Disusun oleh :
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Analisis Trend............................................................................................3
2.1.1 Manfaat Analisa Trend.......................................................................4
2.1.2 Perhitungan Trend..............................................................................4
2.1.3 Misleading dalam Analisis Trend.......................................................5
2.1.4 Contoh Perhitungan Analisis Trend...................................................6
2.2 Analisis Presentase Per Komponen...........................................................9
2.2.1 Tujuan Common Size.......................................................................10
2.2.2 Manfaat Common Size.....................................................................10
2.2.3 Jenis Common Size..........................................................................11
2.2.4 Contoh Common Size......................................................................12
BAB III PENUTUP..............................................................................................16
Kesimpulan........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Menurut Toto
(2019:4), Laporan keuangan adalah hasil dari kegiatan pencatatan seluruh
transaksi keuangan perusahaan. Adapun tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan sebgai berikut:
1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat itu.
2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang
dimiliki perusahaan pada saat ini
3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh
pada saat suatu periode tertentu.
4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam satu periode tertentu.
5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva , pasiva dan modal perusahaan.
Analisis laporan keuangan adalah analisis laporan keuangan yang terdiri
dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta
perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Dalam teknik analisis laporan keuangan, diantaranya terdapat analisis
trend dan analisis presentase per komponen. Trend atau tendensi atau posisi dan
kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase (Trend
Percentage Analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui
tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap,
naik atau bahkan turun. Laporan dengan persentase per komponen (Common Size
Statement), adalah suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi
pada masingmasing aset terhadap total asetnya, juga untuk mengetahui struktur
permodalannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Analisis Trend?
2. Apa saja manfaat dari Analisis Trend?
3. Bagaimana perhitungan dari Analisis Trend?
4. Apa yang dimaksud dengan Analisis Presentase per Komponen?
5. Apa saja tujuan dan manfaat dari Analisis Presentase per Komponen?
1
6. Apa saja jenis dari Analisis Presentase per Komponen?
7. Bagaimana perhitungan dari Analisis Presentase per Komponen?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Analisis Trend
2. Untuk mengetahui manfaat dari Analisis Trend
3. Untuk mengetahui perhitungan dari Analisis Trend
4. Untuk mengetahui Analisis Presentase per Komponen
5. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari Analisis Presentase per Komponen
6. Untuk mengetahui jenis dari Analisis Presentase per Komponen
7. Untuk mengetahui perhitungan dari Analisis Presentase per Komponen
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.1 Manfaat Analisa Trend
Penghitungan analisa tren bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan yang
berbeda bagi pemakai laporan keuangan. Beberapa pemakai yang membutuhkan
laporan keuangan tersebut antara lain investor, pemberi pinjaman (kreditur), dan
manajemen.
1. Investor
Mereka membutuhkan informasi yang akurat mengenai aktivitas maupun posisi
keuangan perusahaan, apakah pada masa mendatang menghasilkan laba atau
sebaliknya,
2. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi yang disediakan oleh perusahaan
khususnya keuangan, yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
dana yang tertanam di dalam perusahaan dapat dibayarkan kembali tepat waktu
oleh perusahaan.
3. Manajemen
Manajemen dapat terbantu dalam hal tanggung jawab, perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisa.
Analisa tren ini bermanfaat untuk menilai situasi “tren” perusahaan yang telah
lalu serta dapat memprediksi tren perusahaan di masa yang akan datang
berdasarkan garis tren yang sudah terjadi itu.
4
Di samping dalam bentuk persentase, juga dapat dilakukan perhitungan
kecenderungan dalam bentuk index. Menurut Jusuf (2000: 97) pada prinsipnya
adalah sama kecuali tidak dikali dengan 100%. Tahun dasar ditetapkan sebagai
angka 1. Data tahun lainnya dibandingkan dengan data tahun dasar. Hasil
perhitungan trend dapat ditunjukkan dalam bentuk persentase atau indeks.
1) Menurut S. Munawir (2007:52), ada beberapa langkah untuk melakukan
analisis trend ini adalah sebagai berikut : Menentukan tahun dasar. Biasanya
data atau laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan
laporan keuangan yang dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar (base
year).
2) Tiap-tiap pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dipilih sebagai
tahun dasar diberikan angka index 100.
3) Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka
pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.
Rumus dari analisis trend adalah sebagai berikut :
Tahun Pembanding
Angka Indeks= x 100 %
Tahun Dasar
5
presentase menunjukkan tendensi yang tidak menguntungkan, padahal
apabila dilihat dalam angka absolutnya tidaklah demikian.
Oleh karena itu didalam menganalisa dengan menggunakan trend atau
perubahan yang dinyatakan dalam persentase, perlu pula mempelajari perubahan-
perubahan yang terjadi dalam angka absolutnya atau jumlah rupiahnya serta
tendensitendensi yang ada ataupun hubungan antara pos-pos yang ada.
2.1.4 Contoh Perhitungan Analisis Trend
Berikut hasil penyusunan laporan posisi keuangan PT. Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk tahun 2018-2021 dengan menggunakan analisis trend :
Tabel 1 Laporan Posisi Keuangan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido
muncul Tbk Tahun 2018-2021
Keterangan Tahun
2018 2019 2020 2021
ASET
ASET LANCAR
6
8.091 14.929
7
liabilitas pajak tangguhan 10.582 13.177 8.835 14.242
8
Aset tidak lancar lainnya 77.785 89,10% 94,96% 93,98%
Total Aset Tidak Lancar 1.789.962 101,72% 100,42% 101,92%
TOTAL ASET 3.337.628 105,97% 114,13% 120,80%
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 181.657 84,85% 112,13% 103,86%
utang lain-lain 7.622 148,53% 134,49% 163,25%
utang pajak 80.323 131,76% 190,24% 220,55%
beban akrual 85.830 138,85% 175,39% 159,00%
pendapatan diterima dimuka -
liabilitas jangka pendek lainnya 12.948 140,87% 255,39% 140,87%
Total liabilitas jangka pendek 368.380 112,98% 151,22% 145,80%
LIABILITAS JANGKA PANJANG
liabilitas imbalan kerja karyawan 56.052 76,36% 97,56% 67,42%
liabilitas pajak tangguhan 10.582 124,52% 83,49% 134,59%
total liabilitas jangka panjang 66.634 84,01% 95,32% 78,08%
TOTAL LIABILITAS 435.014 108,55% 142,66% 135,42%
TOTAL EKUITAS 2.902.614 105,58% 110,99% 119,59%
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 3.337.628 105,97% 115,12% 121,65%
Dari hasil analisis diatas, dapat dilihat dari beberapa rekening pos-pos
pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dari tahun 2019 – 2021
mengalami perbedaan yang cukup signifikan.Dilihat dari pos nilai aset tahun 2021
memiliki jumlah kas sebesar 134,30% lebih tinggi dari tahun dasar 2019 sebesar
107,32%, dengan selisisih sebesar 26,98%.Pada sisi Liabilitas, tahun 2020
memiliki Utang Usaha lebih tinggi yaitu sebesar 112,13% dibandingkan tahun
2019 sebesar 84,85% dengan selisih yang besar yaitu 27,28%. Sedangkan tahun
2021 sebesar 103,86% dibanding tahun 2019 dengan selisih 19,01%. Hal ini
mungkin terjadi karena pada tahun 2020 belum memenuhi pembayaran kewajiban
jangka pendek maupun panjangnya. Sehingga dapat diprediksi tahun 2021 lebih
mampu mengendalikan hutangnya dibanding tahun 2020.Pada sisi Ekuitas,
penanaman modal tahun 2021 lebih tinggi sebesar 119,59% dibanding tahun 2019
sebesar 105,58% dengan selisih sebesar 14,01%. Sedangkan tahun 2020 sebesar
110,99% dibanding tahun 2019 dengan selisih 5,41%.
9
2.2 Analisis Presentase Per Komponen
Menurut Kasmir (2012), analisis common size atau analisis persentase per
komponen merupakan teknik analisis laporan keuangan dengan menganalisis
komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan, baik yang ada neraca
maupun laba rugi. Menurut Hanafi dan halim (2009), analisis common size
disusun dengan jalan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba rugi dan
neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari
total aktiva (untuk neraca) Menurut palikhatun dan nurhaningsih (2012), analisis
common size disusun dengan jalan menghitung digunakan untuk menghitung
persentase setiap item laporan laba rugi terhadap total penjualan, cara semacam
ini meudahkan pembacaan data-data keuangan untuk beberapa periode atau untuk
mencari tren tertentu. Menurut Djarwanto (2012), persentase per komponen
adalah persentase dari masing-masing unsur aktiva terhadap total aktivanya,
masing-masing unsur pasiva terhadap total pasivanya, dan masing-masing unsur
laba-rugi terhadap jumlah penjualan netonya. Laporan yang demikian disebut
common-size statement.
2.2.1 Tujuan Common Size
Analisis common size memiliki beberapa tujuan, berikut ini adalah
beberapa tujuan analisis common size yang dikemukakan paraahli. Menurut
Sugiono dan Untung (2016, hal.11) “Menyatakan bahwa tujuan dari analisis
common size mengkonversikan satuan yang terdapat dalam laporan keuangan
kedalam satuan persen”.
Menurut Menurut Kasmir ( 2012, hal. 91) ada beberapa tujuanan alisis
common size adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau
terhadap passiva.
2) Mengetahui struktur permodalan.
3) Mengetahui komposisi biaya terhadap penjualan
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari analisis
common size yaitu untuk memperoleh gambaran tentang komposisi setiap jenis
aktiva, struktur modal dan laba. Penyajian dalam bentuk common size akan
mempermudah menganalisis laporan keuangan dengan memperhatikan perubahan
yang terjadi dalam neraca dan laba rugi.
2.2.2 Manfaat Common Size
Common size utamanya bermanfaat untuk melakukan perbandingan
kinerja keuangan antar perusahaan, karena laporan keuangan beberapa perusahaan
dapat diubah dalam bentuk common size format. Perbandingan common-size
statement dengan pesaing, atau rata-rata industry, dapat mengungkapkan
perbedaan akun dan distribusinya dalam neraca. Dengan demikian analis dapat
mengevaluasi alasan mengapa terjadi perbedaan kinerja antar perusahaan. Analisis
10
common size mempunyai beberapa manfaat tertentu, berikut ini merupakan
manfaat Analisis common size menurut para ahli.
Menurut Hani (2015, hal.100) Menyatakan bahwa manfaat dari analisis
common size adalah untuk memahami pembentuk internal laporan keuangan
seperti sumber pendanaan dan komposisi aktiva pada neraca, pengaruh penjualan
terhadap beban dan memudahkan untuk membaca data keuangan dalam periode
tertentu. Analisis ini dapat melihat kekuatan pada setiap akun yang dianalisis,
bagaimana kemampuannya mempengaruhi akun utama yang menjadi dasar
perbandingan seperti angka penjualan pada laba rugi dan pembentukan aktiva
pada laporan posisi keuangan.
Menurut Jusuf, (2007, hal.79) Manfaat analisis common size sebagai berikut:
1. Memberikan inddikasi mengenai karakter bisnis yang bersangkutan.
2. Berperan dari masing-masing pos pembiayaan dalam membiayai aktiva.
3. Berperan terhadap masing – masing akun terhadap total aktiva. Peran tersebut
juga menunjukkan tingkat kepentingan dari masing – masing akun.
2.2.3 Jenis Common Size
Langkah-langkah dalam perhitungan analisis persentase per komponen
atau common size menurut Jumingan (2014) yaitu yang pertama, nyatakan
terlebih dahulu total aktiva, total pasiva (utang ditambah dengan modal sendiri)
dan total penjualan neto menjadi 100%. Kedua, hitunglah rasio persentase dari
masing-masing pos/komponen yang ada pada neraca dengan cara membagi
jumlah rupiah masing-masing pos/komponen neraca dengan total aktiva untuk
pospos aktiva dan total pasiva untuk pospos pasiva. Persentase per komponen
setiap elemen laporan keuangan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1. Elemen-elemen Aktiva = Komponen Aktiva / Total Aktiva
2. Elemen-elemen Pasiva = Komponen Pasiva / Total Pasiva
3. Elemen-elemen Laba/Rugi = Komponen Laba Rugi / Pendapatan Bersih
Laporan dengan presentase per komponen menunjukan presentase dari
total aktiva yang telah diinvestasikan dalam masing-masing jenis aktiva.
Mempelajari laporan dengan presentase ini dan memperbandingkan dengan rata-
rata industri sebagai keseluruhan dari perusahaan yang sejenis, akan dapat
diketahui apakah investasi kita dalam suatu aktiva melebihi batas-batas yang
umum berlaku (over investment) atau justru masih terlalu kecil (under
investment), dengan demikian untuk periode berikutnya kita dapat mengambil
kebijaksanaan - kebijaksanaan yang perlu, agar investasi kita dalam suatu aktiva
tidak terlalu kecil ataupun terlalu besar.
Laporan dengan cara ini juga menunjukan distribusi daripada hutang dan
modal, jadi menunjukan sumber-sumber darimana dana yang diinvestasikan pada
aktiva tersebut. Studi tentang ini akan menunjukan sumber mana yang merupakan
sumber pokok pembelanjaan perusahaan, juga akan menunjukan seberapa jauh
11
perusahaan menggunakan kemampuannya untuk memperoleh kredit dari pihak
luar, karena dari itu juga dapat diduga / diketahui berapa besarnya margin of
safety yang dimiliki oleh para kreditur.
Presentase per komponen yang terdapat pada neraca akan merupakan
presentase per komponen terhadap total aktiva, sehingga perbandingan secara
horizontal dari tahun ke tahunnya akan menunjukan trend daripada hubungan
(trend of relationship), dan tidak menunjukan ada tidaknya perubahan secara
absolut. Perubahan ini dapat dilihat kalau dikembalikan pada data absolutnya. Jadi
perubahan dari tahun ke tahun tidak menunjukan secara pasti adanya perubahan
dalam data absolut.
Laporan dalam presentase per komponen dalam hubungannya dengan
laporan rugi-laba, menunjukan jumlah atau presentase dari penjualan netto atau
net sales yang diserap tiap - tiap individu biaya dan presentase yang masih
tersedia untuk income. Oleh karena itu Common Size percentage analysis banyak
digunakan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan income statement, karena
adanya hubungan yang erat antara penjualan, harga pokok dan biaya operasi,
sedang untuk neraca tidak banyak digunakan.
Dalam laporan presentase per komponen (Common Size statement) semua
komponen atau pos dihitung presentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih
meningkatkan atau menaikan mutu atau kwalitas data maka masing-masing pos
atau komponen tersebut tidak hanya presentase dari jumlah totalnya tetapi juga
dihitung presentase dari masing-masing komponen terhadap sub totalnya,
misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan presentasenya
terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah hutang
lancar dan sebagainya. Untuk menentukan kinerja keuangan perusahaan
menggunakan analisis common size digunakan beberapa standar industry. Berikut
ini merupakan standar industry untuk menentukan kinerja keuangan perusahaan.
Likuid : % AL > % AT
Non Likuid : % AL < % AT
Profit : % Beban < 80%
Non Profit : % Beban > 80%
2.2.4 Contoh Common Size
12
Aset Lancar
Kas 24,45% 26,81% 26,60%
Piutang Usaha 14,97% 17,24% 16,32%
Piutang Lain - Lain 0,22% 0,10% 0,07%
Persediaan, neto 8,46% 8,04% 11,18%
Pajak pertambahan nilai
dibayar dimuka 0,05% 0,00% 0,00%
Uang muka 0,12% 0,07% 0,08%
Beban dibayar di muka 0,26% 1,05% 21,01%
Total Aset Lancar 48,52% 53,31% 75,26%
13
pendek 11,77% 14,55% 13,35%
Ekuitas
Modal disetor 42,41% 38,97% 36,86%
tambahan modal disetor 19,97% 18,37% 15,95%
Saham trasuri -1,68% -1,53% -0,03%
Saldo laba 25,94% 27,88% 32,53%
Ekuitas yang dapat
diatribusikan 86,65% 83,69% 85,31%
Kepentingan non-
pengendali 0,00% 0,00% 0,00%
Total ekuitas 173,30% 167,38% 170,62%
Kas pada tahun 2019 sebesar 24,45% mengalami kenaikan pada tahun
2020 sebesar 26,81%, dan mengalami penurunan pada tahun 2021 sebesar
26,60%. Piutang usaha pada tahun 2019 sebesar 14,97% mengalami kenaikan
pada tahun 2020 sebesar 17,24%, dan mengalami penurunan sebesar 16,32% pada
tahun 2021. Total aset pada tahun 2019 sebesar 100% tidak mengalami kenaikan
atau penurunan pada tahun 2020, dan mengalami peningkatan pada tahun 2021
sebesar 131,75%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan nilai pasar, penurunan
suku bunga pasar, dan harga saham perusahaan lebih besar dari nilai buku.
Table 4 Analisis Common Size Laporan Laba Rugi PT. Sido Muncul Tbk
Pos – Pos 2019 2020 2021
Penjualan Neto 100,00% 100,00% 100,00%
14
Beban Pokok Penjualan -45,21% -44,87% -43,15%
Laba bruto 54,79% 55,13% 56,85%
beban penjualan -15,37% -14,76% -13,84%
Beban umum dan administrasi -6,25% -6,02% -4,22%
Beban lain-lain -0,23% -0,13% -0,12%
Pendapatan operasi lainnya 0,45% 0,29% 0,54%
Laba Usaha 33,39% 34,51% 39,21%
Penghasilan keuangan 1,62% 1,47% 0,93%
Biaya keuangan -0,01% -0,02% -0,02%
Laba sebelum beban pajak
penghasilan 35,01% 35,96% 40,12%
Beban pajak penghasilan, neto -8,68% -7,96% -8,76%
Laba tahun berjalan 94,73% 98,48% 110,69%
Penghasilan komprehensif lain
Rugi pengukuran kembali atas
liabilitas -0,25% -0,17% 0,22%
Pajak penghasilan terkait 0,06% 0,04% -0,05%
Selisih kurs 0,00% 0,01% 0,02%
Penghasilan (rugi) komprehensif
lain -0,18% -0,13% 0,18%
TOTAL LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 94,55% 98,35% 110,87%
15
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis Trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang
biasnya dinyatakan dalam prosentase terntu. Dalam analisis trend perbandingan
analisis dapat dilakukan dengan menggunakan analisis horizontal dan dinamis.
Analisa tren ini bermanfaat untuk menilai situasi “tren” perusahaan yang telah lalu
serta dapat memprediksi tren perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan
garis tren yang sudah terjadi itu. Penghitungan analisa tren bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan yang berbeda bagi pemakai laporan keuangan. Beberapa
pemakai yang membutuhkan laporan keuangan tersebut antara lain investor,
pemberi pinjaman (kreditur), dan manajemen. Hasil perhitungan trend dapat
ditunjukkan dalam bentuk persentase atau indeks. Analisa dengan trend ratio akan
dapat menunjukkan suatu pos itu mempunyai kecenderungan atau arah yang
menurun, meningkat atau tetap serta menunjukkan apakah kecenderungan atau
tendensi yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.
Menurut persentase common size oleh Sujarweni (2017:52), analisis
Common Size adalah metode yang disusun dengan menghitung tiap-tiap rekening
dalam laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan menjadi persentase dari total
penjualan atau dari total aktiva, laporan keuangan dalam persentase perkomponen
menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar kelompoknya.
tujuan dari analisis common size yaitu untuk memperoleh gambaran tentang
komposisi setiap jenis aktiva, struktur modal dan laba. Penyajian dalam bentuk
common size akan mempermudah menganalisis laporan keuangan dengan
memperhatikan perubahan yang terjadi dalam neraca dan laba rugi. Analisis
common size bermanfaat untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan antar
perusahaan, karena laporan keuangan beberapa perusahaan dapat diubah dalam
bentuk common size format. Perbandingan common size dengan pesaing, atau
rata-rata industri, dapat mengungkapkan perbedaan akun dan distribusinya dalam
neraca.
17
DAFTAR PUSTAKA
18