Oleh :
Aldi Areksa Ginastiar NIM 2110421052
Varadina Dela Puspita NIM 2110421061
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan seluruh rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun maksud dari pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Analisis Sekuritas dan Pasar Modal
dan juga agar penulis serta pembaca lebih mampu memahami bahasan dari makalah ini
dengan judul “Analisis Fundamental-Perhitungan Nilai Perusahaan”
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi dan
pembaca, serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang Analisis Sekuritas
dan Pasar Modal. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan
maka dengan kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan.
Akhir kata kami mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
2. Leverage
Leverage merupakan emampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek maupun jangka panjangnya.
Jenis-jenis Rasio Leverage antara lain:
1) Debt to Assets Rasio (Debt Ratio)
2) Debt to Equity Ratio (DER)
3) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)
Leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Artinya, apabila
perusahaan mampu membayar hutang jangka panjang perusahaan maka
menandakan kinerja perusahaan yang baik dan akan meningkatkan nilai
perusahaan.
3. Kebijakan Deviden
Kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden atau
akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa
mendatang, Sartono hal 281 (2). Deviden adalah proporsi laba yang
dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlahnya sebanding
dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya. Deviden yang dibagikan
kepada pemegang saham dibagi menjadi dua yaitu deviden tunai (cash
devidend) dan deviden saham (stock devidend).
Menurut Dharma dan Lestari (2016) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa Deviden Payout Ratio (DPR) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini ditunjukkan bahwa para
investor lebih menyukai deviden yang tinggi yang berarti menunjukkan
kinerja perusahaan yang baik yang berdampak pada nilai perusahaan
(Herninta, 2019)
4. Pertumbuhan Perusahaan
Rasio pertumuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi
ekonominya ditengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
Pertumbuhan penjualan merupakan penjualan per tahun. Sales Growth yang
tinggi memberi indicator perusahaan yang bersangkutan dapat
meningkatkan pertumbuhan perusahaannya dan diharapkan dapat
meningkatkan laba yang dihasilkan.
Pertumbuhan penjualan yag tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki prospek pertumbuhan yang baik dimasa depan sehingga
perusahaan memiliki kemampuan dalam memberikan keuntungan yang
tinggi kepada investor.
5. Variabel Kontrol
Nilai perusahaan juga dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size).
Perusahaan yang memiliki ukuran semakin besar akan membuat seorang
investor menaruh perhatian yang besar pada perusahaan tersebut. Hal ini
disebabkan karena perusahaan yang besra cenderung memiliki kondisi yang
lebih stabil. Kondisi perusahaan yang stabil dapat menarik investor untuk
memiliki saham perusahaan tersebut, Kondisi inilah yang menjadi penyebab
atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal.
2.5 Metode Perhitungan Nilai Perusahaan
1. Metode Diskon Arus Kas (DCF)
Metode ini sering digunakan oleh perusahaan untuk menilai investasi
masa depan atau menilai nilai perusahaan mereka. DCF mengharuskan
perusahaan membuat proyeksi arus kas masa depan dan menghitung nilai
saat ini dari arus kas tersebut.
Discounted Cash Flow (DCF) menggunakan perhitungan Present Value
(PV) atau nilai sekarang dari arus kas di masa mendatang. Proyeksi arus kas
tiap tahunnya bisa dilihat dari rencana laporan keuangan arus kas.
Nilai sekarang (PV) didapat dari hasil rumus berikut:
PV = ∑CF/(1+i)n
CF = Cashflow atau arus kas atau bisa menggunakan rencana profit/laba
yang ditargetkan sebagai alternatif.
n = periode jangka waktu proyeksi (biasanya 3 – 5 tahun)
i = tingkat keuntungan yang diharapkan (syarif, 2022)