Dosen Pembimbing :
Oleh :
SLAMET SUTIKNO
NIM : 2320140002
Alhamdulilah Kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham dan Analisis Penilaian Saham. Selain sebagai
tugas, makalah yang kami buat ini bertujuan memberi informasi kepada para pembaca
tentang Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham dan Analisis Penilaian Saham
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu, selesainya
makalah ini bukan semata karena kemampuan Kami, banyak sumber-sumber yang
mendukung dan menunjang kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan.
Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan agar kedepannya
kami mampu lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1.Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2.Rumusan Pembahasan..........................................................................................................2
1.3.Tujuan Pembahasan..............................................................................................................2
1.4.Manfaat Pembahasan............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................18
3.2. Saran............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Investasi sudah menjadi kebutuhan penting bagi setiap orang. Investasi bertujuan
mempersiapkan masa depan sedini mungkin untuk mengantisipasi kejadian yang tidak
terduga melalui perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan saat
ini. Menurut Eko Pratomo (2007:14), selain kebutuhan akan masa depan, seseorang
melakukan investasi karena dipicu oleh banyaknya ketidakpastian atau hal yang tidak terduga
dalam hidup ini (keterbatasan dana, kondisi kesehatan, musibah, kondisi pasar investasi) dan
laju inflasi yang tinggi. Namun dengan adanya alternatif investasi seseorang dapat memenuhi
kebutuhan masa depan, tentunya dengan menentukan prioritas kebutuhan.
Pasar modal menjadi wadah untuk melakukan investasi. Dengan adanya pasar modal
maka pihak yang mempunyai kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dengan
mengharapkan imbalan. Sedangkan pihak yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana
tersebut tanpa harus menunggu dana dari kegiatan operasional perusahaan (Ahmad 2003, 17).
Meskipun sudah memiliki dasar hukum yang kuat, dalam malakukan investasi setiap
investor pasti akan dihadapkan pada realized return yang berbeda dengan expected return
yaitu perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan kenyataan yang merupakan risiko yang
bersumber pada adanya suatu ketidakpastian (Hartono 2000, 107). Investor yang membeli
saham atau melakukan investasi mengharapkan untuk memperoleh return tinggi selama
berinvestasi dan meminimalkan resiko pada ketidakpastian. Maka investor yang ingin
melakukan investasi perlu melakukan perencanaan investasi yang efektif, yang dimulai dari
perhatian terhadap tingkat risiko dan return yang seimbang dari setiap transaksi. Salah
satunya dengan melakukan analisa terhadap penilaian harga saham sebagai langkah
mendasar.
1
Harga saham di bursa efek di tentukan menurut hukum permintaan dan penawaran.
Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham akan cenderung
bergerak naik, sebaliknya semakin banyak orang-orang yang akan menjual saham tersebut,
maka harga saham cenderung akan bergerak turun. Dengan demikian, investor dapat
menganalisa hal tersebut dengan dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisa, yaitu
analisis fundamental dan analisis teknikal. Bettman dkk. (200921-36)menyatakan bahwa ada
dua jenis analisis yang berbeda yang banyak digunakan, yang pertama adalah fundamental
dan lainnya adalah analisis teknikal. Kedua jenis analisis tersebut berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sama, tetapi secara alamiah keduanya sangat berbeda.
2
1.4 Manfaat Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
Saham merupakan tanda penyertaan modal pada suatu Perseroan Terbatas (PT) saham
juga di identifikasikan sebagai surat bukti kepemilikan dalam suatu PT yang diperoleh
melalui pembelian atau cara lain yang kemudian memberikan hak atas deviden dan lain-lain
sesuai dengan besar kecilnya investasi modal pada perusahaan tersebut.
Saham adalah tanda bukti penagambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan
Terbatas. Bagi perusahaan yang bersangkutan, hasil yang diterima dari penjualan sahamnya
akan tetap tertanam dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang
saham sendiri itu bukanlah merupakan penanam yang permanen. Karena setiap waktu
pemegang saham dapat menjual sahamnya. Saham merupakan surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan atau penyertaan pasar modal investor dalam suatu perusahaan
(Darmadji 2008)
3
2.2 Jenis – Jenis Saham
Saham jenis ini sangat mudah dipindahkan seperti halnya mata uang. Oleh
karena itu kualitas kertas lembar saham dibuat spesifik agar sulit untuk dapat
dipalsukan. Dalam saham jenis ini pada sertifikatnya tidak tercantum nama pemilik
saham sehingga manakala pemiliknya ingin menjual atau memindahkan kepada orang
lain akan dapat melaksanakannya dengan mudah.
Saham jenis ini merupakan kebalikan dari saham atas unjuk. Saham ini
memuat nama pemiliknya dan nama ini akan tercantum dalam buku perseroan
sehingga apabila terjadi pemindahan saham atas nama maka harus menempuh
prosedur tertentu yang harus dipenuhi.
Saham ini mempunyai tingkat keamanan yang tinggi sebab sudah tercantum
dalam buku perseroan sehingg apabila saham ini hilang maka cukup memberitahukan
kepada perusahaan untuk meminta penggantian.
Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan
berjalan dengan baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham
preferen. Tetapi manakala terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta
perusahaan serta pemegang saham biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah
pemegang saham preferen.
Pembagian deviden untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah
membayar deviden untuk saham preferen Saham biasa mempunyai hak yang sama
bagi pemegangnya yang dapat menentukan jalannya perseroan melalui rapat umum
pemegang saham. Kadangkadang hak suara dalam rapat pemegang saham hanya
diberikan pada saham biasa, tetapi sering juga saham preferen mempunyai hak suara
(Jogianto, 2000:58).
4
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid)
antara obligasi (bond) dan saham biasa, seperti bond yang membayarkan harga atas
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen
seperti saham biasa dalam hal likuidasi klaim pemegang saham preferen dibawah
klaim pemegang obligasi (bond) dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen
mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran terlebih
dahulu jika terjadi likuidasi (Jogianto, 2000:59).
Kelebihan dalam hal pembagian deviden adalah bahwa deviden yang dibagi
pertama kali harus dibagikan untuk saham preferen, kalau ada kelebihan baru
dibagikan kepada pemegang saham biasa. Deviden saham preferen tidak terutang atas
dasar waktu, tetapi baru terutang jikasudah diumumkan oleh perusahaan. Dalam hal
pimpinan perusahaan tidak mengumumkan pembagian deviden dalam suatu periode
maka deviden tidak hilang.
Suatu perusahaan dapat mengeluarkan lebih dari satu macam saham preferen
disebut saham preferen ke satu, saham preferen kedua dan seterusnya, dimana saham
preferen kesatu mempunyai klaim yang pertama terhadap laba dan saham preferen
kedua mempunyai klaim kedua dan seterusnya. Saham preferen dipisah lagi menjadi:
a. Saham preferen kumulatif. Saham preferen kumulatif adalah saham preferen yang
devidennya setiap tahun harus dibayarkan kepada pemegang saham dengan kata
lain saham ini merupakan saham yang dijamin akan memperoleh deviden setiap
tahunnya. Apabila dalam satutahun deviden tidak dapat dibayarkan maka pada
tahun-tahun berikutnya deviden yang belum dibayar tersebut harus dilunasi dulu
sehingga dapat mengadakan pembagian deviden untuk saham biasa.
b. Saham preferen tidak kumulatif. Saham ini merupakan kebalikan dari saham
preferen kumulatif. Dalam saham preferen tidak kumulatif pemegang saham tidak
akan memperoleh pembagian keuntungan secara penuh manakala dalam suatu
periode ada deviden yang belum dibayar. Dalam saham jenis ini, pemegang saham
preferen akan mendapat proritas akan tetapi hanya sampai pada jumlah tertentu
sehingga tidak seluruh deviden yang tidak dibayar akan dipenuhi seluruhnya,
kadangkala tidak menutup kemungkinan bahwa deviden yang tidak dibayar pada
tahun sebelumnya tidak akan dibayar ditahun kemudian.
5
c. Saham preferen partisipasi. Saham ini merupakan saham preferen dalam hak
devidennya tidak terbatas dalam jumlah tertentu. Ini berarti saham ini disamping
memperoleh deviden tetap juga akan memperoleh bonus (tambahan) deviden
manakala perusahaan mencapai sasaran yang telah digariskan.
1. BlueChip Stocks
2. Income Stocks
Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih
tinggi dari rata – rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Saham seperti
ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur
membagikan dividen tunai dan tidak suka menekan laba serta tidak mementingkan
potensi.
4. Speculative Stock
Saham dari suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh
penghasilan setiap tahunnya, namun memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi
di masa mendatang, walaupun belum pasti.
6
6. Counter Cyclical Stockss
Saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun
situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di
mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari
kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.
A. Nilai Saham
a. Nilai Buku
1. Nilai Nominal
2. Agio Saham
Total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk
ditukarkan dengan saham preferen atau saham biasa.·
7
perusahaan sebagai sumber dana internal dan otomatis akan menambah
ekuitas pemilik saham dalam neraca.
b. Nilai pasar
Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang
lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini
tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai
harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga
perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi
negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari
diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada
waktu penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia. nilai pasar ini
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di bursa efek.\
c. Nilai Intrinsik
Adalah nilai yang sebenarnya dari suatu saham. Ada dua macam analisis yang
digunakan dalam menentukan nilai yang sebenarnya yaitu analisis fundamenta
(analisis perusahaan) dan analisis teknis. Analisis fundamental menggunakan data
yang berasal dari perusahaan (misalnya laba, deviden yg harus dibayar, penjualan dll)
sedangkan analisis teknis menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan
volume transaksi saham). Analisis teknis banyak digunakan oleh praktisi sedangkan
analisis fundamental banyak digunakan oleh akademisi dalam menentukan harga
saham. Dalam analisis fundamental ada dua pendekatan untuk menghitung nilai yang
sebenarnya yaitu pendekatan nilai sekarang (present value approach) dan pendekatab
PER (P/E ratio approach)
B. Harga Saham
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik
kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan
yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Seiembar saham mempunyai niiai atau harga.
Menurut Sawidji Widoatmojo (1996;46) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga):
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten
untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besaraya harga nominal
membenkan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan
berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini merapakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa
efek.Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi
(underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham
8
emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya imtuk menentukan harga
perdana.
c. Harga pasar
Kalau harga perdana merapakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari irwestor yang satu dengan
investor yang lam. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa.
Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten daii penjamin emisi harga ini yang
disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar-benar
mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder,
kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
Menurut Sharpe (2000), proses terbentuknya harga saham dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu:
Investor juga dapat menjual saham ke pasar saham. Investor tersebut dapat
menetapkan pada harga berapa saham yang mereka miliki akan dilepas ke
pasaran. Biasanya harga yang tinggi akan lebih disukai para investor.
c. Interaction of Schedule
Pertemuan antara permintaan dan penawaran menciptakan suatu titik temu
yang biasa disebut sebagai titik ekuilibrium harga. Pada awalnya perusahaan yang
mengeluarkan saham akan menetapkan harga awal untuk sahamnya. Saham
tersebut kemudian akan dijual ke pasar untuk diperdagangkan. Saat di pasaran,
harga saham tersebut akan berubah karena permintaan dari para investor.
Ekspektasi harga yang dimiliki oleh buyer akan mempengaruhi pergerakan harga
saham yang pada awalnya telah ditawarkan oleh pihak seller. Saat terjadi
pertemuan harga yang ditawarkan oleh seller dan harga yang diminta oleh buyer,
maka akan tercipta harga keseimbangan pasar modal.
9
2.4 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga atau Nilai Saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan
eksternal. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan, pada umumnya kurs harga saham
akan turun. Sebaliknya jika jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap
suatu efek maka harga saham cenderung akan naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi
fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan.
Menurut Alwi (2003, 87), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga
saham atau indeks harga saham, antara lain:
10
2. Faktor eksternal (Lingkungan makro)
a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito,
kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
d. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang
berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu
negara.
Menurut Arifin (2001 : 116-125) faktor – faktor yang mempengaruhi harga saham
adalah sebagai berikut :
Faktor fundamental merupakan faktor yang erat kaitannya dengan kondisi perusahaan
yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan
perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Menurut Husnan (1998
: 315) analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan
datang dengan :
Model ini sering disebut sebagai share price forecasting dan sering digunakan dalam
berbagai pelatihan analisis sekuritas. Dalam model ini langkah yang paling penting
adalah mengidentifikasi faktor–faktor fundamental yang diperkirakan akan
mempengaruhi harga saham. Faktor yang dianalisis merupakan faktor yang
berhubungan dengan kondisi perusahaan, yang meliputi kondisi manajemen, organisasi,
SDM, dan keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan.
11
b. Hukum permintaan dan penawaran
Setelah faktor fundamental faktor permintaan dan penawaran menjadi faktor kedua
yang mempengaruhi harga saham. Dengan asumsi bahwa begitu investor mengetahui
kondisi fundamental perusahaan mereka akan melakukan transaksi jual beli.
Tranasaksi–transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham.
Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana
investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi
dana investasi pada investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas
lebih kecil resikonya jika dibandingka dengan investasi dalam bentuk saham, karena
investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan dibank. Penjualan saham
secara serentak akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.
d. Valuta Asing
Mata uang amerika ( Dolar) merupakan mata uang terkuat diantara mata uang yang
lain. Apabila dolar naik maka investor asing akan menjual sahamnya dan ditempatkan
dibank dalam bentuk dolar sehingga menyebabkan harga saham akan naik.
Mengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena demikian
besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di
Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang
tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya jika
investasi asing berkurang, ada pertimbagan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini,
baik atas keadaan sosial politik maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi
dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.
Berita yang beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal baik itu masalah
ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan
adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keamanan
negeri ini sehingga kegiatan investasi dapat di laksanakan. Ini akan berdampak pada
pergerakan harga saham di bursa.
12
2.5 Analisis dan Penilaian Saham
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik (Intrinsic Value) suatu saham,
dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini (Current
Market Price). Nilai intrinsik (NI) suatu saham menunjukkan Present Value arus kas yang
diharapkan dari saham tersebut. Pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Apabila NI > harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Undervalued
(harganya terlalu rendah), dan karenanya layak dibeli atau ditahan apabila saham
tersebut telah dimiliki.
2. Apabila NI < harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai Overvalued
(harganya terlalu mahal) dan karenanya layak dijual.
3. Apabila NI = harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan
berada dalam kondisi keseimbangan.
Penilaian saham terdiri dari beberapa model dan teknik dapat digunakan oleh para
analis. Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk mengubah serangkaian variabel
ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau yang diamati menjadi dasar
perkiraan harga saham (Husnan, 2001).
Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi harga saham itu mudah dikenali. Masalah
yang muncul adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu sistem
penilaian yang bisa dipergunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan
dalam portofolio. Untuk tujuan inilah perlu adanya model penilaian (valuation model).
Penentuan harga merupakan langkah penting, demikian juga harga saham merupakan
penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor psikologis dari penjual atau
pembelinya.
Model penilaian untuk kepentingan analis sekuritas, secara garis besar dikelompokkan
menjadi dua analisis yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Husnan (2001)
menjelaskan bahwa analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan dengan
mengamati perubahan faktor analisis di masa lalu. Analisis teknikal tidak memperhatikan
faktor-faktor fundamental (seperti: penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya, dan kebijakan
dividen) yang diperkirakan mempengaruhi harga saham. Analisis teknikal mengasumsikan
bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditujukan oleh perubahan harga di
waktu lalu sehingga perubahan harga saham mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan
terjadi berulang, dengan demikian analisis utamanya berwujud grafik atau chart.
13
mencoba untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan : (1)
mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang
akan datang, dan (2) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham.
A. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu teknik yang menggunakan data atau catatan pasar
untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume perdagangan,
indeks harga saham baik individual maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat
teknis (Husnan, 2003). Menurut Ang (1997) analisis teknikal adalah analisis yang
menggunakan grafik atau gambar yang menghasilkan pola-pola tertentu dan pola-pola yang
dihasilkan kemudian dianalisis dengan membandingkan dengan hasil observasi yang telah
dilakukan, sehingga pola-pola tersebut memberikan suatu indikasi terhadap pergerakan harga
saham. Model analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku pasar modal dimasa yang
akan datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Harga saham masa lalu mempengaruhi harga
saham sekarang yang mempunyai pola tertentu dan berulang sehingga berpengaruh secara
psikologis terhadap investor dalam melakukan transaksi perdagangan (Husnan, 2003).
Analisis teknikal berupaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan
mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) diwaktu lalu. Para penganut
analisis ini menyatakan bahwa:
Menurut Ahmad (2004) terdapat beberapa asumsi dasar tentang analisis teknikal yang
mempengaruhi harga saham:
14
B. Analisis Fundamental
Menurut Ang (1997) analisis fundamental pada dasarnya adalah bagaimana investor
melakukan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan, dimana proses
ini sering juga disebut sebagai analisis perusahaan (company analysis). Menurut Husnan
(2003) analisis fundamental merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham di
masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang
mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan
vaiabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental
lebih menekankan pada penentuan nilai instrinsik dari suatu saham. Untuk melakukan
analisis yang bersifat fundamental, analisis perlu memahami variabel-variabel yang
mempengaruhi nilai instrinsik saham. Nilai inilah yang diestimasi oleh investor, dan hasil
dari estimasi ini dibandingkan dengan nilai pasar sekarang (current market price)
sehingga dapat diketahui saham-saham yang overprice maupun yang underprice. Karena
banyak faktor yang mempengaruhi harga saham maka beberapa tahapan analisis untuk
melakukan analisis fundamental yaitu :
a) Analisis Ekonomi
b) Analisis Industri
Analisis industri akan memberikan pemahaman tentang sifat dan operasi dari suatu
industri yang dapat digunakan untuk memperkirakan prospek pertumbuhan industri
perusahaan-perusahaan di dalamnya serta prestasi saham-sahamnya.
Dalam penelitian ini, analisi fundamental yang akan digunakan yaitu analisis spesifik
perusahan. Sebelum melakukan investasi pada saham, calon investor perlu melakukan
analisis lebih mendalam terhadap perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Salah satunya
melalui analisis fundamental perusahaan, dimana analisis tersebut menyangkut proyeksi
kondisi perusahaan dimasa depan, dengan memperhatikan kondisi sekarang dan masa
lalu. Analisis fundamental perusahaan merupakan ilmu yang menjadi perhatian utama
investor saham karena membeli saham sebuah perusahaan pada hakikatnya adalah ikut
memiliki perusahaan meski dalam batas proporsional jumlah saham yang dibeli. Faktor
Fundamental perusahaan yang dibahas dalam penelitian ini adalah:
15
a. Book Value Peer Share (BVPS)
Book Value P Per Share (BVPS) merupakan salah satuu rasio pasar yang
digunakan untuk mmengukur kinerja harga pasar saham terha
hadap nilai bukunya
(Ang, 1997). MMenurut Jugiyanto (2000) nilai buku pe per lembar saham,
menunjukkan aktiiva bersih (net assets) yang dimiliki olehh pemegang saham
satu lembar saham.
dengan memiliki sa
Nilai pasar adaalah harga saham yang terjadi di pasar bursaa pada saat tertentu
yang ditentukan ol
oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan ol
oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Semaki kin kecil nilai Book
Value Per Share (BBVPS) maka harga dari suatu saham diangg ggap semakin murah
(Budileksmana dann GGunawan, 2003).
Rumus untuk
uk m
mencari BVPS menurut Ang (1997) adalah:
b. Price Earning R
Ratio (PER)
PER merupaka kan satu ukuran untuk membandingkan nilai laaba satu perusahaan
dengan perusahaaan lain (Abi Hurairah dan Haryajid, 2012: 2012:286). Menurut
Jogiyanto (2000:105105), PER merupakan ukuran untuk mene nentukan bagaimana
pasar memberi ni nilai atau harga pada saham perusahaan. K Keinginan investor
melakukan analisiss saham melalui rasio-rasio keuangan sepertii PER, dikarenakan
adanya keinginan iinvestor atau calon investor akan hasil (retur
urn) yang layak dari
suatu investasi saha
ham. Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham
tersebut akan semaakin mahal terhadap pendapatan bersih persahaham. Jika dikatakan
suatu saham mem mpunyai PER 5 kali, berarti harga saham teersebut merupakan
kelipatan dari 5 ka kali earnings perusahaan. Saham yang meemiliki PER yang
semakin kecil bagii pemodal akan semakin bagus, karena saham m tersebut memiliki
harga yang semakikin murah.
16
Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya PER
R menurut Husnan
(2003) adala :
uk m
Formula untuk menghitung EPS menurut Husnan, 2003 ada
dalah :
Menurut Bettm man dkk. (2009), FEPS adalah perkiraan pe pendapatan atau laba
per saham untuk peperusahaan. FEPS yang digunakan adalah berddasarkan konsensus
saham untuk perusahaan. FEPS diperkiraka
prediksi laba per sa kan di bulan setelah
m untuk tahun berikutnya. Perkiraan laba dise
rilis laba per saham sesuaikan pada saat
perubahan kapitaliisasi dan diumumkan di tengah bulan, meski skipun tanggal yang
tepat selalu beruba
ubah. Dechow dkk. (1999) berpendapat laba yang diperkirakan
menawarkan infor ormasi tambahan tentang prospek masa ddepan perusahaan.
Pengujian serupa di penelitian yang dilakukan oleh Betttman dkk. (2009)
menghasilkan bahw hwa Forecasting Earning Per Share menunjukka
ukkan lebih signifikan
daripada Earning Per Share itu sendiri. Tersedianya data konse konsensus FEPS di
Indonesia disediakkan oleh penyedia database seperti Bloom oomberg. Di Amerika
Serikat FEPS telahh ttersedia dan diringkas dalam beberapa portaal broker saham.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Saham merupakan surat berharga sebagai bukti tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan public yang
memperdagangan sahamnya. Investasi dalam bentuk saham banyak dipilih para investor
karena saham mampu memberikan keuntungan yang menarik. Didalam saham sendiri
mempunyai beberapa jenis tersendiri Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau
klaim, cara peralihan, perdagangan. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Konsep
nilai ini merupakan hal yang berguna Karena digunakan untuk untuk mengetahui saham-
saham yang tumbuh dan murah. Nilai saham bisa dibagi atas nilai buku, nilai pasar, dan nilai
intrinsic. Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga saham dapat berasal dari internal dan
eksternal perusahaan. Oleh karena itu berinvestasi saham merupakan salah satu alternative
dalam mengamankan dan meningkatkan kekayaan yang kita miliki. Ada timbal balik
setimbang antara hasil dan resiko, umumnya apabila hasil suatu jenis investasi tinggi maka
resikonya pun tinggi. Begitu juga dengan investasi saham yang pada umumnya memiliki
resiko dan hasil yang tinggi.
3.2.Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Hal ini dikarenakan masih
terbatasnya kemaampuan kami. Dalam makalah ini tidak dijelaskan secara rinci perhitungan
dalam menentukan nilai saham, serta kurangnya penjelasan yang secara detail dari setiap
point-pointnya.Selain mengharapkan kritik dan saran yang membangun, kami juga berharap
makalah ini bermanfaat untuk kami dan juga tentunya bagi pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
Darmadji, Tjiptono & Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba
Empat, 2008.
Hartono, Jugiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Edisi VII, BPFE,
2000.
Subramanyam, dan John J.Wild. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2010.
Alwi, Iskandar Z, 2008. Pasar Modal Teori dan Aplikasi, Yayasan Pancur Siwah, Jakarta.
Husnan, Suad, 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga,
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Sutrisno, 2005. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep, dan Aplikasi, Ekonisia, Yogyakarta.
Rusena, Adisi Sharesia. 2015. “Analisis Fundamental Dan Teknikal Pada Saham Syariah Di
Indonesia (Studi Empiris: Perusahaan yang Masuk dalam JII dan ISSI di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2015)”. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah(2015).
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-harga-saham-jenis-macam.html
http://lindambarsari.blogspot.co.id/2016/06/makalah-saham.html
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/pengertian-dan-jenis-jenis-saham.html
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/08/saham-definisi-jenis-dan-faktor-yang.html
http://www.bisnisinvestasisaham.com/investasi-saham/pengertian-saham/
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
https://trismaoktavia.wordpress.com/2011/04/20/faktor-yang-mempengaruhi-harga-pasar-
saham/
http://www.kajianpustaka.com/2015/07/analisis-dan-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/10/harga-saham-nilai-saham-dan-proses.html
19