2.
3.
4.
Mengetahui
pengungkapan
tujuan
audit
umum
untuk
kelas
transaksi,
akun,
dan
5.
Mengetahui
pengungkapan
tujuan
audit
khusus
untuk
kelas
transaksi,
akun,
dan
Tingkat materialitas diukur dari kemungkinan salah saji atas laporan keuangan
untuk mempengaruhi atau bahkan mengubah keputusan pengguna laporan
keuangan. Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak
bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi. Sedangkan untuk menemukan
semua salah saji yang tidak material memerlukan biaya yang sangat besar, tidak
sejalan dengan prinsip cost-benefit.
2.
Kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut,
bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Konsep ini
menunjukkan bahwa auditor bukanlah penjamin atau pemberi garansi atas
kebenaran laporan keuangan. Jadi kemungkinan salah saji yang material tidak
ditemukan dapat terjadi.
Alasan auditor bertanggung jawab atas kepastian yang layak:
o
o
Auditor mengandalkan bukti audit yang persuasif, tetapi tidak meyakinkan.
Hal ini disebabkan karena penyajian akuntansi mengandung estimasi yang
kompleks, yang melibatkan sejumlah ketidakpastian serta dapat dipengaruhi oleh
peristiwa-peristiwa di masa depan.
o
Laporan keuangan yang disusun dengan penuh kecurangan seringkali tidak
mungkin untuk dideteksi oleh auditor.
Pembelaan auditor jika salah saji yang material
melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing.
3.
tidak
terungkap
adalah
Kekeliruan adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja,
sementara kecurangan adalah salah saji yang disengaja. Keduanya dapat bersifat
material maupun tidak material.
Kecurangan
dapat
dibedakan
menjadi
misaprosiasi
aktiva
(penyalahgunaan/kecurangan karyawan) dan pelaporan keuangan yang curang
(kecurangan manajemen).
4.
Skeptisme Profesional
Agar auditing dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi kekeliruan
ataupun kecurangan, maka auditing harus direncanakan dan dilaksanakan dengan
sikap skeptisme profesional, yaitu sikap yang penuh dengan keingintahuan serta
penilaian kritis atas bukti audit.
5.
Kecurangan yang
Misaprosiasi Aktiva
Berasal
dari
Pelaporan
Keuangan
yang
Curang
vs
TINDAKAN ILEGAL
Tindakan Ilegal didefinisikan sebagai tindakan yang melanggar hukum atau
peraturan pemerintah selain Kecurangan.
1.
2.
Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk
mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau tidak langsung
telah terjadi. Tindakan yang perlu dilakukan adalah:
3.
Mempertimbangkan
kecukupan pengungkapan
pengaruhnya
pada
laporan
keuangan
termasuk
Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmensegmen yang lebih kecil untuk mempermudah pengelolaan dan pembebanan tugas
pada tim audit.
Penjualan
Penerimaan Kas
J. Penerimaan Kas
Neraca saldo, buku besar
Akuisisi barang dan jasa
J. Akuisisi
Pengeluaran kas
J. Penggajian
J. Umum
Siklus transaksi merupakan cara penting untuk menata audit. Para auditor akan
memperlakukan setiap siklus secara terpisah selama proses audit sampai ke batas
praktis dalam rangka mengelola audit yang rumit secara efektif.
Kas Umum
penggajian
ASERSI MANAJEMEN
Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit
2.
3.
Tentang
Saldo
Akun
Asersi
Keterjadian Transaksi dan peristiwa yang dicatat telah terjadi dan bersangkutan
dengan entitas tersebut. Eksistensi Aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang ada.
Keterjadian dan hak serta kewajiban Peristiwa dan transaksi yang
diungkapkan telah terjadi dan bersangkutan dengan entitas itu.
Kelengkapan Semua transaksi dan peristiwa yang harus dicatat telah dicatat
Kelengkapan Semua aktiva, kewajiban, dan kepentingan ekuitas yang harus
dicatat sudah dicatat.
Kelengkapan Semua pengungkapan yang harus
dimasukkan dalam laporan keuangan sudah dicantumkan.
Keakuratan Jumlah dan data lain yang bersangkutan dengan transaksi dan
peristiwa yang dicatat telah dicatat dengan benar. Penilaian dan alokasi Aktiva,
kewajiban, dan kepentingan ekuitas dimasukkan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang tepat dan setiap hasil penyesuaian penilaian dicatat dengan tepat.
Keakuratan dan penilaian Informasi keuangan dan yang lain telah
diungkapkan secara tepat dan pada jumlah yang tepat.
Klasifikasi Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam akun yang tepat.
Hak
dan kewajiban Entitas itu memegang hak atau kendali atas aktiva, dan kewajiban
merupakan kewajiban entitas itu.
Klasifikasi dan dapat dipahami Informasi
keuangan dan yang lain telah disajikan dan diuraikan secara tepat serta
pengungkapan telah dinyatakan dengan jelas.
Cutoff Transaksi dan peristiwa telah dicatat dalam periode akuntansi yang benar.
melibatkan transaksi non rutin dan beban yang tidak dapat dikreditkan (seperti
beban hukum atau perbaikan dan pemeliharaan). Akun-akun laporan laba rugi
lainnya berkaitan erat dengan akun-akun neraca dan diuji secara serentak (seperti
beban penyusutan dengan akumulasi penyusutan dan beban bunga dengan wesel
bayar). Auditor akan mengumpulkan bukti untuk memverfikasi rincian yang
mendukung saldo akun dan bukan memverifikasi saldo akun itu sendiri.
Cutoff Transaksi yang Mendekati Tanggal Neraca Telah Dicatat pada Periode
yang Tepat.
Hubungan yang Rinci (Detail Tie-In) Rincian Saldo Akun Sesuai dengan
Jumlah pada File Induk yang Berkaitan, Sesuai dengan Total Akun, dan Sesuai
dengan Total Buku Besar.
Nilai yang Dapat Direalisasi Aktiva yang Telah Dicantumkan dalam Jumlah
yang Diestimasi Akan Direalisasi.
Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit.
Hal ini dilakukan dengan cara mengikuti suatu proses auidt, yaitu metodologi
yang telah didefinisikan dengan baik untuk menata audit guna memastikan bahwa
bukti yang diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit
yang disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi.
Jika klien merupakan sebuah perusahaan publik, auditor juga harus membuat
rencana untuk memenuhi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan pelaporan tentang
keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Ada 2 pertimbangan
digunakan auditor:
utama
yang
mempengaruhi
pendekatan
ynnag
akan
3.
B. BUKTI AUDIT
Sifat Bukti Audit
Bukti audit adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Rentang informasi ini sangat beragam kemampuannya dalam mempengaruhi
auditor memutuskan apakah laporan keuangan telah disajikan dengan prinsip
akutansi yang berlaku umum. Bukti audit ini mencakup informasi yang sangat
persuasif, seperti perhitunga auditor atas surat berharga yang dapat
diperjualbelikan, dan informasi yang kurang persuasif, seperti berbagai tanggapan
atas pertanyaan-pertanyaan dari para karyawan klien.
Berbagai Keputusan Bukti Audit
Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah
bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan aga dapat memberikan keyakinan yang
memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam
keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar. Berbagai keputusan
auditor dalam pengumpulan bukti audit dapat dipilah kedalam empat keputusan
sebagai berikut :
1.
2.
Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu.
3.
4.
pembayar, nilai uang, dan tanggal pada berbagai cek yang ditangguhkan dengan
data yang terdapat dalam buku jurnal pengeluaran kas.
Ukuran Sampel, Setelah memilih prosedur audit, mungkin sekali memilih beragam
ukuran sampel dari hanya satu sampel hingga semua item yang terdapat dalam
populasi yang sedang diuji. Keputusan untuk memilih seberapa banyak item yang
akan diuji haruslah dibuat oleh auditor untuk masing-masing prosedur audit yang
ada.
Item item yang Terpilih, Setelah penentuan ukuran sampel untuk prosedur audit
dilakukan, haruslah ditentukan item-item mana dari populasi yang akan diuji. Jika
auditor memutuskan untuk memilih 50 cek yang ditanggukan dari populasi sebesar
6.600 cek, maka dapat digunakan metode : (1) memilih 50 cek pertama yang
tercatat dalam periode satu minggu, (2) memilih 50 cek bernilai terbesar, (3)
memilih cek-cek tersebut secara acak atau (4) memilih cek-cek yang menurut
auditor memiliki kemungkinan kandungan kekeliruan yang besar.
Pemilihan Waktu yang Tepat, Audit atas laporan keuangan umumnya mencakup
periode waktu tertentu seperti satu tahun, dan umumnya proses audit baru selesai
dilaksanakan setelah beberapa minggu atau beberapa bulan setelah berakhirnya
suatu periode tertentu. Keputusan untuk pemilihan waktu auditpun dipengaruhi
oleh kapan audit tersebut harus diselesaikan agar sesuai dengan kebutuhan klien.
Program Audit
Daftar atas berbagai prosedur audit untuk area audit tertentu atau untuk
keseluruhan proses audit disebut dengan program audit. Program audit selalu
mengandung daftar rangkaian prosedur audit dan seringkali didalamnya mencakup
pula ukuran sampel, item-item yang dipilih, dan waktu pelaksanaan pengujian
tersebut.
Persuasivitas Bukti Audit
Dua penentu persuasivitas bukti audit adalah ketepatan dan mencukupi.
1.
Ketepatan bukti (appropriateness of evidence), adalah ukuran mutu bukti
yang berarti relevansi dan reliabilitasnya memenuhi tujuan audit untuk kelas
transaksi saldo akun, dan pengungkapan yang berkaitan , jika suatu bukti dianggap
sudah sangat tepat, hal itu akan membantu meyakinkan auditor bahwa laporan
keuangan telah disajikan dengan wajar.
Perhatian bahwa ketepatan bukti hanya berkaitan dengan prosedur audit yang
dipilih. Ketepatan ini tidak dapat diperbaiki dengan memilih ukuran sample yang
lebih besar atau item-item yang populasi yang berbeda. Ketepatan hanya dapat
diperbaiki dengan memilih prosedur audit yang lebih relevan yang memberikan
bukti audit yang andal.
Relevansi bukti, bukti audit harus selaras atau relevan dengan tujuan audit yang
akan diuji oleh auditor sebelum bukti tersebut dapat dipercaya. Relevansi hanya
dapat dipertimbangkan dalam tujuan audit spesifik, bukti audit barangkali relevan
untuk suatu tujuan audit, tetapi tidak relevan untuk tujuan audit lainnya.
Reliabilitas bukti, mengacu pada tingkat dimana bukti itu dapat dipercaya atau
layak dipercaya. Seperti relvansi, jika bukti dapat diandalkan. Bukti tersebut sangat
membatu auditor dalam memberi keyakinan bahwa laporan telah disajikan secara
wajar. Sebagai contoh, jika auditor melakukan perhitungan persediaan, hasil
perhitungan auditor lebih dapat diandalkan jika dibandingkan dengan amanajemen
yang memberikan jumlah yang dihitung sendiri kepada auditor.
Reliabilitas tergnatung pada enam karakteristik bukti yang dapat diandalkan
sebagai berikut:
1.
Independensi Penyedia Bukti, bukti audit yang diperoleh dari sumber diluar
entitas akan lebih dapat dipercaya daripada bukti audit yang diperoleh dari dalam
entitas. Berbagai dokumen yang berasal dari luar orgnisasi klien akan dianggap
lebih terpercaya daripada dokmen yang berasal dari intern perusahaan serta tidak
pernah dikirin keluar organisasi.
2.
Efektivitas Pengendalian Intern Klien, jika pengendalian intern klien berjalan
efektif, maka bukti audit yang diperoleh akan lebih dapat dipercaya daripada jika
pengendalian intern itu lemah.
3.
Pemahaman Langsung Auditor, bkti audit yang diperoleh langsung oleh
auditor melalui pengujian fisik, observasi, penghitungan dan inspeksi akan lebih
kompeten daripada informasi yang diperoleh secara tidak langsung.
4.
Berbagai Kualifikasi Individu yang Menyediakan Informasi, walaupun jika
sumber informasi itu bersifat independen, bukti audit tidak akan dapat dipercaya
kecuali jika individu yang menydiakan informasi tersebut memiliki kualifikasi untuk
melakukan itu.
5.
Tingkat Obyektivitas, bukti yang obyektif akan lebih dapat dipercaya
daripada bukti yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk menentukan
apakah bukti tersebut memang benar.
6.
Ketepatan Waktu, ketepatan waktu atas bukti audit dapat merujuk baik ke
kapan bukti itu dikumpulkan atau kapan periode waktu yang tercover oleh proses
audit itu. Umumnya butki audit untuk mendukung akun-akun neraca akan lebih
tepat untuk dikumpulkan pada masa-masa yang dekat dengan tanggal neraca.
2.
Kecukupan, kuantitas bukti yang diperoleh akan menentukan kecukupannya.
Pada umumnya kecukupan bukti diukur dengan ukuran sampel yang dipilih oleh
auditor. Beberapa faktor mempengaruhi kecukupan ukuran sampel audit. Dua faktor
paling penting adalah ekspektasi auditor atas kemungkinan salah saji dan
efektivitas dari pengendalian intern klien.
Efek
Gabungan,
persuasivitas
bukti
hanya
dapat
dievaluasi
setelah
mempertimbangkan kombinasi antara kompetensi dan kecukupan termasuk pula
pengaruh-pengaruh dari berbagai faktor yang mempengaruhi kompetensi dan
kecukupan ini. Terdapat hubungan langsung antara keempat keputusan bukti audit
dan dua kualitas yang menentukan persuasivitas bukti audit yaitu dari tabel 7-1.
Persuasivitas dan Biaya, dalam membuat berbagai keputusan tentang bukti audit
pada suatu proses audit, baik persuasivitas maupun biaya harus turut
dipertimbangkan, sangatlah jarang terjadi ketika hanya satu jenis bukti audit saja
yang tersedia untuk memverifikasi informasi. Persuasivitas dan biaya dari semua
alternatif harus masuk dalam pertimbangan auditor sebelum ia memilih suatu atau
beberapa jenis bukti audit yang terbaik. Tujuan auditor adalah memperoleh
sejumlah bukti audit yang cukup kompeten pada tingkat biaya terendah yang paling
mungkin dicapai.
Tabel 7-1, Berbagai Hubungan antara Keputusan-keputusan Bukti Audit dan
Persuasivitas
Berbagai Keputusan Bukti Audit Berbagai
Persuasivitas Bukti
Kualitas
yang
Kecukupan
Mempengaruhi
Merupakan inspeksi atau penghitungan yang dilakukan auditor atas aktiva yang
berwujud (tangible asset). Pengujian fisik, yang secara langsung berarti verifikasi
atas aktiva yang benar-benar ada (tujuan keberadaan), dianggap sebagai salah satu
jenis bukti audit yang paling terpercaya dan berguna.
2.
Konfirmasi (confirmation)
Bank
Pelanggan
Pembuat surat
Pihak yang menerima konsinyasi
Gudang umum
Perusahaan asuransi
Kewajiban
Utang dagang
Surat utang
Uang muka dari pelanggan
Utang hipotik
Utang obligasi
Kreditur
Pemberi pinjaman
Pelanggan
Pemberi hipotik
Pemegang
Modal
Saham yang beredar
Informasi lainnya :
Nilai cakupan asuransi
Kewajiban kontingen
Perjanjian obligasi
Agunan yang dikuasai oleh para kreditur
Perusahaan asuransi
Bank, pemberi pinjaman dan penasehat hukum klien
Pemegang obligasi
kreditur
3.
Dokumentasi (documentation)
Adalah pengujian auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien untuk
mendukung informasi yang tersaji atau seharusnya tersaji dalam laporan keuangan.
Dokumen-dokumen secara sederhana dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Prosedur analitis digunakan untuk tujuan berbeda atas sebuah audit. Tujuan
tersebut antara lain:
5.
Wawancara adalah upaya untuk memperoleh informasi baik secara lisan maupun
tertulis dari klien sebagai tanggapannya atas berbagai pertanyaan yang diajukan
oleh auditor. Walaupun banyak bukti yang diperoleh dari klien melalui wawancara,
namun bukti tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai bukti yang meyakinkan
karena tidak diperoleh dari sumber yang independen dan mungkin cenderung
mendukung pihak klien.
6.
sejumlah sampel yang diambil auditor. Pengujian ini terdiri atas keakuratan
aritmatis klien.
7.
Observasi (observation)
Bervariasi Tinggi
Rendah
Umumnya
Dokumentasi
Beragam penyedia eksternal lebih independen dari penyedia
internal
Bervariasi
Rendah
Bervariasi
Tinggi
Prosedur Analitis Tinggi/rendah (dilakukan auditor melakukan/klien menanggapi
Bervariasi
Rendah
Umumnya tinggi (auditor melakukan/klien menanggapi)
Bervariasi Umumnya rendah
Wawancara kepada klien Rendah (klien menjadikan)
Bervariasi Bervariasi rendah ke tinggi
N/A
Rendah
Hitung Uji
Tinggi (auditor melakukan)
melakukan penyedia)
Tinggi
Bervariasi
Observasi
Tinggi (auditor melakukan)
(auditor melakukan penyedia) Sedang
Bervariasi
Dua jenis bukti audit yang paling mahal biayanya adalah pengujian fisik dan
konfirmasi, sedangkan dokumentasi dan prosedur analitis memerlukan biaya pada
tingkat yang moderat. Tiga jenis bukti audit yang paling rendah biayanya adalah
observasi, wawancara kepada klien dan hitung uji.
Dokumentasi Audit
Dokumentasi audit adalah catatan yang disimpan oleh auditor dari prosedur yang
diterapkan, ujian yang dilakukan, informasi yang diperolah dan kesimpulan yang
berhubungan yang dicapai dalam perjanjian. Tujuan utama dari dokumentasi audit
adalah untuk membantu auditor menyediakan jaminan wajar bahwa audit yang
memadai telah dilakukan sesuai dengan standar audit umum yang diterima (GAAS).
Atau, dokumentasi audit saat bersinggungan dengan audit tahun sekarang,
memberikan sebuah dasar untuk merencanakan audit, sebuah catatan bukti yang
diakumulasikan dan hasil dari ujian, data untuk menentukan jenis laporan audit
yang tepat, dan sebuah dasar untuk ditelaah oleh penyelia dan rekanan. Kebutuhan
untuk memelihara hubungan rahasia dengan klien diperlihatkan dalam aturan 301
dari kode perilaku professional, yang menyatakan :
seorang anggota tidak boleh mengungkapkan suatu informasi rahasia yang
diperoleh dalam rangkaian perjanjian professional kecuali dengan persetujuan klien
Isi dan organsasi arsip audit atau dokumentasi audit yang terorganisasi terdiri atas :
1.
Arsip Permanen,
Disengaja untuk mengandung data yang sifatnya historis atau berlanjut yang
bersinggungan dengan audit saat ini. Biasanya meliputi beberapa hal antara lain:
Analisis dari tahun sebelumnya, dari akun yang senantiasa penting bagi
auditor
Prosedur analitis dan pemahaman tentang control internal dan penilaian resiko
kontrol disertakan dalam arsip audit periode sekarang lebih daripada arsip
permanen oleh banyak perusahaan akuntan publik.
2.
Arsip Sekarang
Mencakup semua dokumentasi audit yang bisa diterapkan ke tahun audit. Ada
kumpulan arsip permanen untuk klien dan sekumpulan arsip sekarang untuk
masing-masing tahun audit. Jenis informasi yang disertakan dalam arsip sekarang
antara lain :
Program audit
Informasi umum
Sebagian arsip audit mencakup informasi periode sekarang yang sifatnya umum
bukannya dirancang untuk mendukung jumlah laporan keuangan tertentu.
Karena dasar untuk menyiapkan laporan keuangan adalah buku besar umum,
jumlah yang disertakan dalam catatan adalah titik utama dari audit. Seawal
mungkin setelah tanggal neraca saldo, auditor memperoleh atau menyiapkan daftar
buku besar umun dan saldo akhir tahun mereka. Jadwal ini adalah neraca saldo
berjalan
Jadwal pendukung
Merupakan bagian terbesar dokumentasi audit yang disiapkan oleh klien atau
auditor untuk mendukung jumlah tertentu pada laporan keuangan. Jenis utama dari
jadwal pendukung antara lain :
1.
Analisis
2.
3.
Rekonsiliasi jumlah
4.
Ujian kewajaran
5.
Ringkasan prosedur
6.
7.
Informasional
8.
Dokumentasi luar
Bukti audit makin meningkat dalam bentuk elektronik dan auditor harus
mengevaluasi bagaimana informasi elektronik mempengaruhi kemampuan mereka
untuk mengumpulkan bukti kompeten yang cukup. Saat bukti hanya bisa diperiksa
dalam bentuk yang bisa cibaca mesin, auditor menggunakan computer untuk
membaca dan memeriksa bukti. Ada program perangkat lunak audit komersil yang
dirancang khusus untuk digunakan oleh para auditor. Auditor juga menggunakan
teknologi untuk mengubah dokumentasi berbasis kertas menjadi arsip elektronik
dan untuk mengatur dokumentasi audit. Selain itu auditor juga menggunakan
jaringan area lokal dan program perangkat lunak kelompok untuk mengakses
dokumentasi audit secara simultan dari lokasi yang jauh.
C. KERTAS KERJA
Pendokumentasian bukti audit diselenggarakan dalam kertas kerja. Dalam PSA
No.15, kertas kerja (SA 339.03)menyebutkan bahwa kertas kerja adalah catatancatatan yang diselenggarakan auditor auditor mengenai audit yang ditempuhnya ,
pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan kesimpulan yang
dibuatnya sehubungan dengan auditnya yang berfungsi untuk:
1. Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit
2. Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit
3. Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing
Jenis-jenis Kertas Kerja
Berbagai kertas kerja dibuat auditor selama audit berlangsung. Kertas kerja
tersebut terdiri dari
1. Daftar saldo pemeriksaan
2. Daftar dan analisis
3. Memorandum dan informasi pendukung, dan
4. Jurnal penyesuaian dan reklasifikasi.
Daftar Saldo Pemeriksaan
Kertas kerja daftar saldo pemeriksaan sangat pentingdalam suatu audit, karena:
1. Merupakan penghubung antara rekening-rekening buku besar klien dengan pospos yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
2. Merupakan pengontrolatas kertas-kertas kerja yang lain.
3. Memberi petunjuk pada kertas kerja yang mana dimuat bukti audit untuk setiap
pos laporan keuangan.
Kertas kerja adalah milik auditor, namun hak pemilikan auditor atas kertas kerja ini
mendapat kendala dari organisasi profesi si auditor sendiri.Kertas kerja disimpan
auditor dan ia bertanggungjawab untuk menjaga keamanan dan kerahasiaannya.
Kertas kerja dalam kategori kertas kerja permanen, disimpan untuk waktu yang tak
terbatas, sedangkan kertas kerja tahun berjalan disimpan oleh auditor sepanjang
diperlukan oleh auditor untuk melayani klien atau untuk memenuhi ketentuan
undang-undang.