Disusun oleh:
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
ISI
TEKNIK ANALISIS INVESTASI
Agar investasi yang kita pilih aman, dibutuhkan suatu analisa yang teliti serta didukung
dengan data-data yang akurat untuk mengurangi atau meminimalkan resiko bagi para investor
dalam berinvestasi. Terutama saat sekarang ini dimana Indonesia dan negara-negara lainnya
sedang dilanda krisis global yang berakibat pada kondisi Pasar Modal dunia dan Indonesia.
Investasi yang dilakukan bisa dalam bentuk saham atau obligasi. Ada banyak teknik yang bisa
dilakukan para investor dalam menghasilkan keuntungan.
Secara umum, ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi diantaranya
adalah sebagai berikut.
A. PENDEKATAN TRADISIONAL
1. Analisis Fundamental
Analisis ini berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan. Dengan analisis ini
para investor terbantu untuk mengetahui bagaimana operasional perusahaan yang nantinya
menjadi milik investor. Apakah perusahaan itu kedepannya sehat atau tidak. Apakah bisa
menghasilkan keuntungan atau tidak, dll. Dalam teknik ini juga kita bisa melihat kebijakan-
kebijakan atau ekspansi apa yang direncanakan oleh perusahaan dalam meningkatkan
keuntungan untuk para investor dan pemilik perusahaan.
Analisis fundamental dapat didefenisikan sebagai suatu analisis untuk menghitung nilai
intrinsik dari suatu saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Menurut (Bodie,
2006:217) analisis fundamental merupakan analisis yang menggunakan informasi seputar
profitabilitas sekarang dan masa depan dari sebuah perusahaan untuk menentukan nilai pasar
wajarnya.
2. Analisis teknikal
Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga
(pembukaan, penutupan, tertinggi dan terendah) dari suatu instrument investasi pada timeframe
tertentu (price oriented). Analisis ini mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke
dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga dimasa yang akan datang.
Harga yang tercermin didalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi dantara supply dan
demand.
Teori Dow atau The Dow Theory adalah teori analisis teknikal yang paling terkenal dalam
memprediksi apa trend yang sedang terjadi di bursa. Prinsip dasar di dalam teori ini disusun oleh
Charles H. Dow pada sekitar abad ke-19. Teori Dow mengatakan bahwa sebagian besar saham
bergerak sejalan dengan bergeraknya bursa keseluruhan atau index dalam artian bila index
bergerak naik, maka harga sebagian besar komponen saham yang ada ddalamnya juga bergerak
naik. Para analisis teknikal berpendapat bahwa segala sesuatu yang terjadi di pasar baik itu
kondisi ekonomi, social, politik, budaya dan lain-lain itu sudah tercermin pada harga yang
terbentuk dari transaksi antara permintaan (demand) dan penawaran (supply), selain itu harga
juga selalu bergerak didalam trend (naik, turun atau sideways) dan selalu berulang dari waktu ke
waktu.
Terdapat pula asumsi dasar dalam analisis teknikal yang meliputi :
a. Harga pasar ditentukan penawaran dan permintaan
b. Permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik rasional maupun tidak.
c. Harg saham bergerak dalam tren terus menerus dan berlangsung cukup lama, meskipun ada
flukuasi kecil di pasar.
d. Perubahan tren disebabkan permintaan dan penawaran.
e. Pergeseran permintaan dan penawaran, tidak menjadi masalah mengapa terjadi, dapat
dideteksi lambat atau cepat melalui chart transaksi.
3. Candlestick
Candlestick berdasarkan suku katanya terdiri dari dua kata yaitu candle dan stick. Candle
berarti lilin ,sedangkan stick berarti batang. Sehingga arti Candlestick adalah jenis grafik
menyerupai batang lilin yang digunakan untuk melakukan analisa secara
teknikal.Candlestick terdiri dari badan (body) dan ekor (shadow). Analisis candlestick
menggunakan data Harga Pembukaan (open),Teringgi (high),Terendah(low)& Penutupan
(close) .
Macam- Macam Trend
Kemampuan untuk menentukan suatu trend adalah salah satu faktor yang menentukan
sukses tidaknya seorang trader. Follow the trend atau mengikuti trend yang ada pada saat trading
akan dapat mengurangi resiko kerugian dari seorang trader.
Dalam Dow teori disebutkan bahwa harga bergerak berdasarkan tiga macam trend yaitu
bullish (uptrend), bearish (downtrend) dan sideways. Trend analisis ini adalah satu metode untuk
menentukan trend dari suatu pergerakan harga.
Dalam menentukan tren suatu harga, sebelumnya kita harus mengetahui apa yang dimaksud
dengan Higher high (HH), higher low (HL), lower high (LH) dan lower low (LL). Higher high
adalah adalah titik puncak harga (peak) yang tingginya melebihi peak sebelumnya. Sedangkan
lower high adalah peak dari suatu harga yang lebih rendah dari peak sebelumnya. Lower low
adalah titik terendah (throught) yang lebih rendah dari throught sebelumnya dan higher low
adalah throught yang lebih tinggi dibanding throught sebelumnya. Kemudian untuk menentukan
apakah suatu trend bullish atau bearish yaitu dengan melihat pola keempat hal tersebut.
1. Bullish (Uptrend)
Trend bullish dibentuk dari pola HH-HL-HH-HL dan seterusnya serta membentuk sudut
450 keatas atau lebih.
Terdapat perbedaan antara para technicalist dalam menentukan level lower low.
Sebagian berpendapat lower low valid jika harga dapat menembus level resistance dari peak
sebelumnya dan sebagian lagi berpendapat lower low valid jika kenaikan setelahnya sebesar
50% dari penurunan peak menuju lower low tersebut.
Walaupun terdapat perbedaan dalam menentukan level lower low ini, namun tujuannya
sama-sama ingin mendapatkan keyakinan. Pendapat yang pertama biasanya digunakan untuk
para trader maupun analis yang moderat sedangkan pendapat yang kedua digunakan oleh
trader dan analis yang lebih agresif.
2. Bearish
Trend bearish dibentuk dari pola LL-LH-LL-LH dan seterusnya serta membentuk sudut
450 kebawah atau lebih.
Seperti pada tren bullish, pada trend bearish pun terdapat perbedaan pendapat dalam
menentukan lower high yang valid. Pendapat pertama mengatakan lower high akan valid
jika level support yang dibentuk dari lower low sebelumnya ditembus sementara pendapat
lain mengatakan lower high akan valid jika harga turun sebesar 50% dari kenaikan
sebelumnya.
3. Sideways
Sideways dibentuk dari harga yang bergerak pada range tertentu saja, tidak mengalami
kenaikan maupun penurunan. Antara satu puncak harga dengan puncak yang lain memiliki
ketinggian yang sama atau tidak terlalu besar perbedaannya, begitu pula antara satu lembah
dengan lembah yang lain tidak memiliki kedalaman yang terlalu jauh berbeda.
Beberapa trader memanfaatkan fase sideways ini untuk trading jangka pendek dan
trader yang lain memilih untuk tidak masuk market pada saat fase ini karena terlalu berisko.
A. KESIMPULAN