Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PASAR MODAL

“Teknik Analisis Investasi”

Disusun oleh:

Sasliana Fitri C1C017031


Yefaya Dwi Jamperriyanto C1C017052
George Luthviante C1C017091
Anggi Bella Safitri C1C017087
Rifqi Firmansyah C1C017091
Tri Subagyo C1C017092
Faisal Satrio Adi C1C017120

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Kuasa, kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah matakuliah Pasar Modal tentang “Teknik Analisis
Investasi”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap makalah matakuliah Pasar Modal tentang “Profesi di Pasar
Modal dan Implikasi Pasar Modal Terhadap Profesi Akuntan” ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Purwokerto, 25 September 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
ISI
TEKNIK ANALISIS INVESTASI
Agar investasi yang kita pilih aman, dibutuhkan suatu analisa yang teliti serta didukung
dengan data-data yang akurat untuk mengurangi atau meminimalkan resiko bagi para investor
dalam berinvestasi. Terutama saat sekarang ini dimana Indonesia dan negara-negara lainnya
sedang dilanda krisis global yang berakibat pada kondisi Pasar Modal dunia dan Indonesia.
Investasi yang dilakukan bisa dalam bentuk saham atau obligasi. Ada banyak teknik yang bisa
dilakukan para investor dalam menghasilkan keuntungan.
Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi diantaranya
adalah sebagai berikut.

A. PENDEKATAN TRADISIONAL
1. Analisis Fundamental
Analisis ini berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan analisis ini
para investor terbantu untuk mengetahui bagaimana operasional perusahaan yang nantinya
menjadi milik investor. Apakah perusahaan itu kedepannya sehat atau tidak. Apakah bisa
menghasilkan keuntungan atau tidak, dll. Dalam teknik ini juga kita bisa melihat kebijakan-
kebijakan atau ekspansi apa yang direncanakan oleh perusahaan dalam meningkatkan
keuntungan untuk para investor dan pemilik perusahaan.
Analisis fundamental dapat didefenisikan sebagai suatu analisis untuk menghitung nilai
intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Menurut (Bodie,
2006:217) analisis fundamental merupakan analisis yang menggunakan informasi seputar
profitabilitas sekarang dan masa depan dari sebuah perusahaan untuk menentukan nilai pasar
wajarnya.

Prinsip-Prinsip Analisis Fundamental


Berikut adalah prinsip-prinsip analisis fundamental :
 Reaksi Berantai : Semakin besar dampak berantai suatu informasi, maka akan semakin besar
pengaruhnya terhadap nilai sebuah index perusahaan.
 Jarak Informasi : Semakin dekat sebuah informasi dengan suatu index saham, maka akan
semakin besar pengaruh informasi tersebut. Misalnya, informasi yang berasal dari dalam
negeri Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap nilai IHSG dibandingkan informasi dari
luar negeri.
 Sumber Berita : Semakin resmi sumber berita tersebut, maka akan semakin kuat
pengaruhnya terhadap nilai suatu index saham.
 Jenis Berita : Berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap index saham suatu negara
dibanding berita lainnya, seperti politik, sosial maupun budaya.

Sifat Berita Fundamental


 Berita Permintaan bersifat Bullish
Bullish berasal dari kata ‘bull’ (sapi jantan). Sifat tersebut menggambarkan gerakan
harga pasar terlihat seolah-olah akan turun, namun sebenarnya akan naik (mirip gerakan sapi
jantan menanduk musuhnya yaitu menanduk lalu dilemparkan keatas).
Contoh berita bersifat Bullish dari Reuter/media cetak : Cuaca buruk/storm/unfavourable, 3-
6 conseccutive (berturut-turut) days up/firmer (menguat), Triggered Buying,
Bottomside/bottomout , Buying Power, dll.
 Berita Penawaran/Supply bersifat Bearish
Bearish berasal dari kata ‘bear’ (beruang) sifat tersebut menggambarkan gerakan harga
pasar terlihat seolah-olah akan naik, namun sebenarnya harga akan turun (mirip gerakan
beruang mencengkeram mangsanya yaitu mengangkat lalu dibanting).
Contoh berita bersifat Bearish dari Reuter/media cetak: Cuaca baik/favourable, 3-6
consecutive days down/easier (melemah), Lack of Demand (Kekurangan Permintaan),
Triggered Selling, Topside capped (Puncak sudah tercapai), Harvesting, Selling Power,
Ample of stock (Stok melimpah),dll.

Proses Analisis Fundamental


Segala informasi hingga hal-hal yang tidak rasional harus dikumpulkan, guna dijadikan alat
untuk memprediksi pergerakan suatu index saham. Pada intinya, informasi tersebut akan
mempengaruhi supply dan demand atas index saham suatu negara.
Proses dari analisa fundamental sendiri adalah
1. Mengetahui kinerja keuangan emiten melalui analisa laporan keuangan dari emiten termasuk
analisa laporan keuangan yang diproyeksikan ke periode mendatang dengan
membandingkan laporan keuangan tersebut melalui perbandingan internal dan eksternal.
2. Menentukan nilai intrinsic dari efek emiten melalui sekuritas individu dengan
membandingkan apakah harga saham per suatu emiten mispriced.

Model dalam Analisis Fundamental


1. Model nilai buku, dalam model ini total asset perusahaan yang dijual pada nilai akuntansi
setelah dikurangi oleh total liability dan preffered value stock dibagi dengan hak pemegang
saham ( outstanding shares of common stock ).
2. Model likuiditas, dalam model ini digunakan proses kapitalisasi nilai-nilai masa depan yang
didiskontokan menjadi nilai sekarang dengan asumsi pertumbuhan devidennya konstan.
3. Model rasio harga (Price earning method), pada model ini nilai saham perusahaan dihitung
berdasarkan perkalian antara laba per lembar saham yang diharapkan oleh perusahaan
dengan rasio harga rata-rata industry/laba.

Metode Analisis Fundamental


Kebanyakan informasi fundamental memfokuskan pada statistik ekonomi, indusrtri, dan
perusahaan. Dalam melakukan metode analisis fundamental adalah dengan terus-menerus
mengupdate informasi yang ada. Mengenai media informasi tersebut tergantung, ketersediaan
yang ada di tempat kita. Namun untuk trading index saham, informasi ini akan selalu tersedia.
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis sebuah perusahaan dilakukan melalui empat
tahap(top-down analysis).
1. melihat kondisi ekonomi secara umum (economic aspect).
2. melihat kondisi industri (industry aspects).
3. melihat kondisi perusahaan (company aspects).
4. melihat nilai saham perusahaan (stock valuation).

Lima Rasio Analisis Fundamental Saham:


1. EPS (Earning Per Share)
Rasio ini sangat penting untuk diperhatikan karena memberikan informasi tentang laba
bersih yang diperoleh per lembar sahamnya.
EPS didapatkan dengan rumus:
Earn Per Share = (Laba bersih – Pajak – Dividen)/ Jumlah saham beredar
Biasanya EPS yang tinggi menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba yang besar sehingga mencerminkan kesehatan perusahaan yang baik.
Namun, EPS yang tinggi tidak selalu menunjukan laba perusahaan yang besar namun bisa
juga dipengaruhi oleh jumlah saham beredar yang sedikit. Oleh karena itu sebaiknya EPS
tetap dipadukan dengan rasio analisis fundamental lainnya dalam menentukan keputusan
untuk membeli sebuah saham.
INTI :
EPS ⇑ : Perusahaan memiliki laba yang lebih besar (BAIK)
EPS ⇓ : Laba perusahaan biasanya tidak terlalu besar (KURANG BAIK)

2. PER (Price Earning Ratio)


PER merupakan turunan dari EPS. PER menunjukan perbandingan harga saham
sekarang dengan laba bersih perusahaan per lembar sahamnya (EPS).
Jadi rumus dari PER adalah:
PER = Harga Saham Terakhir / EPS
PER sering menjadi dasar acuan seorang investor untuk membeli sebuah saham. Rasio
ini menjadi sangat penting karena memberikan informasi terkait nilai wajar suatu
perusahaan.PER yang rendah sering menarik para value investor untuk membelinya karena
PER yang rendah menunjukan laba yang tinggi bila dibandingkan dengan harga sahamnya.
Saham dengan PER rendah sering diprediksi untuk mengalami kenaikan harga hingga
berada di daerah wajarnya. Sebaliknya, PER yang sudah cukup tinggi menunjukan bahwa
harga suatu saham sudah bisa disebut mahal. Sehingga kurang menarik bagi value investor.
INTI:
PER ⇑ :Menunjukan Harga Saham sudah tergolong mahal dan kurang cocok untuk investasi.
PER ⇓ :Menunjukan Harga Saham masih murah dan cocok untuk investasi jangka panjang.

3. PBV (Price to Book Value)


PBV juga ditujukan untuk menentukan nilai wajar suatu saham. Perbedaan mendasar
dibandingkan dengan PER adalah PBV berfokus pada ekuitas suatu perusahaan
dibandingkan dengan laba bersih yang dihasilkan. Book Value adalah nilai ekuitas per
lembar sahamnya..
PBV didapatkan dengan rumus:
PBV = Harga Saham Terakhir/ Nilai buku per lembar sahamnya
Biasanya investor membandingkan PBV suatu saham dengan PBV saham sejenis atau
dengan menggunakan suatu acuan tetap, contohnya:
PBV > 1 : Maka harga saham tersebut sudah berada diatas nilai wajarnya (Overvalue)
PBV < 1 : Maka harga saham tersebut berada di bawah harga wajarnya (UnderValue)
Walaupun demikian tidak semua saham yang memiliki PBV < 1 layak disebut dengan
saham yang layak investasi. Namun bisa saja menunjukan bahwa fundamental saham
tersebut sudah tidak baik dan tidak berpotensi berkembang lagi.
Banyak analis yang berpendapat bahwa penggunaan PBV sudah tidak relevan lagi.
Namun bagaimanapun kehadiran PBV tidak dapat dielakan oleh seluruh investor. Investor
yang cerdas akan memadukan penggunaan PBV untuk menentukan nilai wajar sebuah
saham dengan rasio lainnya seperti PER (Price Earning Ratio)
INTI :
PBV > 1 : Maka harga saham tersebut sudah berada diatas nilai wajarnya (Overvalue).
PBV < 1 : Maka harga saham tersebut berada di bawah harga wajarnya (UnderValue).

4. ROE (Return on Equity)


ROE merupakan indikator penunjuk tingkat keuntungan anda selama berinvestasi di
suatu saham. Kelemahan ROE adalah tidak dimasukannya hutang ke dalam
penghitungannya. Namun ROE tetap bisa menjadi rasio penting dalam melihat kesehatan
fundamental suatu saham.
ROE didapat dengan rumus:
ROE = Laba bersih/ Total Ekuitas
Dengan berinvestasi pada perusahaan yang memiliki rasio ROE yang tinggi diharapkan
dapat memberikan imbal balik yang tinggi. Investor biasanya memilih perusahaan yang
memiliki ROE yang tinggi karena itu mencerminkan keefektifan suatu perusahaan dalam
mengelola modalnya sehingga bisa menghasilkan laba yang besar.
Biasanya ROE dibandingkan dengan perusahaan pada sektor yang sama atau sering juga
dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Dengan membandingkan ROE pada
periode sebelumnya maka investor dapat mengetahui kualitas kinerja perusahaan.
INTI:
ROE ⇑ : Suatu saham efektif dalam mengelola modalnya sehingga bisa disebut perusahaan
berfundamental baik
ROE ⇓ : Suatu saham kurang bisa efektif dalam mengelola modal yang ditanamkan oleh
investor sehingga patut dipertanyakan apa adanya masalah di dalam manajemennya.

5. DER (Debt to Equity Ratio)


Biasanya perusahaan akan berhutang untuk mengembangkan bisnis dan mendorong
kinerja perusahaan. Melalui rasio ini maka para analisis dapat menentukan batas wajar dari
hutang suatu perusahaan. Hutang yang terlalu besar dapat menjadi resiko bagi suatu
perusahaan. Oleh karena itu, DER menjadi rasio yang penting untuk diperhatikan oleh para
investor.
DER didapat dengan rumus:
DER = Total Hutang/ Total Ekuitas
Biasanya para investor menggunakan acuan tetap dalam menilai kesehatan hutang suatu
perusahaan.
DER > 1 : Berarti hutang suatu perusahaan lebih besar daripada ekuitasnya. Hal ini wajib
diwaspadai.
DER < 1 : Berarti hutang suatu perusahaan lebih kecil daripada ekuitasnya. Hal ini
menunjukan bahwa jumlah hutang masih dapat ditoleransi.
Namun sebenarnya DER dari setiap sektor perusahaan berbeda-beda. Seperti contohnya
DER dari saham sektor perbankan biasanya lebih besar daripada 1 karena biasanya dana
yang dikelola berasal dari pihak ke-3 dan digolongkan sebagai hutang.
Perusahaan yang memiliki DER yang tinggi juga biasanya kurang aktif dalam
membagikan dividen. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap keuntungan para investor
jangka panjang. Oleh karena itu ada baiknya memilih perusahaan yang memiliki DER
rendah.
INTI:
DER ⇑ : Hutang perusahaan diatas ekuitasnya, patut diperhatikan kemampuan perusahaan
dalam membayar hutangnya.
DER ⇓ : Hutang perusahaan masih di dalam batas wajarnya, sehingga di prediksi tidak akan
ada masalah bagi perusahaan dalam membayar hutangnya.

Kekurangan dan Kelebihan Analisis Fundamental


 Kelemahan analisis fundamental
1. Memakan banyak waktu.
2. Sulit berfungsi pada pasar modal tidak efisien karena asumsi dasarnya adalah pasar
efisien.
3. Asumsi pasar efisien sulit diterapkan karena informasi dapat sempurna berdasarkan atas
kualitas dan waktu, tetapi tidak mungkin sama dalam persepsi. Fully effisien tidak
mungkin terjadi, hanya economically effisien (weak-for, semi-strong form, dan strong-
form).
4. Tidak dapat menggambarkan psikologi pasar dan investor saat itu.
5. Tidak fleksibel untuk menentukan periode waktu yang diinginkan.
 Keunggulan analisis fundamental
1. Analisis fundamental amat berguna dalam menentukan arah jangka panjang.
2. Lebih mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
3. Bisa menjelaskan lebih tepat mengenai alasan mengapa harga naik atau turun.
4. Mampu memberikan dasar yang logis dalam pengambilan keputusan investasi.

2. Analisis teknikal
Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga
(pembukaan, penutupan, tertinggi dan terendah) dari suatu instrument investasi pada timeframe
tertentu (price oriented). Analisis ini mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke
dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga dimasa yang akan datang.
Harga yang tercermin didalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi dantara supply dan
demand.
Teori Dow atau The Dow Theory adalah teori analisis teknikal yang paling terkenal dalam
memprediksi apa trend yang sedang terjadi di bursa. Prinsip dasar di dalam teori ini disusun oleh
Charles H. Dow pada sekitar abad ke-19. Teori Dow mengatakan bahwa sebagian besar saham
bergerak sejalan dengan bergeraknya bursa keseluruhan atau index dalam artian bila index
bergerak naik, maka harga sebagian besar komponen saham yang ada ddalamnya juga bergerak
naik. Para analisis teknikal berpendapat bahwa segala sesuatu yang terjadi di pasar baik itu
kondisi ekonomi, social, politik, budaya dan lain-lain itu sudah tercermin pada harga yang
terbentuk dari transaksi antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), selain itu harga
juga selalu bergerak didalam trend (naik, turun atau sideways) dan selalu berulang dari waktu ke
waktu.
Terdapat pula asumsi dasar dalam analisis teknikal yang meliputi :
a. Harga pasar ditentukan penawaran dan permintaan
b. Permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik rasional maupun tidak.
c. Harg saham bergerak dalam tren terus menerus dan berlangsung cukup lama, meskipun ada
flukuasi kecil di pasar.
d. Perubahan tren disebabkan permintaan dan penawaran.
e. Pergeseran permintaan dan penawaran, tidak menjadi masalah mengapa terjadi, dapat
dideteksi lambat atau cepat melalui chart transaksi.

Istilah dalam Analisis Teknikal


Analisis teknikal dalam perdagangan saham memiliki beberapa istilah yang lazim untuk
dipergunakan. Istilah istilah tersebut meliputi :
1. Trendline yaitu garis yang dibentuk secara imajinatif guna menunjukan suatu pola
kecenderungan (trend) pergerakan arah market atau harga saham. Kecenderungan
pergerakan tersebut terdiri dari trend naik (uptrend), trend turun (downtrend) atau trend
mendatar (sideways).
2. Trend naik (uptrend) yaitu garis trend yang menunjukan arah market sedang dalam kondisi
baik dan kecenderungan yang ke area positif. Sedangkan Downtrend adalah sebaliknya.
Untuk Sideways menunjukan pergerakan cenderung mendatar.
3. Bullish adalah suatu keadaan dimana kepercayaan investor meningkat sehingga terjadi
peningkatan investasi dalam mengantisipasi kenaikan harga di masa mendatang sehingga
biasanya harga pun cenderung meningkat.
4. Bearish yaitu suatu keadaan dimana kepercayaan investor berubah menjadi rasa takut dan
pesimisme, dan market pengalami penurunan dalam suatu periode.
5. Overbough yaitu suatu area dimana kekuatan beli lebih kecil dari kekuatan jual, biasanya
akan terjadi koreksi harga
6. Oversold: Suatu area dimana kekuatan beli lebih besar dari kekuatan jual, sehingga nanti
akan terjadi rebound saham
7. Rebound saham adalah kenaikan harga saham yang sifatnya sementara akibat efek dari panic
selling.

Prinsip Dasar Analisis Teknikal


Prinsip dasar analisis teknikal sangat penting untuk memahami hal-hal mendasar dalam
analisis ini. Ada tiga prinsip penting yaitu:
1. Market Price Discount Everything
Yaitu harga yang tercermin dari chart atau grafik telah menggambarkan semua faktor yang
mempengaruhi pasar.
2. Price Moves in Trend
Yaitu pergerakan harga tidak bergerak secara acak melainkan berlangsung dalam satu pola
(trend) tertentu dan akan terus berlangsung sampai ada tanda-tanda bahwa pola pergerakan
ini berhenti dan berbalik arah.
3. History Repeats it Selfs
Yaitu ada kecenderungan kuat bahwa perilaku para investor dan pelaku pasar di masa lalu
adalah sama dengan masa kini dalam menyikapi berbagai informasi yang mempengaruhi
pasar.
Elemen-Elemen Dalam Analisis Teknikal
Analisis teknikal didasarkan sepenuhnya pada analisis harga dan volume. Elemen-elemen
yang mendefinisikan harga dan volume adalah open, high, low, close, volume, open interest, bid,
dan ask (Salim, 2003). Berikut ini merupakan pengertian dari elemen-elemen tersebut :
a. Harga pembukaan (open) adalah harga perdagangan pertama untuk suatu periode. Ketika
kita melakukan analisis data harian, open khususnya penting karena ini adalah harga
konsensus setelah semua partisipan melampaui satu malam bersamanya.
b. Harga tertinggi (high) adalah harga perdagangan tertinggi untuk suatu periode. Ini adalah
titik di mana ada lebih banyak penjual daripada pembeli. High juga mencerminkan harga
tertinggi di mana
c. Harga terendah (low) adalah harga perdagangan terendah untuk suatu periode. Ini adaiah
titik di mana ada lebih banyak pembeli daripada penjual. Low juga mencerminkan harga
terendah di mana penjual bersedia menerima.
d. Harga penutupan (close) adalah harga perdagangan terakhir untuk suatu periode. Harga
penutupan adalah harga yang paling sering digunakan untuk analisis. Hubungan antara harga
pembukaan dengan harga penutupan dianggap cukup penting oleh sebagian besar pemakai
analisis teknikal. Hubungan ini ditekankan dalam candlestick chart.
e. Volume adalah jumlah saham yang diperdagangkan untuk suatu periode. Hubungan antara
harga dengan volume sangat penting dalam analisis teknikal. Volume aktivitas perdagangan
saham setiap periode akan ditunjukkan pada dasar (bagian bawah) suatu grafik barang yang
standar. Setiap periode (hari, minggu, bulan dan tahun) volume perdagangannya dicatat
dengan bar vertikal secara langsung di bawah bar harga periode tersebut. Semakin tinggi bar
volume berarti semakin besar volume perdagangannya pada periode tersebut. Skala vertikal
dapat digunakan sepanjang dasar suatu grafik untuk membentuk plot datanya.
f. Open interest adalah total jumlah kontrak yang outstanding dari futures atau options (yaitu
kontrak yang belum ditutup atau kadaluwarsa). Open interest adalah indikator yang sering
digunakan.
g. Bid adalah harga di mana pembeli bersedia membayar untuk suatu saham. Sedangkan Ask
adalah harga di mana penjual bersedia menerima untuk suatu saham.
Elemen-elemen ini digunakan untuk menciptakan alat-alat yang berfungsi untuk mempelajari
gerakan harga, trend, pola dan lain sebagainya.

Pedoman Menetapkan Analisis Teknikal


Banyaknya alat analisa teknikal memuat kita sulit memutuskan alat mana yang akan
digunakan. Berikut ini adalah beberapa Pedoman yang dapat digunakan (Salim, 2003).
 Periksa kondisi pasar secara menyeluruh
Periksalah tren suku bunga, tren di pasar saham dan sentimen investor. Misalnya: dari
berita, surat kabar dan majalah. Tujuannya adalah memeriksa tren pasar secara menyeluruh.
 Pilih saham yang ingin diperdagangkan
Pilihlah saham dari bisnis atau industri yang dikenal.
 Periksa tren saham secara menyeluruh
Gunakan moving average untuk 200 hari (atau 39 minggu). Kita akan menemukan
kesempatan membeli yang terbaik ketika saham baru bergerak naik di atas moving average
jangka panjang ini.
 Pilih entry point (titik masuk)
Dengan menggunakan indikator favorit, kita dapat memutuskan untuk membeli atau
menjual. Ingat, kita sebaiknya mengambil posisi jika keputusan tersebut cocok dengan
kondisi pasar secara menyeluruh.

Jenis-jenis Grafik dalam Analisis Teknikal


Dalam dunia trading, yang menjadi ciri khas dalam analisis teknikal adalah grafik (chart).
Para technician biasanya memang menggunakan grafik karena memang merupakan cara yang
paling mudah untuk memvisualkan data pergerakan harga dari masa ke masa. Ada tiga jenis
chart dalam analisis teknikal yang meliputi :
1. Line chart
Line chart adalah grafik yang paling sederhana yang digambarkan sebagai garis yang
menghubungkan harga-harga penutupan.
2. Bar chart
Bar chart sedikit lebih rumit daripada line chart. Chart jenis ini memberikan informasi
mengenai harga pembukaan, penutupan, harga tertinggi dan terendah dalam satu periode
waktu tertentu.

3. Candlestick
Candlestick berdasarkan suku katanya terdiri dari dua kata yaitu candle dan stick. Candle
berarti lilin ,sedangkan stick berarti batang. Sehingga arti Candlestick adalah jenis grafik
menyerupai batang lilin yang digunakan untuk melakukan analisa secara
teknikal.Candlestick terdiri dari badan (body) dan ekor (shadow). Analisis candlestick
menggunakan data Harga Pembukaan (open),Teringgi (high),Terendah(low)& Penutupan
(close) .
Macam- Macam Trend
Kemampuan untuk menentukan suatu trend adalah salah satu faktor yang menentukan
sukses tidaknya seorang trader. Follow the trend atau mengikuti trend yang ada pada saat trading
akan dapat mengurangi resiko kerugian dari seorang trader.
Dalam Dow teori disebutkan bahwa harga bergerak berdasarkan tiga macam trend yaitu
bullish (uptrend), bearish (downtrend) dan sideways. Trend analisis ini adalah satu metode untuk
menentukan trend dari suatu pergerakan harga.
Dalam menentukan tren suatu harga, sebelumnya kita harus mengetahui apa yang dimaksud
dengan Higher high (HH), higher low (HL), lower high (LH) dan lower low (LL). Higher high
adalah adalah titik puncak harga (peak) yang tingginya melebihi peak sebelumnya. Sedangkan
lower high adalah peak dari suatu harga yang lebih rendah dari peak sebelumnya. Lower low
adalah titik terendah (throught) yang lebih rendah dari throught sebelumnya dan higher low
adalah throught yang lebih tinggi dibanding throught sebelumnya. Kemudian untuk menentukan
apakah suatu trend bullish atau bearish yaitu dengan melihat pola keempat hal tersebut.
1. Bullish (Uptrend)
Trend bullish dibentuk dari pola HH-HL-HH-HL dan seterusnya serta membentuk sudut
450 keatas atau lebih.

Terdapat perbedaan antara para technicalist dalam menentukan level lower low.
Sebagian berpendapat lower low valid jika harga dapat menembus level resistance dari peak
sebelumnya dan sebagian lagi berpendapat lower low valid jika kenaikan setelahnya sebesar
50% dari penurunan peak menuju lower low tersebut.
Walaupun terdapat perbedaan dalam menentukan level lower low ini, namun tujuannya
sama-sama ingin mendapatkan keyakinan. Pendapat yang pertama biasanya digunakan untuk
para trader maupun analis yang moderat sedangkan pendapat yang kedua digunakan oleh
trader dan analis yang lebih agresif.

2. Bearish
Trend bearish dibentuk dari pola LL-LH-LL-LH dan seterusnya serta membentuk sudut
450 kebawah atau lebih.
Seperti pada tren bullish, pada trend bearish pun terdapat perbedaan pendapat dalam
menentukan lower high yang valid. Pendapat pertama mengatakan lower high akan valid
jika level support yang dibentuk dari lower low sebelumnya ditembus sementara pendapat
lain mengatakan lower high akan valid jika harga turun sebesar 50% dari kenaikan
sebelumnya.

3. Sideways

Sideways dibentuk dari harga yang bergerak pada range tertentu saja, tidak mengalami
kenaikan maupun penurunan. Antara satu puncak harga dengan puncak yang lain memiliki
ketinggian yang sama atau tidak terlalu besar perbedaannya, begitu pula antara satu lembah
dengan lembah yang lain tidak memiliki kedalaman yang terlalu jauh berbeda.
Beberapa trader memanfaatkan fase sideways ini untuk trading jangka pendek dan
trader yang lain memilih untuk tidak masuk market pada saat fase ini karena terlalu berisko.

Kelemahan dan Kekuatan Analisis Teknikal


 Kekuatan analisis teknikal:
 Analisis teknikal dapat digunakan secara luas hampir di semua pasar modal di seluruh
dunia.
 Grafik dapat digunakan untuk menganalisis dalam satuan waktu: jam, hari, minggu,
bulan bahkan tahun.
 Banyak terdapat alat-alat analisis teknikal dan teknik-teknik yang tersedia untuk
digunakan sesuai kebutuhan di berbagai sektor pasar yang berbeda.
 Prinsip dasar analisis teknikal mudah dipahami dan lebih memperhatikan pada
kejadiaan sesungguhnya di pasar.
 Analisis teknikal dapat menggunakan data secara akurat dan setiap saat tersedia di RTI
(Real Time Information) dan IMQ (Information Market Quote).
Secara aplikatif, kelebihan analisis teknikal adalah untuk membantu mengetahui
seberapa besar kekuatan suatu permintaan dan penawaran saham melalui data harga
pernbukaan, tertinggi, terendah dan penutupan secara mudah. Kita juga bisa menentukan
saat yang tepat untuk masuk dan keluar dari pasar. Analisis teknikal membantu untuk
memutuskan kapan saat yang tepat untuk membeli.

 Kelemahan analisis teknikal (Susanto dan Sabardi, 2002):


 Analisis teknikal menganggap bahwa sifat manusia adalah konstan sehingga pola
kecenderungan akan selalu berulang. Bagaimana pun juga terdapat batasan bahwa masa
yang akan datang merupakan cerminan masa lalu.
 Analisis teknikal memperhatikan tingkat kernungkinan suatu kejadian akan terjadi,
bukan kepastian dari kejadian tersebut.
 Beberapa analisis teknikal modern berdasarkan pada konsep matematik dan statistik
yang cukup kompleks sehingga menganalisis dengan perangkat lunak komputer sulit
dihitung dan tidak mudah untuk memahami hasil keseluruhannya.
 Untuk keberhasilan analisis teknikal, maka informasi yang dipakai harus akurat dan
tepat waktu.
Kelemahan analisa teknikal terjadi karena harga saham mencerminkan sebuah
persetujuan atau konsensus yaitu harga di mana pembeli setuju untuk membelinya dan
penjual setuju untuk menjualnya. Harga di mana investor bersedia untuk membeli atau
menjual bergantung pada apa harapannya. Jika mereka mengharapkan saham akan turun,
mereka akan menjualnya. Situasi sederhana merupakan tantangan dalam memperkirakan
gerakan harga saham karena mengacu pada harapan manusia. Fakta ini membuat tidak ada
sistem perdagangan saham yang dapat bekerja secara konsisten. Luasnya para pelaku pasar
modal menyebabkan ketidakpastian tetapi sekaligus menjadi faktor pemikat dalam
perdagangan saham.

B. PENDEKATAN PORTOPOLIO MODERN


Pendekatan portofolio menekankan pada aspek psikologi bursa dengan asumsi hipothesis
mengenai bursa, yaitu hipothesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga saham
yang terefleksikan secara menyeluruh pada seluruh informasi yang ada di bursa.
Terlepas dari pendekatan fundamental mana yang akan digunakan, bial seorang pemodal
atau analis ingin menggunakan pendekatan analis secara cermat, maka dia memerlukan kerangka
kerja. Kerangka kerja tersebut berupa tahapan analisis yang harus dilakukan secara sistematik.
Tahapan analisis dianataranya adalah :
1. Analisis Ekonomik.
Analsis ekonomik bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek bisnis suatu
perusahaan. Aktivitas ekonomik akan mempengaruhi laba perusahaan. Apabila tingkat
pertumbuhan ekonomi suatu negara rendah, pada umumnya tingkat laba yang dicapai oleh
perusahaan juga rendah. Jadi lingkungan ekonomi yang sehat, akan sangat mendukung
perkembangan perusahaan. Dalam analisis ekonomik ini banyak variabel yang bersifat
makro, antara lain: pendapatan nasional, kebijakan moneter dan fiskal, tingkat bunga, dan
sebagainya.
2. Analisis Industri.
Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan dan kekuatan jenis industri
perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan yang memadai mengenai sektor utama adalah
aktivitas ekonomi perusahaan . Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan para pemodal
dan analis saham misalnya seperti penjualan dan laba perusahaan, permanen industri, sikap
dan kebijakan pemerintah terhadap industri, kondidi persaingan dan harga saham perusahaan
sejenis.
3. Analisis Perusahaan
Analisis perusahaanuntuk mengetahui kinerja perusahaan. Par penenam modal
memerlukan informasi tentang perusahaan yang relevan sebagai dasar pembuatan keputusan
investasi. Informasi tersebut termasuk baik informasi intern maupun ekstern perusahaan.
Informasi tersebut adalah yentang informasi laporan keuangan periode tertentu. Disamping
itu, dapat pula dianalisis mengenai solvabilitas, rentabilitas, dan likuiditas perusahaan. Lebih
penting lagi adalah informasi tentang proyeksi keuangan atau forcasting. Hal itu mengingat
bahwa kebutuhan informasi didaarkan atas pertimbangan bahwa harga saham ditentukan
oleh kinerja perusahaan di masa lalu dan ekspektasi di masa mendatang.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai