Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan Materi Kuliah Audit 1 (G)

Kelompok 7 :

- Dimas Anugerah (1902156073)


- Galih Rama Al-Hafidh (1902112862)
- Rosy Kurnia Amita (1902112599)

Materi ke-6

TANGGUNG JAWAB DAN TUJUAN AUDIT

Tujuan Pelaksanaan Audit Atas Laporan Keuangan


Tujuan audit adalah untuk menyediakan pemakai laporan suatu pendapat yang diberikan
oleh auditor tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal
yang material, sesuai dengan kerangka kerja akuntansi yang berlaku. Pendapat auditor ini
menambah tingkat keyakinan pengguna yang bersangkutan terhadap laporan keuangan.
Tanggung Jawab Manajemen
Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai dan menyajikan laporan keuangan yang wajar
berada di pundak manajemen auditor. Karena menjalankan bisnis sehari-hari, manajemen
perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih mendalam tentang transaksi perusahaan
serta aktiva kewajiban dan ekuitas terkait ketimbang auditor. Sebaliknya, pengetahuan
auditor akan masalah ini serta pengendalian internal hanya terbatas pada pengetahuan
yang diperolehnya selama audit.
Tanggung Jawab Auditor
Salah Saji Yang Material Versus Tidak Material Salah saji umumnya dianggap
material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam
laporan keuangan kemungkinan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan orang
yang menggunakan laporan keuangan tersebut.
Kepastian Yang Layak Kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian
yang diperoleh auditor pada saat menyelesaikan audit. Standar auditing menyatakan
bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi tetapi tidak absolut,
bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Konsep kepastian yang
layak, bukan yang absolut, mengindikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi
atau jaminan atas kebenaran laporan keuangan.
Kekeliruan Versus Kecurangan Membedakan antara dua jenis salah saji kekeliruan dan
kecurangan. Kedua jenis salah saji ini dapat material maupun tidak material kekeliruan
adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja, sementara kecurangan
adalah salah saji yang disengaja.
Skeptisisme Profesional Standar auditing mengisyaratkan bahwa audit dirancang
sedemikian rupa agar dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi baik
kekeliruan maupun kecurangan yang material dalam laporan keuangan titik untuk
mencapainya audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap skeptisme
profesional atas semua aspek penugasan.
Kecurangan Yang Berasal Dari Pelaporan Keuangan Yang Curang Versus
Misapropriasi Aset Laporan keuangan yang curang dan misapropriasi aset berpotensi
merugikan para pemakai laporan keuangan, tetapi ada perbedaan penting diantara
keduanya. Laporan keuangan yang curang akan merugikan para pemakai karena
menyediakan informasi laporan keuangan yang tidak benar untuk membuat keputusan.
Apabila asep disalahgunakan atau di misapropriasi, para pemegang saham kreditor, serta
pihak lainnya akan dirugikan karena aset tersebut tidak lagi menjadi milik pemiliknya
yang sah.
UU Dan Regulasi Memiliki Pengaruh Langsung Terhadap Laporan Keuangan
Provisi dari uu dan regulasi tertentu seperti uu regulasi pajak serta pensiun umumnya
diakui memiliki pengaruh langsung terhadap jumlah pengungkapan dalam laporan
keuangan.
UU Dan Regulasi Yang Tidak Memiliki Pengaruh Langsung Terhadap Laporan
Keuangan Dari banyak uu dan regulasi tidak mungkin memiliki pengaruh langsung
terhadap laporan keuangan. Namun, ketaatan terhadap uu dan regulasi tersebut sangatlah
mendasar bagi operasi bisnis serta diperlukan untuk menghindari penalti yang material.
Tidak Patuhan Teridentifikasi Atau Diduga Jika auditor menemukan informasi
mengenai kasus ketidak patuhan atau dugaan ketidakpatuhan atas uu dan regulasi auditor
harus memahami sifat dan situasi dari tindakan itu. Harus diperoleh informasi tambahan
untuk mengevaluasi pengaruh potensial terhadap laporan keuangan.
Laporan ketidakpatuhan yang teridentifikasi atau diduga kecuali masalah yang terlibat
tidak berkaitan harus berkomunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas masalah
tata kelola yang melibatkan ketidakpatuhan terhadap uu dan regulasi yang menjadi fokus
auditor selama audit
Siklus Laporan Keuangan
Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen-segmen atau
komponen yang lebih kecil. Pembagian ini membuat audit lebih mudah dikelola dan
membantu pembebanan tugas kepada setiap anggota tim audit. Cara yang umum untuk
membagi audit adalah dengan tetap mempertahankan hubungan yang erat antara jenis
transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Cara ini disebut sebagai pendekatan
siklus.
 Semua jurnal dalam akun buku besar akan dicantumkan sedikitnya satu kali.
Untuk perusahaan yang berbeda, jumlah dan judul jurnal serta akun buku besar
akan berbeda-beda tetapi semuanya akan disertakan.
 Beberapa jurnal dan akun buku besar akan dimasukkan dalam lebih dari satu
siklus. Apabila hal itu terjadi, ini berarti bahwa jurnal digunakan untuk mencatat
transaksi dari lebih dari satu siklus dengan mengindikasikan keterkaitan di antara
siklus siklus tersebut.
 Siklus penjualan dan penagihan adalah siklus pertama yang dicantumkan dan
merupakan fokus utama pada sebagian besar audit. Penagihan piutang usaha
dalam jurnal penerimaan kas adalah harus masuk operasi utama dalam kas di
bank.
 Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali berkaitan erat dengan siklus
akuisisi dan pembayaran. Transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran
mencakup pembelian persediaan perlengkapan, dan barang serta jasa jasa lain
yang berkaitan dengan operasi.
 Siklus persediaan dan pergudangan berkaitan erat dengan semua siklus lainnya
khususnya bagi sebuah perusahaan manufaktur. Biaya persediaan mencakup
bahan baku tenaga kerja langsung dan overhead manufaktur. Penjualan barang
jadi melibatkan siklus penjualan dan penagihan. Karena persediaan bersifat
material bagi kebanyakan perusahaan manufaktur, maka meminjam sejumlah
uang dengan menggunakan persediaan sebagai jaminan nya sudah menjadi lazim.

Siklus transaksi merupakan cara yang penting untuk menata audit. Pada umumnya,
para auditor akan memperlakukan setiap siklus tersebut secara terpisah selama proses
auditing meskipun auditor harus mempertimbangkan keterkaitan diantara siklus-
siklus itu, mereka biasanya memperlakukan siklus itu secara independen sampai ke
batas praktis dalam rangka mengelola audit yang rumit secara efektif.

Menetapkan Tujuan Audit

Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum
auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan
tepat. Tujuan ini disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Demikian pula, beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang
disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Kategori ketiga tujuan audit
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan,
yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan.

Asersi Manajemen

Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan


oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait
dalam laporan keuangan. Dalam kebanyakan kasus asersi manajemen bersifat tersirat.
Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen
untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.

Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Transaksi

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi mengikuti dan berhubungan erat
dengan asersi manajemen tentang kelas transaksi ada perbedaan antara tujuan audit
umum yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit khusus yang berkaitan
dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi.
 Keterjadian-Transaksi Yang Dicatat Memang Ada.
 Kelengkapan-Transaksi Yang Terjadi Telah Dicatat.
 Keakuratan-Transaksi Yang Dicatat Dinyatakan Pada Jumlah Yang Benar.
 Postingan Dan Pengikhtisaran-Transaksi Yang Dicatat Dimasukkan Ke Dalam
File Induk Dan Ikhtisarkan Dengan Benar.
 Klasifikasi-Transaksi Yang Dicatat Dalam Jurnal Klien Telah
Diklasifikasikan Secara Tepat
 Penetapan Waktu-Transaksi Yang Dicatat Pada Tanggal Yang Benar.

Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Saldo

Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dan tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi. Pertama, seperti yang tersirat dalam
istilahnya, tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun
seperti piutang usaha dan persediaan kemabukan kelas transaksi seperti transaksi
penjualan dan pembelian persediaan. Kedua ada delapan tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan enam tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi.

 Eksistensi-Jumlah Yang Tercantum Memang Ada


 Kelengkapan-Jumlah Yang Ada Telah Dicantumkan.
 Keakuratan-Jumlah Yang Tercantum Telah Dinyatakan Dengan Benar.
 Klasifikasi-Jumlah Yang Tercantum Dalam Daftar Klien Telah
Diklasifikasi Dengan Tepat
 Cutoff-Transaksi Yang Mendekati Tanggal Neraca Telah Dicatat Pada
Periode Yang Tepat.
 Hubungan Yang Rinci-Rincian Saldo Akun Sesuai Dengan Jumlah Pada
File Induk Yang Berkaitan, Sesuai Dengan Total Saldo Akun Dan Sesuai
Dengan Total Buku Besar
 Nilai Yang Dapat Direalisasi Setiap Aset Yang Telah Dicantumkan Dalam
Jumlah Yang Diestimasi Akan Direalisasi
 Hak Dan Kewajiban
Tujuan Audit Yang Berkaitan Dengan Penyajian Dan Pengungkapan

Dengan penyajian dan pengungkapan biasanya identik dengan asersi manajemen


untuk penyajian dan pengungkapan yang telah dibahas sebelumnya. Konsep yang
sama yang diterapkan pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, juga berlaku
untuk tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan.

Anda mungkin juga menyukai