Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN


“BENTUK RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN”

SATRIANI
NIM : 1861201057

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS
MAROS
2021
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL LUAR..............................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...............................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................4


A. Pengertian Restrukturisas...................................................................4
B. Tujuan Restrukturisasi.........................................................................4
C. Jenis-jenis Restrukturisasi...................................................................4
D. Bentuk-bentuk Restrukturisasi............................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................16


A. Kesimpulan..........................................................................................16
B. Saran...................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan


sehingga penulis menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongannya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad. SAW yang dinantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatn-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Seminar Manajemen Keuangan, dengan judul “Bentuk
Restrukturisasi Perusahaan”.
Penulis menyadarai bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk mekalah ini, agar
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.

Maros, 19 Desember 2021

Satriani

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kinerja perusahaan dalam era persaingan bisnis semakin ketat, setiap
perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya, serta melakukan serangkaian
perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan
dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan semakin
meningkat dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat
bertahan. Sebuah strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja
perusahaan salah satunya adalah dengan cara restrukturisasi.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, restrukturisasi merupakan
kegiatan untuk merubah struktur perusahaan. Sedangkan menurut James C.
Van Horne dan John M. Wachowicz, JR., yang diterjemahkan oleh Dewi
Fitriasari dan Denny Arnos Kwari, restrukturisasi diikuti dengan adanya
perubahan dalam struktur modal, operasi, atau kepemilikan perusahaan yang
merupakan rutinitas
usahanya.
Restrukturisasi perusahaan sebetulnya tak harus menunggu perusahaan
menurun, namun dapat dilakukan setiap kali, agar perusahaan dapat bersaing
dan tumbuh berkembang. Dalam keadaan normal, perusahaan perlu
melakukan pembenahan dan perbaikan supaya dapat terus unggul dalam
persaingan, atau paling tidak dapat bertahan.
Perusahaan yang dapat bersaing dan tumbuh berkembang, mungkin
akan melakukan perluasan usaha. Perluasan usaha tersebut bisa dilakukan
dengan cara ekspansi secara intern, tetapi juga dapat dilakukan dengan cara
menggabungkan usaha yang telah ada (merger danconsolidation) atau
membeli
perusahaan yang telah ada (akuisisi). Cara - cara tersebut dilakukan agar dapat
memberikan manfaat yang lebih besar bagi perusahaan.

1
2

Suatu perusahaan juga mungkin akan mengalami kesulitan keuangan.


Kesulitan keuangan ini dimulai dari kesulitan likuiditas (kemampuan memenuhi
kewajiban jangka pendek) hingga kesulitan solvabilitas (kemampuan memenuhi
kewajiban jangka panjang). Kesulitan keuangan tersebut dapat diselesaikan
dengan cara reorganisasi ataupun likuidasi. Cara reorganisasi ditempuh apabila
kesulitan keuangan perusahaan tersebut diperkirakan masih bisa diperbaiki,
karena prospek perusahaan diperkirakan masih baik. Dengan kata lain, apabila
kondisi perusahaan sudah tidak bisa diperbaiki, maka likuidasi harus ditempuh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Apa pengertian dari Restrukturisasi?


2. Apa tujuan dari Restrukturisasi Perusahaan?
3. Apa saja jenis-jenis Restrukturisasi Perusahaan?
4. Bagaimana bentuk-bentuk Restrukturisasi?

C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari restrukturisasi.
2. Untuk mengetahui tujuan restrukturisasi.
3. Untuk mengetahui jenis - jenis dari restrukturisasi perusahaan.
4. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk restrukturisasi.

D. Manfaat Penulis
Adapun manfaat penulisan ini adalah :

1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini itu diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai bentuk restrukturisasi perusahaan. Dan sebagai sarana
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu manajemen
keuangan.

2. Manfaat Praktis
3

a. Bagi Perusahaan
Diharapkan dari hasil penulis ini dapat memberikan kontribusi untuk
pengembangan suatu perusahaan.
b. Manfaat Bagi Penulis Lain
Dapat dijadikan sebagai bahan refensi terutama bagi penulis yang
bermaksud melakukan penulisan yang serupa.
c. Manfaat Bagi Pembaca
Penulisan ini diharapkan menjadi sarana yang bermanfaat dalam
mengimplementasikan pengetahuan penulis dan pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Restrukturisasi
Perusahaan perlu mengevaluasi kinerjanya serta melakukan
serangkaian perbaikan, agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan
ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan
makin baik dan dapat terus unggul dalam persaingan, atau minimal tetap
dapat bertahan. Salah satu strategi untuk memperbaiki dan memaksimalkan
kinerja perusahaan adalah dengan cara restrukturisasi. Restrukturisasi
dapat berarti memperbesar atau memperkecil struktur perusahaan. Menurut
beberapa ahli, definisi restrukturisasi adalah sebagai berikut :
Menurut David F (1997) Restrukturisasi, sering disebut sebagai
downsizing atau delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di bidang
tenaga kerja, unit kerja atau divisi, ataupun pengurangan tingkat jabatan
dalam struktur oganisasi perusahaan. Pengurangan skala perusahaan ini
diperlukan untuk memperbaiki efisiensi dan efektifitas.
Menurut Bramantyo (2004) Strategi restrukturisasi digunakan untuk
mencari jalan keluar bagi perusahaan yang tidak berkembang, sakit atau
adanya ancaman bagi organisasi, atau industri diambang pintu perubahan
yang signifikan. Pemilik umumnya melakukan perubahan dalam tim unit
manajemen, perubahan strategi, atau masuknya teknologi baru dalam
perusahaan. Selanjutnya sering diikuti oleh akuisisi untuk membangun
bagian yang kritis, menjual bagian yang tidak perlu, guna mengurangi biaya
akuisisi secara efektif. Hasilnya adalah perusahaan yang kuat, atau
merupakan transformasi industri.
Strategi restrukturisasi memerlukan tim manajemen yang mempunyai
wawasan untuk melihat ke depan, kapan perusahaan berada pada titik
undervalued atau industri pada posisi yang matang untuk transformasi.
Restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk memperbaiki dan
memaksimalisasi kinerja perusahaan.

4
5

B. Tujuan Restrukturisasi
Menurut Bramantyo (2004) restrukturisasi perusahaan bertujuan untuk
memperbaiki dan memaksimalisasi kinerja perusahaan. Bagi perusahaan
yang telah go public, maksimalisasi nilai perusahaan dicirikan oleh tingginya
harga saham perusahaan, dan harga tersebut dapat bertengger pada
tingkat atas. Bertahannya harga saham tersebut bukan permainan pelaku
pasar atau hasil goreng menggoreng saham, tetapi benar-benar merupakan
cermin ekspektasi investor akan masa depan perusahaan. Sejalan dengan
perusahaan yang sudah go public, harga jual juga mencerminkan
ekspektasi investor atas kinerja masa depan perusahaan. Sedangkan bagi
yang belum go public, maksimalisasi nilai perusahaan dicerminkan pada
harga jual perusahaan tersebut.

C. Jenis-jenis Restrukturisasi
Menurut Bramantyo (2004) restrukturisasi dapat dikategorikan ke dalam
tiga jenis, yaitu :
1. Restrukturisasi Portofolio atau Asset
Menurut Bramantyo (2004), restrukturisasi portofolio merupakan
kegiatan penyusunan portofolio perusahaan supaya kinerja perusahaan
menjadi semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan
adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic
Business Unit), maupun anak perusahaan.
2. Restrukturisasi Modal atau Keuangan
Menurut Bramantyo (2004), restrukturisasi keuangan atau modal adalah
penyusunan ulang komposisi modal perusahaan supaya kinerja keuangan
menjadi lebih sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan
keuangan, yang terdiri dari neraca, rugi/laba, laporan arus kas, dan posisi
modal perusahaan. Berdasarkan data dalam laporan keuangan perusahaan,
akan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan. Kesehatan perusahaan
dapat diukur berdasarkan rasio kesehatan, antara lain tingkat efisiensi
6

(efficiency ratio), tingkat efektifitas (effectiveness ratio), profitabilitas


(profitability ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat perputaran aset
(asset turn over), leverage ratio dan market ratio. Selain itu, tingkat
kesehatan dapat dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian (risk return
profile).
3. Restrukturisasi Manajemen atau Organisasi
Menurut Bramantyo (2004), restrukturisasi manajemen dan organisasi,
merupakan penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur organisasi,
pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan masalah managerial dan organisasi. Dalam hal restrukturisasi
manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja dapat diperoleh melalui
berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang lebih efisien dan
efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga keputusan tidak
berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu menjawab
permasalahan di setiap unit kerja.
Menurut Adler (2011) restrukturisasi dapat dikelompokkan menjadi
empat
kelompok besar, yaitu yang pertama restrukturisasi aset meliputi akuisisi,
merger, divestasi. Kedua, restrukturisasi kepemilikan meliputi spin-off, split-
ups, equity carve-out. Ketiga, restrukturisasi hutang meliputi exchange
offers, kebangkrutan, likuidasi. Keempat, restrukturisasi joint venture.

D. Bentuk-bentuk Restrukturisasi
1. Merger
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana
perusahaan yang memerger mengambil / membeli semua assets dan
liabilities perusahaan yang dimerger dengan begitu perusahaan yang
memerger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di merger
berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang
7

tunai atau saham di perusahaan yang baru, (Brealey, Myers, & Marcus,
1999).
Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu
perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang
membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli
juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli.
Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan / berhenti
beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001).
Tujuan dari merger adalah untuk menciptakan perusahaan yang lebih
kuat dan lebih besar, serta menghindari persaingan antar perusahaan
sehingga miningkatkan efisiensi dalam menggunakan sumber daya.
Merger terbagi dalam 3 jenis yaitu :
a. Horizontal Merger, adalah penggabungan dari dua unit usaha atau lebih
yang memiliki produk sejenis baik barang atau jasa. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi persaingan industri, memperkuat pangsa pasar, dan
memperoleh efisiensi biayaoperasional.
b. Vertikal Merger, adalah penggabungan antara dua unit usaha atau lebih
yang mempunyai keterkaitan supplier atau pelanggan. Ini dilakukan untuk
lebih menjaga kontinuitas produksi dan operasi perusahaan.
c. Congeneric Merger, adalah merger antara dua unit usaha atau lebih
dalam industri sejenis yang tidak memiliki keterkaitan supplier atau
pelanggan.
d. Conglomerate Merger, merupakan merger antara dua unit usaha atau
lebih dalami industri yang berbeda dan tidak ada keterkaitan satu sama
lain, sehingga model ini merupakan diversifikasi usaha untuk mengurangi
resiko.
Sebelum melakukan merger, perusahaan juga harus mempertimbangkan
beberapa hal, diataranya adalah syarat-syarat yang harus dianalisis terlebih
dahulu sebelum melakukan merger. Syarat-syarat tersebut antara lain:
1. Kondisi keuangan masing-masing.
8

2. Kecukupan modal.
3. Manajemen, baik sebelum atau sesudah merger.
4. Manfaat bagi konsumen
Merger mempunyai kelebihan dan kelemahan. Pengambil alihan melalui
merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambil alihan yang
lain merupakan kelebihan merger. Sedangkan kelemahan merger adalah
merger harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan, sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan
waktu yang lama.
Dalam perkembangannya, merger secara garis besar dibagi menjadi dua
kelompok yaitu: financial merger dan operating merger. Financial Merger
adalah merger dimana perusahaan yang bersangkutan masih tetap
beroperasi sehingga tidak ada keuntungan sinergik secara operasional.
Sedangkan Operating Merger diarahkan pada penggabungan operasional
kedua unit usaha dengan harapan memperoleh keuntungan sinergik.
2. Akuisisi
Akuisisi berasal dari sebuah kata dalam bahasa Inggris acquisition yang
berarti pengambilalihan. Data akuisisi aslinya berasal dari bahasa latin,
acquisitio, dari kata kerja acquirere. Akuisisi adalah pengambil-alihan
(takover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset
perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Akuisisi bisa juga
pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok
investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan
bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh: Aqua
diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Cola-Cola dan lain-lain. Faktor yang
paling mendasari terjadinya akuisisi adalah motif ekonomi. Transaksi
pembelian tersebut hanya akan terjadi kalau pembelian tersebut
menguntungkan kedua belah pihak. Menguntungkan pemilik perusahaan
yang dijual dan jug apemilik perusahaan yang membeli.
Akusisi dibagi atas 3 yaitu :
9

1. Akuisisi Horizontal, yaitu akuisis perusahaan di industri yang sama


dengan perusahaan yang mengakuisisi.
2. Akuisisi vertikal, yaitu akuisisi yang melibatkan perusahaan dengan
tingkatan yang berbeda dalam proses produksi.
3. Akuisisi konglomerasi yaitu perusahaan yang diakusisi dan perusahaan
yang mengakusisi tidak saling berhubungan satu sama lainnya.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui
merger maupun akuisisi, yaitu:
a. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger
maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru.
Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka
perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi
persaingan.
b. Sinergi
Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi
(economies) of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan
biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada
jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas
ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang
sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.
Sinergi dapat bersumber dari berbagai sebab. Misalnya, pemanfaatan
manajemen, untuk beroperasi lebih ekonomis (operating economies of
scale), untuk pertumbuhan yang lebih cepat, dan pemanfaatan
penghematan pajak. Sinergi dapat berwujud operating maupun financial
synergy.
c. Meningkatkan Dana
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan
ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan
10

ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan


perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan
peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban
keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya
rendah.
d. Menambah keterampilan manajemen atau teknologi
Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak
adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi.
Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak
dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat
menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau
teknologi yang ahli.
e. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke
depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang
memiliki kerugian pajak dapat melakukan akusisi dengan perusahaan
yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada
kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi
pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum
pajak dari perusahaan yang diakusisi. Bagaimana merger tidak hanya
dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan
memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
f. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki
likuiditasyang lebih besar. 3ika perusahaan lebih besar, maka pasar
saham akan lebih luasdan saham lebih mudah diper'leh sehingga lebih
likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
g. Melindungi diri dari pengambil-alihan
Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran
pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi
11

perusahaan lain dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang,


karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi
untuk ditanggung oleh bidding frim yang berminat.
3. Takeover, Tender offers dan Defenses
 Takeover
Merupakan suatu istilah yang dipakai dalam dunia perbankan dalam hal
pihak ketiga memberi kredit kepada debitur yang bertujuan untuk
melunasi hutang / kreditur kepada kreditur awal dan memberikan kredit
baru kepada debitur sehingga kedudukan pihak ketiga ini menggantikan
kedudukan kreditur awal.
Ada 2 cara terjadinya takeover, yaitu :
1. Terjadi karena persetujuan (secara langsung)
Inisiatif kreditur yaitu kreditur dan pihak ketiga bertemu dan sama-
sama mengetahui bahwa pihak ketiga akan menggantikan
kedudukannya sebagai kreditur atas debitur yang bersangkutan,
subrogasi ini dilakukan dan dinyatakan dengan tegas bersamaan
pada waktu pembayaran, hal ini sesuai dalam pasal 1401 (1)
KUHPerdata.
2. Terjadi karena undang-undang (secara tidak langsung)
Subrogasi ini diatur dalam pasal 1402 KUHPerdata yang salah satu
ayatnya menyatakan bahwa subrogasi terjadi pada saat seorang
kreditur yang melunasi hutang seorang debitur kepada seorang
kreditur lain yang berdasarkan hak istimewa atau hipotiknya
mempunyai hak yang lebih tinggi daripada kreditur pertama.
Jadi dengan adanya sistem takeover ini akan memberikan dampak
positif kepada perusahaan dimana akan terbantu sistem keuangan yang
bisa digunakan untuk kegiatan operasionalnya. Dan bagi perbankan saya
kurang tahu dampak dari take over ini. Tetapi kalau saya amati dengan
adanya takeover ini maka bank juga merasa diuntungkan yaitu untuk
mengurangi kerugian apabila perusahaan (debitur) tidak sanggup bayar.
12

 Tenderoffers
Terjadi ketka sebuah perusahaan membeli saham yang beredar
perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut
tender offer karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap
bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak
tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm
berhasil mengambil alih kontrol target firm.
4. Divestasi
 Pengertian divestasi
Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset baik dalam bentuk
finansial atau barang, dapat pula disebut penjualan dari bisnis yang
dimiliki oleh perusahaan. Ini adalah kebalikan dari investasi pada aset
yang baru.
 Motif divestasi
Perusahaan memiliki beberapa motif untuk divestasi yaitu :
a. Sebuah perusahaan akan melakukan divestasi (menjual) bisnis yang
bukan merupakan bagian dari bidang operasional utamanya
sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus pada area bisnis
terbaik yang dapat dilakukannya. Sebagai contoh, Eastman Kodak,
Ford Motor Company, dan banyak perusahaan lainnya telah menjual
beragam bisnis yang tidak berelasi dengan bisnis utamanya.
b. Bntuk memperoleh keuntungan. Divestasi menghasilkan keuntungan
yang lebih baik bagi perusahaan karena divestasi merupakan usaha
untuk menjual bisnis agar dapat memperoleh uang. Sebagai contoh,
CSX Corporation melakukan divestasi untuk berfokus pada bisnis
utamanya yaitu pembangunan rel kereta api serta bertujuan untuk
memperoleh keuntungan sehingga dapat membayar hutangnya pada
saat ini.
c. Kadang-kadang dipercayai bahwa nilai perusahaan yang telah
melakukan divestasi (menjual bisnis tertentu mereka) lebih tinggi
13

daripada nilai perusahaan sebelum melakukan divestasi. Dengan


kata lain, jumlah nilai aset likuidasi pribadi perusahaan melebihi nilai
pasar bila dibandingkan dengan perusahaan pada saat sebelum
melakukan divestasi. Hal ini memperkuat keinginan perusahaan
untuk menjual apa yang seharusnya bernilai berharga daripada
terlikuidasi pada saat sebelum divestasi.
d. Unit bisnis tersebut tidak menguntungkan lagi. Semakin jauhnya unit
bisnis yang dijalankan dari core competence perusahaan, maka
kemungkinan gagal dalam operasionalnya semakin besar.
 Metode divestasi
Beberapa perusahaan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi
proses divestasi beberapa divisi. Mereka mempublikasikan informasi
tentang divisi mana saja yang ingin mereka jual pada situs resmi mereka
sehingga dapat dilihat oleh perusahaan lain yang sekiranya tertarik untuk
membeli divisi tersebut. Sebagai contoh, Alcoa telah mendirikan sebuah
online showroom yang menampilkan divisi yang mereka jual. Dengan
melakukan komunikasi secara online, Alcoa telah mengurangi biaya
yang dibutuhkan untuk membiayai divisi yang bergerak pada hotel,
usaha transportasi, dan urusan pertemuan.
5. Leverages buyouts
Leverage by out merupakan pembelian perusahaan atau divisi bisnis
yang teknik pembiayaannya sebagian besar bersumber dari hutang.
Manajemen bekerja “underpressure”untuk tidak hanya bisa membayar
hutang tetapi juga mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Jika
nantinya manajer berubah menjadi pemilik, maka ada motivasi yang kuat
untuk bekerja karena keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dinikmati
sendiri. Keadaan perusahaan target yang harus dicapai setelah akuisisi:
1) Adanya peningkatan kinerja manajemen
2) Kemampuan untuk menurunkan memangkas biaya sehingga tercapai
economies of scale atau economies of scope
14

3) Mampu menghasilkan arus kas yang stabil


4) Mampu mencapai efisiensi penggunaan dana

6. Likuidasi
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena
perusahaan persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjangnya dan operasional
perusahaan juga sudah tidak menguntungkan.
Likuidasi ditempuh apabila kreditur berpendapat bahwa prospek
perusahaan tidak lagi menguntungkan. Salah satu hal yang perlu
diperhatikan dalam likuidasi adalah likuidas mungkin akan memakan waktu
yang lama dan aktiva mungkin aka terpaksi dijual dengan harga murah
(distress price). Disamping itu, perusahaan harus melunasi kew ajiban
tertentu lebih dahulu, yaitu kewajiban terhadap para karyawan (gaji yang
belum dibayar) dan pemerintah (pajak yang belum dibayar). Dengan
demikian dapat terjadi bahwa akhirnya kredtur aka menerima jumlah yang
relatif sangat kecil dari hasil penjualan aktiva perusahaan.
Tujuan likuidasi yaitu :
a) Mengkonversi aktiva perusahaan menjadi uang tunai dengan kerugian
minimum dari realisasi aktiva.
b) Untuk menyelesaikan kewajiban yang sah dari persekutuan.
c) Untuk membagikan uang tunai dan aktiva lain yang tidak dapat dicairkan
kepada masing-masing sekutu dengan cara yang adil.
Adapun proses likuidasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Melalui penyerahan (po'ses likuidasi yang tidak melalui pengadilan)
Likuidasi penyerahan adalah prosedur informal untuk melikuidir hutang,
bagi kreditur cara ini lebih menguntungkan dibanding kepailitan formal
karena mereka menerima lebih banyak. Dilakukan transfer kepemilikan
aktiva kepada pihak ketiga yang disebut assignee atau trustee. Assignee
15

diinstruksikan untuk menjual aktiva itu baik di bawah tangan atau melalui
lelang umum dan hasilnya dibagikan kepada kreditur secara pro-rata.
2. Melalui kepailitan formal (berdasarkan yuridiksi suatu pengadilan
khusus).
Likuidasi kepailitan diatur dalam undang-undang kepailitan yang
mempunyai tiga fungsi penting, yaitu melindungi kreditur dari
kemungkinan penipuan oleh debitur, pembagian aktiva debitur secara
adil kepada para kreditur, menghapuskan semua kewajiban debitur
sehingga yang bersangkutan dapat mulai usaha baru tanpa harus
dibebani hutang terdahulu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Restrukturisasi merupakan tindakan atau kegiatan untuk merubah
struktur perusahaan dengan tujuan untuk memperbaiki dan
memaksimalisasi kinerja perusahaan. Restrukturisasi dilakukan setiap saat,
bukan hanya bila perusahaan mengalami kemunduran saja tapi juga pada
saat perusahaan mengalami kemajuan. Apabila perusahaan mengalami
kemajuan, maka perusahaan akan melakukan perluasan usaha. Sedangkan
bila perusahaan mengalami kemunduran, maka perusahaan akan
melakukan penyempitan usaha.
Perluasan usaha dilakukan dengan cara merger dan akuisisi. Merger
merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan nama
perusahaan tersebut merupakan salah satu nama perusahaan dari
perusahaan yang bergabung. Sedangkan akuisisi adalah pengambil-alihan
(takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset
perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik
melalui merger maupun akuisisi, yaitu pertumbuhan atau diversifikasi,
sinergi, meningkatkan dana, menambah keterampilan manajemen atau
teknologi, pertimbangan pajak, meningkatkan likuiditas pemilik, dan
melindungi diri dari pengambil-alihan.

B. Saran
Dengan adanya amakalah ini kami berharap dapat membantu pembaca
untuk memperoleh informasi mengenai bentuk restrukturisasi perusahaan.
Namun kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-
kekurangan. Oleh karena itu masukan serta saran dari para pembaca
sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan makalah tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suardi Enny Pudjiastuti. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.


Yogyakarta: UPP ANP YKPN
https://id.scribd.com/document/222784283/Restrukturisasi-Perusahaan
https://www.academia.edu/28834494/RESTRUKTURISASI_PERUSAHAAN

17

Anda mungkin juga menyukai