Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF

AKUNTANSI FORENSIK DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI


FORENSIK

DOSEN : PUTU BUDI ANGGIRIAWAN, SE.,M.Si., CPA

DISUSUN OLEH :

1. PUTU SILVIA PURNAMALENI 1833121189


2. PUTU SATIA DEWI 1833121504
3. PUTU RISMA PRATIWI SETIA DEVI 1833121107
4. I KADEK HADY PUTRA 1833121278
5. IDA BAGUS ALIT DANUR WEDA 1833121275
6. I PUTU GDE BISMANTIA PUTRA 1833121267

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021/2022
A. Pengertian Akuntansi Forensik
Akuntansi forensik adalah berbagai teknik akuntansi serta investigasi

yang dipakai guna menemukan kecurangan dalam keuangan. Akuntansi

forensik memakai keterampilan akuntansi, audit, serta investigasi dalam

memeriksa keuangan individu ataupun bisnis. Akuntansi forensik

memberikan analisis akuntansi yang cocok untuk digunakan dalam proses

hukum dan sering digunakan dalam kasus penipuan dan penggelapan di

pengadilan. Analisis semacam itu akan menjadi dasar untuk resolusi

diskusi, perdebatan, dan perselisihan. Seorang akuntan forensik

menggunakan pengetahuannya tentang akuntansi, studi hukum, investigasi

dan kriminologi untuk mengungkap fraud, menemukan bukti dan

selanjutnya bukti tersebut akan dibawa ke pengadilan jika dibutuhkan.

Posisi yang mendalami akuntansi forensik seringkali disebut sebagai

akuntan forensik, yang menganalisis, menafsirkan, dan meringkas masalah

keuangan dan bisnis yang kompleks. Para akuntan mungkin dipekerjakan

oleh perusahaan asuransi, bank, kepolisian, lembaga pemerintah, atau

kantor akuntan publik. Akuntan forensik menyusun bukti keuangan,

mengelola informasi yang dikumpulkan, dan mengkomunikasikan temuan

mereka dalam bentuk laporan atau presentasi. Bersamaan dengan

memberikan kesaksian di pengadilan, seorang akuntan forensik dapat

diminta untuk menyiapkan alat bantu visual untuk mendukung bukti

persidangan. Untuk investigasi bisnis, akuntansi forensik memerlukan

penggunaan dana penelusuran, identifikasi aset, pemulihan aset, dan

tinjauan uji tuntas. 


Akuntan forensik dapat mencari pelatihan tambahan dalam penyelesaian

sengketa alternatif karena tingkat keterlibatan mereka yang tinggi dalam

masalah hukum dan keakraban dengan sistem peradilan. Proses menggali

semua informasi keuangan perusahaan atau individu dalam akuntansi

forensik dapat memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-

tahun dan membutuhkan tim akuntan khusus yang bertindak seperti

detektif yang mencoba memecahkan misteri. Biasanya, sebuah kantor

akuntan akan dibutuhkan oleh klien yang ingin membela diri mereka

sendiri, atau yang ingin mengadili seseorang. Sebagian besar perusahaan

menengah hingga besar memiliki departemen akuntansi forensik, yang

dapat terdiri dari berbagai auditor forensik.

B. Tujuan Akuntan Forensik

Sebagai akuntan forensik yang mendalami akuntansi forensik,

akuntansi ini bertujuan untuk memeriksa data dengan mengetahui segala

bentuk pencurian uang dan solusinya. Jenis akuntansi ini juga dapat

menyajikan laporan temuan keuangan sebagai bukti selama persidangan,

dengan akuntan yang bersaksi sebagai saksi ahli. 

Sebagai akuntan forensik, harus memiliki tujuan penting di firma

akuntansi dan konsultan publik, firma hukum, lembaga penegak hukum,

dan perusahaan asuransi. Beberapa akuntan forensik menangani kasus

penipuan yang lebih luas, seperti yang bekerja di lembaga penegak hukum

atau firma hukum. Akuntan yang bekerja di bidang yang lebih spesifik,
seperti akuntansi publik atau asuransi, biasanya memiliki tujuan dengan

berfokus pada jenis penipuan tertentu, seperti penipuan asuransi.

Mengapa Akuntansi Forensik? Hal ini dikarenakan kita melihat dari

tingkat korupsi yang tinggi menjadi pendorong yang kuat untuk

berkembangnya praktik akuntansi forensik di Indonesia. Akuntansi

forensik diperlukan karena adanya potensi fraud yang mampu

menghancurkan pemerintahan, bisnis, pendidikan, departemen maupun

sektor-sektor lainnya.

Profesi akuntan forensik sangat dibutuhkan oleh penegak hukum, yakni

jika ada sebuah transaksi yang dicurigai, maka abdi hukum bisa meminta

bantuan akuntan forensik untuk menjelaskan dari mana dan ke mana

transaksi tersebut mengalir. Akuntan forensik menerapkan keterampilan

khusus di bidang akuntansi, audit, keuangan, metode kuantitatif, beberapa

bidang hukum, penelitian dan keterampilan dalam menginvestigasi untuk

mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi bukti dan untuk

menginterpretasikan dan mengkomunikasikan temuan.

C. Ruang Lingkup Akuntansi Forensik


Tuanakotta (2010: 84-94) dalam Akuntansi Forensik dan Audit

Investigatif mengemukakan bahwa akuntansi forensik mempunyai ruang

lingkup yang spesifik untuk lembaga yang menerapkannya atau untuk

tujuan melakukan audit investigatif.

a. Praktek di Sektor Swasta Fraud jika dikaitkan dengan lemahnya

corporate governance, bisa terjadi baik di sektor publik maupun di

sektor privat. Dampaknya jika fraud terjadi disektor korporasi yaitu

harga saham dari korporasi yang bersangkutan lebih rendah dari harga

pasar. Hal tersebut akan mempengaruhi penilaian investor pada saat

menentukan keputusan. Tidak jarang para investor mau membayar

saham dengan harga premium jika perusahaan diindikasikan mau

memperbaiki kelemahan corporate governance-nya. Menurut

Tuanakotta (2005:41) ialah “lingkup akuntansi forensik sangat

spesifik untuk lembaga yang menerapkannya atau untuk tujuan

melakukan investigasinya”.

Bologna dan Lindquist dalam Tuanakotta (2005 : 41)

mengemukakan beberapa istilah dalam perbendaharaan

akuntansi, yakni fraud auditing, forensic accounting,

investigative accounting, litigation support, dan valuation

analysis”. Menurut mereka, istilah-istilah tersebut tidak

didefenisikan secara jelas. Dalam penggunaan sehari-hari

litigation support merupakan istilah yang paling luas dan mencakup

keempat istilah lainnya. Bologna dan Lindquist tidak


menyentuh istilah valuation analysis. Analisis ini

berhubungan dengan akuntansi atau unsur hitung-hitungan. Pihak-

pihak yang bersengketa dalam urusan bisnis dapat meminta satu

pihak membeli seluruh saham pihak lainnya atau mereka dapat

menyepakati bahwa pembeli akhirnya adalah penawar yang

mengajukan harga tertinggi. Dalam kasus tindak pidana

korupsi, diperlukan perhitungan mengenai berapa kerugian

negara ini. Inilah gambaran umum mengenai lingkup akuntansi

forensik di sektor swasta atau bisnis.

b. Praktek di Sektor Pemerintahan Tuanakotta (2005;42)

mengemukakan Di sektor publik (pemerintahan), praktek

akuntan forensik serupa dengan apa yang digambarkan di atas,

yakni pada sektor swasta. Perbedaannya adalah bahwa tahap-

tahap dalam seluruh rangkaian akuntansi forensik terbagi-bagi di

antara berbagai lembaga. Ada lembaga yang melakukan

pemeriksaan keuangan negara, ada beberapa lembaga yang

merupakan bagian dari internal pemerintahan, ada lembaga-lembaga

pengadilan, ada lembaga yang menunjang kegiatan memerangi

kejahatan pada umumnya, dan korupsi khususnya seperti

(PPATK), dan lembaga-lembaga lainnya seperti KPK. Juga ada

lembaga swadaya masyarakat yang berfungsi sebagai pressure group.

Masing-masing lembaga tersebut mempunyai mandat dan

wewenang yang diatur dalam konstitusi, undang-undang atau


ketentuan lainnya. Mandat dan wewenang ini akan mewarnai

lingkup akuntansi forensik yang diterapkan. Disamping itu

keadaan politik dan macam-macam kondisi lain akan

mempengaruhi lingkup akuntansi forensik yang diterapkan,

termasuk pendekatan hukum atau non hukum. Dampak yang terjadi di

sektor pemerintahan apabila terdapat fraud adalah terganggunya

pelaksanaan penyelenggaraan negara. Apabila tidak ditunjang

dengan penegakan bidang hukum yang kuat, standar akuntansi

dan lain-lain maka tingkat korupsi dan kelemahan dalam

penyelenggaraan negara akan meningkat.

D. Beberapa contoh ruang lingkup akuntansi forensic

Ada berbagai jenis dalam ruang lingkup akuntansi forensik dan

biasanya dikelompokkan berdasarkan jenis proses hukum. Berikut

beberapa contoh pada umumnya:

1. Penghindaran atau Penipuan Pajak

Beberapa individu dan bisnis mengklaim informasi palsu tentang

situasi keuangan mereka untuk menghindari pembayaran pajak.

Akuntan forensik melacak pendapatan untuk menentukan sejauh mana

penipuan pajak yang dilakukan. Akuntan forensik juga dapat

menggunakan data untuk membuktikan bahwa perusahaan tertuduh

tidak melakukan penipuan pajak.

2. Penipuan Sekuritas
Ketika pialang saham atau organisasi membuat klaim palsu tentang

informasi yang digunakan investor untuk membuat keputusan, mereka

melakukan penipuan sekuritas. Akuntan forensik bekerja untuk

membantu investor menghindari penipuan ini dan mengungkap

perusahaan yang terlibat dalam penipuan sekuritas. 

3. Pencucian Uang

Pencucian uang mempersulit akuntan forensik untuk melacak uang

ilegaL. Keterampilan analitis dan akuntansi yang kuat diperlukan bagi

akuntan forensik untuk menyelesaikan kejahatan ini  dan menemukan

sumber asli dana.

4. Perselisihan Keluarga dan Perkawinan

Penipuan juga bisa terjadi dalam keluarga dan pernikahan. Apakah

menyembunyikan uang atau menggunakan hubungan untuk mencuri

dana, akuntan forensik membantu menyelesaikan situasi ini. Meskipun

kejahatan ini biasanya terjadi dalam skala yang lebih kecil daripada

skandal dengan perusahaan yang lebih besar, perselisihan keluarga dan

perkawinan masih bisa sangat merusak.

5. Kerugian Ekonomi Bisnis dan Kebangkrutan

Ketika sebuah bisnis mengalami kerugian ekonomi yang parah atau

menghadapi kebangkrutan, akuntan forensik dapat memainkan peran

berharga dalam proses pemulihan. Terkadang akuntan forensik

menemukan bukti penipuan yang dapat membantu bisnis mendapatkan

kembali pijakannya.
6. Aset Tersembunyi atau Disalahgunakan

Aset yang disalahgunakan mungkin tampak sebagai penggelapan,

penipuan, atau pencurian. Individu atau bisnis juga dapat

menyembunyikan aset mereka, dengan sengaja meninggalkannya dari

neraca agar tidak dimiliki oleh individu atau entitas lain. Akuntan

keuangan bekerja untuk mengungkap ketidaksesuaian ini dan membuat

orang dan perusahaan bertanggung jawab atas keuangan mereka.

7. Klaim Asuransi

Klaim asuransi palsu adalah cara umum bagi individu untuk

mendapatkan keuntungan dari kebohongan yang melibatkan

perlindungan atas aset mereka. Contohnya termasuk klaim palsu seperti

pencurian atau kebakaran rumah. Akuntan forensik dengan hati-hati

melihat fakta seputar klaim ini untuk menentukan validitasnya.

E. Tahapan dan Prosedur yang Dilakukan

Audit akuntansi forensik memerlukan jenis penanganan yang berbeda

dari audit laporan keuangan. Setiap situasi membutuhkan protokol yang

unik. Proses ini melibatkan penyelidikan awal, pelaporan informasi, dan

litigasi akhir. Informasi di bawah ini mengeksplorasi investigasi akuntansi

forensik dan pentingnya keterampilan khusus akuntan forensik saat

melakukan penelitian untuk membuat klaim.


1. Investasi

Akuntan forensik biasanya memulai penyelidikan dan

mengumpulkan bukti ketika kecurigaan penipuan sudah ada. Mereka

mungkin mewawancarai staf di suatu perusahaan untuk mendapatkan

lebih banyak informasi dan berusaha menemukan individu di balik

penipuan tersebut.

 Dengan menggunakan informasi yang dikumpulkan, mereka mulai

membuat hipotesis tentang apa yang terjadi dan membuat rencana

tindak lanjut untuk terus menilai bisnis. Setelah langkah ini mencapai

penyelesaian, akuntan forensik menentukan tindakan selanjutnya yang

diperlukan dan menyampaikan informasi ini ke perusahaan.

2. Pelaporan

Setelah profesional akuntansi forensik mengumpulkan informasi /

data dan mengembangkan kasus, mereka menyajikan ringkasan temuan

mereka. Dengan menggunakan informasi ini, para akuntan menentukan

bagaimana penipuan terjadi dan siapa yang berperan. 

Kemudian, akuntan menentukan bagaimana menangani kasus

tersebut dan menyarankan langkah-langkah yang harus diambil

perusahaan selanjutnya. Selain itu, mereka mungkin merekomendasikan

cara untuk mencegah insiden ini di masa mendatang dengan

meningkatkan / memperkuat keamanan internal.  Setelah menyerahkan


laporan mereka, akuntan forensik mempersiapkan peran mereka dalam

proses pengadilan terkait kasus tersebut.

3. Litigasi

Langkah terakhir dari proses akuntan forensik yakni sebagai saksi

ahli dalam kasus pengadilan insiden tersebut. Akuntan menyajikan

temuan mereka sebagai bukti di pengadilan dan bersaksi melawan

pelanggar. 

Akuntan menjelaskan bukti apa pun dan menafsirkan dokumen

keuangan dalam istilah yang dapat dimengerti, menyajikan bagaimana

mereka mengidentifikasi subjek. Artinya, akuntan tidak hanya harus

mencari bukti tetapi juga menggunakan retorika yang masuk akal ke

pengadilan. Setelah langkah ini selesai, pengadilan akan menentukan

keputusan akhir untuk situasi tersebut. Akuntan forensik memainkan

peran penting selama proses ini.

F. Standar Akuntan Forensik yang Diperlukan

Dalam melakukan pekerjaannya, akuntan forensik tentu mempunyai

standar yang perlu dipatuhi. Di Indonesia memang belum terdapat standar

secara khusus untuk akuntan forensik. Berbeda halnya dengan negara-

negara di Amerika maupun Australia. Negara-negara tersebut telah

mempunyai standar akuntansi forensik sendiri. Indonesia masih

mengadopsi standar dari luar negeri. Akan tetapi, semua akuntan forensik
yang sudah terlatih sekurang-kurangnya memiliki tingkat pengetahuan

serta standar dalam bidang-bidang berikut ini (Hopwood, Leiner, &

Young, 2008) :

1. Keterampilan Auditing 

Auditing sebagai bagian penting pada akuntansi forensik sebab

terdapat pengumpulan maupun verifikasi setiap informasi. Akuntan

forensik yang terampil harus dapat mengumpulkan maupun mengkaji

informasi yang relevan agar kasus-kasus yang ditangani akan didukung

secara positif dari pihak pengadilan.

2. Pengetahuan dan Keterampilan investigasi

Contohnya, taktik surveillance,  keterampilan wawancara, serta

interogasi, yang mendukung akuntan forensik saat melangkah di luar

keterampilan dan mengaudit aspek-aspek forensik baik melalui aspek

legal maupun aspek finansial.

3. Kriminologi

Secara khususnya studi psikologi tindak kejahatan, penting bagi

akuntan forensik sebab keterampilan investigasi yang efektif sering

bergantung pada pengetahuan akuntan terkait motif serta insentif yang

dialami oleh perpetrator.

4. Pengetahuan Akuntansi

Pengetahuan akuntansi dibutuhkan guna  menganalisis,

menginterpretasi informasi keuangan dalam suatu kasus investigasi


keuangan, apakah termasuk kasus kebangkrutan, operasi pencucian

uang, ataupun hal penyelewengan lainnya. Hal ini mencakup

pengetahuan mengenai pengendalian internal yang baik seperti yang

berhubungan dengan kepemimpinan perusahaan (corporate

governance).

5. Pengetahuan tentang Hukum 

Pengetahuan mengenai prosedur hukum serta pengadilan

mempermudah akuntan forensik dalam mengidentifikasi jenis bukti

yang dibutuhkan untuk memenuhi standar hukum yurisdiksi ketika

kasus akan dinilai serta menjaga bukti melalui cara-cara yang

memenuhi kriteria pengadilan.

6. Pengetahuan dan Keterampilan Teknologi informasi (TI) 

Teknologi informasi sebagai sarana penting bagi akuntan forensik

terutama di era yang dipenuhi kejahatan dunia maya seperti saat ini.

Setidaknya, akuntan forensik dapat mengetahui poin di mana mereka

harus menghubungi seorang ahli bidang piranti keras (hardware)

ataupun piranti lunak (software) komputer. 

Akuntan forensik mengandalkan keterampilan teknologi dalam

mengkarantina data, ekstraksi data melalui penggalian data, mendesain

serta menjalankan pengendalian atas manipulasi data, menghimpun

informasi database untuk perbandingan, maupun menganalisis data.

7. Keterampilan Berkomunikasi
Komunikasi pun diperlukan bagi akuntan forensik guna memastikan

bahwa hasil penyelidikan/analisis dapat dipahami secara benar serta

jelas oleh pengguna jasanya.

Anda mungkin juga menyukai