di susun oleh:
180310010 Rizfal Danis Aprilio
180310020 Cecep Rizky
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam penyusunan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa penulis masih ada kekurangan baik susunan segi
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami
terbuka untuk menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat memberi pengetahuan kepada
pembaca
Pangandaran, 16-01-2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................3
BAB 3....................................................................................................................21
3.1. KESIMPULAN...........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam era persaingan yang semakin ketat, setiap kali sebuah perusahaan harus
mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap
tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus
menerus, sehingga kinerja perusahaan makin baik dan dapat terus unggul
dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan. Salah satu strategi untuk
memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan adalah dengan cara
restrukturisasi. Jika kita mendengar istilah atau kata restrukturisasi
perusahaan, yang ada dipikiran kita, seolah-olah membicarakan perusahaan
yang sedang menurun. Padahal setiap kali perusahaan melakukan perbaikan,
entah dalam skala kecil, atau skala besar, tujuannya adalah untuk memperbaiki
kinerja. Tentu saja restrukturisasi perusahaan tak perlu menunggu terjadi
penurunan baru dilakukan perbaikan, karena bisa terlambat, sehingga
perbaikan perlu dilakukan secara terus menerus. Pada umumnya istilah
restrukturisasi perusahaan digunakan jika perusahaan ingin melakukan
perbaikan secara menyeluruh, dan tujuannya adalah untuk memperbaiki dan
memaksimalkan kinerja perusahaan.
Masalah sesuai dengan yang ditentukan oleh dosen mata kuliah Manajemen
Keuangan
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika pembahasan
BAB 2 PEMBAHASAN
Bab ini berisi materi pembahasan mengenai Restrukturisasi
Perusahaan mencakup akuisisi, merge, take over, tender offers dan
defenses, divesture, leverages buyouts, likuidasi
BAB 3 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, kritik dan saran
2
BAB 2
MATERI PEMBAHASAN
3
undervalued atau industri pada posisi yang matang untuk transformasi.
Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan
memaksimalisasi kinerja perusahaan.
4
posisi modal perusahaan. Berdasarkan data dalam laporan keuangan
perusahaan, akan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan.
Kesehatan perusahaan dapat diukur berdasarkan rasio kesehatan,
antara lain tingkat efisiensi(efficiency ratio), tingkat
efektifitas(effectiveness ratio), profitabilitas(profitability ratio), tingkat
likuiditas(liquidity ratio), tingkat perputaran aset(asset turn over),
leverage ratio dan market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan dapat
dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian(risk return profile).
5
membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli
juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti
beroperasi(Harianto dan Sudomo, 2001).
6
satu sama lain, sehingga model ini merupakan diversifikasi usaha
untuk mengurangi resiko.
2. Akuisisi
7
perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Akuisisi bisa juga
pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan
bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh: Aqua
diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain. Faktor
yang paling mendasari terjadinya akuisisi adalah motif ekonomi. Trasaksi
pembelian tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut
menguntungka kedua belah pihak. Menguntungkan pemilik perusahaan
yang dijual dan juga pemili perusahaan yang membeli.
8
Akuisisi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan
akuisisi antara lain:
9
melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki
resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi
dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi
perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.
b. Sinergi
c. Meningkatkan dana
10
manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
11
Merupakan suatu istilah yang dipakai dalam dunia perbankan
dalam hal pihak ketiga memberi kredit kepada debitur yang bertujuan
untuk melunasi hutang/kreditur kepada kreditur awal dan memberikan
kredit baru kepada debitur sehingga kedudukan pihak ketiga ini
menggantikan kedudukan kreditur awal.
inisiatif kreditur yaitu kreditur dan pihak ketiga bertemu dan sama-
sama mengetahui bahwa pihak ketiga akan menggantikan kedudukannya
sebagai kreditur atas debitur yang bersangkutan, subrogasi ini dilakukan
dan dinyatakan dengan tegas bersamaan pada waktu pembayaran, hal ini
sesuai dalam pasal 1401(1) KUHPerdata.
12
pihak ketiga sebagai kreditur baru.34 Subrogasi ini dapat dilakukan tanpa
perlu campur tangan pihak kreditur. Hal ini sesuai dalam Pasal 1401(2)
KUHPerdata.
Subrogasi ini diatur dalam pasal 1402 KUHPerdata yang salah satu
ayatnya menyatakan bahwa subrogasi terjadi pada saat seorang kreditur
yang melunasi hutang seorang debitur kepada seorang kreditur lain yang
berdasarkan hak istimewa atau hipotiknya mempunyai hak yang lebih
tinggi daripada kreditur pertama.
13
dahulu dan kemudian baru dibebani Hak Tanggungan. Akta
Pembebanan hak Tanggungan tidak dapat langsung ditandatangani
antara kreditur dan debitur dikarenakan asli jaminan belum berada
di tangan notaris. Hal yang dilakukan pada saat pengikatan jaminan
didahului dengan penandatanganan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan untuk kemudian menjadi dasar dalam
penandatanganan Akta Pembebanan Hak tanggungan.
b. Tender offers
c. Defenses
Tidak jarang perusahaan melakukan berbagai cara untuk menghindarkan
diri dari pembelian oleh perusahaan lain. Secara umum taktik untuk
mempertahankan diri ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Sebelum penawaran
Cara terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambilalihan
oleh perusahaan lain adalah mengubahnya menjadi perusahaan
perseorangan. Kedua adalah mempertahankan proporsi kepemilikan
saham pada satu orang atau kelompok orang. Misalkan minimal 50
14
persen saham perusahaan tetap dipegang oleh pendiri perusahaan, atau
30 persen saham perusahaan dipegang oleh karyawan perusahaan.
Cara lain adalah dengan meningkatkan skala usaha seperti halnya IBM
dan Exxon, skala perusahaan yang begitu besar akan menyulitkan
perusahaan lain yang ingin membelinya karena tentu diperlukan dana
yang sangat besar. Namun demikian cara terbaik lainnya adalah
dengan mempertahankan harga saham yang kuat yang mencerminkan
kuatnya manajemen, prospek pertumbuhan dan kesempatan investasi
yang baik.
Bentuk lain untuk mempertahankan perusahaan dari pembelian
oleh perusahaan lain adalah melalui persyaratan merger yang makin
ketat. Misalnya perusahaan menetapkan bahwa merger hanya dapat
dilakukan apabila disetujui oleh minimal 80 persen pemegang saham.
Selain itu beberapa perusahaan menetapkan kelas-kelas yang berbeda
dan hak istimewa kepada masing-masing kelas pemegang saham. Ini
juga dapat dilakukan untuk mempertahankan pengendalian
perusahaan. Cara lain yang biasa dilakukan oleh banyak perusahaan
adalah membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih
yang disebut juga dengan poison pill. Poison pill ini dilakukan dengan
memberikan hak kepada pemegang saham perusahaan yang akan
dibeli untuk menjual sahamnya dengan harga yang tinggi atau
pemberian hak untuk memperoleh saham baru dengan discount yang
cukup besar atau bahkan gratis. Poison pill ini dapat melindungi
perusahaan dari pengambilalihan oleh perusahaan lain apabila dirasa
harga penawarannya tidak wajar.
2. Sesudah penawaran
15
perusahaan dapat meminta untuk dilakukan penawaran yang lebih
baik. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menjual sebagian saham
perusahaan kepada pihak ketiga atau menciptakan utang yang semakin
besar dengan cara membeli kembali sebagian saham perusahaan.
Bentuk lain untuk membuat perusahaan menjadi tidak menarik adalah
pembuatan kontrak khusus yang menjamin eksekutif bahwa mereka
tidak akan kehilangan pekerjaan atau pemberian kompensasi yang
sangat besar apabila terjadi penggabungan perusahaan. Ini disebut juga
dengan payung emas atau golden parachute. Dengan cara ini tentunya
manajer tidak khawatir akan kehilangan pekerjaan, kalau saja
pembelian ini akan dilakukan, maka manajer akan melakukan
negosiasi untuk menentukan harga yang wajar dan lebih
mementingkan kepentingan pemegang saham.
4. Divestiture
a. Pengertian Divestasi
b. Motif Divetasi
16
b. Untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan
keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi
merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh
uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk
berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api
serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat
membayar hutangnya pada saat ini.
c. Kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah
melakukan divestasi(menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi
daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan
kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi
nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum
melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan
untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada
terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
d. Unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya
unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka
kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
c. Metode Divestasi
5. Restrukturisasi Kepemilikan
17
Para pendiri perusahaan biasanya memutuskan untuk melakukan
go public setelah si pendiri menyatakan diri sudah tua atau tidak sanggup
lagi menjalankan perusahaan. Perubahan yang paling sederhana adalah
mengalihkan sebagian kepemilikan kepada anak-anaknya. Tetapi, cara ini
seringkali tidak cukup. Atau dapat pula menjual sebagian sahamnya
dengan tujuan supaya akses modal menjadi lebih luas. Sebagai dampak
dari tindakan ini, struktur kepemilikan otomatis akan berubah.
6. Leverages Buyouts
a. Pengertian
1) Premium Companies
2) Second - tier Companies
3) Troubled Companies
18
Risiko LBO
Tujuan likuidasi
a) Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan
kerugian minimum dari realisasi aktiva.
b) Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
c) Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak
dapat dicairkan kepada masing-masing sekutu dengan cara yang
adil.
Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah untuk
menyajikan informasi yang memadai agar aktiva dapat dibagikan secara
adil kepada kreditor dan sekutu dengan memperhatikan perundang-
19
undangan yang berlaku. Dengan demikian terjadi pergeseran dari
pengukuran rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi keuntungan dan
kerugian.
Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Melalui penyerahan(proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan).
Likuidasi penyerahan adalah prosedur informal untuk melikuidir
hutang, bagi kreditur cara ini lebih menguntungkan dibanding kepailitan
formal karena mereka menerima lebih banyak. Dilakukan transfer
kepemilikan aktiva kepada pihak ketiga yang disebut assignee atau
trustee. Assignee diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik di bawah
tangan atau melalui lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada kreditur
secara pro-rata.
2) Melalui kepailitan formal(berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan
khusus).
Likuidasi kepailitan diatur dalam Undang-undang kepailitan yang
mempunyai tiga fungsi penting, yaitu melindungi kreditur dari
kemungkinan penipuan oleh debitur, pembagian aktiva debitur secara
adil kepada para kreditur, menghapuskan semua kewajiban debitur
sehingga yang bersangkutan dapat mulai usaha baru tanpa harus
dibebani hutang terdahulu.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Ardiprawiro. (n.d.). Teaching Materials & Files. Retrieved January 16, 2021,
from Official Site of ARDIPRAWIRO - Gunadarma University:
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/48515/C8.pdf
iii