Ditujukan untuk:
Oleh:
6 Akuntansi B-S1/Karyawan
Paragraf ini membahas tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji material dalam
laporan keuangan. Bila auditor juga melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan, auditor juga bertanggungjawab untuk mengindentifikasi kelemahan material
dalam pengendalian internal atas pelaporran keuangan. Paragraf ini membahas beberapa istilah
penting:
Skeptisisme Profesional
Standar auditing mensyaratkan bahwa audit dirancang sedemikian rupa agar dapat
memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi kekeliruan maupun kecurangan yang
material dalam laporan keuangan.
Para auditor mengahbiskan sebagian besar waktunya untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna mendeteksi kesalahan yang dilakukan secara tidak sengaja oleh manajemen maupun
karyawan. Auditor menemukan berbagai kesalahan atau kekelirun yang berasal dari hal hal
seperti kalkulasi, penghilangan, kesalahpahaman, dan misaplikasi standar akuntansi, serta
pegikhitisaran dan deskripsi yang tidak benar.
Standar auditing tidak membedakan antara tanggung jawab auditor untuk mencari kekeliruan
dan kecurangan. Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus memperoleh kepastian yang layak
tentang apajkah laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material.
Kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang curang versus misapropiasi aset
Pelaporan keuangan yang curang aakan merugikan para pemakai laporan keuangan karena
menyediakan informasi laporan keuangan yang tidak benar untuk membuat keputusan. Apabila
aset disalahgunakan atau dimisapropiasi, para pemegang saham, kreditor, serta pihak lainnya akan
dirugikan karena aset tersebut tidak lagi menjadi milik pemiliknya yang sah.
Secara umum pelaporan keuangan yang curang dilakukan oleh pihak manajemen, yang
terkadang tanpa sepengetahuan para karyawan. Pencurian aset biasanya dilakukan oleh karywan,
bukan oleh manajemen dan nilainya sering kali tidak material.
Kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji yang material akibat kegagalan mematuhi UU
dan regulasi dipengaruhi oleh faktor faktor berikut:
Banyak UU dan regulasi yang terutama terkait ddengan aspek operasi bisnis dan biasanya
tidak mempengaruhi laporan keuangan serta tidak terdeteksi oleh sistem informasi klien
berkaitan dengan laporan keuangan.
Ketidakpatuhan mungkin melibatkan tindakan menyembunyikan, seperti kolusi,
pemalsuan, tidak mencatat transaksi secara sengaja, manajemen mengesampingkan
pengendalian, atau misrepresentasi yang disengaja kepada auditor.
Apakah suatu tindakan merupakan ketidak patuhan akan ditentukan oleh hukum seperti
oleh pengadilan.
UU dan Regulasi yang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap laporan keuangan
Provisi dari banyak UU dan regulasi tidak mungkin memiliki pengaruh langsung terhadap
laporan keuangan. Namun ketaatan terhadap UU dan regulasi tersebut sangatlah mendasar bagi
operasi bisnis serta diperlukan untuk menghindari pinalti yang material.
Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit. pada umumnya, para auditor
akan memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah selama proses audit. meskipun auditor
harus mempertimbangkan keterkaitan di antara siklus-siklus itu, mereka biasanya memperlakukan
siklus iyu secara independen sampai ke batas praktis dalam rangka mengelola audit ya
ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersira atau diekspresikan oleh manajemen
tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yg tkait dalam laporan keuangan. Asersi
manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ( GAAP/PSAK),
karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen untu mencatat dan
mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan. Standar auditing internasional dan
standar auditing AICPA mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga kategori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa slama periode yang diaudit
Yang termasuk asersi ini adalah :
a. Keterjadian = asersi keterjadian bersangkutan dengan apakah transaksi yang dicatat
dalam laporan keuangan benar benar terjadi selama periode akuntansi ini.
b. Kelengkapan = asersi ini menyatakan apakah semua transaksi yang harus
dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dimasukkan seluruhnya. Asersi
kelengkapan mengemukakakn hak-hal yang berlawanan dengan asersi keterjadian.
Asersi kelengkapan berkaitan dengan kemungkinan penghilangan transaksi yang
harus dicatat, sementara asersi keterjadian berkaitan dengan pencatatan transaksi
yang seharusya tidak boleh dicatat. Jadi pelanggaran aras asersi kelengkapan dengan
lebih saji akun, sedangkan pelanggaran atas asersi kerterjadian berkaitan dengan
kurang saji akun.
c. Keakuratan = asersi keakuratan menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada
jumlah yang benar.
d. Klasifikasi asersi klasifikasi menyatakan apakahtrnasaksi telah dicatat pada akun
yang tepat.
e. Cutoff = asersi cutoff menyatakan apakah transaksi telah dicatat pada periode
akuntansi yang benar.
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
Yang termasuk asersi ini adalah :
a. Eksistensi = asersi ini bersangkutan dengan apakah aktiva, kewajiban dan
kepentingan ekuitas yang dicantumkan dalam neraca benar-benar ada pada tanggal
neraca.
b. Kelengkapan = asersi ini menyatakan apakah semua akun yang harus disajikan
dalam laporan keuangan pada kenyataan sudah dicantumkan.
c. Penilaian atau Alokasi = asersi penilaian dan alokasi berkaitan dengan apakah akun
asset, kewajiban dan kepentingan ekuitas telah dimasukkan dalam laporan keuangan
pad ajumlah yang tepat, termasuk setiap penyesuaian penilaian untuk mencerminkan
jumlah asset pada nilai realisasi bersih.
d. Hak dan Kewajiban = asersi ini membahas tentang apakah asset merupakan hak
entitas dan apakah kewajiban merupakan kewajiban entitas pada tanggal tertentu.
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
a. Keterjadian serta Hak dan Kewajiban = asersi ini menyatakan apakah peristiwa-
peristiwa yang digunakan telah terjadi dan merupakan hak serta kewajiban entitas.
b. Kelengkapan = asersi ini bersangkutan dengan apakah semua pengungkapan yang
diperlukan telah dicntumkan dalam laporan keuagan.
c. Keakuratan dan Penilaian = asersi keakuratan dan penialaian serta alokasi
bersangkutan dengan apakan informasi keuangan yang diungkapkan secara wajar dan
pada jumla yang tepat.
d. Klasifikasi dan dapat dipahami = asersi ini berkaitan dengan apakah jumlah-
jumlah telah diklasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan dan catatan kaki,
serta apakah uraian saldo dan pengungkapan yang berkaitan dapat dipahami.
Auditor harus mempertimbangkan relevansi untuk setiap kelas transaksi. Asersi yang relevan
mempunyai arti menyangkut apakah akun tersebut disajikan secara wajar dan digunakan untuk
menilai risiko salah saji yang material serta merancang dalan melaksanakan prosedur audit.
setelah asersi yang relevan diidentifikasi, kemudian auditor dapat mengembangkan tujuan audit
untuk setiap kategori asersi. Tujuan audit yang dilakukan auditor akan mengikuti dan
berhubungan erat dengan asersi manajemen.
Alasan menggunakan tujuan audit dan bukan asersi adalah menyediakan kerangka kerja untuk
membantu auditor mengumpulkan bukti yang cukup dantepat serta memutuskan jumlah bukti
yang tepat berdasarkan situasi penugasan. Tujuannya tetap sama dari audit ke audit, tetapi jumlah
buktinya bervariasi tergantung pada keadaan.