MAKALAH
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS MA CHUNG
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha uasa atas kasih dan karunia-
Nya yang telah memampukan penulis untuk dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Akuntansi Forensik dan Audit Investigasi. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas Kuis Besar pada mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi.
pembuatan laporan ini. Adapun pihak - pihak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bapak Assoc. Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring S.E., M.Si, selaku Rektor
Universitas Ma Chung
2. Bapak Dr. Seno Aji Wahyono, SE., ST., MM, selaku Dekan Fakultas
3. Ibu Dian Wijayanti, S.E., M.Sc, selaku Kepala Program Studi Akuntansi
Universitas Ma Chung.
4. Bapak Daniel Sugama Stephanus, S.E., M.M., MSA., Ak., CA., selaku
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
Penulis
Daftar isi
BAB 1
PENDAHULUAN
sampai sekarang ini masih terus menjadi isu fenomenal yang selalu menarik untuk
Daerah dengan sektor keuangan daerah menjadi lembaga yang memiliki tingkat
fraud (korupsi) paling dominan. Lewat peran dan kinerja dari BPKP (Badan
ilmu akuntansi forensik dan audit investigatif menjadi harapan bagi para aparat
penegak hukum baik Kepolisian dan Kejaksaan maupun BPKP selaku APIP
pribadi maupun orang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Sedangkan
menurut Undang- Undang No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 21 Tahun 2001 yang
dimaksud dengan korupsi yakni setiap orang yang dikategorikan melawan hukum,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Bank Dunia dan
Gonzales (2000) menengarai adanya tiga ancaman besar pada negara yang
rakyatnya.
dibiayainya.
Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah setiap orang
diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
membuka mata para penggelut dunia bisnis untuk lebih memberi perhatian
keuangan. Hal serupa juga terjadi di Indonesia seperti kasus Bank Century, Bank
Bali, dan kasus BLBI. Skandal-skandal tersebut tentunya sangat merugikan dan
biasanya hanya dipandang dari sisi ekonomi, pemerintahan, dan sisi hukum saja
dipandang dari sisi akuntansi. Padahal nyatanya praktik kejahatan yang terjadi
banyak dijumpai dalam penyusunan laporan keuangan. Maka dari itu, akuntansi
sebagai bahasa bisnis tentunya harus ikut andil dalam melawan dan mengatasi
permasalahan tersebut.
dan tren permasalahan yang mengikutinya terutama yang terkait dengan fraud.
Selama ini akuntansi yang dikenal untuk mendukung kelancaran suatu bisnis
terkait masalah fraud. Audit yang biasanya digunakan dan diharapkan dapat
akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk
begitu akuntansi forensik diharapkan menjadi solusi permasalahan fraud yang saat
swasta. Dalam sektor publik, konteks kerugian yang dimaksud dalam akuntansi
forensik adalah kerugian negara atau kerugian keuangan negara yang diakibatkan
oleh tindak pidana umum dan / atau tindak pidana khusus, seperti tindak pidana
penggantian biaya, kerugian, dan bunga yang diakibatkan oleh perbuatan melawan
Berbicara mengenai audit investigatif, jika dari suatu audit umum (general audit
atau opinion audit) auditor memperoleh temuan audit atau ada tuduhan
(allegation) dari pihak lain atau ada keluhan (complaint), auditor bersikap reaktif.
Namun, dalam suatu audit secara umum maupun audit secara khusus untuk
(safeguarding off asset), yang rawan akan terjadinya fraud (Tuanakotta, 2010).
indikasi adanya fraud. Sikap reaktif auditor akan membawa auditor pada prediksi
adanya suatu fraud. Atas dasar predikasi tersebut, auditor investigatif akan
membuktikan ada atau tidaknya fraud. Temuan / bukti audit yang menunjukkan /
kerugian.
kerugian. Perbedaan antara akuntansi kerugian dan audit investigatif adalah segala
bagaimana tindak pidana korupsi dilakukan; serta kapan, dimana, dan mengapa
tindak pidana korupsi dilakukan adalah masuk ke wilayah audit (khususnya audit
Sampai saat ini IAI belum mengeluarkan standar untuk akuntansi forensik,
baik untuk pelaksanaan dan pelaporan hasil audit investigatif maupun untuk
Selain itu, praktik akuntansi forensik di Indonesia juga masih tergolong baru,
hukum dan kerugian ) adalah ranahnya para ahli dan praktisi hukum. Perhitungan
bukti dan barang bukti untuk menetapkan hubungan kausalitas, akuntan forensik
standar tertentu yang dapat diterima secara umum dan adanya suatu tuntutan
konsep akuntansi forensik dari dua perspektif, yakni hukum dan akuntansi.
fraud diatas, maka penulis dalam makalah ini akan membahas masalah adalah
sebagai berikut:
mendeteksi fraud?
perlu diterapkan?
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang
3.
lebih lanjut.
forensik, dan sebagai sarana pengenalan akuntansi forensik secara umum kepada
mahasiswa akuntansi. Selain itu, penelitian ini diharapkan juga dapat bermanfaat
LANDASAN TEORI
1. Akuntansi Forensik
forensik berisi audit atas catatan akuntansi untuk mencari bukti penipuan
mendalam dalam bisnis dan membantu untuk pemahaman yang lebih baik
tentang sistem akuntansi yang dipegang oleh bisnis (McKittrick, 2009, p.
3).
Accounting Principles).
audit dan auditing. Hal yang membedakan akuntansi dan audit adalah
dalam bidang ini perlu diketahui dan dipahami teknik investigatif dan
pen gadilan.
yang ada dalam auditing, mulai dari pengumpulan bukti dan sampling
tindakan korupsi.
pelanggaran.
fraud dan tidak mudah ditebak. Seorang fraud auditor harus dapat
persekongkolan yaitu :
pembukuan.
nyata.
2. Kecurangan (Fraud)
fraud menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa fraud atau
yang dapat dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang untuk
mendapatkan keuntungan dari orang lain, dengan saran yang salah atau
penuh siasat atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar yang
atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud
3. Korupsi (Corruption)
Jenis fraud ini yang paling sulit dideteksi karena menyangkut kerja
sama dengan pihak lain seperti suap dan korupsi, dimana hal ini
dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena
1. Greed (keserakahan)
2. Opportunity (kesempatan)
3. Need (kebutuhan)
4. Expossure (pengungkapan)
Faktor greed dan need merupakan faktor yang berhubungan dengan
pelaku fraud atau disebut faktor individu. Adapun faktor opportunity dan
korban.
1. Faktor Generik
fraud, dan sifat serta luasnya hukuman bagi pelakunya. Semakin besar
2. Faktor Individu
berikut :
a. Review kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
a. Keadilan (Fairness)
b. Transparansi
c. Akuntabilitas (Accountability)
e. Moralitas
f. Keandalan (Reliability)
g. Komitmen
diperiksanya adalah :
tanggungjawabnya.
publik.
berprestasi.
non keuangan.
a. Analisis vertikal
b. Analisis horizontal
c. Analisis rasio
a. Analytical review
b. Statistical sampling
3. Korupsi (Corruption)
rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan, atau pemasok yang tidak
puas menyampaikan komplain ke perusahaan. Atas sangkaan
3. Audit Investigasi
yaitu :
lain.
rekomendasi penanganan.
a. Penetapan sasaran, ruang lingkup dan susunan tim. Sasaran dan ruang
1. Pembicaraan Pendahuluan.
audit.
kerja audit investigatif yaitu perolehan bukti dokumen, jenis bukti atau
dan konfirmasi.
6. Melakukan wawancara.
terjadinya fraud.
berlaku.
kerugian keuangan negara. Sementara itu pada sektor swasta kerugian juga
terjadi akibat adanya ingkar janji dalam suatu perikatan. Titik pertama
valuasi, seperti yang dialami dalam kasus perceraian. Sehingga, tim audit
keuangan pada tahun 1997, hingga saat ini pendekatan akuntansi forensik
yang baku, sedangkan Indonesia sama sekali belum memiliki standar yang
masih jarang akuntan Indonesia yang mendalami bidang yang satu ini. Tak
bagian penting dari akuntansi. Dia belum melihat ini sebagai isu yang
ceruk pasar yang masih minim. Saya sendiri tak punya kemampuan di situ.
Dan saat ini saya tidak punya keinginan untuk mempelajari bidang ini.
yang melirik profesi unik ini. Hal itu lantaran spesialisas akuntansi
dan fakta
dasar-dasar opini.
dasar-dasar opini.
proses hokum dasar dan isu-isu hukum termasuk ketentuan bukti (rules
of evidence).
9. Composure: kemampuan untuk menjaga sikap untuk tetap tenang
pantang menyerah, punya rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, serta
akuntan forensik memiliki tugas yang paling berat. Kalau akuntan internal
adalah polisi, auditor adalah petugas patroli, dan akuntan forensik adalah
prosedur pengadilan.
negara.
Ada lima sifat yang harus dimiliki oleh seorang akuntan yang
sebagai berikut:
pelakunya teridentifikasi).
4. Informasi merupakan napas dan darahnya investigasi
1. Kepercayaan Publik
berkepentingan.
2. Sistem Akuntansi
3. Bukti Audit
4. Pengendalian Intern
compliance test.
6. Independensi Auditor
(substained),
dokumen digital,
kesenjangan,
pendukung permasalahan,
disembunyikan.
BAB 3
STUDI KASUS
Kasus ini terjadi pada tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang
anggota KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit
keuangan berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu
yang dimaksud yaitu kotak suara, surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi
informasi. Setelah dilakukan pemeriksaan, badan dan BPK meminta dilakukan
penyempurnaan laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan laporan, BPK sepakat
bahwa laporan tersebut lebih baik daripada sebelumnya, kecuali untuk teknologi
informasi. Untuk itu, maka disepakati bahwa laporan akan diperiksa kembali satu
bulan setelahnya.
Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan
disepakati pemberian waktu tambahan. Di saat inilah terdengar kabar
penangkapan Mulyana W Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak
melakukan penyuapan kepada anggota tim auditor BPK, yakni Salman
Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut, tim intelijen KPK bekerja sama
dengan auditor BPK. Menurut Salman ia bekerja sama dengan KPK
memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana dengan menggunakan alat
perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka.
PEMBAHASAN
Dalam kode etik profesi akuntan ini diatur berbagai masalah, baik
masalah prinsip yang harus melekat pada diri auditor, maupun standar
teknis pemeriksaan yang juga harus diikuti oleh auditor, juga bagaimana
ketiga pihak melakukan komunikasi atau interaksi. Dinyatakan dalam
kode etik yang berkaitan dengan masalah prinsip bahwa auditor harus
menjaga, menjunjung, dan menjalankan nilai-nilai kebenaran dan
moralitas, seperti bertanggungjawab (responsibilities), berintegritas
(integrity), bertindak secara objektif (objectivity) dan menjaga
independensinya terhadap kepentingan berbagai pihak (independence), dan
hati-hati dalam menjalankan profesi (due care). Dalam etika tidak
mempersoalkan keadaan manusia, tetapi mempersoalkan bagaimana
manusia bagaimana manusia harus bertindak. Dalam bertindak. Dalam
kasus ini, baik Mulyana dan auditor yaitu Salman Khairiansyah harus
bertindak sesuai dengan norma standar yang berlaku.
Kecurangan yang dilakukan oleh Arthur Andersen telah banyak melanggar prinsip
etika profesi akuntan:
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
safiramasitha05. (2015). Etika dalam Auditing - Etika dalam Auditing | Safira Masitha
(wordpress.com) (Di akses 20 November 2021).
Tanpa Nama (2017) MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI FORENSIK DAN FRAUD - MAKALAH
SEMINAR AKUNTANSI AKUNTANSI FORENSIK DAN FRAUD. (t.thn.). Diambil
kembali dari idiotsbrainn.blogspot.com
zanmatto. (t.thn.). Audit Investigasi - Audit Investigasi . Diambil kembali dari Term Paper
(termpaperwarehouse.com)
safiramasitha05. (2015). Etika dalam Auditing - Etika dalam Auditing | Safira Masitha
(wordpress.com) (Di akses 20 November 2021).
Tanpa Nama (2017) MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI FORENSIK DAN FRAUD - MAKALAH
SEMINAR AKUNTANSI AKUNTANSI FORENSIK DAN FRAUD. (n.d.). Retrieved from
idiotsbrainn.blogspot.com
zanmatto. (n.d.). Audit Investigasi - Audit Investigasi . Retrieved from Term Paper
(termpaperwarehouse.com)