Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN MATERI PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Secara umum, pengertian audit laporan keuangan adalah pemeriksaan


laporan keuangan agar sesuai dengan data yang valid dan kaidah akuntansi.

Apa Itu Audit Laporan Keuangan?

Audit laporan keuangan adalah penilaian suatu perusahaan, organisasi, atau


lembaga untuk memberikan pendapat independen atau pihak ketiga mengenai
laporan keuangannya yang akurat, lengkap, relevan, dan wajar. Selain itu,
laporan yang diaudit harus sesuai dengan prinsip akuntansi dan peraturan yang
berlaku.

Audit laporan keuangan adalah salah satu cara perusahaan bertanggung jawab
kepada para pemangku kepentingan, misalnya investor. Informasi dalam
laporan keuangan perusahaan biasanya tersedia secara lengkap dalam
perangkat lunak pelaporan keuangan perusahaan. Proses ini dilakukan untuk
memberikan informasi tentang kepatutan dan kecukupan penyajian laporan
keuangan, dengan memperhatikan prinsip akuntansi yang berlaku.

Ketika laporan keuangan tidak diaudit, kesalahan dapat terjadi, lho, baik
disengaja maupun tidak sehingga membuat laporan keuangan kurang kredibel
dan pemangku kepentingan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas
kewajarannya.

A. Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan


Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya yang dinyatakan dalam
Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 02, SA 110) (2001) yaitu untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 07, SA 326) (2011) menyatakan bahwa terdapat
asersi manajemen sehubungan dengan tujuan audit yang diklasifikasian ke dalam tiga
kategori, yaitu:
1. Asersi atas kelas-kelas transaksi dan kejadian untuk periode yang diaudit, yang meliputi
occurence, completeness, accuracy, classification, dan cutoff.
2. Asersi atas saldo laporan posisi keuangan pada akhir periode, yang meliputi
existence, completeness, valuation and allocation, dan rights and obligation.
3. Asersi atas penyajian dan pengungkapan, yang meliputi occurence and rights and
obligation, completeness, accuracy and valuation, dan classification and understandability.
Langkah-Langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan.

Tanggung Jawab Manajemen


Tanggung jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan
berkaitandengan priilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang
dianggap perlu.ika manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan keuangan yang
menurut auditortidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat
tidak wajar atauwajar dengan penge*ualian atau mengundurkan diri dari penugasan
tersebut.

B. TANGGUNG JAWAB AUDITOR


Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari salah
saji yang material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan atau
kekeliruan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh
kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji yang material dapat dideteksi.
Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang disebabkan kekeliruan
ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi.

Auditor Bertanggung jawab atas kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, karena beberapa
alasan :
1. Sebagian bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti piutang usaha
atau persediaan.
2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dimasa depan.
3. Laporan keuangan yang disusun penuh oleh kecurangan sering kali sangat sulit,
bahkan tidak mungkin untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada kolusi
dikalangan manajemen Perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai