AKUNTANSI FORENSIK
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Forensik)
Di Susun Oleh:
Kelompok 6
Jumiati(C0220537)
Windasari(C0220504)
Lenni Perwita(C0220358)
Muh.Maruf(C0220399)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat danhidayah-Nya, sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik. kami juga mengucapkanterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini terutama kepada dosen mata kuliah Akuntansi Forensik.
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang dfenisi, ruang lingkup dankegunaan Akuntansi
Forensik, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila
ada kesalahan dalam penyajian masalah ini. Untukmenyempurnakan makalah ini kami mohon kritik dan saran.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Atas perhatian kami ucapkan banyak terima kasih.
Penulis
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, berkembang pula praktik kejahatan
dalam bentuk kecurangan (fraud) ekonomi. Jenis fraudyang terjadi pada berbagai negara bisa
berbeda, karena dalam hal ini praktik fraud antara lain dipengaruhi kondisi hukum di negara yang
bersangkutan. Pada negaranegara maju dengan kehidupan ekonomi yang stabil, praktik fraud
cenderung memiliki modus yang sedikit dilakukan. Adapun pada negara-negara berkembang
seperti Indonesia, praktik fraud cenderung memiliki modus banyak untuk dilakukan. Fraud dapat
terjadi pada sektor swasta maupun sektor publik. Pada sektor swasta, banyak terdapat
penyimpangan dan kesalahan yang dilakukan seseorang dalam menafsirkan catatan keuangan.
Hal itu menyebabkan banyaknya kerugian yang besar bukan hanya bagi orang-orang yang bekerja
pada perusahaan, akan tetapi pada investor-investor yang menanamkan dananya pada
perusahaan tersebut. .
Sementara itu pada sektor publik, di Indonesia korupsi telah menjadi isu fenomenal dan
menarik untuk dibahas dengan kasus-kasus yang kini tengah berkembang dalam masyarakat.
Semenjak runtuhnya jaman orde baru, masyarakat menjadi semakin kritis dalam mencermati
kebijakan-kebijakan pemerintah yang sarat dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme atau
yang sering dikenal dengan istilah KKN. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi karena para
pihak bekerja sama untuk menikmati keuntungan (simbiosis mutualisme). Termasuk didalamnya
adalah penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of interest), penyuapan (bribery),
penerimaan yang tidak sah/illegal (illegal gratuities) dan pemerasan secara ekonomi (economic
extortion). Pada tahun 2008-2009, korupsi sudah bukan merupakan rahasia publik. Banyak televisi-
televisi secara terang-terangan meliput dan menyiarkan adanya penangkapan para koruptor oleh
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). .
Korupsi terjadi karena adanya kelemahan corporate governance baik pada korporasi maupun
pemerintahan. Secara teoritis dampak kelemahan corporate governance pada korporasi akan
mengakibatkan lebih rendahnya harga saham mereka pada pasar modal. Penegakan good
corporate governance tidaklah mudah dan banyak menghadapi tantangan. Lingkungan usaha dan
perubahan-perubahan dalam pemerintahan melahirkan terlalu banyak insentif dan motivasi untuk
korupsi. Permasalahan dan solusi mengenai korupsi biasanya dipandang dari sudut ekonomi,
sosiologi, budaya, sistem pemerintahan maupun segi hukum. Namun pada segi akuntansi, masih
jarang terlihat kontribusi nyata dari akuntan dalam melawan fraud. Dalam hal ini akuntan-akuntan
dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih dalam bidang akuntansi yang didukung oleh
pengetahuan luas di bidang ekonomi, keuangan, perbankan, perpajakan, bisnis, teknologi
informasi, dan tentunya pengetahuan dibidang hukum.
Akuntan forensik memiliki peran yang efektif dalam menyelidiki tindak kejahatan. Akuntansi
forensik merupakan penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing pada masalah
hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan (Tuanakotta, 2010:4). Akuntansi
forensik dahulu digunakan untuk pembagian warisan atau mengungkap kasus pembunuhan. Hal ini
yang menjadi dasar pemakaian istilah akuntansi dan bukan audit. Secara tegas yang membedakan
antara keduanya, misalnya dalam tindak pidana korupsi menghitung besarnya kerugian keuangan
negara masuk ke wilayah akuntansi. Sedangkan mencari tahu siapa pelaku tindak pidana korupsi
masuk ke wilayah audit, khususnya audit investigasi. Audit investigatif merupakan audit dengan
menggunakan unsur-unsur layaknya penyidik yang harus memahami akuntansi (untuk mereview
laporan keuangan), audit (untuk membuktikan adanya penyimpangan) dan hukum (teknik-teknik
ligitasi) selain itu dibutuhkan kemampuan personal auditor dalam mengumpulkan bukti-bukti (Kabid
Investigasi BPKP DIY).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Ada berbagai jenis dalam ruang lingkup akuntansi forensik dan biasanya dikelompokkan berdasarkan jenis
proses hukum. Berikut beberapa contoh pada umumnya:
Beberapa individu dan bisnis mengklaim informasi palsu tentang situasi keuangan mereka untuk
menghindari pembayaran pajak. Akuntan forensik melacak pendapatan untuk menentukan sejauh mana
penipuan pajak yang dilakukan. Akuntan forensik juga dapat menggunakan data untuk membuktikan bahwa
perusahaan tertuduh tidak melakukan penipuan pajak.
2. Penipuan Sekuritas
Ketika pialang saham atau organisasi membuat klaim palsu tentang informasi yang digunakan
investor untuk membuat keputusan, mereka melakukan penipuan sekuritas. Akuntan forensik bekerja untuk
membantu investor menghindari penipuan ini dan mengungkap perusahaan yang terlibat dalam penipuan
sekuritas.
3. Pencucian Uang
Pencucian uang mempersulit akuntan forensik untuk melacak uang ilegaL. Keterampilan analitis dan
akuntansi yang kuat diperlukan bagi akuntan forensik untuk menyelesaikan kejahatan ini dan menemukan
sumber asli dana.
Penipuan juga bisa terjadi dalam keluarga dan pernikahan. Apakah menyembunyikan uang atau
menggunakan hubungan untuk mencuri dana, akuntan forensik membantu menyelesaikan situasi ini.
Meskipun kejahatan ini biasanya terjadi dalam skala yang lebih kecil daripada skandal dengan perusahaan
yang lebih besar, perselisihan keluarga dan perkawinan masih bisa sangat merusak.
Ketika sebuah bisnis mengalami kerugian ekonomi yang parah atau menghadapi kebangkrutan,
akuntan forensik dapat memainkan peran berharga dalam proses pemulihan. Terkadang akuntan forensik
menemukan bukti penipuan yang dapat membantu bisnis mendapatkan kembali pijakannya.
Aset yang disalahgunakan mungkin tampak sebagai penggelapan, penipuan, atau pencurian. Individu
atau bisnis juga dapat menyembunyikan aset mereka, dengan sengaja meninggalkannya dari neraca agar
tidak dimiliki oleh individu atau entitas lain. Akuntan keuangan bekerja untuk mengungkap ketidaksesuaian
ini dan membuat orang dan perusahaan bertanggung jawab atas keuangan mereka.
7. Klaim Asuransi
Klaim asuransi palsu adalah cara umum bagi individu untuk mendapatkan keuntungan dari
kebohongan yang melibatkan perlindungan atas aset mereka. Contohnya termasuk klaim palsu seperti
pencurian atau kebakaran rumah. Akuntan forensik dengan hati-hati melihat fakta seputar klaim ini untuk
menentukan validitasnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akuntansi forensik menyatukan antara ilmu akuntansi, hukum dan audit. Akuntansi ini digunakan
dalam investigasi untuk memecahkan kasus kecurangan atau perkara keuangan. Ada dua bagian akuntansi
forensik, yaitu penyelidikan dan litigasi. Seorang akuntan forensik harus terdaftar, menyelesaikan
pendidikan akuntansi forensik dan memiliki sertifikat dari lembaga resmi dan terpercaya. Segitiga akuntansi
forensik memiliki tiga titik, pertama ada kerugian, selanjutnya ada kegiatan melawan hukum dan yang
terakhir adalah hubungan kausalitas.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, dari penulis berharap agar para pembaca khususnya mahasiswa
dapat mengerti dan memahami analisis akuntansi forensik dan ruang lingkup akuntansi forensik.