Kalor
SD Dosen Pengampuh
Disusuh Oleh
Kelas 3 A
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Esa karena dengan
rahmat, taufik dan hidayahnya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kalor ”, dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Meylan Saleh S.Pd., M.Pd. Selaku dosen mata kuliah
Konsep Dasar IPA SD yang telah bersedia membimbing kami dalam penyelesaian
makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya
mengharapkan saran yang dapat dijadikan acuan untuk perbaikan, dan saya ucapkan
terima kasih kepada pembaca sekalian. Semoga makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumus Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................2
2.1 Kalor.................................................................................................2
2.2 Pemuaian Zat...................................................................................6
2.3 Perpindahan Panas.........................................................................14
BAB III PENUTUP...............................................................................18
3.1 Simpulan..........................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kalor
A. Pengertian Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda dengan
suhu yang lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah jika keduanya
dipertemukan atau bersentuhan. Dua benda yang memiliki suhu yang berbeda ketika
dipertemukan maka akan muncul kalor yang mengalir atau berpindah. Misalnya saat
Grameds mencampurkan air dingin dengan air panas, kemudian akan menghasilkan
air hangat.
Pengertian kalor juga dapat disebut sebagai energy panas yang dimiliki oleh
suatu zat tertentu yang untuk mendeteksinya perlu menggunakan alat pengukur suhu
benda tersebut. Kita bisa perhatikan pada air panas yang dibiarkan diudara terbuka
maka lama-kelamaan akan mendingin karena ada kalor yang dilepaskan dari zat air
ke udara. Hal yang mampu mempengaruhi kenaikan dan penurunan suhu pada benda
adalah jumlah kalor, massa benda dan jenis benda itu sendiri. Kalor secara alami akan
berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah,
sehingga bersifat cenderung menyamakan suhu kedua benda jika saling bertemu atau
bersentuhan. Jika suhu suatu benda itu tinggi maka kalor yang dikandungnya pun
sangat besar. Sebaliknya, jika suhu suatu benda rendah maka kalornya pun sedikit.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya kalor yang ada pada benda atau zat
menyesuaikan dengan 3 faktor, yakni massa zat, jenis zat (kalor jenis), dan perubahan
suhu.
Kalor kemudian bisa menaikan atau menurunkan suhu, jadi semakin besar
kenaikan suhu, kalor yang diterima pun semakin banyak. Sebaliknya, kenaikan suhu
yang kecil akan membuat kalor yang diterima juga sedikit. Itu artinya, hubungan
kalor
2
(Q) akan berbanding lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu (∆ T), jika massa
(m) dan kalor jenis zat ( c) suatu benda itu tetap.
B. Jenis-jenis Kalor
Kalor penguraian adalah bentuk kalor yang dihasilkan atau dibutuhkan untuk
mengurai 1 mol senyawa menjadi unsur- unsur yang lain.
Kalor pembakaran adalah kalor yang didapat atau diperlukan untuk membakar
1 mol zat, yakni unsur atau senyawanya.
Kalor netralisasi adalah jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan untuk
membentuk 1 mol H20 dari reaksi antara asam dan basa. Kalor ini termasuk dalam
reaksi eksoterm karena adanya reaksi kenaikan suhu.
Kalor pelarutan adalah jenis kalor yang didapatkan atau dibutuhkan untuk
melarutkan 1 mol zat yang awalnya padat menjadi larutan.
C. Perubahan Kalor
3
Dalam praktiknya, kalor bekerja dengan prinsip merubah dua zat yang
dipertemukan atau bersentuhan. Berikut ini perubahan kalor apa saja yang terjadi
pada zat benda jika dipertemukan atau disatukan:
Masing- masing benda pada dasarnya memiliki suhu yang lebih rendah dari
nol mutlak, jadi zat benda tersebut pasti memiliki kalor. Kandungan inilah yang
kemudian akan menjadikannya penentu seberapa kalor yang dimiliki suhu benda
tersebut. Jika zat benda tersebut dipanaskan, maka akan menerima tambahan kalor
sehingga suhunya menjadi meningkat atau bertambah. Sebaliknya, jika zat benda
tersebut didinginkan maka akan melepaskan kalor yang menyebabkan suhunya
menjadi turun.
Pada beberapa jenis zat benda jika diberikan kalor dalam satuan tertentu,
maka zat benda tersebut akan mengalami perubahan. Misalnya es yang dipanaskan
atau diberi kalor maka akan terjadi perubahan wujud dari yang semula padat menjadi
cair atau bentuk gas. Jika proses pemanasan terus dilakukan maka zat air tersbut akan
berubah lagi menjadi wujud zat gas. Hal ini terjadi ketika zat yang akan berubah
bentuk dari titik zat cait menjadi titik lebur benda.
Ada beberapa jenis perpindahan kalor yang bisa terjadi seperti berikut ini:
1.Konduksi
4
menuju suhu yang lebih rendah. Memanaskan ujung logam akan membuat partikel
logam membuat getaran pada partikel lain yang terhubung dengannya. Itulah
sebabnya semua partikel logam akan bergetar meskipun hanya satu ujung logam yang
dipanaskan karena hal ini merangsang terjadinya perpindahan kalor. Contoh lain yang
terjadi pada jenis perpindahan konduksi adalah saat memegang kembang api yang
sedang dibakar, knalpot motor menjadi panas setelah motor dinyalakan.
2.Konveksi
Konveksi adalah salah satu perpindahan kalor yang melewati suatu zat disertai
dengan perpindahan bagian-bagian zat- zat itu sendiri. Perpindahan secara konveksi
ini bisa terjadi pada zat cair atau gas, sehingga jenis perpindahan ini dibagi menjadi
dua seperti berikut ini:
- Konveksi Paksa: Adalah perpindahan konveksi yang terjadi karena ada pengaruh
faktor luar seperti tekanan dan perpindahan kalor terjadi dengan cara paksa atau
disengaja. Itu artinya panas kalor dipaksa untuk berpindah ke tempat yang dituju
dengan bantuan faktor luar seperti tekanan. Misalnya yang terjadi pada kipas angin
yang membawa udara dingin ke tempat yang panas, radiator mobil yang memiliki
sistem pendingin mesin, dan contoh lainnya.
Contoh perpindahan secara konveksi antara lain seperti, gerakan naik turun air
saat dipanaskan, gerakan naik turun biji kacang hijau saat direbus, terjadinya angin
darat dan angin laut, gerakan balon udara, asap cerobong pabrik yang membumbung
tinggi ke udara.
5
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor yang tidak menggunakan zat perantara sama
sekali. Radiasi tidak sama dengan konduksi dan konveksi dalam memindahkan kalor.
Perpindahan kalor secara radiasi tidak selalu mengharuskan kedua benda untuk
bertemu atau saling bersentuhan karena kalor tersebut dapat berpindah tanpa zat
perantara. Itu artinya kalor akan dipancarkan ke semua arah oleh sumber panas dan
kemudian mengalir ke semua arah yang bisa dituju.
A. Pengertian Pemuaian
- Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda yang terjadi karena kenaikan suhu
zat.Ketika sebuah bahan mengalami pemanasan, volumenya selalu meningkat dan
setiap dimensi meningkat bersamaan (De Chiara, 1978). Pada tingkat mikroskopis
dapat menentukan ketepatan hubungan antara hubungan panjang pada objek dengan
perubahan suhu, penambahan pada ukuran dapat dipahami pada istilah peningkatan
energi kinetik akibat setiap molekul bertubrukan sangat kuat dengan molekul
6
disebelahnya. Molekul akan mendorong satu sama lain sampai terpisah dan
mengembangkan bahan(Joseph, 1998).
- Pengertian Pemuaian panas ialah perubahan suatu benda yang dapat menjadi
bertambah panjang, lebar, luas, atau juga berubah suatu volumenya dikarenakan
terkena panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda tersebut akan berbeda, tergantung
dari suhu di sekitar dan juga koefisien muai atau juga daya muai dari benda itu.
Pemuaian terbagi menjadi tiga jenis yaitu pemuaian zat padat, cair, dan gas.
Ketiga jenis ini akan dijelaskan sebagai berikut:
Pemuaian zat padat adalah jenis pemuaian yang terjadi pada suatu
benda,contohnnya seperti bingkai jendela, rel kereta api, dan kabel listrik. Bingkai
jendela pada siang hari tampak melengkung, hal ini terjadi karena benda tersebut
7
mengalami pemuaian. Pemuaian pada suatu benda terjadi pada seluruh bagian benda
tersebut. Pemuaian pada suatu zat padat dibedakan menjadi tiga yaitu pemuaian
panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume :
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang
awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai
panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Kabel
jaringan listrik pada instalasinya panjang kabel listrik dilebihkan, hal ini dikarena
kabel listrik mengalami pemuaian panjang. Kabel listrik akantampak kencang pada
pagi hari dan tampak kendur pada siang hari. Kabel tersebut mengalami pemuaian
akibat terkenan panas dari sinar matahari. Alat yang digunakan untuk menyelidiki
pemuaian panjang adalah musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda
dipengaruhi oleh panjang mula- mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung
dari jenis benda.
Pemuaian luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar,
sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang
mempunyai pemuaian luas adalah jendela kaca rumah. Pada saatu udara dingin kaca
munyyusut karena koefisien muai kaca lebih besar dari pada koefisien muai kayu.
Jika suhu meningkat maka kaca akan memuai lebih besar daripada kayu kusen
sehingga kaca akan terlihat terpasang dengan rapat pada kusen kayu tersebut. Seperti
halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas
8
awal,
9
koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu
merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas
besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang.
Pemuaian volume
Pemuaian pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas,
tetapi hanya dikenal sebagai muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu
yang diberikan pada zat cair, maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair
untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula
volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda.
Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu.
Titik pertemuaan antara wujud cair, padat, dan gas disebut dengan triple point.
10
contohnya adalah pompa untuk mengisi angin pada ban sepeda. Awalnya akan
terasa ringan (ketika diangkat), namun lama kelamaan akan menjadi semakin berat.
Hal ini dikarenakan ketika menekan pompa, hal itu berarti volume gas tersebut akan
mengecil. Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle yang menyatakan
bahwa gas di dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga tetap, maka hasil kali tekanan
dan volume gas adalah tetap.
Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac yaitu gas di
dalam ruang tertutup dengan tekanan dijaga tetap maka volume gas sebanding dengan
suhu mutlak gas.
Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac yaitu jika
volume gas di dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sbeanding denga
suhu mutlaknya.
Pemasangan kaca jendela memperhatikan juga ruang muai bagi kaca sebab
koefisien muai kaca lebih besar daripada koefisien muai kayu tempat kaca tersebut
dipasang. Hal ini penting sekali untuk menghindari terjadinya pembengkokan pada
bingkai.
11
Penyambungan rel kereta api harus menyediakan celah antara satu batang rel
dengan batang rel lain. Jika suhu meningkat, maka batang rel akan memuai hingga
akan bertambah panjang. Dengan diberikannya ruang muai antar rel maka tidak akan
terjadi desakan antar rel yang akan mengakibatkan rel menjadi bengkok.
Bingkai roda pedati pada keadaan normal dibuat sedikit lebih kecil daripada
tempatnya sehingga tidak dimungkinkan untuk dipasang secara langsung pada
tempatnya. Untuk memasang bingkai tersebut, terlebih dahulu besi harus dipanaskan
hingga memuai dan ukurannya pun akan menjadi lebih besar daripada tempatnya
sehingga memudahkan untuk dilakukan pemasangan bingkai tersebut. Ketika suhu
mendingin, ukuran bingkai kembali mengecil dan terpasang kuat pada tempatnya.
Kabel jaringan listrik atau telepon dipasang kendur dari tiang satu ke tiang
lainnya sehingga saat udara dingin panjang kabel akan sedikit berkurang dan
mengencang. Jika kabel tidak dipasang kendur, maka saat terjadi penyusutan kabel
akan terputus.
5. Keping Bimetal
Keping bimetal adalah dua buah keping logam yang memiliki koefisien muai
panjang berbeda yang dikeling menjadi satu. Keping bimetal sangat peka terhadap
perubahan suhu. Pada suhu normal panjang keping bimetal akan sama dan kedua
keping pada posisi lurus. Jika suhu naik kedua keping akan mengalami pemuaian
dengan pertambahan panjang yang berbeda. Akibatnya keping bimetal akan
membengkok ke arah logam yang mempunyai koefisien muai panjang yang
kecil.Keping bimetal dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan misalnya pada
termometer bimetal, termostat bimetal pada seterika listrik, saklar alarm bimetal,
sekring listrik bimetal. Pemanfaatan pemuaian zat yang tidak sama koefisien muainya
12
dapat berguna bagi industri otomotif, misalnya pada bimetal yang dipasang sebagai
saklar otomatis atau pada lampu reting kendaraan.
Proses pemuaian secara garis besar terjadi karena tiga hal yaitu adanya
kenaikan temperatur, tekanan yang tinggi, dan laju alir yang terlalu cepat. Saat terjadi
kenaikan temperatur akan terjadi pergerakan pastikel yang saling bertabrakan satu
sama lain. Adanya tabrakan itu menyebabkan terjadi perluasan daerah secara alamiah
atau disebut dengan pemuaian.
Ketika tekanan tinggi masuk pada suatu alat juga dapat menyebabkan
terjadinya pemuaian. Saat tekanan itu telah mendekati batas maksimum tekanan pada
data design maka unit tersebut akan berusaha menyesuaikan dirinya dengan tekanan
disekitarnya. Proses penyesuaian itu disebut dengan pemuaian. Pemuaian ini
memiliki batas maksimal, artinya pada unit (alat) tersebut tidak dapat lagi
menyesuaikan dengan tekanan yang ada. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya
ledakan dan kebocoran.
Contohnya seperti laju alir yang terlalu tinggi dapat menyebabkan terjadinya
pemuaian yang diakibatkan adanya gaya gesek yang dihasilkan dari fluida yang
mengalir. Ketika laju alir yang terlalu tinggi dapat menyebabkan partikel bergesakan
dan bergerakan cepat. Proses pemuaian yang terjadi akibat laju alir memiliki prinsip
yang tidak jauh berbeda dengan pemuaian yang diakibatkan oleh kenaikan
temperatur.
1. Gelas atau mangkok dari kaca retak atau pecah ketika diisi dengan air panas secara
tiba-tiba. Hal ini terjadi karena gelas tidak mudah menghantarkan panas sehingga
ketika diisi air panas, kalor tidak cepat menyebar. Akibatnya, bagian dalam gelas
memuai lebih cepat dibanding bagian luarnya.
13
2.Rel kereta api melengkung pada siang hari karena rel mengalami pemuaian,
sedangkan rel terikat oleh baut-baut pengikat hal ini bertujuan ntuk mengatasi
melengkungnya rel, pada tiap sambungan rel diberi celah.
3. Kaca pada jendela atau kaca pada pintu, retak atau pecah pada siang hari yang
panas. Hal ini karena pemuaian kaca lebih besar dibanding pemuaian kayu. Untuk
mencegah agar kaca tidak pecah, maka bingkai kaca dibuat luas (longgar) dibanding
kacanya.
4. Jembatan dapat melengkung atau patah ketika suhu udara naik Hal ini dapat diatasi
dengan cara membuat celah (rongga) pada tiang penyangga jembatan atau membuat
celah pada tiap sambungan balok jembatan.
Ban baja yang diameternya lebih kecil dari pelek roda, ketika akan dilakukan
instalasi harus dipanaskan terlebih dahulu. Tujuannya agar ban baja mengalami
pemuaian dan mempermudah instalasi. Ketika kembali kesuhu normal (ruang) hasil
instalasi akan lebih kuat.
2. Pengelingan
14
Botol kaca yang memiliki tutup logam sering kali sukar untuk dibuka. untuk
membukanya, tutup botol dipanaskan terlebih dahulu dengan apai. ketika dipanaskan,
tutup botol logam akan memuai lebih cepat daripada botol kaca sehingga tutup akan
longgar dan mudah dibuka.
4. Konstruksi jembatan
Jembatan seringkali dibuat dari kerangka besi. Rangka jembatan yang terbuat
dari besi akan memuai jika suhunya naik, antara ujung rangka jembatan dengan tiang
beton diberi celah pemuaian. Selain itu ujung tersebut diletakkan di atas roda. Ketika
terjadi pemuaian, rangka bertambah panjang. Keberadaan roda dan celah
memudahkan gerak memanjang dan memendeknya rangka, sehingga terhindar dari
pembengkokan.
Panas atau kalor adalah energi yang bisa berpindah dari satu benda ke benda
lain karena perbedaan suhu. Panas bisa memengaruhi suhu zat jika suatu zat
menyerap panas, maka suhunya akan naik, Berlawanan dengan hal itu, kalau suatu
zat melepas panas, maka suhunya akan turun.
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain dapat terjadi dalam kehidupan
sehari-hari baik penyerapan atau pelepasan kalor untuk mencapai dan
mempertahankan keadaan yang dibutuhkan dalam proses berlangsung. Perpindahan
panas ada tiga jenis, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi:
15
1. Konduksi
- Memanaskan sendok logam di atas api. Melalui contoh ini kita bisa tahu kalau
walaupun yang dipanaskan hanya salah satu dari ujung sendok, tapi panasnya akan
menyebar ke seluruh bagian sendok.
- Memanaskan mentega.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang disertai zat perantara atau disebut
juga dengan perpindahan panas aliran. Pada jenis perpindahan panas ini tak hanya
energi panas yang berpindah, tapi juga disertai dengan perpindahan partikel zat
perantara. Jenis perpindahan panas konveksi terjari pada zat cair dan gas. Contohn
Konveksi:
- Memasak air dengan panci di atas kompor saat kita memasak air, maka air yang di
bawah akan terlebih dahulu panas dan naik. Kemudian air yang masih dingin di
bagian atas akan turun.
3. Radiasi
16
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa memerlukan zat perantara atau
disebut juga perpindahan panas secara pancaran. Contoh Radiator :
- Panas matahari yang sampai ke bumi walaupun terhalang ruang hampa yang tidak
bisa menghantarkan panas.
Di industri, banyak sekali peralatan penukar kalor seperti ketel uap (boiler),
pemanas lanjut (super heater), pendingin oli pelumas (oil cooler), kondensor
(condensor), dan lain-lain. Di industri semen, peralatan utama produksi seperti
suspension preheater, calciner, kiln, dan cooler sebenarnya juga merupakan alat
penukar kalor. Selain itu APK juga dapat dipergunakan dalam industri semen seperti
pendingin minyak pelumas, pendingin udara untuk kebutuhan jet pulse filter, dan lain
sebagainya.
Alat penukar kalor selongsong dan tabung umumnya banyak digunakan dalam
industri proses. Sekurang-kurangnya 60 % dari semua APK yang digunakan, karena
dapat di-disain untuk enjalankan lebih banyak variasi tekanan dan temperatur seperti
yang dijumpai dalam industri proses. APK tersebut dapat juga dikonstruksi dari
bermacam macam material. Beberapa keuntungan APK selongsong dan tabung
diantaranya adalah konstruksinya sederhana, dapat
dipisah satu sama lain (tidak merupakan satu kesatuan yang utuh) sehingga
pengangkutannya relatif mudah, pemakaian ruang relatif kecil, dan mudah
membersihkannya. Farel H Napitupulu dkk (2005) melakukan kajian eksperimental
efektifitas alat penukar kalor selongsong dan tabung (shell and tube) sebagai pemanas
17
air dengan memanfaatkan energi thermal gas buang motor diesel bahwa dapat
mencapai efektifitas tertinggi 0,825 dengan debit aliran air masuk konstan sebesar 5
liter/menit.
18
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang bisa berpindah dari benda dengan
suhu yang lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah jika keduanya
dipertemukan atau bersentuhan. Dua benda yang memiliki suhu yang berbeda ketika
dipertemukan maka akan muncul kalor yang mengalir atau berpindah. Misalnya saat
Grameds mencampurkan air dingin dengan air panas, kemudian akan menghasilkan
air hangat.
Kalor kemudian bisa menaikan atau menurunkan suhu, jadi semakin besar
kenaikan suhu, kalor yang diterima pun semakin banyak. Sebaliknya, kenaikan suhu
yang kecil akan membuat kalor yang diterima juga sedikit. Itu artinya, hubungan
kalor
(Q) akan berbanding lurus atau sebanding dengan kenaikan suhu (∆ T), jika massa
(m) dan kalor jenis zat ( c) suatu benda itu tetap
1.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Nilawati, Lala 2021. “Penertian Kalor: Rumus, Kaapasitas, Jenis, Perpindah, Dan
Contoh Soalnya”, https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kalor/ , di akses 08
Januari 2021 Pukul 08:00.
21