Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
makalah ini tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi
Akhir dan Prosedur Analitis”. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Murpin Josua Sembiring, S.E., M.Si., selaku Rektor Universitas
Ma Chung.
2. Bapak Sahala Manalu, S.E., M.M., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Ibu Dian Wijayanti, S.E., M.Sc., selaku Kepala Program Studi Akuntansi
Universitas Ma Chung.
4. Bapak Daniel Stephanus Sugama, SE., MM., MSA., Ak, CA, selaku dosen
Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
ii
bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar tulisan ini lebih sempurna.
Penulis
iii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................................iv
ABSTRACT.........................................................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................viii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan Makalah...............................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
LANDASAN TEORI.........................................................................................................6
2.1 Completing and Reporting.......................................................................................6
2.2 Materialitas..............................................................................................................7
2.3 Penilaian Materialitas...............................................................................................9
2.4 Materialitas Akhir..................................................................................................11
2.5 Prosedur Analitis....................................................................................................13
2.6 Prosedur Analitis Awal (Preliminary Analytical Review)......................................18
2.7 Prosedur Analitis Substantif (Substantive Analytical Procedure)...........................22
2.8 Review Analitis Akhir............................................................................................24
BAB III............................................................................................................................26
STUDI KASUS................................................................................................................26
3.1 Studi Kasus Materialitas Akhir pada PT. Indonesia Maju......................................26
3.2 Studi Kasus Prosedur Analitis Akhir pada PT Indonesia Maju..............................26
BAB IV............................................................................................................................27
PEMBAHASAN..............................................................................................................27
4.1 Materialitas Akhir..................................................................................................27
vi
4.2 Prosedur Analitis Final...........................................................................................28
BAB V.............................................................................................................................34
PENUTUP.......................................................................................................................34
5.1. Simpulan...............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................36
vii
DAFTAR GAMBAR
HAL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
informasi dan ukuran yang telah ditetapkan. Audit juga harus dilaksanakan oleh
ditetapkan dan tidak terjadi manipulasi. Audit laporan keuangan digunakan oleh
sebuah perusahaan. Terdapat empat tahapan dalam audit laporan keuangan yaitu
audit, dan yang terakhir adalah pelaporan audit. Penilaian materialitas akhir dan
audit.
pelaporan hasil audit. Dalam tahap ini, auditor harus mengecek kelengkapan data
(reporting). Laporan audit meliputi lingkup audit, objek audit, tujuan audit,
hingga hasil audit dan rekomendasi apabila ada kekurangan. Tahap penyelesaian
audit menjadi hal yang sangat penting karena auditor menelaah bukti yang
1
diperoleh selama audit bersama dengan versi final laporan keuangan dengan
tujuan untuk membentuk opini auditor. Opini didukung oleh laporan keuangan
perusahaan yang dimuat dalam laporan audit. Hasil akhirnya, auditor membuat
final review dan laporan audit siap untuk diterbitkan (Hartono, 2017).
penghilangan atau salah saji dapat dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
bahan bukti yang cukup. Penetapan nilai materialitas terdiri dari tiga tahap yaitu
untuk merevisi nilai materialitas awal secara kuantitatif dan kualitatif berkaitan
dengan opini yang diberikan. Salah saji yang masih ditemukan pada tahap akhir
prosedur pemeriksaan maupun salah saji yang tidak dikoreksi karena perusahaan
yang diperiksa oleh auditor tidak mau atau tidak ingin melakukan koreksi.
yang tidak konsisten sesuai informasi relevan yang berbeda dari nilai yang
standar audit prosedur analitis dikatakan bahwa bukti audit yang relevan dan dapat
2
keakuratan, dan terjadinya transaksi. Prosedur analitis substantif dapat
internal, dan mengevaluasi kembali. Terdapat tiga fase dalam prosedur analitis
yaitu fase perencanaan, fase pengujian, dan fase kesimpulan audit/penilaian tahap
akhir. Dalam penilaian tahap akhir tentang kewajaran laporan keuangan, dapat
yang sangat penting dan tidak boleh dianggap hal kecil. Hal ini dikarenakan tiap
tahap memiliki fungsi dan peran masing-masing demi menghasilkan laporan audit
dan opini audit yang menunjang laporan keuangan perusahan. Laporan keuangan
yang baik dan telah diaudit menjadi pedoman stakeholder dalam mengambil
keputusan karena dianggap telah terpercaya. Setiap tahap dalam prosedur audit
sangatlah berhubungan satu sama lain, khususnya tahap akhir yaitu penyelesaian
dan pelaporan laporan audit yang akan dibahas dalam makalah ini. Tahap
penyelesaian dan tahap pelaporan menjadi tahap final yang menentukan auditor
dalam membuat keputusan dan opini audit dan menjadi hasil akhir laporan audit
perusahaan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas hal-hal terkait
3
1. Mengetahui dan menjelaskan tahapan terakhir proses audit yaitu
reporting auditing.
analitis.
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini,
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari pembuatan makalah ini ialah makalah ini diharapkan
reporting dalam audit khususnya pada penilaian materialitas akhir dan prosedur
analitis. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadi bahan kajian bagi pembaca yang
membutuhkan.
2. Manfaat Praktis
memberi manfaat bagi auditor atau calon auditor yang ingin menekuni bidang
audit. Makalah ini dapat menjadi bahan pertimbangan atau diskusi bagi pihak
4
yang berkepentingan mengenai completing & reporting khusunya pada penilaian
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Tahap completing dan reporting dalam audit merupakan tahap akhir dari
audit termasuk evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang diperoleh serta prosedur
lainnya sebagai pelengkap dari prosedur utama yang telah dilakukan pada tahap
prosedur ana litis final meliputi prosedur analitis final, review pengungkapan,
evaluasi bukti audit, dan audit final memorandum. Laporan audit merupakan
tanggung jawab audit yang besar dan menunjukkan kehati-hatian seorang auditor
Menurut (Hartono, 2017), tahap terakhir proses audit terdiri atas dua
bagian utama yaitu mengevaluasi bukti audit yang telah dikumpulkan dan
semua review yang harus dilakukan, memperhatikan salah saji yang ditemukan,
laporan auditor.
6
Dalam tahap completing & reporting, auditor mengecek dan mereview
kembali kelengkapan data klien dan bukti audit yang sudah didapat. Tujuannya
agar tidak ada data yang tertinggal, sehingga akan memudahkan auditor dalam
opini, jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil
audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan informasi atau
layak tidak dapat diperoleh dan apabila suatu opini wajar dengan pengecualian
dalam laporan auditor tidak cukup dalam situasi yang dihadapi untuk tujuan
Jadi, .....
2.2 Materialitas
akuntansi yang apabila terjadi salah saji, memiliki kemungkinan mengubah dan
salah saji atas informasi akuntansi yang di luar keadaan sekitarnya memungkinkan
7
Menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
dipengaruhi oleh ukuran atau sifat salah saji juga melibatkan pertimbangan
kualitatif dan kuantitatif. Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
informasi tersebut.
secara umum, terutama pada standar pekerjaan lapangan dan pelaporan. Oleh
karena itu, materialitas memiliki dampak yang mendalam pada audit laporan
keuangan. SAS 47, Audit Risk and Materiality in Conducting an Audit (AU
(1) merencanakan audit dan (2) mengevaluasi apakah laporan keuangan secara
yang berlaku umum. ISA yang menjad acuan dalam materi ini ialah (ISA 320
Alinea 8 dari ISA 320) menyatakan bahwa: “Tujuan auditor adalah menerapkan
tingkat, yakni materialitas atas keseluruhan laporan keuangan dan materialitas atas
8
merupakan penilaian materialitas atas laporan keuangan secara keseluruhan yang
didasarkan atas apa yang diharapkan berdampak pada keputusan yang dibuat oleh
materialitas untuk jenis transaksi, akun saldo atau disclosure (Tarigan, 2014).
memperhitungkan kemungkinan adanya salah saji yang tidak terdeteksi juga salah
saji yang tidak material. Pada umumnya nilai materialitas overall materiality
memiliki nilai salah saji yang lebih besar daripada specific materiality.
Jadi, .....
9
dan tolerable misstatement secara kuantitatif agar dapat menentukan sifat,
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dan revisi pada nilai materialitas awal
diberikan.
Nilai materialitas terdiri dari dua jenis, yakni planning materiality dan
(2017) merupakan nilai maksimal yang menjadi batas salah saji agregat yang
misstatement merupakan salah saji yang ditoleransi pada tingkat saldo akun yang
mencakup kesalahan yang tidak disengaja (error) dan kesalahan yang disengaja
menjadi dua, yakni kualitatif dan kuantitatif (Irawan, 2017). Nilai materialitas
gangguna dalam tren laba, juga sikap manajemen terhadap integritas laporan
10
keuangan (Muchtar, 2017). Sedangkan nilai materialitas berdasarkan pendekatan
kuantitatif merujuk pada jumlah tertentu yang diterapkan pada tahap awal sebagai
pedoman dalam menentukan tingkat materialitas seperti laba bersih sebelum pajak
dalam laporan keuangan, juga total aktiva dan ekuitas pemegang saham dalam
Jadi, .....
Evaluasi bukti audit terdiri dari beberapa tahapan, salah satunya adalah
penilaian kembali materialitas. Menurut ISA 450 (IFAC, 2014), penilaian kembali
merupakan proses evaluasi nilai materialitas yang telah diestimasikan pada tahap
salah satu hal yang sangat penting karena penilaian awal materialitas seringkali
didasarkan pada estimasi hasil keuangan, sedangkan nilai estimasi yang ada dapat
mengalami perbedaan dengan hasil keuangan yang sebenarnya (ISA 320, pp. 11-
12). Perubahan nilai materialitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara
11
Perubahan nilai materialitas berupa kesalahan penyajian yang masih
terdapat pada tahap akhir penilaian materialitas merupakan salah saji yang tidak
terdeteksi maupun salah saji yang tidak dikoreksi karena entitas tidak mau
melakukan koreksi. Perubahan nilai tersebut kemudian berakibat pada nilai risiko
yang harus dikoreksi (ISA 330.25). Perencanaan audit harus direvisi ketika sifat
dari salah saji yang ditemukan mengindikasikan adanya salah saji lain, yang jika
performance materiality (Hartono, 2017). Penuntasan salah saji yang terjadi dapat
audit
saji yang sebenarnya apabila jumlah salah saji dalam populasi tidak
melakukan koreksi terhadap sebagian maupun seluruh salah saji yang terjadi,
maka kita harus memahami alasan penolakan yang dilakukan oleh manajemen,
serta mengomunikasikan salah saji yang tidak dikoreksi kepada TCWG dan
12
Jadi, .....
informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang logis antar
yang tercatat atas harapan yang dikembangkan oleh auditor (Wicaksono, 2018).
dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu
dengan data keuangan lainnya atau antara data keuangan dengan data non
relevan lainnya atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan dengan jumlah yang
telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (Elrifi, 2019) dengan tujuan
pelaksanaan); dan
13
dalam tahap penyelesaian audit, mengidentifikasi kenaikan atau penurunan
tidak biasa yang tidak terdeteksi dalam tahap perencanaan dan pengujian
secara wajar.
penyelesaian (review akhir). Selain itu tujuan prosedur analitis juga untuk
relevan lainnya atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan. Contoh sumber
(2018), yaitu:
relevan.
terdapat hubungan yang reasonable antara data dan berlanjut tanpa adanya kondisi
14
yang bertentangan. Kondisi tertentu yang dapat menimbulkan penyimpangan
adalah peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan
usaha, fluktuasi acak, atau bahkan salah saji (Hanif, 2018). Tahapan-tahapan
lain adalah:
15
diharapkan berlanjut di masa yang akan datang kecuali terjadi perubahan-
perubahan keadaan yang material atau dengan kata lain membandingkan unsur-
unsur utama dalam laporan keuangan yang diaudit dengan laporan keuangan
auditor dapat mengamati perubahan dalam belanja dan pendapatan selama periode
bentuk persentase terhadap sebuah dasar (common base). Sebagai contoh dalam
laporan keuangan semua aktiva dapat disajikan dalam persentase terhadap total
organisasi lain, auditor juga harus mengamati perubahan dalam rasio untuk suatu
16
c. Membandingkan data auditan dengan hasil yang diharapkan auditan.
lapangan, dan pada saat pelaporan (Andila, 2019). Berikut tujuan dan proses yang
dalam memahami entitas termasuk transaksi dan kejadian pada tahun berjalan.
Selain itu, prosedur analitis membantu perencanaan sifat, saat, dan lingkup
yang terjadi menunjukkan risiko terjadinya salah saji. Untuk itu, auditor
tertentu.
untuk memeroleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo
17
akun atau jenis transaksi. Selain itu, hasil prosedur analitis di tahapan ini bisa
padaakun laporan keuangan yang diperiksa. Pada tahap ini, prosedur analitis
horizontal sudah sinkron dan tidak diperlukan lagi bukti tambahan untuk
dalam fase perencanaan dan penyelesaian audit. Tahap akhir prosedur analitis
inilah yang menjadi bagian dari tahap completing dan reporting dalam audit.
analitis.
menilai risiko salah saji material dan untuk menentukan sifat, waktu, dan luasnya
program audit. Tujuan dari prosedur ini adalah untuk membantu auditor dalam
18
selanjutnya atau prosedur pemeriksaan yang akan digunakan untuk memeroleh
perubahan yang terjadi, baik yang sudah diduga sebelumnya maupun tidak
penyajian, tren laba perusahaan, atau hal-hal yang berhubungan dengan keuangan.
pemeriksa atas dampak dari kejadian penting dan kegiatan operasi/kerja entitas,
Tujuan dari prosedur analitis dalam audit atas laporan keuangan menurut
informasi laporan keuangan tahun lalu yang telah diaudit, perubahan yang terjadi
19
2. Memperkirakan kemampuan auditan untuk melanjutkan usahanya (going
concern)
terjadi kombinasi antara perbandingan di atas normal dari utang jangka panjang
dengan total aktiva, maka risiko kegagalan keuangan yang tinggi mungkin
memengaruhi modifikasi laporan audit jika prosedur analitis ini dilakukan pada
tahap penyelesaian.
fluktuasi yang tidak biasa terjadi. Perbedaan signifikan bisa jadi seharusnya tidak
muncul tetapi ada dalam laporan keuangan, atau perbedaan yang seharusnya
muncul tetapi tidak ada. Pada dua kasus ini, satu alasan yang mungkin untuk
biasa, maka kemungkinan adanya salah saji yang material telah berkurang. Dalam
kasus ini, prosedur analitis mendukung penyajian secara layak atas akun-akun
20
lebih sedikit atas akun-akun tersebut. Dengan kata lain beberapa prosedur audit
pelaksanaan prosedur audit ini dapat dipindahkan lebih jauh dari tanggal neraca.
prosedur analitis dapat membantu pencapaian risiko deteksi yang dapat diterima.
penjualan, jumlah barang yang diproduks, dan informasi serupa lainnya mungkin.
tercatat dengan data-data lainnya (seperti saldo keuangan tahun yang lalu, saldo
akun-akun yang berhubungan, atau pos-pos sejenis pada tahun lalu), penggunaan
rasio-rasio atau hal lainnya yang masih berhubungan, dan analisis terhadap
hasil dari prosedur-prosedur ini akan dievaluasi lagi untuk melihat apakah
tidak biasa.
21
c. Mengevaluasi kemungkinan faktor-faktor penyebab terjadinya fluktuasi-
fluktuasi.
Jadi, .....
Prosedur substantif (ISA 330 Alinea 4) adalah suatu prosedur audit yang
dirancang untuk mendeteksi salah saji yang material pada tingkat asersi (Sadewa,
2014). Tujuan utama dari prosedur analitis substantif adalah untuk mengumpulkan
bukti tentang asersi yang menjadi dasar dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dalam saldo akun dan jenis transaksi dan mendeteksi salah saji
mungkin tidak terlihat dari pekerjaan yang lebih rinci, dan mengarahkan perhatian
auditor ke area yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Selain itu, auditor
efisiensi yang diharapkan dari prosedur audit yang ada. Efektivitas dan efisiensi
kemungkinan salah saji yang mungkin terjadi menurut PSA 22 antara lain
(Wicaksono, 2018):
efisien atas asersi yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari
22
pemeriksaan bukti rinci tidak langsung tersedia. Sebagai contoh, perbandingan
menunjukkan pembayaran yang tidak sah yang mungkin tidak tampak dari
harus memahami alasan yang membuat hubungan suatu kasus menjadi masuk
yang salah.
harapan. Data dapat saja langsung tersedia atau tidak tersedia untuk
merupakan salah saji material, dengan salah saji lainnya, akan teridentifikasi
untuk diaudit oleh auditor. Ketepatan harapan tergantung pada, antara lain,
signifikan mempengaruhi jumlah yang diaudit dan tingkat kerincian data yang
terfokus dan lebih luas daripada yang dilakukan di tahap lainnya. Untuk
23
karena hasil prosedur analitis substantif sering memengaruhi sifat dan tingkat
bidang-bidang risiko yang meningkat, dan jaminan yang diperoleh dari prosedur
analitis substantif yang efektif akan mengurangi jumlah jaminan yang diperlukan
Jadi, .....
berguna sebagai alat bantu peninjau dalam menemukan kesalahan penyajian dan
Hal ini merupakan tahap penyelesaian audit yang berguna untuk mengidentifikasi
kenaikan atau penurunan tidak biasa yang tidak terdeteksi dalam tahap
keuangan telah disajikan secara wajar. Prosedur analitis tahap akhir dilakukan
sebagai tinjauan keseluruhan atas laporan keuangan untuk menilai apakah mereka
24
1. Kecukupan bukti yang terkumpul sebagai respon terhadap saldo yang tidak
biasa atau yang tidak diharapkan, yang diidentifikasi pada waktu perencanaan
2. Saldo atau hubungan yang tidak biasa atau tidak diharapkan yang sebelumnya
tidak diidentifikasi.
tidak biasa atau saldo yang diharapkan dan berhubungan dengan antisipasi dalam
Prosedur analitis diterapkan terhadap laporan keuangan yang telah diaudit, guna
menentukan apakah masih ada hubungan tidak biasa, jika masih ada, maka perlu
klien, seperti salah saji yang terlalu besar atau salah yang terlalu rendah. Dalam
tahap completing and reporting audit, prosedur analitis yang dimaksud adalah
Jadi, .....
25
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Studi Kasus Materialitas Akhir pada PT. Indonesia Maju
KAP Andy, Novia, dan Ribka mendapat tawaran untuk melakukan audit
terhadap PT. Indonesia Maju untuk laporan keuangan periode 2018. Tahapan
audit yang perlu dilaksanakan ialah completing dan reporting. Salah satu prosedur
pada tahapan tersebut ialah penilaian materialitas akhir. KAP Andy, Novia, dan
mengerjakan tahapan audit ini. Oleh sebab itu, tentukan langkah-langkah yang
KAP Andy, Novia, dan Ribka mendapat tawaran untuk melakukan audit
terhadap PT. Indonesia Maju untuk laporan keuangan periode 2018. Tahapan
audit yang perlu dilaksanakan ialah completing dan reporting. Sebelumnya KAP
Andy, Novia, dan Ribka telah melaksanakan prosedur penilaian materialitas akhir,
sehingga seka rang KAP Andy, Novia, dan Ribka harus melaksanakan prosedur
selanjutnya, yakni prosedur analitis akhir. KAP Andy, Novia, dan Ribka akan
tahapan audit ini. Oleh sebab itu, tentukan langkah-langkah yang tepat dalam
26
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Materialitas Akhir
software ATLAS pada bagian C110. Pada gambar dibawah ini terdapat kertas
kerja yang berguna untuk menganalisis materialitas pada tahap akhir audit setelah
seluruh penyesuaian audit yang relevan di-posting. Kertas kerja ini akan otomatis
terisi jika seluruh tahapan audit yang sebelumnya telah diselesaikan. Jika terdapat
perbedaan hasil antara materialitas audited dan unaudited yang bersifat material,
27
Berikut merupakan cara mengisi kertas kerja di atas:
1. Kertas kerja ini akan terisi secara otomatis ketika seluruh tahapan audit
perlu dilakukan dan apakah sifat, saat dan luas prosedur audit lebih lanjut
2. Pada bagian akhir kertas kerja sebelum kolom kesimpulan terdapat “Status
KKP” yang secara default akan terisi “completed” (dengan syarat seluruh
melalui Atlas bagian C120. Analisis ini terdiri dari analisis perbandingan data
antar periode dan analisis rasio keuangan seperti pada prosedur analitis awal. Jadi
untuk dapat melakukan prosedur analitis final ini, sebelumnya pastinya harus
mengerjakan prosedur analitis awal melalui Atlas bagian A 220 untuk menilai
28
kemungkinan terjadinya risiko salah saji. Terdapat dua kertas kerja pendukung
ini digunakan untuk pengisian analisis vertikal dan horizontal atas laporan
antar periode.
untuk melakukan analisis atas rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio
Setelah masuk pada bagian C 120, maka langkah selanjutnya ialah masuk
29
Gambar 3. Tampilan software ATLAS C120.1
Sumber: Data Diolah, 2022
sebagai persentase dari Total Aset dan tiap-tiap akun pendapatan dan
kolom perubahan akhir periode (a-b) baik dalam nilai rupiah (Rp) maupun
dalam persentase.
30
4. Auditor dapat mengisikan data terkait Rata-rata Industri untuk
manual.
atas hasil analisis pada kolom hijau Simpulan dengan memilih dropdown
31
Setelah menyelesaikan bagian C 120.1 dalam Atlas, langkah selanjutnya
32
Gambar 5. Tampilan software ATLAS C120.2 (2)
Sumber: Data Diolah, 2022
pengisian manual.
33
2. Kolom Hasil Analisis Awal akan terisi secara otomatis untuk masing-
masing rasio.
5. Auditor dapat mengisikan rata-rata rasio untuk industri sejenis pada kolom
periode kini final dengah rasio periode sebelumnya) serta dengan rata-rata
analisis final tidak memadai” maka akan muncul kolom Jelaskan!. Setelah
34
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Proses audit terdiri dari beberapa tahapan, salah satunya adalah completing
dan reporting. Tahap ini merupakan tahapan terakhir dalam proses audit. Tahapan
ini terdiri dari dua bagian utama, yakni mengevaluasi bukti audit yang telah
mengecek kembali kelengkapan data klien juga bukti audit yang telah
dikumpulkan.
tahapan completing dan reporting adalah materialitas akhir dan prosedur analitis
materialitas akhir merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan karena
sedangkan nilai estimasi yang ada dapat mengalami perbedaan dengan hasil
masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya atau
antara data keuangan dengan data non keuangan. Prosedur analitis akhir
merupakan
35
tahap penyelesaian audit yang berfungsi untuk mengidentifikasi kenaikan atau
penurunan tidak biasa yang tidak terdeteksi dalam tahap perencanaan dan pengujian
audit, juga untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Prosedur analitis akhir ini dilakukan agar mendapat jaminan substantif tambahan dan
keuangan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Binus. (2020, April 29). Prosedur Analitik Untuk Audit Laporan Keuangan.
Retrieved from Binus University:
https://accounting.binus.ac.id/2020/04/29/prosedur-analitik-untuk-audit-
laporan-keuangan/
37
Hanif, A. (2018). Prosedur Analitis dalam LAporan Keuangan. Retrieved from
Scribd: https://www.scribd.com/embeds/312324473/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
Lily. (2018, Januari 13). Makalah Prosedur Analitis. Retrieved from pdfcoffee:
https://pdfcoffee.com/makalah-prosedur-analitis-pdf-free.html
38