Anda di halaman 1dari 13

Pelayangan Bunyi

Pelayangan (beats) merupakan fenomena yang menerapkan prinsip interferensi


gelombang. Pelayangan akan terjadi jika dua sumber bunyi menghasilkan frekuensi
gelombang yang mempunyai beda frekuensi yang kecil. Kedua gelombang bunyi
akan saling berinterferensi dan tingkat suara pada posisi tertentu naik dan turun
secara bergantian. Peristiwa menurun atau meningkatnya kenyaringan secara
berkala yang terdengar ketika dua nada dengan frekuensi yang sedikit berbeda
dibunyikan pada saat yang bersamaan disebut pelayangan. Gelombang akan saling
memperkuat dan memperlemah satu sama lain bergerak di dalam atau di luar dari
fasenya.

Gambar 1.6 Fenomena pelayangan terjadi sebagai akibat superposisi dua


gelombang bunyi dengan beda frekuensi kecil.

Karena masing-masing nilai ini terjadi sekali di dalam setiap siklus, maka
banyaknya pelayangan per detik adalah dua kali frekuensi amplitudo, yaitu:

Jadi, banyaknya pelayangan per detik setara dengan perbedaan frekuensi


gelombang-gelombang komponen.

Efek Doppler
Perubahan frekuensi gerak gelombang yang disebabkan gerak relatif antara sumber
dan pengamat disebut sebagai efek Doppler, yang diusulkan seorang fisikawan
Austria, Christian Johann Doppler (1803 - 1853). Peristiwa ini dapat ditemukan pada
gelombang bunyi. Jika sebuah sumber dan pengamat sama-sama bergerak saling
mendekat, maka frekuensi yang terdengar akan lebih tinggi dari frekuensi yang
dihasilkan sumber. Sebaliknya, jika keduanya bergerak saling menjauh, maka
frekuensi yang terdengar akan lebih rendah. Sebagai contoh, sebuah sepeda motor
bergerak mendekati pengamat, maka suara putaran mesin akan terdengar lebih
keras. Tetapi, jika sepeda motor menjauh, perlahan-lahan suara putaran mesin tidak
terdengar.
Frekuensi ( f ) dari bunyi yang dihasilkan sebagai akibat gerak relatif dari sumber
dan pengamat dinyatakan oleh:

dengan
fp = frekuensi bunyi yang terdengar (Hz)
v = cepat rambat (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
tanda (+) untuk pendengar mendekati sumber bunyi atau sumber bunyi menjauhi
pendengar
tanda (-) untuk pendengar menjauhi sumber bunyi atau sumber bunyi mendekati
pendengar

Bunyi merupakan Gelombang Longtudinal


Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal,yaitu gelombang yang terdiri
atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang tersebut,
membentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah (rapatandan renggangan).
Partikel yang saling berdesakan akan menghasilkan gelombang bertekanan tinggi,
sedangkan molekul yang meregang akan menghasilkan gelombang bertekanan
rendah. Kedua jenis gelombang ini menyebar dari sumber bunyi dan bergerak
secara bergantian padamedium.
Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair, dan gas, tetapi tidak
bisa melalui vakum, karena di tempat vakum tidak ada partikel zat yang akan
mentransmisikan getaran. Kemampuan gelombang bunyi untuk menempuh jarak
tertentu dalam satu waktu disebut kecepatan bunyi. Kecepatan bunyi di udara
bervariasi, bergantung temperatur udara dan kerapatannya. Apabila temperatur
udara meningkat, maka kecepatan bunyi akan bertambah. Semakin tinggi
kerapatan udara, maka bunyi semakin cepat merambat. Kecepatan bunyi dalam zat
cair lebih besar daripada cepat rambat bunyi di udara. Sementara itu, kecepatan
bunyi pada zat padat lebih besar daripada cepat rambat bunyi dalam zat cair dan
udara. Tabel 1.1 menunjukkan cepat rambat bunyi pada berbagai materi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki
frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat berbagai macam alat musik. Alat musik pada umumnya dibuat

berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu
antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya.
Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya
kotak resonansi. Pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik.
Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar. Udara yang
mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa
adanya tabung kolom udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan
tersebut. Reonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.
Untuk mengetahui proses resonansi, kita tinjau dua garputala yang saling beresonansi seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Dua garputala yang saling beresonansi

Jika garputala dipukul, garputala tersebut akan bergetar. Frekuensi bunyi yang dihasilkan bergantung pada bentuk,
besar, dan bahan garputala tersebut.

Pelayangan Bunyi
Jika dua buah bunyi yang bertemu di suatu titik mempunyai amplitudo yang sama, namun frekuensinya sedikit
berbeda, maka akan menghasilkan bunyi yang kuat dan lemah secara berulang dengan frekuensi tertentu. Hal ini
dikenal sebagai pelayangan bunyi.
Besar frekuensi layangan :

(3.19)

Jumlah bunyi layangannya :

(3.20)

Frekuensi sumber bunyi 1 dan 2 dinyatakan sebagai f1 dan f2.

Nada dalam Fisika


Nada dalam Fisika Banyaknya gelombang tiap satu sekon ada yang teratur dan ada yang tidak teratur.
Bunyi alat musik adalah salah satu contoh dari bunyi yang frekuensinya teratur. Bunyi kendaraan di jalan,
frekuensinya tidak teratur sehingga tidak enak untuk didengar. Gelombang bunyi yang frekuensinya
teratur disebut nada, sedangkan gelombang bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah.
Ketika garputala dipukul, terdengar bunyi yang tetap dan teratur. Itulah yang disebut nada. Nada yang
dihasilkan oleh garputala yang frekuensinya berbeda akan berbeda pula. Semakin besar frekuensi maka
semakin tinggi nadanya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah frekuensi maka semakin rendah pula
nadanya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi.
Semakin tinggi frekuensinya, jarak rapatan dan renggangannya semakin pendek. Kamu masih ingat
bahwa jarak rapatan dan renggangan yang berdekatan disebut panjang gelombang. Jadi, semakin tinggi
frekuensi, panjang gelombangnya semakin pendek.
Dalam teori musik, simbol nada biasanya digunakan huruf C, D, E, F, G, A, B, c, d, e, f, g, a, b, dan
seterusnya. Masingmasing nada memiliki frekuensi yang teratur. Misalnya, sebuah garputala
mengeluarkan nada musik A. Artinya, garputala bergetar sebanyak 440 kali tiap sekonnya. Hal
ini menghasilkan 440 pasang perapatan dan perenggangan. Dengan kata lain, nada A menghasilkan
frekuensi 440 Hz. Frekuensi nada yang lainnya dapat ditentukan menggunakan perbandingan sebagai
berikut.
Tabel Deretan Nada dan Perbandingan Frekuensinya

Mengacu pada deretan nada dan perbandingan frekuensi pada Tabel di atas maka nada-nada yang akan
diketahui frekuensinya dapat dibandingkan dengan nada yang sudah diketahui frekuensinya. Misalnya,
a. frekuensi nada C berbanding frekuensi nada E adalah:
fC : fE = 24 : 30,

b. frekuensi nada C berbanding frekuensi nada G adalah:


fC : fG = 24 : 36.
Contoh Soal
Jika diketahui nada A sebesar 440 Hz, hitunglah frekuensi nada G.
Penyelesaian:
Dari deretan nada dan frekuensi pada Tabel diperoleh perbandingan frekuensi nada A dan G adalah 40 :
36.
Jadi,
fA : fG = 40 : 36
440 : fG = 40 : 36
Dengan perkalian silang diperoleh
fG 40 = 440 Hz 36
fG = 15 840/40 Hz
fG = 396 Hz
Jadi, frekuensi dasar G adalah 396 Hz.
1. Frekuensi Nada pada Senar
Jika kamu sedang memetik gitar, jari tanganmu tidak pernah diam untuk mendapatkan suatu nada yang
diharapkan. Kamu sudah mengetahui bahwa setiap kunci nada memiliki frekuensi yang berbeda-beda.
Jadi, perpindahan jari tanganmu adalah untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan. Misalnya, salah
satu senar dipetik tanpa ditekan
mendapatkan nada A yang berfrekuensi 440 Hz. Jika senar ditekan pada jarak 8 cm dari ujung papan
pegangan, berarti kamu sudah mengurangi panjang tali dan bagian massa tali yang bergetar. Akibatnya,
frekuensi akan naik.

2. Kuat Lemahnya Nada


Bergantung pada Amplitudo Pada saat kamu memetik gitar, bunyi yang dihasilkannya akan semakin
keras jika petikannya lebih kuat. Sebaliknya, bunyi senar mejadi lemah jika kamu memetiknya
dengan lembut. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang memengaruhi lemah kuatnya nada.
Jika kamu memukul garputala dengan lemah, simpangan maksimum getarannya hanya sedikit sehingga
bunyinya lemah. Jika kamu memukulnya dengan kuat, simpangan maksimum getarannya juga besar dan
bunyi pun terdengar lebih keras. Kamu sudah mengetahui bahwa simpangan maksimum itu disebut
amplitudo. Jadi, kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo.
3. Desah
Suara ombak di pinggir pantai memiliki frekuensi tidak teratur. Gelombang bunyi yang frekuensinya tidak
teratur disebut desah. Contoh lain dari desah adalah bunyi angin, bunyi kendaraan bermotor, dan bunyi
suara mesin.
Kata Kunci :

sebutkan frekuensi nada dasar,frekuensi nada dasar,berapa frekuensi nada


dasar,simbol fc fisika,sebutkan nada atau bunyi berdasarkan tinggi rendah
nada,rumus nada dasar fisika,pengertian dari nada dan bunyi di dalam ilmu
fisika,nada menurut fisika,nada dalam fisika,deretan nada-nada yang beratur
menurut tinggi rendahnya disebut

Jl.senopati-pekanbaru

Open soon!!!
Serve:
Creambath

Smooting
Colourin
Massage scrubs
Make up

Jl.H.R.soebrantas-pekanbaru

Server

Hair cut
Creambath
Rebonding
Smootyng
Hair spa
Hair masker
Mani cure
Pedi cure

Anda mungkin juga menyukai