Anda di halaman 1dari 18

Makalah

“STRATEGI RESTRUKTURISASI”
Disusun Oleh :

I Nengah agus eka sanjaya(931420120)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Pencipta dan Pemelihara Alam Semesta dan berkat
rahmat karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah dengan materi
“Strategi Restrukturisasi”.
Terimakasih penulis ucapakan  kepada Dosen dan teman-teman yang telah memotivasi
dan membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari ,bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan. oleh karena itu, perlu kritik dan saran yang membangun. Saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya pada diri saya pribadi dan umumnya bagi para
pembaca. Amiiin….
Gorontalo, 3 Novermber 2021

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL...................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Resktrukturisasi....................................................................................................3
2.2 Merger.................................................................................................................7
2.3 Akuisisi................................................................................................................8
2.4 Reorganisasi.........................................................................................................12
2.5 Likuidasi...............................................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................15
3.2 Saran.....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kinerja perusahaan dalam era persaingan bisnis semakin ketat, setiap perusahaan perlu
mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan
dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja
perusahaan semakin meningkat dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap
dapat bertahan. Sebuah strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan
salah satunya adalah dengan cara restrukturisasi.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, restrukturisasi merupakan kegiatan untuk
merubah struktur  perusahaan. Sedangkan menurut James C. Van Horne dan John M.
Wachowicz, JR., yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Denny Arnos Kwari,
restrukturisasi diikuti dengan adanya perubahan dalam struktur modal, operasi, atau
kepemilikan perusahaan yang merupakan rutinitas usahanya.
Restrukturisasi perusahaan sebetulnya tak harus menunggu perusahaan menurun, namun
dapat dilakukan setiap kali, agar perusahaan dapat bersaing dan tumbuh berkembang.Dalam
keadaan normal, perusahaan perlu melakukan pembenahan dan perbaikan supaya dapat terus
unggul dalam persaingan, atau paling tidak dapat bertahan.Perusahaan yang dapat bersaing
dan tumbuh berkembang, mungkin akan melakukan perluasan usaha. Perluasan usaha
tersebut bisa dilakukan dengan cara ekspansi secara intern, tetapi juga dapat dilakukan
dengan cara menggabungkan usaha yang telah ada (merger danconsolidation) atau membeli
perusahaan yang telah ada (akuisisi). Cara - cara tersebut dilakukan agar dapat memberikan
manfaat yang lebih besar bagi perusahaan.
Suatu perusahaan juga mungkin akan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan
ini dimulai dari kesulitan likuiditas (kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek)
hingga kesulitan solvabilitas (kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang). Kesulitan
keuangan tersebut dapat diselesaikan dengan cara reorganisasi ataupun likuidasi. Cara
reorganisasi ditempuh apabila kesulitan keuangan perusahaan tersebut diperkirakan masih
bisa diperbaiki, karena prospek perusahaan diperkirakan masih baik. Dengan kata lain,
apabila kondisi perusahaan sudah tidak bisa diperbaiki, maka likuidasi harus ditempuh.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu
1. Apa Yang Di Maksud Dengan Restrukturisasi?
2. Apa Saja Perjelasan Tentang Merger?
3. Apa Itu Akuisisi?
4. Bagaimana Penjelasan Dari Reorganisasi?
5. Apa Yang Dimaksud Dengan Likuidasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu
1. Untuk Mengetahui Restrukturisasi
2. Untuk Mengetahui Merger
3. Untuk Mengetahui Akuisisi
4. Untuk Mengetahui Reorganisasi
5. Untuk Mengetahui Likuidasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Restrukturisasi
Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah struktur perusahaan
dengan tujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan.
Restrukturisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Restrukturisasi portofolio/asset.
Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan supaya
kinerja perusahaan menjadi semakin baik.Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan
adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic Business Unit),
maupun anak perusahaan.
2.  Restrukturisasi modal atau keuangan.
Restrukturisasi modal atau keuangan adalah penyusunan ulang komposisi modal
perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih sehat. Kesehatan perusahaan dapat
diukur berdasarkan rasio kesehatan, yang antara lain: tingkat efisiensi (efficiency ratio),
tingkat efektifitas (effectiveness ratio), profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas
(liquidity ratio), tingkat perputaran aset (asset turn over), leverage ratio dan market ratio.
Selain itu, tingkat kesehatan dapat dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian ( risk
return profile).
3. Restrukturisasi manajemen/organisasi.
Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan penyusunan ulang komposisi
manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan masalah managerial dan organisasi.
Pada dasarnya setiap perusahaan dapat menerapkan salah satu jenis restrukturisasi pada
satu saat, namun bisa juga melakukan restrukturisasi secara keseluruhan, karena aktifitas
restrukturisasi saling terkait.Pada umumnya sebelum melakukan restrukturisasi, manajemen
perusahaan perlu melakukan penilaian secara komprehensip atas semua permasalahan yang
dihadapi perusahaan, langkah tersebut umum disebut sebagai due diligence atau penilaian uji
tuntas perusahaan.Hasil penilaian ini sangat berguna untuk melakukan langkah restrukturisasi
yang perlu dilakukan berdasar skala prioritasnya.
Ada berbagai macam alasan perusahaan melakukan restrukturisasi.  Alasan tersebut antara lain:
a) Masalah Hukum/desentralisasi
Undang-undang no.22/1999 dan no.25/1999 telah mendorong korporasi untuk mengkaji
ulang cara kerja dan mengevaluasi hubungan kantor pusat, dengan anak-anak perusahaan
yang menyebar di seluruh pelosok tanah air. Keinginan Pemerintah Daerah untuk ikut
menikmati hasil dari perusahaan-perusahaan yang ada di daerah masing-masing menuntut
perusahaan untuk mengkaji ulang seberapa jauh wewenang perlu diberikan kepada
pimpinan anak-anak perusahaan supaya bisa memutuskan sendiri bila ada masalah-
masalah hukum di daerah.
b) Masalah Hukum/monopoli
Perusahaan yang telah masuk dalam daftar hitam monopoli, dan telah dinyatakan
bersalah oleh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU)/pengadilan, harus
melakukan restrukturisasi agar terbebas dari masalah hukum.Misalkan, perusahaan harus
melepas atau memecah divisi supaya dikuasai pihak lain, atau menahan laju produk yang
masuk ke daftar monopoli supaya pesaing bisa mendapat porsi yang mencukupi.
c) Tuntutan pasar
Konsumen dimanjakan dengan semakin banyaknya produsen.Apalagi dalam era
perdagangan bebas, produsen dari manapun boleh ke Indonesia. Hal ini menuntut
perusahaan untuk memenuhi tuntutan konsumen, yang antara lain menyangkut
kenyamanan (convenience), kecepatan pelayanan (speed), ketersediaan produk
(conformity), dan nilai tambah yang dirasakan oleh konsumen (added value). Tuntutan
tersebut bisa dipenuhi bila perusahaan paling tidak mengubah cara kerja, pembagian
tugas, dan sistem dalam perusahaan supaya mendukung pemenuhan tuntutan tersebut.
d) Masalah Geografis
Perusahaan yang melakukan ekspansi ke daerah-daerah sulit dijangkau, perlu memberi
wewenang khusus kepada anak perusahaan, supaya bisa beroperasi secara
efektif.Demikian juga jika melakukan ekspansi ke luar negeri, korporasi perlu
mempertimbangkan sistem keorganisasian dan hubungan induk-anak perusahaan supaya
anak perusahaan di manca negera dapat bekerja baik.
e) Perubahan kondisi perusahaan
Perubahan kondisi perusahaan sering menuntut manajemen untuk mengubah iklim
supaya perusahaan semakin inovatif dan menciptakan produk atau cara kerja yang baru.
Iklim ini bisa diciptakan bila perusahaan memperbaiki manajemen dan aspek-aspek
keorganisasian, misalnya kondisi kerja, sistem insentif, dan manajemen kinerja.
f) Hubungan holding-anak perusahaan
Korporasi yang masih kecil dapat menerapkan operating holding system, dimana induk
dapat terjun ke dalam keputusan-keputusan operasional anak perusahaan.Semakin besar
ukuran korporasi, holding perlu bergeser dan berlaku sebagai supporting holding, yang
hanya mengambil keputusan-keputusan penting dalam rangka mendukung anak-anak
perusahaan supaya berkinerja baik. Semakin besar ukuran korporasi, induk harus rela
bertindak sebagai investment holding, yang tidak ikut dalam aktifitas, tetapi semata-mata
bertindak sebagai “pemilik” anak-anak perusahaan, menyuntik ekuitas dan pinjaman, dan
pada akhir tahun meminta anak-anak perusahaan mempertanggungjawabkan hasil
kerjanya dan menyetor dividen.
g) Masalah Serikat Pekerja
Era keterbukaan, yang diikuti dengan munculnya undang-undang ketenaga kerjaan yang
terus mengalami perubahan mendorong para buruh untuk semakin berani menyuarakan
kepentingan mereka.
h) Perbaikan image korporasi
Korporasi sering mengganti logo perusahaan dalam rangka menciptakan image baru, atau
memperbaiki image yang selama ini melekat pada stakeholders korporasi. Sebagai
contoh, beberapa tahun lalu, PT Garuda Indonesia mengganti logo perusahaan supaya
image korporasi mengalami perubahan.
i) Fleksibilitas Manajemen
Manajemen seringkali merestrukturisasi diri supaya cara kerja lebih lincah, pengambilan
keputusan lebih cepat, perbaikan bisa dilakukan lebih tepat guna. Restrukturisasi ini
biasanya berkaitan dengan perubahan job description, kewenangan tiap tingkatan
manajemen untuk memutuskan pengeluaran, kewenangan dalam mengelola sumber daya
(temasuk SDM), dan bentuk organisasi.PT Kimia Farma melakukan restrukturisasi
organisasi, dengan memisah unit apotik supaya manajemen menjadi semakin lincah dan
fokus beroperasi.
j) Pergeseran kepemilikan
Pendiri korporasi biasanya memutuskan untuk melakukan go public setelah si pendiri
menyatakan diri sudah tua, tidak sanggup lagi menjalankan korporasi seperti dulu.
Perubahan paling sederhana adalah mengalihkan sebagian kepemilikan kepada anak-
anaknya. Tapi cara ini seringkali tidak cukup.
k) Akses modal yang lebih baik
PT Indosat menjual sebagian sahamnya di Bursa Efek New York (NYSE) dengan tujuan
supaya akses modal menjadi lebih luas.Dengan demikian, perusahaan tersebut tidak harus
membanjiri BEJ dengan sahamnya setiap kali membutuhkan modal.Sebagai dampak
tindakan ini, struktur kepemilikan otomatis berubah.
Selain alasan – alasan tersebut, sumber penciptaan nilai dalam restrukturisasi perusahaan
juga meliputi peningkatan penjualan dan operasi yang ekonomis, peningkatan manajemen,
pengaruh informasi, transfer kesejahteraan dari para pemilik utang, dan keuntungan pajak.
Restrukturisasi perusahaan sebetulnya tak harus menunggu perusahaan menurun, namun dapat
dilakukan setiap kali, agar perusahaan dapat bersaing dan tumbuh berkembang.Dalam keadaan
normal, perusahaan perlu melakukan pembenahan dan perbaikan supaya dapat terus unggul
dalam persaingan, atau paling tidak dapat bertahan.
Perusahaan yang dapat bersaing dan tumbuh berkembang, mungkin akan melakukan
perluasan usaha. Perluasan usaha tersebut bisa dilakukan dengan cara ekspansi secara intern,
tetapi juga dapat dilakukan dengan cara menggabungkan usaha yang telah ada (merger
danconsolidation) atau membeli perusahaan yang telah ada (akuisisi). Namun ketika perusahaan
mengalami kesulitan keuangan maka harus dilakukan penyempitan usaha.Kesulitan keuangan ini
dimulai dari kesulitan likuiditas (kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek) hingga
kesulitan solvabilitas (kemampuan memenuhi kewajiban jangka panjang). Kesulitan keuangan
tersebut dapat diselesaikan dengan cara reorganisasi ataupun likuidasi. Cara reorganisasi
ditempuh apabila kesulitan keuangan perusahaan tersebut diperkirakan masih bisa diperbaiki,
karena prospek perusahaan diperkirakan masih baik. Dengan kata lain, apabila kondisi
perusahaan sudah tidak bisa diperbaiki, maka likuidasi harus ditempuh.
2.2 Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang
memerger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di merger dengan
begitu perusahaan yang memerger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-
merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham
di perusahaan yang baru, (Brealey, Myers, & Marcus, 1999).
Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh
perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan
identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan
yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi
(Harianto dan Sudomo, 2001).
Salah satu alternatif untuk melakukan perluasan usaha adalah dengan cara merger dan
consolidation. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan nama
perusahaan tersebut merupakan salah satu nama perusahaan dari perusahaan yang bergabung.
Sedangkan consolidation merupakan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih, dan nama
perusahaan tersebut hilang kemudian muncul nama baru dari perusahaan gabungan.
Tujuan dari merger adalah untuk menciptakan perusahaan yang lebih kuat dan lebih besar, serta
menghindari persaingan antar perusahaan sehingga miningkatkan efisiensi dalam menggunakan
sumber daya.
Merger terbagi dalam 4 jenis, yaitu:
a. Horizontal Merger, adalah penggabungan dari dua unit usaha atau lebih yang
memiliki produk sejenis baik barang atau jasa. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi persaingan industri, memperkuat pangsa pasar, dan memperoleh
efisiensi biaya operasional.
b. Vertikal Merger, adalah penggabungan antara dua unit usaha atau lebih yang
mempunyai keterkaitan supplier atau pelanggan. Ini dilakukan untuk lebih
menjaga kontinuitas produksi dan operasi perusahaan.
c. Congeneric Merger, adalah merger antara dua unit usaha atau lebih dalam industri
sejenis yang tidak memiliki keterkaitan supplier atau pelanggan.
d. Conglomerate Merger, merupakan merger antara dua unit usaha atau lebih dalam
industri yang berbeda dan tidak ada keterkaitan satu sama lain, sehingga model ini
merupakan diversifikasi usaha untuk mengurangi resiko.
Sebelum melakukan merger, perusahaan juga harus mempertimbangkan beberapa hal,
diataranya adalah syarat – syarat yang harus dianalisis terlebih dahulu sebelum melakukan
merger. Syarat – syarat tersebut antara lain:
1. Kondisi keuangan masing-masing.
2. Kecukupan modal.
3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger.
4. Manfaat bagi konsumen.
Merger mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pengambilalihan melalui merger lebih
sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain merupakan kelebihan merger.
Sedangkan kelemahan merger adalah merger harus ada persetujuan dari para pemegang saham
masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu
yang lama.
Dalam perkembangannya, merger secara garis besar dibagi menjadi dua kelompok
yaitu: financial merger dan operating merger. Financial Merger adalah merger dimana
perusahaan yang bersangkutan masih tetap beroperasi sehingga tidak ada keuntungan sinergik
secara operasional, Sedangkan Operating Merger diarahkan pada penggabungan operasional
kedua unit usaha dengan harapan memperoleh keuntungan sinergik.
2.3 Akuisisi
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang berarti
pengambilalihan.Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs.Latin, acquisitio, dari kata kerja acquirere.
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset
perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Akuisisi bisa juga pembelian suatu
perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk
menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar.
Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
Faktor yang paling mendasari terjadinya akuisisi adalah motif ekonomi. Trasaksi
pembelian tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut menguntungka kedua belah
pihak. Menguntungkan pemilik perusahaan yang dijual dan juga pemili perusahaan yang
membeli. Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari peristiwa akuisisi
memperoleh sinergi. Senergi merupakan nilai gabungan dari kedua perusahaan tersebut lebih
besar dari penjumlahan masing – masing nilai perusahaan yang digabungkan.Selain sinergi,
akuisisi dilakukan karena 2 alasan yang yang meragukan (dubious).Alasan tersebut adalah
diversifikasi dan jumlah EPS (earnings per share). Namun, dari konsep CAPM diketahui bahwa
diversifikasi tidaklah menimbulkan manfaat, karena pasar akan menentukan nilai perusahaan
berdasarkan atas resiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi (risiko sistematis).
Sedangkan yang terpenting dalam EPS adalah pertumbuhan EPS bukan jumlah EPS saat ini,
karena analisis dilakukan atas pertimbangan jumlah EPS saat ini.
Akuisisi dibagi ada 3 yaitu :
1. Akuisisi horizontal,yaitu akuisisi perusahaan di industri yang sama dengan perusahaan
yang mengakuisisi,
2. Akuisisi vertikal,yaitu akuisisi yang melibatkan perusahaan dengan tingkatan yang berbeda
dalam proses produksi,
3. Akuisisi konglomerasi,yaitu perusahaan yang diakuisisi dan perusahaan yang mengakuisisi
tidak saling berhubungan satu sama lainnya.
Akuisisi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan akuisisi antara lain:
a. Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham.
Dalam akusisi saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan
pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak
diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.Karena tidak memerlukan persetujuan
manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk
pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
b. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas
suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi
pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.
Sedangkan kelemahan akuisisi antara lain:
a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambil-alihan
tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menuju
pada akuisisi sehingga akuisisi dapat terjadi.Namun bila perusahaan mengambil alih
seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
b. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama
sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. Contoh menaksir biaya dan manfaat
akuisisi:
b. Apabila harga saham sebelum diakuisisi adalah Rp 10.000,00 dan kemudian perusahaan
yang akan diakuisisi (acquired company) meminta harga Rp 12.000,00, maka Rp
2.000,00 per saham merupakan biaya akuisisi yang harus dibayar oleh perusahaan yang
akan mengakuisisi (acquiring company). karena itu, acquiring company hanya bersedia
membayar Rp 2.000,00 lebih mahal kalau ia mengharapkan memperoleh manfaat dari
peristiwa akuisisi tersebut lebih tinggi dari Rp 2.000,00. Dengan demikian, diperlukan
adanya sinergi agar acquiring company bersedia membayar harga yang lebih tinggi
daripada harga di bursa saat ini. Namun, apabila akuisisi dilakukan dengan cara
pertukaran saham, maka manfaat bersih dan kerugian bersih dari akuisisi tersebut akan
ikut dinikmati dan ditanggung oleh bekas pemegang saham acquiring company.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun
akuisisi, yaitu
1. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham,
maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.Perusahaan tidak
memiliki resiko adanya produk baru.Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger
dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.
2. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of
scale).Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan
pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger.
Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang
sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan. Sinergi dapat
bersumber dari berbagai sebab.Misalnya, pemanfaatan manajemen, untuk beroperasi
lebih ekonomis (operating economies of scale), untuk pertumbuhan yang lebih cepat, dan
pemanfaatan penghematan pajak.Sinergi dapat berwujud operating maupun financial
synergy.
3. Meningkatkan dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal,
tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga
menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan.
Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.
4. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi
pada manajemennya atau kurangnya teknologi.Perusahaan yang tidak dapat
mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen
atau teknologi yang ahli.
5. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai
kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat
melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan
kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi
pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari
perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan
dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
6. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih
besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih
mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
7. Melindungi diri dari pengambil-alihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak
bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai
pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan
menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.
2.4 Reorganisasi
Reorganisasi adalah suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan
mengubah struktur modalnya (pemodelan ulang struktur modal). Dalam situasi ekonomi dan
bisnis yang tidak “menggembirakan”, perusahaan sering terpaksa harus bertahan dengan apa
yang telah ada. Reorganisasi dalam aspek financial dilakukan untuk memperkecil beban finansial
yang tetap sifatnya.
Langkah-langkah reorganisasi:
1. Menentukan nilai perusahaan
Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah menghitung nilai
perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.
2. Menentukan struktur modal yang baru
Struktur modal tersebut bertujuan mengurangi beban tetap (bunga) agar perusahaan bisa
beroperasi dengan lebih fleksibel. Untuk mengurangi beban tetap tersebut, total hutang
biasanya akan dikurangi. Jika tidak ada lagi harapan bahwa operasi perusahaan akan
berhasil, maka likuidasi merupakan alternatif satu-satunya yang mungkin dilakukan oleh
perusahaan.
Reorganisasi dilakukan dengan cara :
1. Melakukan penghematan biaya. Pengeluaran – pengeluaran yang tidak perlu, ditunda atau
dibatalkan.
2. Menjual aktiva-aktiva yang tidak diperlukan.
3. Divisi (unit bisnis) yang tidak menguntungkan dihilangkan atau digabung.
4. Menunda rencana ekspansi sampai situasi dinilai telah menguntungkan.
5. Memanfaatkan kas yang ada, tidak menambah hutang (kalau dapat dikurangi dari hasil
penjualan aktiva yang tidak perlu), dan menjaga likuidasi. Dalam jangka pendek mungkin
sekali profitabilitas dikorbankan (profitabilitas terpaksa negatif).
2.5 Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan
persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun
jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan. Likuidasi
ditempuh apabila kreditur berpendapat bahwa prospek perusahaan tidak lagi menguntungkan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam likuidasi adalah likuidas mungkin akan
memakan waktu yang lama dan aktva mungkin aka terpaksi dijual dengan harga murah
(distress price). Disamping itu, perusahaan harus melunasi kewajiban tertentu lebih dahulu,
yaitu kewajiban terhadap para karyawan (gaji yang belum dibayar) dan pemerintah (pajak
yang belum dibayar).Dengan demikian dapat terjadi bahwa akhirnya kreditur aka menerima
jumlah yang relatif sangat kecil dari hasil penjualan aktiva perusahaan.
Tujuan likuidasi
a. Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian minimum dari
realisasi aktiva.
b. Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
c. Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak dapat dicairkan
kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.
Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah untuk menyajikan informasi
yang memadai agar aktiva dapat dibagikan secara adil kepada kreditor dan sekutu dengan
memperhatikan perundang-undangan yang berlaku.Dengan demikian terjadi pergeseran dari
pengukuran rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi keuntungan dan kerugian.
Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
a. Melalui penyerahan (proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan).
Likuidasi penyerahan adalah prosedur informal untuk melikuidir hutang, bagi kreditur
cara ini lebih menguntungkan dibanding kepailitan formal karena mereka menerima lebih
banyak. Dilakukan transfer kepemilikan aktiva kepada pihak ketiga yang disebut assignee
atau trustee. Assignee diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik di bawah tangan atau
melalui lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada kreditur secara pro-rata.
b. Melalui kepailitan formal (berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan khusus).
Likuidasi kepailitan diatur dalam Undang-undang kepailitan yang mempunyai tiga fungsi
penting, yaitu melindungi kreditur dari kemungkinan penipuan oleh debitur, pembagian
aktiva debitur secara adil kepada para kreditur, menghapuskan semua kewajiban debitur
sehingga yang bersangkutan dapat mulai usaha baru tanpa harus dibebani hutang
terdahulu.
 
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah struktur
perusahaan dengan tujuan untuk memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja
perusahaan.Restrukturisasi dilakukan setiap saat, bukan hanya bila perusahaan
mengalami kemunduran saja tapi juga pada saat perusahaan mengalami kemajuan.
Apabila perusahaan mengalami kemajuan, maka perusahaan akan melakukan perluasan
usaha. Sedangkan bila perusahaan mengalami kemunduran, maka perusahaan akan
melakukan penyempitan usaha. Perluasan usaha dilakukan dengan cara merger dan
akuisisi. Merger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan nama
perusahaan tersebut merupakan salah satu nama perusahaan dari perusahaan yang
bergabung. Sedangkan akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan
dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger
maupun akuisisi, yaitu pertumbuhan atau diversifikasi, sinergi, meningkatkan dana,
menambah ketrampilan manajemen atau teknologi, pertimbangan pajak, meningkatkan
likuiditas pemilik, dan melindungi diri dari pengambil-alihan.
Penyempitan usaha dilakukan dengan cara reorganisasi dan likuidasi.
Reorganisasi adalah suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan
mengubah struktur modalnya (pemodelan ulang struktur modal). Sedangkan likuidasi
yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan persekutuan
sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan.
3.2 Saran
Harapan Sesudah Membaca Makalah Ini Bisa Menambah Wawasam Anda dan
membantu dalam bisnis
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1994. Dasar – Dasar Manajemen


Keuangan. Yogyakarta : UPP ANP YKPN.
Pengertian merger dan akuisisi beserta contoh
perusahaannya.  http://ste84fredy.blog.com/2010/06/04/pengertian-merger-dan-akuisisi-beserta-
contoh-perusahaannya/, diakses pada tanggal 5 Januari 2012.
Sido, Afandi. Indosiar – SCTV, Kelemahan atau
Kekuatan. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/02/23/indosar-sctv-kelemahan-atau-
kekuatan/, diakses pada tanggal 5 Januari 2012.
Van Home, James C dan J.M. Wachowicz, J.R., 2007. Fundamental of Financial
Management. Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwery. Edis 12.Salemba 4.

Anda mungkin juga menyukai