Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN UJIAN PRAKTEK FISIKA

PERCOBAAN TANGKI BOCOR (TORRICELLI)

Disusun Oleh :
Kelompok 3 (XII MIPA 7)

1. Dwi Rizky Adityawan (09)


2. Eka Putri Yanti (10)
3. Elsandra Febryan Rosidin (11)
4. Faros Iqbal Maulana (12)

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH IX
SMA NEGERI 1 SINDANG
Terakreditasi : A (Amat baik)
Jl. Letjend MT. Haryono Telp (0234) 272089,Fax (0234) 7120090
Email : smanegeri1_sindang@yahoo.co.id, Website : Indramayu 45222
Tahun Pelajaran 2022/2023

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LANDASAN TEORI

Tangki bocor atau bejana bocor merupakan contoh penerapan dari


azaz Bernoulli. Jika air (fluida) di dalam tangki mengalami kebocoran akibat
adanya lubang di dinding tangki, seperti terlihat pada gambar bahwa kelajuan
air(fluida) yang memancar keluar dari lubang tersebut dapat dihitung
berdasarkan Hukum Toricelli.
Menurut hukum Toricelli, jika diameter lubang kebocoran pada
dinding tangki sangat kecil dibandingkan diameter tangki, kelajuan air yang
keluar dari lubang sama dengan kelajuan yang diperoleh. Jika air tersebut
jatuh bebas dari ketinggian h. Jarak permukaan air yang berbeda di dalam
tangki ke lubang kebocoran dinyatakan sebagai ha, sedangkan jarak lubang
kebocoran ke dasar tangki dinyatakan h2.

Persamaan Kecepatan Fluida keluar dari tangki:


V = √ 2 gh₁

Persamaan waktu jatuhnya Fluida dari tangki bocor sampai di tanah:


2h₂
t=√
g

Jarak yang ditempuh Fluida dari tangki bocor sampai ke tanah:


x = 2 √ h ₁h ₂

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

2. Menghitung Kelajuan Fluida yang mengalir dari luvang dinding tangki


bocor dengan persamaan Bernoulli.
3. Menjelaskan hubungan antara ketinggian lubang kebocoran tangki dengan
jarak fluida yang mengalir dari lubang kebocoran.
4. Menjelaskan hubungan antara ketinggian lubang kebocoran tangki dengan
kelajuan fluida yang mengalir dari lubang kebocoran.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI

 Pengertian Fluida
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car,
air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan
benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam
fluida karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air
merupakan contoh zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke
dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas
juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. 

Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan


sehari-hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung
atau tenggelam di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang
melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya. Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang diminum
dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap
saat meskipun sering tidak disadari. Fluida ini dapat  dibagi menjadi 2
yaitu, fluida statis dan fluida dinamis. 
 
 Pengertian Fluida Dinamis
Fluida Ideal adalah fluida yang tidak dapat ditempatkan dan bagian-
bagiannya tidak mengalami gaya gesekan, fluida ideal disebut juga fluida
yang tidak kompersibel yaitu fluida yang tidak mengalami perubahan
volume karena tekanan, mengalir tanpa gesekan dan alirannya stasioner.
Aliran stasioner yaitu aliran fluida yang mengikuti garis air atau garis
tertentu. Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir atau bergerak
terhadap sekitarnya. Pada pembahasan fluida dinamis, kita akan
mempelajari mengenai persamaan kontinuitas, dan Hukum Bernoulli
beserta penerapannya. Fluida ideal mempunyai ciri-ciri berikut ini :
a. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida
pada satu titik tertentu adalah tetap, baik besar maupun arahnya.
Aliran tunak terjadi pada aliran yang pelan.
b. Alirannya tak rotasional, artinya pada setiap titik partikel fluida
tidak memiliki momentum sudut terhadap titik tersebut. Alirannya
mengikuti garis arus (streamline).
c. Tidak kompresibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak
mengalami perubahan volume (massa jenis) karena pengaruh
tekanan.
d. Tak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan
fluida di sekitarnya maupun dengan dinding tempat yang
dilaluinya. Kekentalan pada aliran fluida berkaitan dengan
viskositas.

2.2 ALAT & BAHAN

1. Galon 6L
2. Kursi sebagai penyangga galon
3. Kain lap
4. Air
5. Penggaris
6. Lakban hitam
7. Solder
8. Gunting
9. Milimeter Blok

2.3 LANGKAH PERCOBAAN

1. Siapkan peralatan dan rangkailah


2. Isilah botol dengan air dan keadaan lubang kebocoran masih tertutup
lakban
3. Catat tinggi permukaan air dalam botol (h1)
4. Cepat jarak antara lubang kebocoran paling bawah dengan permukaan
lantai (h2)
5. lepaskan Lakban dari permukaan lubang paling bawah dan amati aliran
airnya
6. jarak terjauh air yang mengalir dari lubang kebocoran tangki (x) dengan
melihat sekalah pada permukaan wadah kotak
7. Ulangi lah percobaan tersebut dengan tinggi lubang yang berbeda
(dengan cara bergiliran tiap lubang dilepas dan dipasang lakbannya)
BAB III
PENGAMATAN

3.1 TABEL PENGAMATAN

NO h ₁(cm) h ₂(cm) X (cm)


1. 10 cm 79 cm 56,2 cm
2. 20 cm 69 cm 74,3 cm
3. 28 cm 49 cm 74,0 cm

3.2ANALISIS DATA

1. Turunkan rumus menghitung kecepatan air yang mengalir dari lubang


kebocoran berdasarkan persamaan bernoulli!
Jawab :

Luas penampang dititik A adalah AA dan luas penampang dititk B adalah


AB. Sehingga kecepatan aliran fluidanya sebagai berikut:

Tangki berbentuk silinder, maka luas penampangnya:


, diperoleh:
Gambar diatas menunjukkan dB < dA dan h1-h2=h
Persamaannya sebagai berikut:

Karena kecepatan di titik A kecil maka VA=0, sehingga:

Ditinjau dari tekanan gauge maka PA= PB=0, sehingga:

Karena (hA-hB)=(h1-h2)=h sehingga menjadi:

Keterangan:
P1 = tekanan di pipa 1 (N/m2);
P2 = tekanan di pipa 2 (N/m2);
ρ1 = massa jenis pipa 1 (kg/m3);
ρ2 = massa jenis pipa 2 (kg/m3);
v1 = kecepatan fluida di pipa 1 (m/s);
v2 = kecepatan fluida di pipa 2 (m/s);
h1 = ketinggian penampang pipa 1 dari titik acuan (m);
h2 = ketinggian penampang pipa 2 dari titik acuan (m); dan
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2. Hitunglah nilai V tiap data berdasarkan jawaban nomor 1


Jawab :

 Mencari kecepatan fluida keluar dari tangki :

No. Ketinggian (cm) V = √ 2 gh


1 10 cm 1,41421
2 20 cm 2
3 28 cm 2,36643

1. Kecepatan air pada lubang di ketinggian 10 cm


h = 10 cm

V = √ 2 gh
V = √ 2.10. 0,1
V = 1,41421

2. Kecepatan air pada lubang di ketinggian 20 cm


h = 20 cm

V = √ 2 gh
V = √ 2.10. 0,2
V=2

3. Kecepatan air pada lubang di ketinggian 28 cm


h = 28 cm

V = √ 2 gh
V = √ 2.10. 0,28
V = 2,36643
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

 Faktor yang mempengaruhi perbedaan kecepatan pancaran air yang


keluar dari botol yaitu ketinggian lubang terhadap permukaan air.
 Faktor yang memengaruhi kecepatan pancaran air dan jangkauan
pancaran air yaitu ketinggian lubang terhdap lantai.
 Diantara ketiga lubang, lubang yang paling mengeluarkan air dengan
jarak yang paling jauh adalah lubang yang paling dalam dari permukaan
air dan jarak yang paling dekat adalah lubang yang dangkal dari
permukaan air.

BAB V
LAMPIRAN
5.1 LINK VIDEO

Link video youtube : https://youtu.be/CJ9Kj-RGbSM / XIIMIPA7 /


KEL.Dwi,Eka,Elsandra,Faros

5.2DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai