Karena masing-masing nilai ini terjadi sekali di dalam setiap siklus, maka
banyaknya pelayangan per detik adalah dua kali frekuensi amplitudo, yaitu:
Efek Doppler
Perubahan frekuensi gerak gelombang yang disebabkan gerak relatif antara sumber
dan pengamat disebut sebagai efek Doppler, yang diusulkan seorang fisikawan
Austria, Christian Johann Doppler (1803 - 1853). Peristiwa ini dapat ditemukan pada
gelombang bunyi. Jika sebuah sumber dan pengamat sama-sama bergerak saling
mendekat, maka frekuensi yang terdengar akan lebih tinggi dari frekuensi yang
dihasilkan sumber. Sebaliknya, jika keduanya bergerak saling menjauh, maka
frekuensi yang terdengar akan lebih rendah. Sebagai contoh, sebuah sepeda motor
bergerak mendekati pengamat, maka suara putaran mesin akan terdengar lebih
keras. Tetapi, jika sepeda motor menjauh, perlahan-lahan suara putaran mesin tidak
terdengar.
Frekuensi ( f ) dari bunyi yang dihasilkan sebagai akibat gerak relatif dari sumber
dan pengamat dinyatakan oleh:
dengan
fp = frekuensi bunyi yang terdengar (Hz)
v = cepat rambat (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
tanda (+) untuk pendengar mendekati sumber bunyi atau sumber bunyi menjauhi
pendengar
tanda (-) untuk pendengar menjauhi sumber bunyi atau sumber bunyi mendekati
pendengar
berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu
antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya.
Resonansi sangat penting di dalam dunia musik. Dawai tidak dapat menghasilkan nada yang nyaring tanpa adanya
kotak resonansi. Pada gitar terdapat kotak atau ruang udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik.
Udara di dalam kotak ini bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar. Udara yang
mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan logam pada gamelan tersebut dipukul. Tanpa
adanya tabung kolom udara di bawah lempengan logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan
tersebut. Reonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.
Untuk mengetahui proses resonansi, kita tinjau dua garputala yang saling beresonansi seperti ditunjukkan pada
Gambar 3.4.
Jika garputala dipukul, garputala tersebut akan bergetar. Frekuensi bunyi yang dihasilkan bergantung pada bentuk,
besar, dan bahan garputala tersebut.
Pelayangan Bunyi
Jika dua buah bunyi yang bertemu di suatu titik mempunyai amplitudo yang sama, namun frekuensinya sedikit
berbeda, maka akan menghasilkan bunyi yang kuat dan lemah secara berulang dengan frekuensi tertentu. Hal ini
dikenal sebagai pelayangan bunyi.
Besar frekuensi layangan :
(3.19)
(3.20)
Mengacu pada deretan nada dan perbandingan frekuensi pada Tabel di atas maka nada-nada yang akan
diketahui frekuensinya dapat dibandingkan dengan nada yang sudah diketahui frekuensinya. Misalnya,
a. frekuensi nada C berbanding frekuensi nada E adalah:
fC : fE = 24 : 30,
Jl.senopati-pekanbaru
Open soon!!!
Serve:
Creambath
Smooting
Colourin
Massage scrubs
Make up
Jl.H.R.soebrantas-pekanbaru
Server
Hair cut
Creambath
Rebonding
Smootyng
Hair spa
Hair masker
Mani cure
Pedi cure