mulut bejana yang tidak tertutup.

2.3 Aplikasi Bejana Berhubungan Dalam Kehidupan Sehari-Hari

2.3.1 Tempat Penampungan Air


Biasanya, setiap rumah mempunyai tempat penampungan air. Tempat penampungan
air ini ditempatkan di tempat tinggi misalnya atap rumah. Jika diamati, wadah air yang cukup
besar dihubungkan dengan kran tempat keluarnya air menggunakan pipa-pipa. Jika bentuk
bejana berhubungan pada penjelasan sebelumnya membentuk huruf U, bejana pada
penampungan air ini tidak berbentuk demikian. Hal ini sengaja dirancang demikian karena
sistem ini bertujuan untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah dengan kekuatan
pancaran yang cukup besar.

2.3.2 Pengukuran Ketinggian Tiang Dengan Selang Air Oleh Tukang Bangunan

Tukang bangunan menggunakan konsep bejana berhubungan untuk membuat titik


yang sama tingginya. Kedua titik yang sama ketinggiannya ini digunakan untuk membuat
garis lurus yang datar. Biasanya, garis ini digunakan sebagai patokan untuk memasang ubin
supaya permukaan ubin menjadi rata dan memasang jendela-jendela supaya antara jendela
satu dan jendela lainnya sejajar.
Tukang bangunan menggunakan slang kecil yang diisi air dan kedua ujungnya
diarahkan ke atas. Akan dihasilkan dua permukaan air, yaitu permukaan air kedua ujung
slang. Kemudian, seutas benang dibentangkan menghubungkan dua permukaan air pada
kedua ujung slang. Dengan cara ini, tukang bangunan akan memperoleh permukaan datar.

2.3.3 Air Minum Di Dalam Teko

Teko merupakan sebuah aplikasi dari bejana berhubungan. Teko yang baik harus
mempunyai mulut yang lebih tinggi dari pada tabung tempat menyimpan air. Konsep bejana
berhubungan pada teko air adalah air pada mulut teko akan sama tingginya dengan air yang
ada pada tabung penyimpanan karena massa jenisnya sama.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bunyi Hukum Bejana Berhubungan yaitu: “suatu wadah atau bejana yang
tidak memiliki sekat atau saling berhubungan. Jika bejana ini diisi zat cair yang sejenis,
maka permukaan zat cair ini akan sama tinggi. Namun, jika zat cair yang diisikan berbeda
jenis, maka permukaannya tidak akan sama tinggi.”

Berdasarkan pengertian tekanan hidrostatis, maka tekanan yang dilakukan zat cair
yang sejenis pada kedalaman yang sama adalah sama besar. Dengan menerapkan pengertian
tekanan hidrostatis dan membuat bidang batas antara zat cair yang berbeda jenis, diperoleh:

P1 = P2 atau ρ1 h1 = ρ2 h2

Aplikasi dari Hukum Bejana Berhubungan banyak diterapkan dalam


kehidupan sehari-hari diantaranya adalah pada Air Minum Di Dalam Teko,
Pengukuran Ketinggian Tiang dengan Selang Air oleh Tukang Bangunan,
Penampungan Air, dan lainnya.

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai