Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

BENTUK RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN


Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu: Rohmat Waluyo, M.Pd

di susun oleh:
180310010 Rizfal Danis Aprilio
180310020 Cecep Rizky

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL-AZHAR
Jl. Pesantren No. 02 Citangkolo Kujangsari Kec. Langensari Kota Banjar
46324
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat dan hidayah-
Nya, telah memberi kami kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “BENTUK RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN”. Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi sala satu tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam penyusunan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa penulis masih ada kekurangan baik susunan segi
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami
terbuka untuk menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah.

Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat memberi pengetahuan kepada
pembaca

Pangandaran, 16-01-2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB 1......................................................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG..................................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1

1.3. BATASAN MASALAH...............................................................................1

1.4. TUJUAN PENULISAN................................................................................1

1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN...............................................................1

BAB 2......................................................................................................................3

2.1. PENGERTIAN RESTRUKTURISASI........................................................3

2.2. TUJUAN RESTRUKTURISASI..................................................................4

2.3. JENIS-JENIS RESTRUKTURISASI...........................................................4

2.4. BENTUK RETRUKTURISASI PERUSAHAAN........................................5

BAB 3....................................................................................................................21

3.1. KESIMPULAN...........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam era persaingan yang semakin ketat, setiap kali sebuah perusahaan harus
mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian perbaikan, agar tetap
tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus
menerus, sehingga kinerja perusahaan makin baik dan dapat terus unggul
dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan. Salah satu strategi untuk
memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan adalah dengan cara
restrukturisasi. Jika kita mendengar istilah atau kata restrukturisasi
perusahaan, yang ada dipikiran kita, seolah-olah membicarakan perusahaan
yang sedang menurun. Padahal setiap kali perusahaan melakukan perbaikan,
entah dalam skala kecil, atau skala besar, tujuannya adalah untuk memperbaiki
kinerja. Tentu saja restrukturisasi perusahaan tak perlu menunggu terjadi
penurunan baru dilakukan perbaikan, karena bisa terlambat, sehingga
perbaikan perlu dilakukan secara terus menerus. Pada umumnya istilah
restrukturisasi perusahaan digunakan jika perusahaan ingin melakukan
perbaikan secara menyeluruh, dan tujuannya adalah untuk memperbaiki dan
memaksimalkan kinerja perusahaan.

1.2. RUMUSAN MASALAH


 Apa saja Bentuk restrukturisasi Perusahaan?
1.3. BATASAN MASALAH

Masalah sesuai dengan yang ditentukan oleh dosen mata kuliah Manajemen
Keuangan

1.4. TUJUAN PENULISAN

Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan

1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

1
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika pembahasan
BAB 2 PEMBAHASAN
Bab ini berisi materi pembahasan mengenai Restrukturisasi
Perusahaan mencakup akuisisi, merge, take over, tender offers dan
defenses, divesture, leverages buyouts, likuidasi
BAB 3 PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, kritik dan saran

2
BAB 2
MATERI PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN RESTRUKTURISASI

Perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan


serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini
akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan makin
baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat
bertahan.

Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja


perusahaan adalah dengan cara restrukturisasi. Restrukturisasi dapat berarti
memperbesar atau memperkecil struktur perusahaan. Menurut beberapa ahli,
definisi restrukturisasi adalah sebagai berikut:

 David F(1997) “Restrukturisasi, sering disebut sebagai downsizing


atau delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga
kerja, unit kerja atau divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan
dalam struktur oganisasi perusahaan. Pengurangan skala perusahaan
ini diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas.”
 Bramantyo(2004) “Strategi restrukturisasi digunakan untuk mencari
jalan keluar bagi perusahaan yang tidak berkembang, sakit atau adanya
ancaman bagi organisasi, atau industri diambang pintu perubahan yang
signifikan. Pemilik umumnya melakukan perubahan dalam tim unit
manajemen, perubahan strategi, atau masuknya teknologi baru dalam
perusahaan. Selanjutnya sering diikuti oleh akuisisi untuk membangun
bagian yang kritis, menjual bagian yang tidak perlu, guna mengurangi
biaya akuisisi secara efektif. Hasilnya adalah perusahaan yang kuat,
atau merupakan transformasi industri.”

Strategi restrukturisasi memerlukan tim manajemen yang mempunyai


wawasan untuk melihat ke depan, kapan perusahaan berada pada titik

3
undervalued atau industri pada posisi yang matang untuk transformasi.
Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan
memaksimalisasi kinerja perusahaan.

2.2. TUJUAN RESTRUKTURISASI

Bramantyo(2004) “Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk


memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan yang
telah go public, maksimalisasi nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya harga
saham perusahaan, dan harga tersebut dapat bertengger pada tingkat atas.
Bertahannya harga saham tersebut bukan permainan pelaku pasar atau hasil
goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar merupakan cermin ekspektasi
investor akan masa depan perusahaan.”

Sejalan dengan perusahaan yang sudah go public, harga jual juga


mencerminkan ekspektasi investor atas kinerja masa depan perusahaan.
Sedangkan bagi yang belum go public, maksimalisasi nilai perusahaan
dicerminkan pada harga jual perusahaan tersebut.

2.3. JENIS-JENIS RESTRUKTURISASI


Bramantyo(2004)
1. Restrukturisasi Portofolio atau Asset

Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan


portofolio perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi semakin
baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan adalah setiap
aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU(Strategic Business Unit),
maupun anak perusahaan.

2. Restrukturisasi Modal atau Keuangan

Restrukturisasi keuangan atau modal adalah penyusunan ulang


komposisi modal perusahaan supaya kinerja keuangan menjadi lebih
sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan
keuangan, yang terdiri dari neraca, rugi/laba, laporan arus kas, dan

4
posisi modal perusahaan. Berdasarkan data dalam laporan keuangan
perusahaan, akan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan.
Kesehatan perusahaan dapat diukur berdasarkan rasio kesehatan,
antara lain tingkat efisiensi(efficiency ratio), tingkat
efektifitas(effectiveness ratio), profitabilitas(profitability ratio), tingkat
likuiditas(liquidity ratio), tingkat perputaran aset(asset turn over),
leverage ratio dan market ratio. Selain itu, tingkat kesehatan dapat
dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian(risk return profile).

3. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi

Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan


penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi,
pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan masalah managerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi
manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh melalui
berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan
efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga keputusan
tidak berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab
permasalahan di setiap unit kerja.

2.4. BENTUK RETRUKTURISASI PERUSAHAAN


1. Merger

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu,


dimana perusahaan yang memerger mengambil/membeli semua assets dan
liabilities perusahaan yang di merger dengan begitu perusahaan yang
memerger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-
merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah
uang tunai atau saham di perusahaan yang baru,(Brealey, Myers, &
Marcus, 1999).

Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu


perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang

5
membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli
juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti
beroperasi(Harianto dan Sudomo, 2001).

Salah satu alternatif untuk melakukan perluasan usaha adalah


dengan cara merger dan consolidation. Merger merupakan penggabungan
dua perusahaan atau lebih, dan nama perusahaan tersebut merupakan salah
satu nama perusahaan dari perusahaan yang bergabung. Sedangkan
consolidation merupakan penggabungan dari dua perusahaan atau lebih,
dan nama perusahaan tersebut hilang kemudian muncul nama baru dari
perusahaan gabungan.

Tujuan dari merger adalah untuk menciptakan perusahaan yang


lebih kuat dan lebih besar, serta menghindari persaingan antar perusahaan
sehingga miningkatkan efisiensi dalam menggunakan sumber daya.

Merger terbagi dalam 3 jenis, yaitu:


a. Horizontal Merger, adalah penggabungan dari dua unit usaha atau
lebih yang memiliki produk sejenis baik barang atau jasa. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi persaingan industri, memperkuat
pangsa pasar, dan memperoleh efisiensi biaya operasional.
b. Vertikal Merger, adalah penggabungan antara dua unit usaha atau
lebih yang mempunyai keterkaitan supplier atau pelanggan. Ini
dilakukan untuk lebih menjaga kontinuitas produksi dan operasi
perusahaan.
c. Congeneric Merger, adalah merger antara dua unit usaha atau lebih
dalam industri sejenis yang tidak memiliki keterkaitan supplier
atau pelanggan.
d. Conglomerate Merger, merupakan merger antara dua unit usaha
atau lebih dalam industri yang berbeda dan tidak ada keterkaitan

6
satu sama lain, sehingga model ini merupakan diversifikasi usaha
untuk mengurangi resiko.

Sebelum melakukan merger, perusahaan juga harus


mempertimbangkan beberapa hal, diataranya adalah syarat – syarat yang
harus dianalisis terlebih dahulu sebelum melakukan merger. Syarat –
syarat tersebut antara lain:

1. Kondisi keuangan masing-masing.


2. Kecukupan modal.
3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger.
4. Manfaat bagi konsumen.

Merger mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pengambilalihan


melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding
pengambilalihan yang lain merupakan kelebihan merger. Sedangkan
kelemahan merger adalah merger harus ada persetujuan dari para
pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk
mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.

Dalam perkembangannya, merger secara garis besar dibagi


menjadi dua kelompok yaitu: financial merger dan operating merger.
Financial Merger adalah merger dimana perusahaan yang bersangkutan
masih tetap beroperasi sehingga tidak ada keuntungan sinergik secara
operasional, Sedangkan Operating Merger diarahkan pada penggabungan
operasional kedua unit usaha dengan harapan memperoleh keuntungan
sinergik.

2. Akuisisi

Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition


yang berarti pengambilalihan. Kata akuisisi aslinya berasal dari bhs. Latin,
acquisitio, dari kata kerja acquirere. Akuisisi adalah pengambil-
alihan(takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset

7
perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Akuisisi bisa juga
pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan
bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh: Aqua
diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain. Faktor
yang paling mendasari terjadinya akuisisi adalah motif ekonomi. Trasaksi
pembelian tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut
menguntungka kedua belah pihak. Menguntungkan pemilik perusahaan
yang dijual dan juga pemili perusahaan yang membeli.

Kondisi saling menguntungkan tersebut akan terjadi kalau dari


peristiwa akuisisi memperoleh sinergi. Senergi merupakan nilai gabungan
dari kedua perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masing –
masing nilai perusahaan yang digabungkan. Selain sinergi, akuisisi
dilakukan karena 2 alasan yang yang meragukan(dubious). Alasan tersebut
adalah diversifikasi dan jumlah EPS(earnings per share).

Namun, dari konsep CAPM diketahui bahwa diversifikasi tidaklah


menimbulkan manfaat, karena pasar akan menentukan nilai perusahaan
berdasarkan atas resiko yang tidak bisa dihilangkan dengan
diversifikasi(risiko sistematis). Sedangkan yang terpenting dalam EPS
adalah pertumbuhan EPS bukan jumlah EPS saat ini, karena analisis
dilakukan atas pertimbangan jumlah EPS saat ini.

Akuisisi dibagi ada 3 yaitu:

a. Akuisisi horizontal,yaitu akuisisi perusahaan di industri yang sama


dengan perusahaan yang mengakuisisi,
b. Akuisisi vertikal,yaitu akuisisi yang melibatkan perusahaan dengan
tingkatan yang berbeda dalam proses produksi.
c. Akuisisi konglomerasi,yaitu perusahaan yang diakuisisi dan
perusahaan yang mengakuisisi tidak saling berhubungan satu sama
lainnya.

8
Akuisisi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan
akuisisi antara lain:

a. Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan


suara pemegang saham. Dalam akusisi saham, perusahaan yang
membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham
perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga
tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan. Karena tidak
memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan,
akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan
yang tidak bersahabat(hostile takeover).
b. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak
memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada
akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham
minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi.

Sedangkan kelemahan akuisisi antara lain:

a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak


menyetujui pengambil-alihan tersebut, maka akuisisi akan batal.
Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menuju pada akuisisi
sehingga akuisisi dapat terjadi. Namun bila perusahaan mengambil
alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
b. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus
secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal
yang tinggi.

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik


melalui merger maupun akuisisi, yaitu

a. Pertumbuhan atau diversifikasi

Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat,


baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat

9
melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki
resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi
dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi
perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

b. Sinergi

Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat


skala ekonomi(economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi
karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang
lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak
merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan
merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga
kerja yang berlebihan dapat dihilangkan. Sinergi dapat bersumber
dari berbagai sebab. Misalnya, pemanfaatan manajemen, untuk
beroperasi lebih ekonomis(operating economies of scale), untuk
pertumbuhan yang lebih cepat, dan pemanfaatan penghematan
pajak. Sinergi dapat berwujud operating maupun financial synergy.

c. Meningkatkan dana

Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk


melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk
melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas
tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan
dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan
meningkatnya dana dengan biaya rendah.

d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik


karena tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya
teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan

10
manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan
teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang
memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

e. Pertimbangan pajak

Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih


20 tahun ke depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi.
Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan
akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang
mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak
dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan
yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan
keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan
memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

f. Meningkatkan likuiditas pemilik

Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan


memiliki likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar,
maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah
diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan
yang lebih kecil.

g. Melindungi diri dari pengambil-alihan

Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran


pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi
perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan
hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi
terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat.

3. Takeover, Tender Offers dan Defenses


a. Takeover

11
Merupakan suatu istilah yang dipakai dalam dunia perbankan
dalam hal pihak ketiga memberi kredit kepada debitur yang bertujuan
untuk melunasi hutang/kreditur kepada kreditur awal dan memberikan
kredit baru kepada debitur sehingga kedudukan pihak ketiga ini
menggantikan kedudukan kreditur awal.

Cara Terjadinya Takeover

Ada 2 cara terjadinya takeover , yaitu:

1. Terjadi karena persetujuan(secara langsung)

inisiatif kreditur yaitu kreditur dan pihak ketiga bertemu dan sama-
sama mengetahui bahwa pihak ketiga akan menggantikan kedudukannya
sebagai kreditur atas debitur yang bersangkutan, subrogasi ini dilakukan
dan dinyatakan dengan tegas bersamaan pada waktu pembayaran, hal ini
sesuai dalam pasal 1401(1) KUHPerdata.

Inisiatif debitur yaitu pihak debitur meminjam uang kepada pihak


ketiga untuk melunasi hutangnya kepada kreditur dan menetapkan bahwa
pihak ketiga tersebut akan mengambil alih posisi kreditur. Agar subrogasi
jenis ini sah baik perjanjian pinjam uang ataupun pelunasananya harus
dibuat dengan akta autentik, dan dinyatakan secara jelas dan tegas bahwa
tujuan pembayaran adalah untuk melunasi hutang di kreditur awal dan
secara tegas pula dalam bukti pelunasan dinyatakan bahwa pelunasan ini
berasal dari pihak ketiga. Masih terdapat pertentangan mengenai perlu
tidaknya bukti pelunasan dibuat secara otentik, sebab prinsip dari pasal
1401 ayat 2 menerangkan bahwa tidak perlu campur tangan dari pihak
kreditur. Seandainya dibuat dalam bentuk autentik, maka antara pihak
debitur dan pihak ketiga serta pihak kreditur wajib untuk ikut
menandatangani akta autentik tersebut, yang berarti pihak kreditur tetap
dilibatkan dalam proses subrogasi. Oleh karenanya dianggap telah cukup
menjadi bukti bahwa tanda pelunasan harus berisi keterangan bahwa
pembayaran dilakukan dengan menggunakan uang yang dipinjam dari

12
pihak ketiga sebagai kreditur baru.34 Subrogasi ini dapat dilakukan tanpa
perlu campur tangan pihak kreditur. Hal ini sesuai dalam Pasal 1401(2)
KUHPerdata.

2. Terjadi karena undang-undang(secara tidak langsung)

Subrogasi ini diatur dalam pasal 1402 KUHPerdata yang salah satu
ayatnya menyatakan bahwa subrogasi terjadi pada saat seorang kreditur
yang melunasi hutang seorang debitur kepada seorang kreditur lain yang
berdasarkan hak istimewa atau hipotiknya mempunyai hak yang lebih
tinggi daripada kreditur pertama.

Mekanisme Peralihan Kredit(take over) yang terjadi adalah:

 Dimulai dari permohonan kredit oleh debitur, penyerahan semua


kelengkapan data dan syarat-syarat pengajuan kredit, dilakukannya
survey oleh Credit officer(BI Checking, Trade Checking,
wawancara debitur serta apraisal/penilaian ulang jaminan), apabila
memenuhi syarat maka dilanjutkan pembuatan proposal kredit
yang akan di ajukan kepada komite kredit. Jika proposal disetujui
oleh komite kredit maka dilanjutkan dengan penandatanganan akad
kredit dan pengikatan jaminan yang wajib dihadiri pihak bank,
debitur dan pasangan(serta penjamin jika ada). Setelah melakukan
pengikatan jaminan maka debitur dengan didampingi marketing
menuju ke kreditur awal untuk melakukan pelunasan dengan dana
yang diperoleh dari pihak ketiga. Apabila pelunasan telah
dilakukan, maka wajib meminta slip tanda pelunasan serta asli
bukti kepemilikan jaminan untuk selanjutnya dapat dibebani Hak
Tanggungan dengan terlebih dahulu dilakukan roya(pencoretan
hak) atas nama kreditur awal.
 Akibat hukum dari proses peralihan kredit tersebut adalah
berakhirnya hubungan hukum antara kreditur awal dengan debitur.
Objek jaminan yang akan dijaminkan harus dilakukan roya terlebih

13
dahulu dan kemudian baru dibebani Hak Tanggungan. Akta
Pembebanan hak Tanggungan tidak dapat langsung ditandatangani
antara kreditur dan debitur dikarenakan asli jaminan belum berada
di tangan notaris. Hal yang dilakukan pada saat pengikatan jaminan
didahului dengan penandatanganan Surat Kuasa Membebankan
Hak Tanggungan untuk kemudian menjadi dasar dalam
penandatanganan Akta Pembebanan Hak tanggungan.

Jadi dengan adanya sistem takeover ini akan memberikan dampak


positif kepada perusahaan dimana akan terbantu sistem keuangan yang
bisa digunakan untuk kegiatan operasionalnya. Dan bagi perbankan saya
kurang tahu dampak dari take over ini. Tetapi kalau saya amati dengan
adanya takeover ini maka bank juga merasa diuntungkan yaitu untuk
mengurangi kerugian apabila perusahaan(debitur) tidak sanggup bayar.

b. Tender offers

Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar


perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut
tender offer karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap
bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender
offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil
mengambil alih kontrol target firm.

c. Defenses
Tidak jarang perusahaan melakukan berbagai cara untuk menghindarkan
diri dari pembelian oleh perusahaan lain. Secara umum taktik untuk
mempertahankan diri ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Sebelum penawaran
Cara terbaik untuk mempertahankan diri dari pengambilalihan
oleh perusahaan lain adalah mengubahnya menjadi perusahaan
perseorangan. Kedua adalah mempertahankan proporsi kepemilikan
saham pada satu orang atau kelompok orang. Misalkan minimal 50

14
persen saham perusahaan tetap dipegang oleh pendiri perusahaan, atau
30 persen saham perusahaan dipegang oleh karyawan perusahaan.
Cara lain adalah dengan meningkatkan skala usaha seperti halnya IBM
dan Exxon, skala perusahaan yang begitu besar akan menyulitkan
perusahaan lain yang ingin membelinya karena tentu diperlukan dana
yang sangat besar. Namun demikian cara terbaik lainnya adalah
dengan mempertahankan harga saham yang kuat yang mencerminkan
kuatnya manajemen, prospek pertumbuhan dan kesempatan investasi
yang baik.
Bentuk lain untuk mempertahankan perusahaan dari pembelian
oleh perusahaan lain adalah melalui persyaratan merger yang makin
ketat. Misalnya perusahaan menetapkan bahwa merger hanya dapat
dilakukan apabila disetujui oleh minimal 80 persen pemegang saham.
Selain itu beberapa perusahaan menetapkan kelas-kelas yang berbeda
dan hak istimewa kepada masing-masing kelas pemegang saham. Ini
juga dapat dilakukan untuk mempertahankan pengendalian
perusahaan. Cara lain yang biasa dilakukan oleh banyak perusahaan
adalah membuat perusahaan menjadi tidak menarik untuk diambil alih
yang disebut juga dengan poison pill. Poison pill ini dilakukan dengan
memberikan hak kepada pemegang saham perusahaan yang akan
dibeli untuk menjual sahamnya dengan harga yang tinggi atau
pemberian hak untuk memperoleh saham baru dengan discount yang
cukup besar atau bahkan gratis. Poison pill ini dapat melindungi
perusahaan dari pengambilalihan oleh perusahaan lain apabila dirasa
harga penawarannya tidak wajar.
2. Sesudah penawaran

Jika strategi sebelum penawaran ini tidak berhasil melindungi


perusahaan dari pembelian oleh perusahaan lain, maka setelah
penawaran perusahaan masih dapat mengajukan tuntutan dengan dalih
antimonopoli ataupun jika dirasa harga penawaran tidak wajar,

15
perusahaan dapat meminta untuk dilakukan penawaran yang lebih
baik. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menjual sebagian saham
perusahaan kepada pihak ketiga atau menciptakan utang yang semakin
besar dengan cara membeli kembali sebagian saham perusahaan.
Bentuk lain untuk membuat perusahaan menjadi tidak menarik adalah
pembuatan kontrak khusus yang menjamin eksekutif bahwa mereka
tidak akan kehilangan pekerjaan atau pemberian kompensasi yang
sangat besar apabila terjadi penggabungan perusahaan. Ini disebut juga
dengan payung emas atau golden parachute. Dengan cara ini tentunya
manajer tidak khawatir akan kehilangan pekerjaan, kalau saja
pembelian ini akan dilakukan, maka manajer akan melakukan
negosiasi untuk menentukan harga yang wajar dan lebih
mementingkan kepentingan pemegang saham.

4. Divestiture
a. Pengertian Divestasi

Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam


bentuk finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang
dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset
yang baru.

b. Motif Divetasi

Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi.

a. Sebuah perusahaan akan melakukan divestasi(menjual) bisnis yang


bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya
sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis
terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak,
Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah
menjual beragam bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis
utamanya.

16
b. Untuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan
keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi
merupakan usaha untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh
uang. Sebagai contoh, CSX Corporation melakukan divestasi untuk
berfokus pada bisnis utamanya yaitu pembangunan rel kereta api
serta bertujuan untuk memperoleh keuntungan sehingga dapat
membayar hutangnya pada saat ini.
c. Kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah
melakukan divestasi(menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi
daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan
kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi
nilai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum
melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan
untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada
terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
d. Unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya
unit bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka
kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
c. Metode Divestasi

Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi


proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi
tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka
sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk
membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan
sebuahonline showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual.
Dengan melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi
biaya yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel,
usaha transportasi, dan urusan pertemuan.

5. Restrukturisasi Kepemilikan

17
Para pendiri perusahaan biasanya memutuskan untuk melakukan
go public setelah si pendiri menyatakan diri sudah tua atau tidak sanggup
lagi menjalankan perusahaan. Perubahan yang paling sederhana adalah
mengalihkan sebagian kepemilikan kepada anak-anaknya. Tetapi, cara ini
seringkali tidak cukup. Atau dapat pula menjual sebagian sahamnya
dengan tujuan supaya akses modal menjadi lebih luas. Sebagai dampak
dari tindakan ini, struktur kepemilikan otomatis akan berubah.

6. Leverages Buyouts
a. Pengertian

Leverage by out merupakan pembelian perusahaan atau divisi


bisnis yang teknik pembiayaannya sebagian besar bersumber dari hutang

Mengapa LBO dapat meningkatkan nilai perusahaan?

Manajemen bekerja“underpressure” untuk tidak hanya bisa


membayar hutang tetapi juga mampu menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan. Jika nantinya manajer berubah menjadi pemilik, maka ada
motivasi yang kuat untuk bekerja karena keuntungan yang diperoleh
perusahaan akan dinikmati sendiri. Keadaan perusahaan target yang harus
dicapai setelah akuisisi:

1) Adanya peningkatan kinerja manajemen


2) Kemampuan untuk menurunkan memangkas biaya sehingga
tercapai economies of scale atau economies of scope
3) Mampu menghasilkan arus kas yang stabil
4) Mampu mencapai efisiensi penggunaan dana

Karakteristik Perusahaan yang menjadi target LBO

1) Premium Companies
2) Second - tier Companies
3) Troubled Companies

18
Risiko LBO

1) Risiko Bisnis(Business Risk)


2) Risiko Perusahaan(Corporate Risk)
3) Default Risk
7. Likuidasi

Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan


karena perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk
melunasi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya dan
operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan.

Likuidasi ditempuh apabila kreditur berpendapat bahwa prospek


perusahaan tidak lagi menguntungkan. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam likuidasi adalah likuidas mungkin akan memakan
waktu yang lama dan aktva mungkin aka terpaksi dijual dengan harga
murah(distress price). Disamping itu, perusahaan harus melunasi
kewajiban tertentu lebih dahulu, yaitu kewajiban terhadap para
karyawan(gaji yang belum dibayar) dan pemerintah(pajak yang belum
dibayar). Dengan demikian dapat terjadi bahwa akhirnya kreditur aka
menerima jumlah yang relatif sangat kecil dari hasil penjualan aktiva
perusahaan.

Tujuan likuidasi
a) Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan
kerugian minimum dari realisasi aktiva.
b) Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
c) Untuk membagikan uang tunai dan tunai dan aktiva lain yang tidak
dapat dicairkan kepada masing-masing sekutu dengan cara yang
adil.
Tujuan fungsi akuntansi yang terkait dengan likuidasi adalah untuk
menyajikan informasi yang memadai agar aktiva dapat dibagikan secara
adil kepada kreditor dan sekutu dengan memperhatikan perundang-

19
undangan yang berlaku. Dengan demikian terjadi pergeseran dari
pengukuran rugi laba periodic menjadi penentuan realisasi keuntungan dan
kerugian.
Proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Melalui penyerahan(proses likuidasi yang tidak melalui pengadilan).
Likuidasi penyerahan adalah prosedur informal untuk melikuidir
hutang, bagi kreditur cara ini lebih menguntungkan dibanding kepailitan
formal karena mereka menerima lebih banyak. Dilakukan transfer
kepemilikan aktiva kepada pihak ketiga yang disebut assignee atau
trustee. Assignee diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik di bawah
tangan atau melalui lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada kreditur
secara pro-rata.
2) Melalui kepailitan formal(berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan
khusus).
Likuidasi kepailitan diatur dalam Undang-undang kepailitan yang
mempunyai tiga fungsi penting, yaitu melindungi kreditur dari
kemungkinan penipuan oleh debitur, pembagian aktiva debitur secara
adil kepada para kreditur, menghapuskan semua kewajiban debitur
sehingga yang bersangkutan dapat mulai usaha baru tanpa harus
dibebani hutang terdahulu.

20
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan


memaksimalisasi kinerja perusahaan. Perusahaan melakukan pembenahan
supaya segera lepas dari krisis melalui berbagai aspek. Perbaikan-perbaikan
tersebut menyangkut berbagai aspek perusahaan, mulai dari perbaikan
portofolio perusahaan, perbaikan permodalan, perampingan manajemen,
perbaikan sistem pengelolaan perusahaan, sampai perbaikan sumber daya
manusia.

Perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan serangkaian


perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan
dilaksanakan secara terus-menerus, sehingga kinerja perusahaan makin baik
dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.
Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja
perusahaan adalah dengan cara restrukturisasi. Restrukturisasi dapat berarti
memperbesar atau memperkecil struktur perusahaan.

Dengan demikian, restrukturisasi perusahaan merupakan kepentingan


semua pihak. Bukan saja pihak manajemen, namun juga merupakan
kepentingan komisaris yang mewakili kepentingan pemegang saham.
Restrukturisasi juga merupakan kepentingan karyawan secara keseluruhan
karena tindakan restrukturisasi akan berdampak pada semua karyawan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ardiprawiro. (n.d.). Teaching Materials & Files. Retrieved January 16, 2021,
from Official Site of ARDIPRAWIRO - Gunadarma University:
http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/48515/C8.pdf

Maulina, R. (2019, March 24). [Restrukturisasi Perusahaan] Penjelasan, Bentuk,


dan Alasan Penting Melakukannya. Retrieved February 6, 2021, from
Jurnal Entrepreuner: https://www.jurnal.id/id/blog/penjelasan-bentuk-dan-
alasan-melakukan-restrukturisasi-perusahaan/

Wulandari, U. (n.d.). (DOC) RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN | utami


wulandhari - Academia.edu. Retrieved January 16, 2021, from Academia:
https://www.academia.edu/28834494/RESTRUKTURISASI_PERUSAHA
AN

iii

Anda mungkin juga menyukai