Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA


SAHAM DAN ANALISIS PENILAIAN SAHAM

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Manajemen Investasi dan Pasar Modal Syariah

Dosen Pembimbing :

Yayan Hendayana SE, MM

Oleh :
SLAMET SUTIKNO
NIM : 2320140002

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham dan Analisis Penilaian Saham. Selain sebagai
tugas, makalah yang kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca
tentang Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham dan Analisis Penilaian Saham

Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu, selesainya
makalah ini bukan semata karena kemampuan Kami, banyak sumber-sumber yang
mendukung dan menunjang kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya
kami mampu lebih baik lagi.

Jakarta, Juli 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................

1.1.Latar Belakang.....................................................................................................................1

1.2.Rumusan Pembahasan..........................................................................................................2

1.3.Tujuan Pembahasan..............................................................................................................2

1.4.Manfaat Pembahasan............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................

2.1. Pengertian Saham..........................................................................................................3

2.2. Jenis-jenis saham...........................................................................................................4

2.3. Nilai dan Harga Saham..................................................................................................7

2.4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi harga atau nilai saham........................................10

2.5. Analisis dan Penilaian Saham.....................................................................................13

BAB III PENUTUP.................................................................................................................

3.1. Kesimpulan..................................................................................................................18

3.2. Saran............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap orang. Investasi bertujuan
mempersiapkan masa depan sedini mungkin untuk mengantisipasi kejadian yang tidak
terduga melalui perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat
ini. Menurut Eko Pratomo (2007:14), selain kebutuhan akan masa depan, seseorang
melakukan investasi karena dipicu oleh banyaknya ketidakpastian atau hal yang tidak terduga
dalam hidup ini (keterbatasan dana, kondisi kesehatan, musibah, kondisi pasar investasi) dan
laju inflasi yang tinggi. Namun dengan adanya alternatif investasi seseorang dapat memenuhi
kebutuhan masa depan, tentunya dengan menentukan prioritas kebutuhan.

Selain untuk memenuhi kebutuhan setiap individu, investasi memudahkan perusahaan


untuk mendapatkan dana liquid yang akan digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan,
karena investasi pada dasarnya bersifat likuid (mudah dirubah). Kegiatan investasi adalah
menempatkan dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan
memperoleh pendapatan atau peningkatan dana atas nilai investasi awal yang bertujuan
memaksimalkan return yang diharapkan (Hartono 2000, 12). Sedangkan (Mulyadi 2001,
284)mendefinisikan investasi adalah pengaitan sumber - sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan
untuk selalu memperhatikan dana yang dimilikinya untuk kelangsungan kegiatan operasional.
Dari kegiatan operasional, perusahaan akan mendapatkan keuntungan dan meningkatkan
kualitas perusahaan. Dengan begitu nilai perusahaan akan menjadi lebih maksimal, karena
nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan suatu perusahaan untuk dapat dipercaya
oleh para investor.

Pasar modal menjadi wadah untuk melakukan investasi. Dengan adanya pasar modal
maka pihak yang mempunyai kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dengan
mengharapkan imbalan. Sedangkan pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana
tersebut tanpa harus menunggu dana dari kegiatan operasional perusahaan (Ahmad 2003, 17).

Meskipun sudah memiliki dasar hukum yang kuat, dalam malakukan investasi setiap
investor pasti akan dihadapkan pada realized return yang berbeda dengan expected return
yaitu perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan kenyataan yang merupakan risiko yang
bersumber pada adanya suatu ketidakpastian (Hartono 2000, 107). Investor yang membeli
saham atau melakukan investasi mengharapkan untuk memperoleh return tinggi selama
berinvestasi dan meminimalkan resiko pada ketidakpastian. Maka investor yang ingin
melakukan investasi perlu melakukan perencanaan investasi yang efektif, yang dimulai dari
perhatian terhadap tingkat risiko dan return yang seimbang dari setiap transaksi. Salah
satunya dengan melakukan analisa terhadap penilaian harga saham sebagai langkah
mendasar.

1
Harga saham di bursa efek di tentukan menurut hukum permintaan dan penawaran.
Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham akan cenderung
bergerak naik, sebaliknya semakin banyak orang-orang yang akan menjual saham tersebut,
maka harga saham cenderung akan bergerak turun. Dengan demikian, investor dapat
menganalisa hal tersebut dengan dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisa, yaitu
analisis fundamental dan analisis teknikal. Bettman dkk. (200921-36)menyatakan bahwa ada
dua jenis analisis yang berbeda yang banyak digunakan, yang pertama adalah fundamental
dan lainnya adalah analisis teknikal. Kedua jenis analisis tersebut berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sama, tetapi secara alamiah keduanya sangat berbeda.

Analisis fundamental merupakan cara menentukan nilai perusahaan dengan


melakukan analisa faktor-faktor terkait ekonomi, industri, dan perusahaan. Menurut Ang
(1997)analisis fundamental pada dasarnya adalah bagaimana investor melakukan analisis
historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses ini sering juga disebut
sebagai analisis perusahaan (company analysis). (Subramanyam 2010) meyatakan bahwa
bagian utama dari analisis fundamental adalah evaluasi atas posisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Analisis teknikal atau charting merupakan analisis dengan mencari pola dari
sejarah harga atau volume sebuah saham untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa
depan (Subramanyam 2010, 11).

Analisis teknikal menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-pola


tertentu dan pola-pola yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan membandingkan dengan
hasil observasi yang telah dilakukan, sehingga pola-pola tersebut memberikan suatu indikasi
terhadap pergerakan harga saham (Ang 1997) Analisis teknikal menegaskan bahwa
perubahan harga saham terjadi berdasarkan pola perilaku harga saham itu sendiri, sehingga
harga cenderung untuk terulang kembali.

1.2 Rumusan Pembahasan

1. Apa yang dimaksud dengan saham?


2. Apa sajakah jenis – jenis saham?
3. Apa yang dimaksud dengan nilai dan harga saham?
4. Apa sajakah faktor – faktor yang mempengaruhi harga atau nilai saham?
5. Apa sajakah analisis dan penilaian saham?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mendeskripsikan pengertian saham.


2. Mendeskripsikan jenis – jenis saham.
3. Mendeskripsikan nilai dan harga saham.
4. Mendeskripsikan faktor – faktor yang mempengaruhi harga atau nilai saham.
5. Mendeskripsikan analisis dan penilaian saham.

2
1.4 Manfaat Pembahasan

1. Agar dapat memahami pengertian saham.


2. Agar dapat memahami jenis – jenis saham.
3. Agar dapat memahami nilai dan harga saham.
4. Agar dapat memahami faktor – faktor yang mempengaruhi harga atau nilai saham.
5. Agar dapat memahami analisis dan penilaian saham.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Saham

Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT) saham
juga di identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu PT yang diperoleh
melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas deviden dan lain-lain
sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tersebut.

Saham adalah tanda bukti penagambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan
Terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan sahamnya
akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang
saham sendiri itu bukanlah merupakan penanam yang permanen. Karena setiap waktu
pemegang saham dapat menjual sahamnya. Saham merupakan surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan
(Darmadji 2008)

Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan sehingga para pemegang


saham berhak menentukan menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Para pemegang saham juga berhak memperoleh deviden yang
dibagikan oleh perusahaan. Sebaliknya, pemegang sahampun turut menanggung resiko
sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan tersebut bangkrut. Modal saham adalah unit
kepemilikan dalam sebuah perusahaan, sebagai bukti kepemilikan atas saham, perseroan
terbatas menerbitkan sertifikat sahamnya (Simamora200:408).

Saham yang dikeluarkan perusahaan merupakan bukti pembayaran pemegang saham


kedalam perusahaan. Jumlah yang terakumulasi dalam perusahaan dinamakan dengan nama
modal saham. Perwakilan kepemilikan seseorang didalam suatu perseroan terbatas tercermin
dalam sedikit banyaknya lembar saham yang dimiliki. Semakin banyak lembar saham yang
dimiliki akan semakin besar derajat kepemilikannya.

3
2.2 Jenis – Jenis Saham

A. Jenis saham berdasarkan cara peralihan hak

1. Saham atas unjuk (bearer stocks)

Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata uang. Oleh
karena itu kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dapat
dipalsukan. Dalam saham jenis ini pada sertifikatnya tidak tercantum nama pemilik
saham sehingga manakala pemiliknya ingin menjual atau memindahkan kepada orang
lain akan dapat melaksanakannya dengan mudah.

2. Saham atas nama (registered stocks)

Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini
memuat nama pemiliknya dan nama ini akan tercantum dalam buku perseroan
sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus menempuh
prosedur tertentu yang harus dipenuhi.
Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah tercantum
dalam buku perseroan sehingg apabila saham ini hilang maka cukup memberitahukan
kepada perusahaan untuk meminta penggantian.

B. Jenis saham berdasarkan hak tagihan (klaim)

1. Saham biasa (common stocks)

Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan
berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham
preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta
perusahaan serta pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah
pemegang saham preferen.

Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah
membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama
bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum
pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya
diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara
(Jogianto, 2000:58).

2. Saham preferen (prefered stock)

Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi


pemegang saham biasa. Saham preferen disebut juga dengan saham istimewa sebab
mempunyai banyak keistimewaan. Biasanya keistimewaan ini dihubungkan dalam hal
pembagian deviden atau pembagian aktiva pada saat likuiditas.

4
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid)
antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen
seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah
klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen
mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih
dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).

Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi
pertama kali harus dibagikan untuk saham preferen, kalau ada kelebihan baru
dibagikan kepada pemegang saham biasa. Deviden saham preferen tidak terutang atas
dasar waktu, tetapi baru terutang jikasudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam hal
pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian deviden dalam suatu periode
maka deviden tidak hilang.

Biasanya saham preferen mempunyai nilai nominal dan devidennya


dinyatakan dalam persentase dari nilai nominal. Apabila saham prioritas tidak
mempunyai nilai nominal maka devidennya dinyatakan dalam bentuk rupiah dan
bukan dalam bentuk persentase.

Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham preferen
disebut saham preferen ke satu, saham preferen kedua dan seterusnya, dimana saham
preferen kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham preferen
kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Saham preferen dipisah lagi menjadi:

a. Saham preferen kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang
devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata
lain saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap
tahunnya. Apabila dalam satutahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada
tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu
sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.

b. Saham preferen tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham
preferen kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak
akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu
periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham
preferen akan mendapat proritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu
sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya,
kadangkala tidak menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada
tahun sebelumnya tidak akan dibayar ditahun kemudian.

5
c. Saham preferen partisipasi. Saham ini merupakan saham preferen dalam hak
devidennya tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping
memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden
manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.

d. Saham preferen konvertibel (Convertible prefered stocks). Adalah saham preferen


yang dapat diujur dengan surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan
lain yang menerbitkan saham ini umumnya hak konversi ditujukan untuk dapat
ditukarnya saham preferen dengan saham biasa. Meskipun saham preferen
umumnya mempunyai hak yang didahulukan dalam pembagian deviden akan
tetapi dalam hubungannya dengan kekuasaan terhadap keberadaan perusahaan
sangat jauh lebih kecil dibandingkan dengan saham biasa.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan:

1. BlueChip Stocks

Saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi,


sebagai pemimpin (leader) dalam industri sejenismya, memiliki pendapatan yang
stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

2. Income Stocks

Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Saham seperti
ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur
membagikan dividen tunai dan tidak suka menekan laba serta tidak mementingkan
potensi.

3. Growth Stocks – terdiri dari well-known dan lesser-known(Well – Known)

adalah Saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang


tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.(Lesser –
Known) adalah Saham dari emiten yang tidak sebagai pemimpin dalam industri,
namun memiliki ciri growth stock.

4. Speculative Stock

Saham dari suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan setiap tahunnya, namun memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi
di masa mendatang, walaupun belum pasti.

6
6. Counter Cyclical Stockss

Saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di
mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.

2.3 Nilai dan Harga Saham

A. Nilai Saham

Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik


kertas tersebut adalah pemilik saham (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu
perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai
nilai atau harga. Konsep nilai ini merupakan hal yang berguna Karena digunakan
untuk untuk mengetahui saham-saham yang tumbuh dan murah.

a. Nilai Buku

Nilai saham menurut pembukuan perusahaan emiten. Adapun nilai-nilai yang


berhubungan dalam menghitung nilai buku, sebagai berikut:·

1. Nilai Nominal

Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham


yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden
yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Agio Saham

Selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan


niali nominal sahamnya. Misalnya nilai nominal saham perlembar sebesar Rp.
5000.- dan saham dijual sebesar Rp. 8000.- per lembar, maka agio saham
perlembar adalah Rp.3000.- agio saham ini ditampilkan dalam neraca dengan
nilai totalnya yaitu agio perlembar dikalikan dengan jumlah lembar yang
dijual.

3. Nilai Modal di setor

Total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk
ditukarkan dengan saham preferen atau saham biasa.·

4. Laba ditahan(Retairned Earning)

Laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba tersebut


nantinya akan di masukan kembali atau diinvestasikan kembali kepada

7
perusahaan sebagai sumber dana internal dan otomatis akan menambah
ekuitas pemilik saham dalam neraca.

b. Nilai pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini
tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai
harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi
negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari
diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada
waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. nilai pasar ini
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di bursa efek.\

c. Nilai Intrinsik

Adalah nilai yang sebenarnya dari suatu saham. Ada dua macam analisis yang
digunakan dalam menentukan nilai yang sebenarnya yaitu analisis fundamenta
(analisis perusahaan) dan analisis teknis. Analisis fundamental menggunakan data
yang berasal dari perusahaan (misalnya laba, deviden yg harus dibayar, penjualan dll)
sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan
volume transaksi saham). Analisis teknis banyak digunakan oleh praktisi sedangkan
analisis fundamental banyak digunakan oleh akademisi dalam menentukan harga
saham. Dalam analisis fundamental ada dua pendekatan untuk menghitung nilai yang
sebenarnya yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatab
PER (P/E ratio approach)

B. Harga Saham

Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan
yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Seiembar saham mempunyai niiai atau harga.
Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):

a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal
membenkan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan
berdasarkan nilai nominal.

b. Harga Perdana
Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa
efek.Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi
(underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham

8
emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya imtuk menentukan harga
perdana.

c. Harga pasar

Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari irwestor yang satu dengan
investor yang lam. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten daii penjamin emisi harga ini yang
disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar
mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder,
kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

C. Proses Terbentuknya Harga Saham

Menurut Sharpe (2000), proses terbentuknya harga saham dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:

a. Demand to Buy Schedule

Investor yang hendak membeli saham akan datang ke pasar saham.Biasanya


mereka akan memakai jasa para broker atau pialang saham. Investor dapat
memilih saham mana yang akan dibeli dan bisa menetapkan standar harga bagi
investor itu sendiri.

b. Supply to sell schedule

Investor juga dapat menjual saham ke pasar saham. Investor tersebut dapat
menetapkan pada harga berapa saham yang mereka miliki akan dilepas ke
pasaran. Biasanya harga yang tinggi akan lebih disukai para investor.

c. Interaction of Schedule
Pertemuan antara permintaan dan penawaran menciptakan suatu titik temu
yang biasa disebut sebagai titik ekuilibrium harga. Pada awalnya perusahaan yang
mengeluarkan saham akan menetapkan harga awal untuk sahamnya. Saham
tersebut kemudian akan dijual ke pasar untuk diperdagangkan. Saat di pasaran,
harga saham tersebut akan berubah karena permintaan dari para investor.
Ekspektasi harga yang dimiliki oleh buyer akan mempengaruhi pergerakan harga
saham yang pada awalnya telah ditawarkan oleh pihak seller. Saat terjadi
pertemuan harga yang ditawarkan oleh seller dan harga yang diminta oleh buyer,
maka akan tercipta harga keseimbangan pasar modal.

9
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga atau Nilai Saham

Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan
eksternal. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham
akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap
suatu efek maka harga saham cenderung akan naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi
fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan.

Menurut Alwi (2003, 87), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga
saham atau indeks harga saham, antara lain:

1. Faktor Internal (Lingkungan mikro)

a. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian


kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan
keamanan produk, dan laporan penjualan.

b. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang


berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management-board of director


announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur
organisasi.

d. Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger, investasi ekuitas,


laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

e. Pengumuman investasi (investment annuncements), seperti melakukan ekspansi


pabrik, pengembangan riset dan, penutupan usaha lainnya..

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru,


kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir


tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS) dan dividen per
share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-
lain.

10
2. Faktor eksternal (Lingkungan makro)

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito,
kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan terhadap


perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan


tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan,
pembatasan/penundaaan trading.

d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang
berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu
negara.

e. Berbagai isu baik dari dalam negeri dan luar negeri.

Menurut Arifin (2001 : 116-125) faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham
adalah sebagai berikut :

a. Kondisi fundamental emiten

Faktor fundamental merupakan faktor yang erat kaitannya dengan kondisi perusahaan
yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan
perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Menurut Husnan (1998
: 315) analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan
datang dengan :

1) Mengestimasi nilai faktor–faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham


di masa yang akan datang.

2) Menetapkan hubungan variabel–variabel tersebut sehingga di peroleh taksiran


harga saham.

Model ini sering disebut sebagai share price forecasting dan sering digunakan dalam
berbagai pelatihan analisis sekuritas. Dalam model ini langkah yang paling penting
adalah mengidentifikasi faktor–faktor fundamental yang diperkirakan akan
mempengaruhi harga saham. Faktor yang dianalisis merupakan faktor yang
berhubungan dengan kondisi perusahaan, yang meliputi kondisi manajemen, organisasi,
SDM, dan keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan.

11
b. Hukum permintaan dan penawaran

Setelah faktor fundamental faktor permintaan dan penawaran menjadi faktor kedua
yang mempengaruhi harga saham. Dengan asumsi bahwa begitu investor mengetahui
kondisi fundamental perusahaan mereka akan melakukan transaksi jual beli.
Tranasaksi–transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham.

c. Tingkat suku bunga

Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana
investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi
dana investasi pada investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas
lebih kecil resikonya jika dibandingka dengan investasi dalam bentuk saham, karena
investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan dibank. Penjualan saham
secara serentak akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

d. Valuta Asing

Mata uang amerika ( Dolar) merupakan mata uang terkuat diantara mata uang yang
lain. Apabila dolar naik maka investor asing akan menjual sahamnya dan ditempatkan
dibank dalam bentuk dolar sehingga menyebabkan harga saham akan naik.

e. Dana Asing di Bursa

Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena demikian
besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di
Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang
tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya jika
investasi asing berkurang, ada pertimbagan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini,
baik atas keadaan sosial politik maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi
dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

f. Indeks Harga Saham

Kenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya


mendatangkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik.
Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan
mempengaruhi naik atau turunnya harga saham di pasar bursa.

g. News and Rumors

Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal baik itu masalah
ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan
adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keamanan
negeri ini sehingga kegiatan investasi dapat di laksanakan. Ini akan berdampak pada
pergerakan harga saham di bursa.

12
2.5 Analisis dan Penilaian Saham

Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (Intrinsic Value) suatu saham,
dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini (Current
Market Price). Nilai intrinsik (NI) suatu saham menunjukkan Present Value arus kas yang
diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Undervalued
(harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila saham
tersebut telah dimiliki.

2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Overvalued
(harganya terlalu mahal) dan karenanya layak dijual.

3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan
berada dalam kondisi keseimbangan.

Penilaian saham terdiri dari beberapa model dan teknik dapat digunakan oleh para
analis. Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel
ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi dasar
perkiraan harga saham (Husnan, 2001).

Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi harga saham itu mudah dikenali. Masalah
yang muncul adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu sistem
penilaian yang bisa dipergunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan
dalam portofolio. Untuk tujuan inilah perlu adanya model penilaian (valuation model).
Penentuan harga merupakan langkah penting, demikian juga harga saham merupakan
penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor psikologis dari penjual atau
pembelinya.

Model penilaian untuk kepentingan analis sekuritas, secara garis besar dikelompokkan
menjadi dua analisis yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Husnan (2001)
menjelaskan bahwa analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan dengan
mengamati perubahan faktor analisis di masa lalu. Analisis teknikal tidak memperhatikan
faktor-faktor fundamental (seperti: penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, dan kebijakan
dividen) yang diperkirakan mempengaruhi harga saham. Analisis teknikal mengasumsikan
bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di
waktu lalu sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan
terjadi berulang, dengan demikian analisis utamanya berwujud grafik atau chart.

Analisis fundamental mempunyai anggapan bahwa setiap pemodal adalah makhluk


rasional, oleh sebab itu analisis fundamental mencoba mempelajari hubungan antara harga
saham dengan kondisi perusahaan. Hal ini disebabkan karena nilai saham mewakili nilai
perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik suatu saat tetapi juga adalah harapan kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Analisis fundamental

13
mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan : (1)
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang
akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham.

A. Analisis Teknikal

Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau catatan pasar
untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume perdagangan,
indeks harga saham baik individual maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat
teknis (Husnan, 2003). Menurut Ang (1997) analisis teknikal adalah analisis yang
menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-pola tertentu dan pola-pola yang
dihasilkan kemudian dianalisis dengan membandingkan dengan hasil observasi yang telah
dilakukan, sehingga pola-pola tersebut memberikan suatu indikasi terhadap pergerakan harga
saham. Model analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku pasar modal dimasa yang
akan datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Harga saham masa lalu mempengaruhi harga
saham sekarang yang mempunyai pola tertentu dan berulang sehingga berpengaruh secara
psikologis terhadap investor dalam melakukan transaksi perdagangan (Husnan, 2003).
Analisis teknikal berupaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan
mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu lalu. Para penganut
analisis ini menyatakan bahwa:

a. Harga saham mencerminkan informasi yang relevan.


b. Informasi tersebut ditunjukan oleh perubahan harga saham di waktu lalu.
c. Karena perubahan harga saham mempunyai pola tertentu, maka pola tersebut akan
berulang.

Menurut Ahmad (2004) terdapat beberapa asumsi dasar tentang analisis teknikal yang
mempengaruhi harga saham:

a. Harga pasar ditentukan oleh penawaran dan permintaan.


b. Permintaan dan penawaran ditentukan oleh faktor yang rasional maupun irasional.
c. Harga saham bergerak dalam tren terus menerus dan berlangsung cukup lama,
meskipun terdapat fluktuasi kecil yang terjadi.
d. Tren yang berubah disebabkan oleh penawaran dan permintaan.
e. Pergeseran permintaan dan penawaran dapat dideteksi secara cepat maupun lambat
dengan menggunakan chart transaksi.
f. Beberapa pola chart transaksi dapat berulang dengan sendirinya. Sasaran yang ingin
dicapai dari analisis adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga
jangka pendek suatu saham, oleh karena itu informasi yang berasal dari faktor-faktor
teknis sangat penting bagi pemodal untuk menentukan kapan suatu saham harus dibeli
atau dijual.

14
B. Analisis Fundamental

Menurut Ang (1997) analisis fundamental pada dasarnya adalah bagaimana investor
melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses
ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis). Menurut Husnan
(2003) analisis fundamental merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di
masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan
vaiabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental
lebih menekankan pada penentuan nilai instrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan
analisis yang bersifat fundamental, analisis perlu memahami variabel-variabel yang
mempengaruhi nilai instrinsik saham. Nilai inilah yang diestimasi oleh investor, dan hasil
dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price)
sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice. Karena
banyak faktor yang mempengaruhi harga saham maka beberapa tahapan analisis untuk
melakukan analisis fundamental yaitu :

a) Analisis Ekonomi

Analisis ini menyangkut penilaian umum perekonomian dan pengaruh potensialnya


terhadap hasil sekuritas. Foster G (1986) dalam bukunya Husnan (2003:320)
menunjukkan bahwa faktor ekonomi mampu menjelaskan sekitar persen perubahan laba
perusahaan.

b) Analisis Industri

Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan operasi dari suatu
industri yang dapat digunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan industri
perusahaan-perusahaan di dalamnya serta prestasi saham-sahamnya.

c) Analisis Kondisi Spesifik Perusahaan

Analisis ini menyangkut penilaian keadaan keuangan perusahaan. Alat yang


digunakan dalam analisis ini yaitu analisis laporan keuangan.

Dalam penelitian ini, analisi fundamental yang akan digunakan yaitu analisis spesifik
perusahan. Sebelum melakukan investasi pada saham, calon investor perlu melakukan
analisis lebih mendalam terhadap perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Salah satunya
melalui analisis fundamental perusahaan, dimana analisis tersebut menyangkut proyeksi
kondisi perusahaan dimasa depan, dengan memperhatikan kondisi sekarang dan masa
lalu. Analisis fundamental perusahaan merupakan ilmu yang menjadi perhatian utama
investor saham karena membeli saham sebuah perusahaan pada hakikatnya adalah ikut
memiliki perusahaan meski dalam batas proporsional jumlah saham yang dibeli. Faktor
Fundamental perusahaan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

15
a. Book Value Peer Share (BVPS)

Book Value P Per Share (BVPS) merupakan salah satuu rasio pasar yang
digunakan untuk mmengukur kinerja harga pasar saham terha
hadap nilai bukunya
(Ang, 1997). MMenurut Jugiyanto (2000) nilai buku pe per lembar saham,
menunjukkan aktiiva bersih (net assets) yang dimiliki olehh pemegang saham
satu lembar saham.
dengan memiliki sa

Para pemegangg saham perusahaan terbuka pada umumnyaa ingin mengetahui


berapa nilai buku per saham pada sebuah perusahaan. Book ook Value Per Share
ukkan dengan perbandingan antara harga saham tterhadap nilai buku
(BVPS) ditunjukka
dihitung sebagai hhasil bagi dari ekuitas pemegang saham denngan jumlah saham
yang beredar. Anggka ini banyak digunakan oleh pemodal unt
untuk menilai apakah
harga saham terseebut di pasar berbeda jauh dengan nilai buku per saham atau
tidak (Abi Hurairahh da
dan Haryajid, 2012:285).

Nilai pasar adaalah harga saham yang terjadi di pasar bursaa pada saat tertentu
yang ditentukan ol
oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan ol
oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Semaki kin kecil nilai Book
Value Per Share (BBVPS) maka harga dari suatu saham diangg ggap semakin murah
(Budileksmana dann GGunawan, 2003).

Rumus untuk
uk m
mencari BVPS menurut Ang (1997) adalah:

b. Price Earning R
Ratio (PER)

PER merupaka kan satu ukuran untuk membandingkan nilai laaba satu perusahaan
dengan perusahaaan lain (Abi Hurairah dan Haryajid, 2012: 2012:286). Menurut
Jogiyanto (2000:105105), PER merupakan ukuran untuk mene nentukan bagaimana
pasar memberi ni nilai atau harga pada saham perusahaan. K Keinginan investor
melakukan analisiss saham melalui rasio-rasio keuangan sepertii PER, dikarenakan
adanya keinginan iinvestor atau calon investor akan hasil (retur
urn) yang layak dari
suatu investasi saha
ham. Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham
tersebut akan semaakin mahal terhadap pendapatan bersih persahaham. Jika dikatakan
suatu saham mem mpunyai PER 5 kali, berarti harga saham teersebut merupakan
kelipatan dari 5 ka kali earnings perusahaan. Saham yang meemiliki PER yang
semakin kecil bagii pemodal akan semakin bagus, karena saham m tersebut memiliki
harga yang semakikin murah.

16
Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya PER
R menurut Husnan
(2003) adala :

c. Earning Per Sha


hare (EPS)

Earning per sha


share adalah termasuk salah satu rasio pasar, m
menurut Ang (1997),
rasio pasar pada daasarnya mengukur kemampuan manajemen da dalam menciptakan
nilai pasar yangg melampaui pengeluaran investasi. Rasi sio ini merupakan
pengukuran yang paling lengkap mengenai prestasi perusaha haan dan berkaitan
langsung dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan da dan kekayaan para
pemegang saham (Ang, 1997). Kemudian Darmadji dan F Fakhruddin (2008)
berpendapat bahwaa EPS menggambarkan laba perusahaan yanng tergambar dalam
setiap lembar sahamm.

Laba per saham


m (EPS) adalah alat yang baik untuk mengukur
ukur kemampuan laba
perusahaan daripaada laba Absolute. Laba persaham diperolehh dengan membagi
laba berih dengann jumlah saham yang beredar (Abi Huraiirah dan Haryajid,
2012:281).

uk m
Formula untuk menghitung EPS menurut Husnan, 2003 ada
dalah :

ng Per Share (FEPS)


d. Forecast Earning

Menurut Bettm man dkk. (2009), FEPS adalah perkiraan pe pendapatan atau laba
per saham untuk peperusahaan. FEPS yang digunakan adalah berddasarkan konsensus
saham untuk perusahaan. FEPS diperkiraka
prediksi laba per sa kan di bulan setelah
m untuk tahun berikutnya. Perkiraan laba dise
rilis laba per saham sesuaikan pada saat
perubahan kapitaliisasi dan diumumkan di tengah bulan, meski skipun tanggal yang
tepat selalu beruba
ubah. Dechow dkk. (1999) berpendapat laba yang diperkirakan
menawarkan infor ormasi tambahan tentang prospek masa ddepan perusahaan.
Pengujian serupa di penelitian yang dilakukan oleh Betttman dkk. (2009)
menghasilkan bahw hwa Forecasting Earning Per Share menunjukka
ukkan lebih signifikan
daripada Earning Per Share itu sendiri. Tersedianya data konse konsensus FEPS di
Indonesia disediakkan oleh penyedia database seperti Bloom oomberg. Di Amerika
Serikat FEPS telahh ttersedia dan diringkas dalam beberapa portaal broker saham.

17
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan public yang
memperdagangan sahamnya. Investasi dalam bentuk saham banyak dipilih para investor
karena saham mampu memberikan keuntungan yang menarik. Didalam saham sendiri
mempunyai beberapa jenis tersendiri Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau
klaim, cara peralihan, perdagangan. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Konsep
nilai ini merupakan hal yang berguna Karena digunakan untuk untuk mengetahui saham-
saham yang tumbuh dan murah. Nilai saham bisa dibagi atas nilai buku, nilai pasar, dan nilai
intrinsic. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan
eksternal perusahaan. Oleh karena itu berinvestasi saham merupakan salah satu alternative
dalam mengamankan dan meningkatkan kekayaan yang kita miliki. Ada timbal balik
setimbang antara hasil dan resiko, umumnya apabila hasil suatu jenis investasi tinggi maka
resikonya pun tinggi. Begitu juga dengan investasi saham yang pada umumnya memiliki
resiko dan hasil yang tinggi.

3.2.Saran

Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini dikarenakan masih
terbatasnya kemaampuan kami. Dalam makalah ini tidak dijelaskan secara rinci perhitungan
dalam menentukan nilai saham, serta kurangnya penjelasan yang secara detail dari setiap
point-pointnya.Selain mengharapkan kritik dan saran yang membangun, kami juga berharap
makalah ini bermanfaat untuk kami dan juga tentunya bagi pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamarudin. Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Ang, Robert. Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia, 1997.

Darmadji, Tjiptono & Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat, 2008.

Bettman dkk. Fundamental and Technical Analysis: Substitutes or complements. . AFAANZ


Journal of Accounting and Finance, 49, 2009.

Hartono, Jugiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Edisi VII, BPFE,
2000.

Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Cetakan ke 1. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Subramanyam, dan John J.Wild. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2010.

Alwi, Iskandar Z, 2008. Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta.

Husnan, Suad, 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga,
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Sutrisno, 2005. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep, dan Aplikasi, Ekonisia, Yogyakarta.

Rusena, Adisi Sharesia. 2015. “Analisis Fundamental Dan Teknikal Pada Saham Syariah Di
Indonesia (Studi Empiris: Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2015)”. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah(2015).

http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-harga-saham-jenis-macam.html

http://lindambarsari.blogspot.co.id/2016/06/makalah-saham.html

http://www.kajianpustaka.com/2012/12/pengertian-dan-jenis-jenis-saham.html

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/saham-definisi-jenis-dan-faktor-yang.html

http://www.bisnisinvestasisaham.com/investasi-saham/pengertian-saham/

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

https://trismaoktavia.wordpress.com/2011/04/20/faktor-yang-mempengaruhi-harga-pasar-
saham/

http://www.kajianpustaka.com/2015/07/analisis-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/10/harga-saham-nilai-saham-dan-proses.html

19

Anda mungkin juga menyukai