Anda di halaman 1dari 5

Mengenal Modal Ventura Syariah dalam Sistem Ekonomi Islam.

Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara bahasa bisa berarti sesuatu yang
mengandung risiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian, secara bahasa
modal ventura adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko.

Pembiayaan modal ventura berbeda dengan bank yang memberikan pembiayaan berupa
pinjaman atau kredit. Sementara modal ventura memberikan pembiayaan dengan cara
melakukan penyertaan langsung ke dalam perusahaan yang dibiayainya. Perusahaan yang
memperoleh pembiayaan modal ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU).Bentuk
pembiayaan nya dapat berupa obligasi atau kredit biasa dengan syarat pengembalian dan
bunga yang lebih lunak. Jangka waktu penyertaan saham modal ventura bersifat sementara.

Sedangkan  modal ventura syariah adalah bisnis pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal
kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu
dengan berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Praktik modal ventura yang dilakukan
berdasarkan akad syariah dan bergerak di usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah diakui.

Sejarah dan Dasar Hukum


Pengembangan modal ventura di Indonesia dimulai sejak 1973 dengan didirikannya PT
Bahana Pembinaan Usaha Indonesia yang saat itu status kelembagaannya termasuk dalamm
Lembaga Keuangan Bukan Bank yang kegiatannya terutama membiayai pengembangan
usaha.

PT BPUI ini dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1973 bergerak
dibidang penyertaan modal. Perusahaan modal syariah belakangan juga hadir meskipun
masih dalam hitungan yang sangat sedikit.

Landasan hukumnya sebagai berikut:


1. Keppres No.61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.
2. KMK No.1251/KMK.013/1988 tanggal 20 desember tentag Ketentuan dan Tata Cara
Pelaksanaan Lembaga Keuangan.
3. Peraturan Pemerintah No.62 tahun 1992 tentang Sektor-sektor Usaha Perusahaan
Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura.
4. KMK No. 227/KMK.01/1994 tanggal 9 juni 1994 tentang Sektor-sektor Usaha
Perusahaan Pasangan Usaha dari Perusahaan Modal Ventura.
5. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan Perusahaan Modal
Ventura.
6. KMK No. 469/KMK.17/1995 tanggal 3 Oktober 1995 tentang Pendirian dan
Pembinaan Perusahaan Modal Ventura.
7. UU No.7 Tahun 1991 tentang Pajak Penghasilan
8. Peraturan Pemerintah no 4 tahun 1995 tentang Pajak Penghasilan Perusahaan Modal
Ventura.
Karakteristik, Mekanisme, dan Tujuan

1. Karakteristik Modal Ventura

1. Pembiayaan modal ventura merupakan penyertaan modal dimana modal ventura


dilakukan dengan penyertaan modal langsung pada perusahan pasangan usaha.
2. Modal ventura merupakan pembiayaan yang bersifat risiko tinggi. Karena tidak
disertai dengan jaminan seperti halnya dengan kredit perbankan.
3. Modal ventura merupakan investasi dengan perspektif jangka panjang. Tidak
mengharapkan keuntungan dengan memperdagangkan sahamnya secara jangka pendek
akan tetapi mengharap capital gain setelah jangka waktu tertentu.
4. Pembiayaan modal ventura bersifat investasi aktif karena modal ventura selalu
disertai dengan keterlibatan dalam manajemen perusahaan yang dibiayai.
5. Modal ventura bersifat sementara, yaitu untuk jangka waktu tertentu.
6. Keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan modal ventura adalah terutama
apresiasi nilai saham disamping dividen.
7. Tingkat keuntungan yang tinggi.

Bagi perusahaan modal ventura syariah terdapat karakteristik khusus yaitu:

a. Adanya DPS.
b. Aktivitas usaha yang dijalankan harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Mekanisme Modal Ventura


Ada tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu:

1. Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang
dimilikinya.
2. Profesional yang mempunyai keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis
investasi potensial.
3. Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya.

Untuk mendapatkan prospek sukses yang tinggi dapat dipilih tahap permodalan yang sesuai
untuk mengundang PMV bekerja sama.  Tahap tersebut terdiri atas:

1. Prestart-up, dilakukannya pengujian produk atau jasa sebelum bisnisnya dimulai.


2. Start-up, produk atau jasa siap dipasarkan.
3. Early development, PPU telah mengalami pertumbuhan awal dan mulai
menampakkan keberhasilan.nancing, PPU memerlukan modal untuk ekspansi.
4. Replacement capital, PPU telah meminjam pada bank dalam jumlah yang cukup
besar.
5. Turn arround, PPU menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat di sektor
industri yang sudah bertumbuh.
6. Buy in atau buy out, PPU telah mampu berdiri sendiri dan ingin membeli saham dari
PMV.

3. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura

Kegiatan modal ventura dilakukan dalam bentuk penyertaan modal kedalam suatu PPU
sesuai dengan Kep. Men. Keuangan No.1251/KMK.013/1988 dengan tujuan:

1. Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru.


2. Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana dalam
pengembangan usahanya, terutama tahap awal.
3. Membantu perusahaan baik pada tahap pengembangan suatu produk  maupun pada
tahap mengalami kemunduran.
4. Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi produk jadi yang siap
dipasarkan.
5. Memperlancar mekanisme investasi dalam dan luar negeri.
6. Mendorong pengembangan proyek research dan development.
7. Membantu perkembanghan teknologi baru dan memperlancar terjadinya alih
teknologi.
8. Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan.

Manfaatnya antara lain:

1. Kemungkinan berhasilnya usaha lebih besar.


2. Meningkatkan efisiensi pendistribusian produk.
3. Meningkatkan bankabilitas.
4. Meningkatkan kemampuan memperoleh keuntungan.
5. Meningkatkan likuiditas.

Sumber Dana Modal  Ventura

1. Investor Perorangan
2. Saham
3. Obligasi konversi
4. Bagi hasil
5. Investor institusi
6. Perusahaan asuransi dan dana pensiun
7. Perbankan
8. Pemerintah daerah
9. Lembaga Keuangan Internasional
Jenis Pembiayaan Modal Ventura
1. Berdasarkan Cara Pemberian Bantuan
a. Pendekatan satu tingkat
Disini PMV menjadi 2 fungsi sekaligus, yaitu sebagai pemberi bantuan pembiayaan dan juga
sebagai pemberi bantuan manajemen.

b. Pendekatan dua tingkat


Memungkinkan sebuah Perusahaan Pasangan Usaha untuk menerima bantuan pembiayaan
dan bantuan manajemen dari PMV yang berbeda.

2. Berdasarkan Cara Penghimpunan Dana


a. Leverage venture capital
Modal ventura yang bersumber dari suatu PMV dengan sebagian besar penghimpunan
dananya dalam bentuk pinjaman dari berbagai macam pihak.

b. Equity venture capital


Sebagian besar penghimpun dananya dalam bentuk modal sendiri dalam berbagai bentuk.

3. Berdasarkan Kepemilikan
1. Private ‘Venture-Capital’ Company, yaitu PMV yang belum go public
2. Public  ‘Venture-Capital’ Company, yaitu PMV yang telah go public
3. Bank Affiliate ‘Venture-Capital’ Company, yaitu PMV yang didirikan oleh bank-
bank yang mengalami surplus dana.
4. Conglomerate ‘Venture-Capital’ Company, yaitu PMV yang dimiliki olrh sejumlah
perusahaan besar.
Jenis pembiayaan yang diberikan PMV dapat dilakukan dalam tiga cara:
1. Penyertaan Modal Langsung, adalah penyertaan modal PMV pada perusahaan
pasangan dengan cara mengambil bagian sejumlah tertentu saham PPU.
2. Penyertaan Modal Tidak Langsung, dilakukan dengan membeli obligasi konversi
yang diterbitkan oleh PPU.
3. Pembiayaan Bagi Hasil, dilakukan dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak
berbentuk badan hukum.
Pola Pembiayaan Modal Ventura
1. Pembiayaan langsung, yaitu PMV membiayai langsung PPU yang sudah berbentuk
badann hukum.
2. Pembiayaan langsung dengan franchise.
3. Inti-Plasma, dimana perusahaan inti membina beberapa perusahaan plasma dalam
suatu wadah usaha.
4. Pola Payung, bentuk pembiayaan yang diberikan kepada suatu perusahaan yang
dimiliki oleh beberapa orang.
5. Kemitraan, melibatkan perusahaan besar yang akan membeli produk barang dan jasa
yang dihasilkan dari perusahaan mitra binaan.
Analisis Penilaian Pembiayaan Modal Ventura
a.  Tahap evaluasi atau negoisasi awal, yang meliputi kegiatan
1. Evaluasi terhadap permohonan pembiayaan.
2. Kondisi persaingan pasangan usaha
3. Proyeksi pasar
4. Kondisi tim pengelola
5. Kemungkinan penggunaan sumber pembiayaan lain
6. Potensi tingkat keuntungan
7. Jumlah pembiayaan yang dibutuhkan
8. Jangka waktu pembiayaan.
b. Tahap pemeriksaan dan evaluasi lanjutan meliputi pemeriksaan,penelitian,dan
evaluasi secara mendalam terhadap:
1. Rencana usaha
2. Kemampuan manajemen
3. Keunikan barang/jasa yang diproduk
4. Teknologi yang digunakan
5. Kondisi pasar
6. Asumsi yang digunakan
7. Strategi pemasaran,proyeksi keuangan dan strategi pengembangan produk
8. Informasi dari pihak-pihak yang terkait dengan calon PPU
c. Tahap negoisasi dan penyelesaian akhir, meliputi:
1. Perumusan hasil penelitian/pemeriksaan/evaluasi
2. Rekapitulasi mengenai posisi dan jumlah aset/kewajiban, prospek usahaa, dan
perkiraan return yang diharapkan.
3. Perumusan mengenai bentuk dan struktur pembiayaan yang diperlukan, dan jenis
instrumen pembiayaan
4. Penyiapan dokumen perjanjian modal ventura dan dokumen lainnya.
4. Tahap pemantauan:
1. Pemantauan perkembangan PPU
2. Evaluasi perkembangan PPU
5. Tahap divestasi meliputi kegiatan:

a. Mempertimbangkan divestasi
b. Melaksanakan divestasi melalui
1. Buy back
2. Penawaran saham melalui pasar global
3. Pemberian kredit dari bank
4. Dijual kepada perusahaan lain
5. PPU dilikuidasi.
Jadi Modal Ventura syariah adalah badan udaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal  ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan prinsip islam.  Praktik modal ventura yang
dilakukan berdasarkan akad syariah dan bergerak di usaha yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah diakui.

Sumber dana PMV bisa diperoleh melalui investor perorangan, investor institusi, perbankan,
saham, obligasi,bagi hasil , perusahaan asuransi dan dana pensiun, pemerintah daerah, dan,
lembaga keuangan internasional. Adapun jenis pembiayaan dari PMV bisa dilakukan dengan
cara pendekatan satu timgkat maupun dua tingkat.

Adapun analisis pembiayaan modal ventura ini dilakukan  melalui beberapa tahap, yaitu (1)
tahap evaluasi atau negosiasi awal; (2) tahap pemeriksaan atau evaluasi lanjutan; (3) tahap
negosiasi atau penyelesaian akhir; (4) tahap pemantauan (monitoring); dan (5) tahap
divestasi.

Anda mungkin juga menyukai