Audit laporan keuangan adalah salah satu cara perusahaan bertanggung jawab
kepada para pemangku kepentingan, misalnya investor. Informasi dalam
laporan keuangan perusahaan biasanya tersedia secara lengkap dalam
perangkat lunak pelaporan keuangan perusahaan. Proses ini dilakukan untuk
memberikan informasi tentang kepatutan dan kecukupan penyajian laporan
keuangan, dengan memperhatikan prinsip akuntansi yang berlaku.
Ketika laporan keuangan tidak diaudit, kesalahan dapat terjadi, lho, baik
disengaja maupun tidak sehingga membuat laporan keuangan kurang kredibel
dan pemangku kepentingan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas
kewajarannya.
Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 07, SA 326) (2011) menyatakan bahwa terdapat
asersi manajemen sehubungan dengan tujuan audit yang diklasifikasian ke dalam tiga
kategori, yaitu:
1. Asersi atas kelas-kelas transaksi dan kejadian untuk periode yang diaudit, yang meliputi
occurence, completeness, accuracy, classification, dan cutoff.
2. Asersi atas saldo laporan posisi keuangan pada akhir periode, yang meliputi
existence, completeness, valuation and allocation, dan rights and obligation.
3. Asersi atas penyajian dan pengungkapan, yang meliputi occurence and rights and
obligation, completeness, accuracy and valuation, dan classification and understandability.
Langkah-Langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan.
Auditor Bertanggung jawab atas kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, karena beberapa
alasan :
1. Sebagian bukti audit diperoleh dari pengujian sampel populasi seperti piutang usaha
atau persediaan.
2. Penyajian akuntansi mengandung estimasi yang kompleks, yang melibatkan sejumlah
ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa dimasa depan.
3. Laporan keuangan yang disusun penuh oleh kecurangan sering kali sangat sulit,
bahkan tidak mungkin untuk dideteksi oleh auditor, terutama bila ada kolusi
dikalangan manajemen Perusahaan.