MAKALAH
Oleh:
Nadira 161210231
Tujuan audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta
arus kas sesuai dengan prinsip-pinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material pada laporan
keuangan. Bila auditor juga melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal
atas pelaporan keuangan.
Salah Saji yang Material versus Tidak Material Salah saji umumnya dianggap
material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi
dalam laporan keuangan kemungkinan akan mengubah atau mempengaruhi
keputusan orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut. Walaupun sulit
mengukur materialitas, auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian
yang layak bahwa ambang batas materialitas ini telah dipenuhi. Namun diperlukan
biaya yang sangat besar (dan mungkin mustahil) bagi auditor untuk memikul
tanggung jawab enemukan semua kekeliruan dan kecurangan yang tidak material.
Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, karena
beberapa alasan:
1. Sebagian besar bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti
piutang usaha atau persediaan. Namun penggunaan sampling juga
mengandung sejumlah risiko tidak terungkapnya salah saji yang material.
Kekeliruan versus Kecurangan SAS 99 (AU 316) membedakan antara dua jenis
salah saji: kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud). Kedua jenis salah saji ini
dapat material maupun tidak material. Kekeliruan (error) adalah salah saji dalam
laporan keuangan yang tidak disengaja, sementara kecurangan (fraud) adalah
salah saji yang disengaja. Untuk kecurangan, dapat dibedakan antara
misapropriasi aset ( misappropriation of assets), yang sering kali disebut sebagai
penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang
curang (fraudulentfnancial reporting)”; yang sering kali disebut sebagai
kecurangan manajemen.
Auditor harus memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan
telah bebas dari salah saji yang material. Standar itu juga mengakui bahwa
kecurangan sering kali lebih sulit dideteksi karena manajemen atau karyawan yang
melakukan kecurangan akan berusaha menyembunyikan kecurangan itu. Namun,
kesulitan mendeteksi kecurangan ini tidak mengubah tanggung jawab auditor
untuk merencanakan dan melaksanakan audit secara layak guna mendeteksi salah
saji yang material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau pun kecurangan.
Ada perbedaan penting antara pencurian aset dan salah saji yang diakibatkan oleh
pencurian aset ini. Perhatikan ketiga situasi berikut:
1. Aset dicuri dan pencurian itu di tutupi dengan menyajikan secara salah aset
tersebut.
1. Banyak UU dan regulasi yang terutama terkait dengan aspek operasi bisnis
dan biasanya tidak mempengaruhi laporan keuangan serta tidak terdeteksi
oleh sistem informasi klien berkaitan dengan pelaporan keuangan.
Cara yang umum untuk membagi audit adalah dengan tetap mempertahankan
hubungan yang erat antara jenis transaksi dan saldo akun dalam segmen yang
sama. Carat ini disebut sebagai pendekatan siklus (cycle approach). Contoh:
penjualan, retur penjualan, penerimaan kas dan penyisihan piutan tak tertagih.
Karena itu, semua pos tersebut merupakan bagian dari siklus penjualan dan
penagihan.
Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum
auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi-transaksi tersebut telah dicatat
dengan tepat. Tujuan ini disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi (transaction-related audit objectives). Beberapa tujuan audit harus
dipenuhi untuk setiap saldo yang disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo (balance-related audit objectives). Kategori ketiga tujuan audit
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan, yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan (presentation and disclosure related audit objectives).
ASERSI MANAJEMEN
2) Kelengkapan
3) Keakuratan
4) Klasifikasi
5) Cutoff
2) Kelengkapan
Asersi kelengkapan ini menyatakan apakah semua akun yang harus
disajikan ke dalam Iaporan keuangan pada kenyataannya sudah
dicantumkan.
2) Kelengkapan
Tabel 6-3 Hillsburg Hardware Co.: Asersi Manajemen dan Tujuan Audit
yang Berkaitan dengan transaksi yang diterapkan pada transaksi
penjualan.
Untuk kelas transaksi. Sebagai contoh, jika transaksi penjualan dicatat dalam
catatan pelanggan yang salah atau jumlah yang salah dicatat dalam file induk,
jumlah semua transaksi penjualan yang diposting dari jurnal penjualan ke buku
besar tidak akurat, maka tujuan ini telah dilanggar.
Penetapan waktu – transaksi dicatat pada tanggal yang benar, Tujuan ini
merupakan padanan auditor atas asersi cutoff manajemen.
Tujuan ini mengikuti aserasi manajemen dan memberikan kerangka kerja guna
membantu auditor mengumoulkan bukti yang tepat mencukupi berkaitan dengan
saldo akun.
Ada 2 perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi.
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun
seperti piutang usaha, persediaan , bukan kelas transaksi seperti transaksi
penjualan dan pembelian persediaan.
2. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo hampir selalu diterapkan pada
saldo akhir dalam akun-akun neraca, seperti piutang usaha, persediaan,
dan wesel bayar.
Eksistensi – jumlah yang tercantum memang ada, tujuan ini bersangkutan
dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus
dicantumkan.
Hubungan yang rinci – rincian saldo akun sesuai engan jumlah pada file
induk yang berkaitan, sesuai dengan total salso akun, dan sesuai dengan total
buku besar, tujuan hubungan yang rinci ini memastikan rincian dalam daftar telah
disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku
besar.
Nilai yang dapat direalisasi – aset yang telah dicantumkan dalam jumlah
yang diestimasi akan direalisasi, tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun
telah dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi
bersih.
Hak dan kewajiban, tujuan ini adalah auditor terhadap asersi manajemen
tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.
Tabel 6-4 Hillsburg Hardware Co,: Asersi manajemne dan tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo yang diterapkan pada persediaan.
Asersi manajemen Tujuan audit umum Tujuan audit khusus
tentang saldo akun yang berkaitan yang berkaitan
dengan saldo dengan saldo yang
diterapkan pada
persediaan
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan biasanya identic
dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang telah dibahas
sebelumnya. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo juga berlaku untuk tujuan
audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan.
Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencukupi guna mendukung semua
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan
mengumpulkan bukti utnuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan
dnegan saldo. Auditor seringkali mempertimbangkan tujuan audit yang berkaitan
dengan penyajian dan pengungkapan ketika menetapkan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo.
Auditor harus memnutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap unit. Untuk melakukan
hal ini, auditor mengikuti proses audit, yaitu metodologi yang telah didefinisikan
dengan baik untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang diperoleh
sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan
sudah ditetapkan dan dipenuhi.
Proses audit mempunyai empat fase khusus seperti yang ditunjukan pada tabel.
Fase I Merencanakan dan merancang pendekatan
audit berdasarkan prosedur penilaian resiko
1. Bukti audit yang mencukupi dan tepat harus dikumpulkan agar dapat
memenuhi tanggung jawab professional auditor.
Perhatian atas pengumpulan bukti audit yang cukup dan tepat serta pengendalian
biaya audit membutuhkan perencanaan penugasan. Auditor melaksanakan
prosedur ini untuk menilai risiko bahwa salah saji yang material mungkin telah ada
dalam laporan keuangan. Prosedur penilaian risiko tersebut merupakan komponen
yang penting bagi perencanaan dan perancangan pendekatan audit, yang dapat
dipecah menjadi beberapa bagian.
Memperoleh Pemahaman tentang Entitas dan Lingkungannya agar dapat
menilai dengan layak risiko salah saji dalam laporan keuangan dan
menginterpretasikan infromasi yang diperoleh selama audit, auditor harus
mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas bisnis klien dan lingkungan yang
terkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan proses.
Ada dua kategori umum prosedur pada fase III ini. Prosedur analitis (analytical
procedures) menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah
saldo akun atau data lainnya telah masuk akal.
Setelah menyelesaikan semua prosedur bagi setiap tujuan audit dan bagi setiap
akun laporan keuangan serta pengungkapan yang terkait, auditor harus
menggabungkan informasi yang diperoleh guna mencapai kesimpulan menyeluruh
tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
IKHTISAR
Bab ini membahas tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan
pengendalian internal serta tanggung jawab auditor untuk mengaudit laporan
keuangan dan keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Bab ini
juga membahas asersi manajemen dan tujuan yang berkaitan dari audit
bersangkutan, serta cara auditor memilah audit untuk menghasilkan suatu tujuan
audit khusus. Kemudian auditor mengumpulkan bukti untuk memperoleh
kepastian bahwa setiap tujuan audit telah terpenuhi. Ilustrasi tentang pemenuhan
tujuan keakuratan untuk transaksi penjualan dan piutang usaha menunjukan
bahwa auditor dapat memperoleh kepastian tersebut melalui pengumpulan bukti
audit dengan menggunakan pengujian pengendalian, pengujian substansif atas
transaksi, prosedur analitis, dan pengujian atas rincian saldo. Dalam beberapa
audit, terdapat lebih banyak penekanan pada pengujian tertentu, contohnya
prosedur analitis dan pengujian atas pengendalian, sementara pada audit lainnya,
penekanan ditunjukan pada pengujian substansif atas transaksi dan pengujian atas
rincian saldo.