Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS ROSPEKTIF

DISUSUN OLEH:
Siti Zakiah (41152020160122)
Susi Yulyani (41152020160)
Kelas: AK-C
Dosen: Prof. Dr. Yuyus Suryana, M.S/Tamy Ali Januarti, S.E., M.M

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
Jl. Karapitan No.116, Bandung 40261, Jawa Barat. Tlp : (022) 4218084 Faks : (022) 4237144.
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Analisis Laporan Keuangan mengenai Analisis Prospektif.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah mengenai Analisis Prospektif ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Bandung, 3 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3
2.1 Proses Proyeksi.......................................................................................... 3
2.1.1 Proyeksi Laporan Laba Rugi.................................................................. 4
2.1.2 Proyeksi Neraca...................................................................................... 7
2.1.3 Proyeksi Laporan Arus Kas.................................................................. 16
2.1.4 Analisis Sensitivitas.............................................................................. 17
2.2 Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa............. 19
2.3 Tren Penggerak Nilai............................................................................... 24
2.4 Peramalan Jangka Pendek....................................................................... 24
2.4.1 Pola Arus Kas....................................................................................... 25
2.4.2 Pentingnya Peramalan Penjualan.......................................................... 26
2.4.3 Peramalan Arus Kas Dengan Analisis Pro Forma................................ 27
BAB III PENUTUP................................................................................................. 29
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 30
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Adanya efek atau investasi dalam perusahaan menyebabkan perusahaan
memerlukan adanya cara yang tepat dalam penilaian kelayakan rencana-rencana strategis.
Dalam penilaian efek dan ketepatan rencana strategis perusahaan, diperlukan adanya
analisis prospektif. Analisis ini diperlukan dalam menentukan keputusan baik bagi
investasi pemegang saham maupun pinjaman. Bab ini memberi perhatian khusus proses
proyeksi, penilaian laba dan penggerak nilai.

Dengan adanya hal tersebut kami bermaksud membuat makalah Analisis Laporan
Keuangan dengan sub judul “Analisis Prospektif.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang masalah diatas,


penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses proyeksi berlangsung?


2. Bagaimana aplikasi analisis prospektif dalam model penilaian laba?
3. Bagaimana proses tren penggerak nilai?

BAB II

PEMBAHASAN
Analisis Prospektif

Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan


keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis
disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat.Analisis
prospektif berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan. Untuk itu, perlu
dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas operasi yang cukup untuk
mendanai pertumbuhan yang diharapkan, atau apakah perusahaan memerlukan pendanaan
utang atau ekuitas di masa depan. Perlu dianalisis juga apakah rencana strategis kini akan
menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dengan
demikian, analisis prospektif berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajibannya.

Analisis Prospektif

Peramalan Jangka p Peramalan Jangka Implementasi

Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis


disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analis
prospektif merupakan inti penilaian efek. Analisis prospektif juga berguna untuk menguji
ketepatan rencana strategis perusahaan. Untuk itu perlu dianalisis apakah perusahaan mampu
menghasilkan arus kas yang cukup untuk mendanai pertumbuhan yang diharapkan atau
apakah perusahaan memerlukan pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Perlu
dianalisis pula apakah rencana strategis kini akan menghasilkan manfaat seperti yang
diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dan akhirnya, analisis prospektif berguna bagi
kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

Analisis prospektif adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis


permasalahan dalam sistem ahli yang dapat menggabungkan pembuat keputusan dalam
rangka menyusun kembali beberapa perencanaan dengan pendekatan yang berbeda. Masing-
masing solusi yang dihasilkan berasal dari pendekatan yang direncanakan dan bukan dari
suatu rumusan yang bisa masing-masing kasus.

Tahapan analisis prospektif menurut Bourgeois (2002), yaitu; 1) menerangkan tujuan


studi; 2) melakukan identifikasi kriteria; 3) mendiskusikan kriteria yang telah ditentukan; 4)
analisis pengaruh antar kriteria; 5) merumuskan kondisi faktor; 6) membangun dan memilih
skenario dan 7) implikasi skenario.

Dalam metode prospektif, menentukan elemen kunci masa depan dilakukan dengan
tahapan yaitu; 1) mencatat seluruh elemen penting; 2) mengidentifikasi keterkaitan; 3)
membuat tabel yang menggambarkan keterkaitan; dan 4) memilih elemen kunci masa depan.

Metode ini didasarkan pada suatu penggandaan matriks bujur sangkar (matriks
dengan jumlah baris dan kolom yang sama) yang berpangkat satu dalam beberapa tahapan
interasi untuk menyusun hirarki variabel-variabelnya. Analisis variabel sistem dilakukan
berdasarkan klasifikasi langsung dimana hubungan antar variabel diperoleh secara langsung
dari hasil identifikasi para pakar dan stakeholders.

Variabel-variabel dibedakan atas variabel pengaruh dan variabel ketergantungan


serta memperhitungkan jarak dan umpan balik dari setiap variabel terhadap variabel lainnya.
Identifikasi hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan data kategori skala
berjenjang yang menunjukkan intensitas hubungan.

PROSES PROYEKSI

Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk dimasa


mendatang dengan berlandaskan pada laporan keuangan tahun yang lalu. Perlu diketahui
bahwa laporan keuangan yang masih dalam bentuk perencanaan maka didalam laporan
keuangan tersebut harus dicantumkan kata “proforma” yang mempunyai arti bahwa laporan
keuangan menunjukkan ikhtisar kondisi keuangan perusahaan yang belum dilaksankan.
Informasi yang didalamnya masih dalam bentuk proyeksi/perencanaan mengenai kondisi
keuangan dimasa yang akan datang.
1. Proyeksi Laporan Laba Rugi
Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan, misalnya
dengan menggunakan tren historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa depan.
Analisis lebih rinci juga bisa melibatkan informasi eksternal seperti tingkat aktivitas
ekonomi makro yang diharapkan, peta persaingan, dan bauran toko baru dan toko lama.
Setelah penjualan diproyeksi, margin laba kotor diproyeksi beradasarkan tren
historis, kekuatan ekonomi dan tingkat kompetisi pasar. Biaya penjualan, umum dan
administrasi biasanya diasumsikan tetap konstan (tiak bergantung dari penjualan),
sedangkan biaya tenaga kerja (gaji) serta biaya iklan memerlukan estimasi lebih lanjut.
Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksi secara terpisah.
Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari jumlah aset yang dapat
disusutkan. Untuk itu beban penyusutan harus dihitung berdasarkan persentase penyusutan
dikalikan saldo akhir aset di tahun sebelumnya (ditambah pengeluaran modal untuk membeli
aset baru apabila ada). Demikian pula halnya dengan beban bunga yang dihitung berdasrkan
persentase suku bunga dikalikan dengan utang pada awal periode (saldo akhir utang
berbunga pada periode sebelumnya).

Contoh :
Langkah 1
PT ABC
Laporan L/R per 31 Desember 2015 dan Laporan L/R Proforma 31 Desember 2016
2015 2016 (Proforma)
naik 40% dari penjualan bersih
Penjualan Bersih 34.450.288.560 48.230.403.984 2015
naik 40% dari penjualan bersih
HPP 27.498.976.340 38.498.566.876 2015

Laba Kotor 6.951.312.220 9.731.837.108


naik 10% dari penjualan bersih
Biaya Operasional 4.539.792.012 4.823.040.398 2016

EBIT 2.411.520.208 4.908.796.710


naik 2% dari penjualan bersih
Biaya Bunga (6.151.110) 964.608.080 2016

EBT 2.405.369.098 3.944.188.630

Pajak 20 % (481.073.820) 788.837.726


Laba Bersih 1.924.295.278 3.155.350.904
Note : Proyeksi menggunakan Persentase
Penjualan Analisa pertama adalah pada akun penjualan, hal ini dikarenakan
pendapatan terbesar dr perusahaan adalah dari penjualan. Pada umumnya penjualan akan
mengalami kenaikan penjualan setiap tahun karena dipengaruhi oleh waktu uang dan inflasi
yang mempengaruhi harga bahan baku, kenaikan upah buruh dan sebagainya.
Kelemahan Persentase Penjualan Berdasarkan data yang diperoleh bahwa
proyeksi Laporan keuangan dengan metode penjualan adalah kurang akuransinya angka
hasil proyeksi. Hal ini terjadi akibat digunakannya rasio historis antara penjualan dan HPP,
biaya operasi, dan biaya bunga. Rasio ini akan menimbulkan kesan bahwa semua kompunen
biaya adalah biaya variable atau tidak ada biaya tetap. Masalah akan muncul jika terjadi
penurunan atau kenaikan volume penjualan. Perubahan pada volume penjualan akan diikuti
oleh perubahan persentase yang sama besarnya dalam ketiga factor tersebut. Hal ini
mengurangi tingkat akuransi proyeksi laporan yang dibuat.
Tetapi kelemahan ini dapat dihilangkan dengan cara membagi komponen-kompunen
biaya menurut sifat masing-masing. Misalnya setiap kompunen biaya dipilih menjadi biaya
variable dan biaya tetap. Setelah itu ditetapkan besarnya persentase untuk tiap kompunen
biaya. Misalnya besar biaya persentase biaya variable untuk biaya operasi adalah 10% dari
penjualan.
Langkah 2
PT ABC
Laporan L/R per 31 Desember 2015 dan Laporan L/R Proforma 31 Desember
2016
2015 2016
Penjualan Bersih 34.450.288.560 48.230.403.984
HPP:
Variabel 7.498.976.340 10.498.566.876*
Tetap 20.000.000.000 20.000.000.000
Laba Kotor 6.951.312.220 17.731.837.108
Biaya Operasional
Variabel 3.445.028.856 4.823.040.398**
Tetap 1.094.763.156 1.094.763.156
EBIT 2.411.520.208 5.917.803.554
Note : Jelas dapat dilihat perbedaan yang begitu besar dari perolehan EBIT. Terutama kita
lihat dari laporan proforma (2016) yang sebelumnya kita peroleh 3.155.350.904 menjadi
5.917.803.554 terjadi kenaikan. Hal ini disebabkan adanya perhitungan biaya tanpa
pemilahan sifat, setiap kenaikan penjualan akan diikuti persentase yang sama dengan biaya-
biaya. Diperolehnya angka :
a. 7.498.976.340 + (40% x 7.498.976.340) = 10.498.566.876*
b. 20.000.000.000 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap disetiap tahunnya;
c. 48.230.403.984 x 10% = 4.823.040.398 (dibulatkan)**
d.1.094.763.156 angkanya selalu tetap karena fix cost besarnya tetap disetiap tahunnya;
Jadi apabila perusahaan yang dibuat adalah perusahaan lingkup kecil tanpa menghiraukan
adanya penggolongan biaya (variable atau tetap) dengan kata lain perusahaan mengatakan
semua biaya adalah biaya variable maka langkah pertama yang akan kita ambil. Tetapi
apabila perusahaan lingkup besar atau di golongkan setiap kompunen biaya maka langkah II
yang dipakai dalam menuyusun proyeksi. Apalagi dapat diketahui bahwa volume penjualan
di perusahaan itu tinggi baik penurunan atau kenaikannya.
2. Proyeksi Neraca
Ramalan terhadap neraca dapat meliputi beberapa langkah berikut:
a. Buatlah proyeksi aset lancar selain kas, dengan menggunakan proyeksi penjualan atau
harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
Proyeksi Penjualan
Tingkat perputaran piutang usaha
b. Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang didasarkan
pada tren historis atau informasi dalam bagian Management Discussion and Analysis-
MDA di laporan tahunan.
c. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi penjualan
atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan
d. Hitunglah bagian lancar hutang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan
utang jangka panjang
e. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya
kecuali menunjukan tren yang jelas berbeda
f. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang tahun
lalu dikurangi dengan bagian yang jatuh tempo.
g. Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali
menunjukan tren yang jelas berbeda
h. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu
i. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan
laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
j. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun, kecuali menunjukkan tren
yang jelas berbeda.

Jumlah angka c) s.d j) menghasilakn total kewajiban dan ekuitas. Karena total
kewajiban dan ekuitas sama dengan total aset, maka angka Kas diperoleh dari total aset
dikurangi item pada angka a) dan b). Pada titik ini kas akan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Selanjutnya, utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk penerbitan (pembelian
kembali) yang diperlukan untuk mencapai tingkat kas yang diinginkan dan untuk
mempertahankan leverage keuangan historis.

Contoh : Neraca perusahaan Tahun 2011 – 2012 berikut beberapa rasio disajikan proyeksi
laporan laba rugi perusahaan.
PT ABC
Neraca
Per 31 Desember 2011 (Dalam Ribuan Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas dan Bank 193.012.944 Hutang Dagang 6.185.561.705

Piutang Dagang 6.804.869.313 Hutang Bank 1.130.836.955

Persediaan 3.493.722.140 Hutang Pajak 2.684.946.087


Jumlah Aktiva Hutang Lancar
lancar 10.491.604.397 Lainnya 1.057.313.556
Jumlah
Kewajiban
lancar 11.058.658.303
Aktiva Tetap

Inventaris 840.454.185 Modal

Akm.Penyusutan (523.279.228) Modal 1.050.000.000


Jumlah Aktiva Laba(rugi)
Tetap 317.174.957 ditahan (3.453.883.785)
Laba(rugi) tahun
berjalan 2.154.004.836

Jumlah Ekuitas (249.878.949)

Jumlah Aktiva 10.808.779.354 Jumlah Passiva 10.808.779.354

Menganalisa akun-akun mana saja yang diperkirakan akan naik, dan dituangkan
kedalamNeraca Proforma. Jika dalam perhitungan tersebut terjadi ketidakseimbangan antara
pos Aktiva dan Pos Pasiva, maka kita diperbolehkan membuat angka penyeimbang (plug
figure) sehingga menjadi seimbang.

PT ABC
Neraca Proforma
Per 31 Desember 2012 (Dalam Ribuan Rupiah)
AKTIVA PASSIVA
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

Kas dan Bank 193.012.944 Hutang Dagang 2.009.600.166

Piutang Dagang 2.009.600.166 Hutang Bank 1.130.836.955

Persediaan 3.493.722.140 Hutang Pajak 2.684.946.087


Jumlah Aktiva Hutang Lancar
lancar 5.696.335.250 Lainnya 1.057.313.556
Jumlah
Kewajiban lancar 6.882.696.764
Aktiva Tetap

Inventaris 840.454.185 Modal

Akm. Penyusutan (523.279.228) Modal 1.050.000.000


Jumlah Aktiva
Tetap 317.174.957 Laba(rugi) ditahan 2.463.919.769
Angka Laba(rugi) tahun
Penyeimbang 6.537.111.163 berjalan 2.154.004.837

Jumlah Ekuitas 5.667.924.606

12.550.621.37
Jumlah Aktiva 12.550.621.370 Jumlah Passiva 0
ANALISA :
k. Analisa pertama adalah peningkatan omzet penjualan sebesar 40% dan jumlah rata-rata
piutang diperkirakan sebesar 50%. Dengan demikian rata-rata umur piutang adalah 50%
x 30 hari = 15 hari. Jadi (15/360) x 48.230.403.984 = 2.009.600.166 (dibulatkan).
l. Sekarang disisi Pasiva . Harga pokok pembelian bahan-bahan adalah 25% dari harga
penjualan : 25% x 48.230.403.984 = 12.057.600.996 dan umur rata-rata hutang adalah
60 hari maka besarnya taksiran hutang dagang adalah 60/360 x 12.057.600.996 =
2.009.600.166 (dibulatkan).
m. Besarnya R/E mengalami perubahan yaitu 2.463.919.769 asalnya dari ((3.453.883.785)
3. Proyeksi Laporan Arus Kas
Proyeksi laporan arus kas disajikan pada tabel di bawah ini.

Proyeksi Laporan Arus Kas PT ABC

Estimasi Tahun
2002
Laba Bersih $ 1.378
Penyesuaian Laba Menjadi Arus kas
Penyusutan $ 1.263
Piutang usaha $ (310)
Persediaan $ (360)
Utang Usaha $ 336
Beban Akrual $ 127
Pajak $ 1
Arus Kas Bersih dari Ativitas Operasi $ 2.435

Pengeluaran Modal $ (3.419)


Arus Kas Bersih dari Ativitas Investasi $ (3.419)

Utang Jk. Panjang $ 1.295


Tambahan Modal Disetor $ 20
Dividen $ (204)
Arus Kas Bersih dari Ativitas Pendanaan $ 1.111
Perubahan Bersih Kas $ 127
Kas Awal $ 499
Kas Akhir $ 626

Kelemahan dalam Model Proyeksi Keuangan :


1. Model proyeksi keuangan tidak mengindikasikan kebijakan keuangan mana yang paling
baik, namun hanya menggambarkan beberapa alternative kondisi;
2. Banyak simplifikasi dari keadaan sebenarnya sedangkan keadaan sebenarnya dapat
berubah menjadi hal yang tidak diduga sebelumnya;
3. Tanpa perencanaan jangka pendek perusahaan seperti dalam laut yang berombak tanpa
kemudi untuk pegangan. Perencanaan keuangan harus diterjemahkan dalam detail
anggaran keuangan dan operasi.

Peramalan Jangka Pendek


Peramalan Jangka Pendek merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis
likuiditas jangka pendek.

Kegunaan ramalan jangka pendek :

1. Internal : manager dan auditor digunakan untuk mengevaluasi aktifitas operasi saat
ini dan masa depan.
2. Eksternal : kreditor jangka pendek guna menilai kemampuan perusahaan dalam
melunasi utang jangka pendek.
Analisis ini digunakan untuk menilai perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek yang diragukan.Hal ini disebabkan jumlah dan kompleksitas faktor-
faktor yang mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar yang tidak dapat
diestimasikan secara andal dalam jangka panjang
2.4.1 Pola Arus Kas
Pola arus kas sangat penting dipelajari sebelum menguji model untuk analisis
proyeksi arus kas.Kas dan setara kas merupakan aset yang paling likuid.Hampir seluruh
keputusan manajemen lebih berfokus pada kas daripada konsep dan likuid
lainnya.Beberapa pengguna (seperti kreditor) terkadang menganggap aset seperti piutang
usaha dan persediaan sebagai bagian dari aset yang likuid mengingat pos tersebut bersifat
dalam dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.
Manajemen bertanggung jawab atas keputusan investasi kas dalam bentuk aset
atau untuk membayar biaya.Konversi kas ini meningkatkan risiko karena pemulihan kas
dari aktifitas-akitifitas tersebut kurang pasti.Investasi kas dalam aset atau biaya untuk
mengembangkan produk baru memiliki risiko pemulihan menjadi kas sangat
tinggi.Likuiditas jangka pendek dan solvabilitas jangka panjang bergantung pada
pemulihan dan kemampuan realisasi pengeluaran kas
Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba harus disertakan dalam analisis. Saat persediaan
barang jadi yang merupakan akumulasi banyak biaya dan beban dijual, margin laba perusahaan
menghasilkan arus masuk dana likuid melalui piutang dan kas. Makin tinggi margin laba, makin
besar pertumbuhan dana likuid.

Arus kas memiliki keterbatasan yang penting.Saat perusahaan

memperoleh kas masuk, manajemen berwenang menentukan


penggunaanya.Pilihan penggunaan ini bergantung pada komitmen pembayaran,
seperti dividen, akumulasi persediaan, pengeluaran modal, atau pembyaran
utang. Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan dana dari berbagai sumber seperti ekuitas dan utang. Manajamen
memiliki wewenang yang besar atas penggunaan arus kas masuk yang tidak
dikomitmenkan.

2.4.2 Pentingnya Peramalan Penjualan

Keandalan peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan


penjualan. Dengan sedikit pengecualian, seperti dana dari aktifitas pendanaan
atau dana untuk aktifitas investasi. Peramalan penjualan meliputi :

a. Arah dan tren penjualan

b. Pangsa pasar

c. Kondisi industri dan ekonomi

d. Kapasitas produksi dan keuangan

e. Faktor kompetisi

2.4.5 Peramalan Arus Kas dengan Analisis Pro Forma

Kewajaran dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji


dengan laporan keuangan pro forma.Dalam pengujian ini, asumsi yang
mendasari peramalan kas digunakan untuk menyusun laporan laba rugi pro
forma selama periode yang diramal dan neraca pro forma pada akhir periode
ramalan.Laporan keuangan pro forma digunakan untuk menghitung rasio

21
keuangan dan menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan
data historis untuk menguji kelayakannya.

Tampilan 9A.1
Estimasi Penagihan Kas
Untuk Bulan Januari-Juni, Tahun Ke-1

Januari Februari Maret April Mei Juni


$250.00
$100.000 $125.000 $150.000 $175.000 $200.000
Penjualan
0

Penagihan penjualan $100.00


Bulan pertama - $40.000 $50.000 $60.000 $70.000 $80.000
0
40% 30.000 37.500 45.000 52.500 60.000
20.000 25.000 30.000 35.000
Bulan kedua - 30%
5.000 6.250 7.500
Bulan ketiga - 20%
$202.50
Bulan keempat - $40.000 80.000 $117.500 $145.000 $168.750
0
5% 5.000 6.250 7.500

Total penagihan kas

Penghapusan - 5%
Analisis pola beban dan laporan keuangan menghasilkan estimasi biaya
berdasarkan penjualan atau waktu.Tampilan 9A.2 menunjukkan estimasi beban
bahwa IT Technologies membayar beban-beban kecuali penyusutan sebesar $
1000 per bulan saat terjadinya. Sedangkan untuk pembelian bahan baku yang
dibayar 50% di bulan terjadinya pembelian dan 50% di bulan berikutnya. IT
memperkirakan pola pembayaran utang usaha dan pembelian bahan baku.

22
Estimasi Beban

Tampilan 9A.2
Untuk Bulan Januari-Juni, Tahun Ke-1

Bahan baku.... ................................................................................................ 30% dari penjualan

Tenaga kerja langsung................................................................................... 25% dari penjualan

Overhead produksi

Variabel....... ................................................................................................ 10% dari penjualan

$ 8.000 per bulan

Tetap......... ................................................................................................ (penyusutan $ 1.000 per


bulan)

Beban penjualan............................................................................................ 10% dari penjualan

Estimasi Pembayaran Kas untuk Bahan Baku


Tampilan 9A.3 untuk Bulan Januari-Juni, Tahun Ke-1
Januari Februar Maret April Mei Juni
i
Pembelian bahan $ 40.000 $ 38.000 $ 43.000 $ 56.000 $ 58.000 $ 79.000
baku*
Pembayaran
Bulan pertama- $ 20.000 $ 19.000 $ 21.500 $ 28.000 $ 29.000 $ 39.500
50%
Bulan kedua-50% 20.000 19.000 21.500 28.000 29.000
Total pembayaran $ 20.000 $ 39.000 $ 40.500 $ 49.500 57.000 $ 68.500

*Pembelian bahan baku terekonsiliasi dengan biaya bahan baku dan perubahan
persediaan

23
Laporan pro forma harus dilakukan pengujian secara kritis serta
dilakukan uji kelayakan ramalan dan asumsinya.Rasio dan hubungan yang
disimpulkan dalam laporan keuangan pro forma harus dievaluasi dan
dibandingkan dengan rasio historis untuk menentukan kewajaran dan
kelayakannya.Jika ditemukan kesalahan dalam laporan pro forma, asumsi dan
harapan harus disesuaikan agar dapat meningkatkan keandalan laporan pro
forma bagi analisis.

Pengujian laporan keuangan pro forma didasarkan pada peramalan arus


kas untuk menyusun laporan laba rugi pro forma selama periode yang diramal
dan neraca pro forma pada akhir periode peramalan. Berikut adalah laporan
keuangan pro forma yang pada Tampilan 9A.4 merupakan ramalan kas,
Tampilan 9A.5 merupakan laporan laba rugi pro forma, dan Tampilan 9A.6
merupakan neraca yang digunakan untuk pengujian laporan keuangan yang
aktual dan berdasarkan pengujian pro forma.

Tampilan 9A.4
24
IT TECHNOLOGIES, INC
Tampilan 9A.5 Laporan Laba Rugi Pro Forma
Untuk Enam Bulan yang Berakhir Tanggal 30 Juni, Tahun Ke-1
Sumber Estimasi
Penjualan......................................................... $ 1.000.000 Ramalan penjualan
Harga pokok penjualan
Bahan baku................................................ 300.000 Tampilan 9A.2
Tenaga kerja............................................... 250.000 Tampilan 9A.2
Overhead.................................................... 148.000 Tampilan 9A.2
Total harga pokok penjualan...................... 698.000
Laba kotor....................................................... 302.000
Beban penjualan.............................................. 100.000 Tampilan 9A.2
Beban piutang tak tertagih............................... 18.750 Tampilan 9A.1
Beba umum dan administrasi.......................... 122.000 Tampilan 9A.2
Beban operasi.................................................. 240.750
Laba operasi.................................................... 61.250
Keuntungan penjualan peralatan..................... 25.000 IT Technologies
Beban bunga.................................................... (2.500) Tampilan 9A.4 catatan
Laba sebelum pajak......................................... 83.750
Pajak (tarif 40%)............................................. 33.500 Tampilan 9A.4 catatan
Laba bersih...................................................... $ 50.250
25
IT TECHNOLOGIES, INC
Tampilan 9A.6
Neraca

Aktual Pro Forma


1 Januari, Tahun Ke-1 30 Juni, Tahun Ke-1

Aset
Aset lancar
Kas $15.000 $44.250
Piutang usaha (bersih) 6.500 234.000
Persediaan-bahan baku 57.000 71.000

Total aset lancar $78.500 $349.250


Real estate 58.000 -
Aset tetap 206.400 201.400
Akumulasi penyusutan (36.400) (17.400)

Aset tetap bersih 228.000 184.000


Aset lain-lain 3.000 3.000
Biaya penerbitan obligasi yang
- 2.500
ditangguhkan
Total aset $309.500 $538.750

Kewajiban dan ekuitas


Kewajiban lancar
Utang usaha $2.000 $41.500
Wesel bayar 28.500 43.500
Pajak yang masih harus dibayar - 14.500

Total kewajiban lancar $30.500 $99.500


Utang jangka panjang 15.000 125.000
Saham biasa 168.000 168.000
Laba ditahan 96.000 279.000 146.250 439.250
Total kewajiban dan ekuitas $309.500 $538.750

26
**Keterangan Tampilan 9A.4 - 9A.6

Ramalan kas untuk tiap bulan selama enam bulan yang berakhir pada
tanggal 30 Juni, tahun ke-1 disajikan pada Tampilan 9A.4.Berdasarkan ramalan
ini, laporan laba rugi pro forma untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal
30 Juni, tahun ke-1 disajikan pada Tampilan 9A.5. Neraca aktual IT
Technologies per 1 Januari, tahun ke-1 dan neraca pro forma per 30 Juni, tahun
ke-1 disajikan pada Tampilan 9A.6
27
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis


laporan keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan
historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara
akurat.Analisis prospektif meliputi peramalan posisi keuangan (neraca), laporan
laba rugi, dan laporan arus kas. Analisis prospektif merupakan inti dari
penilaian efek Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan
rencana strategis perusahaan dan berguna bagi kreditor untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
28
DAFTAR PUSTAKA

Subramanyam. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Syahazi. (2013). “Analisis Prospektif”. [Online]. Tersedia:

https://fazriansyahazi.blogspot.co.id/2013/06/analisis-prospektif.html
yang direkam pada 15 November 2017 00:18 GMT. [15 November
2017]

Anda mungkin juga menyukai