Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN KEUANGAN I MATERI KE-13 BAB 20 & 21

"Ekspansi : Konsolidasi, Merger, Akuisisi, Kegagalan perusahaan dan


Reorganisasi”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Manajemen Keuangan II

DOSEN PENGAMPU :

NINNASI MUTTAQIIN, S.M.B., M.SM., CFP.

DISUSUN OLEH :

1. Selfi Fitria Sari (5130019015)


2. Rita Amelia (5130019019)
3. Muhammad Dwi Fajariansyah (5130019028)
4. Mochamad Zainul Arifin (5130019034)
5. Alisyah Azzahra Putri (5130019042)
6. Siti Fauziya Muhammad (5130019045)
7. Shofi Eka Pratiwi (5130019049)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020 – 2021
BAB I 
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ekspansi telah menjadi sebuah topik yang populer dalam beberapa
tahunterakhir ini. Hal ini terjadi karena pada awalnya Ekspansi biasanya dilakukan
dandiperbicarakan di kalangan bisnis saja, namun semakin majunya
perkembanganzaman yang semakin terbuka dalam bidang teknologi informasi dan
perdagangan yangsemakin global, telah mendorong sesseorang untuk melakukan
perluasan-perluasandisetiap usahanya baik dikalangan rumahan maupun perusahaan.

Ekspansi sendiri memiliki makna perluasan yang identik dengan


perluasanwilayah. Hal ini seperti waktu penjajahan belanda terhadap negara
Indonesia, Merekamelakukan ekspansi ke negara kita dengan mengeruk kekayaan
yang ada dalamnegara Indonesia, namun dalam ekonomi dan bisnis, Kata ekspansi
memiliki arti yangluas, tidak hanya menjajah melainkan mengembangkan dan
melebarkan usahanyadalam bidang-bidang tertentu agar tetap mendapatkan
keuntungan dan tetap berdiri

Setiap perusahaan yang didriken memiliki harapan menghasilkan profit


sehingga mampu untuk bertchan dan berkembang dalam jangka panyang. yang di
kena dengan istilah going concern. Di asumsikan bahwa perusshaan akon terus hidup
dengan harapan perusahan tidak akon mengdani likuidasi Oleh kerena itu, dalam
perkembangan dunia bisnis yang semdkin ketat perlu manejemen peruschaon yang
dapat
mengelda peruschan dengen tepat don sangat bak sehingga perushaon dapat terus
maju dan berkembang dalom jangka waktu yang panjang. Tidsk semua perusahaon
dopat
berid an sesua dengan yang diharapkon,bisa saja terjadi selodiknya dengan resiko
kebangkruten. Rudianto (2013: 252) meryataken bahwa secora unem kelbangkruton
diartikon sebaga kegagalon peruschan daam menydankon operasi untuk mencapai
tryjuannya.

Ha di ates tidak seldu meradi kenyataan di dalam praktiknga Seringkai


perusahaon yong telah berydlan dan beroperasi dalam jengka wakte tertentu terpasa
guleng tiker yang diakibatkon deh financid distress yang akan bereyung pada
kebangkrutan perusahaon Suatu perusahan gang mengalani kelangkruten meriliki
peryebdo yang berbeda-beda dalam setiap satu kondisike kondisi yang larnya,
kondisi yang leman dalam firancid perusahan juga dapat bercyjung keloangkrutan
usaha.

Rumusan Masalah
1. Apa itu Ekspansi?
2. Apa itu Marger?
3. Apa itu Konsilidasi?
4. Apa itu Akuisisi
5. Bagaiamana Cara menggabungkan Suatu Usaha?
6. Apa yang dimaksud kegagalan perusahaan?
7. Bagaimana penyelesaan kegagalan perusahaan?
8. Apa yang dimaksud reorganisasi perushaan?
9. Bagaimana menentukan nilai perusahaan?
10. Bagaimana menyusun kemodi perusahaan?

Tujuan 
1. Memahami maksud dari Ekspansi
2. Memahami maksud dari Marger
3. Memahami maksud dari Konsilidasi
4. Memahami maksud dari Akuisisi
5. Memahami cara menggabungkan suatu usaha
6. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud kegagalan perusahaan
7. Untuk menjelaskan bagaimana penyelesain kegagalan perusahaan
8. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan reorgansasi perushaan
9. Untuk menjelaskan bagaimana cara menentukan nilai perusahaan
10. Untuk menjelaskan bagaimana cara menyusun kembali struktur modal
BAB II 
PEMBAHASAN

1.     Pengertian dan cara melakukan ekspansi 


Ekspansi atau perluasan usaha dapat dilakukan secara internal atau eksternal.
Perusahaan dikatakan melakukan ekspansi internal jika perusahaan melakukan
investasi mulai dari awal, seperti mendirikan perusahaan baru atau melakukan
perluasan perusahaan yang sudah ada. Sementara itu, perusahaan dikatakan
melakukan ekspansi eksternal jika perusahaan menggabungkan kegiatan
operasionalnya dengan perusahaan lain yang suda ada. Penggabungan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain yang sudah ada dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu:

Merger
Mferger adalah penggabungan dua perusshaan yang ukurannya tidak sama dan hanya
satu perusahaan yang teap survival, yaitu perusshaan yang lebih besar, sedangkan
perusahaan yang lebih keil melebar perusahaan yang besar. Misalnya, perusahaan A
ukurannya lebih besar dari pada B, melalulan merger, mala setelah merger perusahaan
yang tetap survival adalah perusshaan A
Konsolidasi
Konsolidasi adalah penggabungan dus perusahaan yang ukurannya relatif sama
menjadi satu perusahaan baru. Misalnya, perusahaan A ukurannya relatif sama dengan
perusahaan B melakukan konsolidas. maka muncul perusahaan C sebagai hasil
konsolidasi.

Akuisisi
Akuisisi adalah penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan akuisitor
membeli sebagian saham perusahan yang diakuisisi, sehingga pengendalian
manajemen perusshaan yang diakuisisi berpindahkepada perusahaan alauisitor,
sementara kedua perusahaan masing-masing teap beroperasi sebagai suatu badan
hukum yang berdiri sendiri.Penggunaan ketiga istilah merger, konsolidasi dan akuisisi
di dalam prakteknya sering dipertukarkan satu sama lainnya. Apabila diinjau dari
keterlaian bidang usaha perusahaan yang bergabung, penggabungan dua atau lebih
perusahaan dapat dibedakan menjadi:
a. Penggabungan vertilal, adalah penggabungan dua atau lebih perusahann yang
berada pada tingkat proses produlsi yang tidak sama. Misalnya, penggabungan
antars perusahaan sepatu yang Memproduksi sepatu dengan pabrik bulit yang
memasok bahan balu atau perusshan sepatu bergabung dengan distributor yang
memasarkan sepatu.
b. Penggabungan horizontal, adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan
yang berada pada tingkat proses produksi yang sama. Misalnya, perusahaan
sepacu Batta bergabung dengan perusahaan
c. Penggabungan konglomeratif, adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih
yang kaitan bisnis sama selali. Misalnya, perusahaan sepatu bergabung dengan
perisahazn semen.
CARA MELAKUKAN PENGGABUNGAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI
Suatu perusahaan dapat melakukan penggabungan (merger) dengan jalan
membeli ase
erusahaan lain dan pembayarannya dapat dilakulan dengan tunai atau dengan saham
mbayarannya dengan tunai, maka transaksi tersebut dikenakan pajak kepada perus
njual atau kepada pemegang sahamnya. Hal ini berarti harus ads pengakuan lsba
saat transaki dilakukan.
Apabila pembayaran dengan menggunalan saham, maks tidak dikenakan pajak
pada saat transaksi merger dilakukan. Laba atau rugi baru diskui apabila saham
tersebut di kemudinn hari djual pada pemiliknya.Dengan demikian,, apabila
pembayaran dilakukan dengan saham, pengenaan pajaknya ditunda sampai dengan
sahan tersebut dijual pemiliknya.

Perlakuan Akuntansi
Akuntansi, penggabungan perusahaan dapat diperlakukan sebagai transaksi
pembelian (purebase) atau penggabungan kepentingan (pooling of interest). Jika
diperlakukan sebagai transaksi pembelian. perusahaam pembeli memperlakukan
persahaan yang dibel sebagai suatu investasi. Jika perusahaan yang membeli
membayar premi di atas harga pasar asset atau saham, maka besar tersebur dicatat:
sebagai goodzill di neraca perusshaan yang membeli. Jika diperlakukan sebagai
pooding of interest, maka neraca kedua persahaan digabungkan dengan jalan
menjumlahkan nilai aktiva dan utang kedua perusahaan.
Sebagai contoh, perusahaan ALFA meger dengan perusahuan BETA, yang
dilakukan dengan saham perusahaan BETA dengan nilai Rp2 juta. Perusahaan BETA
mempunya
dan modal saham Rp1,2 juta, sedangkan perasahuan ALFA mempunyai modal saham
dan utang Rp; juta sebelum dillukan merzer.Jika diperlakukan sebgai transaksi
pembelian, karena saham perusshaan BETA bernilai Rpl,2 juta dibeli dengan harga
Rp2 juta, maka terjadi goodzill sebesar Rp 0,8 jut, (Rp2 juta - Rpl,2 juta).

ALASAN PENGGABUNGAN PERUSAHAAN


Perusahaan melakukan penggabungan dengan tojuan untuk menciptakan suatu sinergi,
artinya hasil yang diperoleh dari penggabungan harus lebih besar dibandingkan
jikamasing-masing perusahaan berproses sendiri-sendiri, atau dengan kata Lain dapat
diilustrasikan sebagai 2 + 2 = 5. Namun demikian, secara spesifik ada beberapa alasan
lain perusahaan melakukan penggabungan, di antaranya sebagai berikut:
I. Mencapai operasi yang ekonomis
Dua atau lebih perusahaan yang sejenis jika beroperasi sebagai entitas yang terpisah,
dalam pemanfatan aset yang dimiliki nasing-masing perusahaan akan sering kurang
optimal, yang diakibatkan kapasitas asct yang lebih besar dari kebutuhan masing-
masing penusahaan. Di sampingin banyak aset yang dimilik masing-nasing
perusahaan bersifat duplikasi, dan jika perusahaan bergabung, maka aset yang
diduplikasi tersebut dapat dikurangi.
2. Pertumbuhan.
Penggabungan dua penusahaan atau lebih alan mempercepat pertumbulan perusshaan.
Hal ini
dimungkinkan karena intensitas persaingan akan berhurang dan kemampuan
perusahaan untuk bersaing juga meningkat, karena perusahaan beroperasi secara lebih
efisien, sehingga harga produk yang dihasillkan bisa lebih murah.
3. Diversifkasi
Diverifikasi dapat dicapai melalui penggabungan dua atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam industri yang berbeda. Tujuannya adalah antuk mengurangi nsilo. Hal
ini bisa dicapai, karena perusahaan yang berada pada kelompok industri yang berbeda
memiliki karakteristik yang berbeda pula. Dengan penggabungan, maka ketika satu
perusahaan mengalami kerugian, perusahan lain masih memperolch laba, sehingga
secara keseluruhan variabilitas laba yang diperoleh setelah penggabungan menjadi
lebih stabil, atau risikonya menjadi lebih kecil.

PENILAIAN MERGER DENGAN PENDEKATAN PENDAPATAN


Untuk meaenrukan apaigh merger layak dilabulan atau tidak, ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:

Pendekatan Pendapatan (Earning)


Pendapatan yang dimalsudlan dalam pendelatan ini diledakan menjadi pendapatan
sekarang present earning) dan pendapatan di masa yang alan datang (Suture earning).

Pendapatan Sekarang (Present Earning)


Pendapatan yang dimaksud dalam pendekatan ini adalah pendapatan per-saham
(earning per share) disingkat EPS. Menurut pendekatan ini, merger layak dilakulan
jila setelah merger EPS mengalami peningkatan dibandingkan sebelum merger.

Pendapatan yang akan datang (future earnings)


Apabila keputusan merger hanya didasarkan pada pertimbangan jangka pendek, yaitu
pengaruh segera terhadap EPS setelah merger, mala apabila terjadi penurunan EPS
setelah merger, berarti merger tidak layak dilakukan. Analisis yang demikian tidak
mempertimbangkan pengaruh jangka panjang merger terhadap peningkatan EPS di
masa yang akan datang. Apabila sinergy akibat merger baru dirasakan beberapa watu
kemudian, maka perkembangan pendapatan yang akan datang (Futtor earaing) penting
untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan merger.

PENILAIAN MERGER DENGAN PENDEKATAN NILAI PASAR (MARKET


VALUE)
Berdasarkan nilai pasar saham, maka rasio pertukaran harga saham dihitung dengan
berikut :
PENDEKATAN PENDAPATAN EKONOMIS DAN BIAYA (ECONOMIC
GAIN AND COST)
Menurut pendekatan ini ada dua hal yang perlu dipertimbangian dalan keputusan
merger, yaitu pendapatan dan biaya. Pendapatan ekonomis terjadi jla nilai sekarang
perusahaan setelah merger lebih besar dari pada nilai sekarang perusahsan scbagai
suatu entitas (badan usaha) sebelum merger. Misalkan Perusahaan A merger dengan
perusahaan B, pendapatan ekonomis akan terjadi jika :
PVAB > (PVA .PV ). Dengan demilian besamnya pendapatan ekonomis = PVAB -
(PVA + PVB).
Biaya untuk meiger dcngan perusshaan B besarnya tergantung pada bagainans cara
pembelanjaan merger tersebut. Jika merger dibelanjai dengan las, biaya untuk merger
dengan perusahaan B adalah sejumlah las yang dibuyarion dilurangi dengan nili
perusahuan B. Dengan demilian besamya bisya (Cont) - Casb - PVB. Nilai sekarang
bersih atau net preemt salue (NPV) perusahaan setelah merger adalah merupakan
selisih pendapatan ckonomis dan biaya.
NPV = Gain - Cort
= PVa-(PV,ㆍ PV)-(Cash - PV)

Estimasi Biaya Merger


Besar kecilnya biaya merger tergantung bagaimana merger tersebut dibelanjai. Jika
merger dibelanjai dengan kas :
 apabila nilai pasar (MV) sama dengan nilai intrisik (PV), maka biaya merger:
Cost - Carb - PID
 apabila nilai pasar tidak sama dengan nilai intrisik, mala biaya merger: Cost -
(Cash - PIB)ㆍ(MVB - PVB)

Dengan demikian, yang dimaksud biaya merger jika nilai pasr tidak sama dengan nilai
intrisik adalah premi yang dibayar di atas nilai pasar ditambah dengan perbedaan
antara nilai pasar dan nila intrisilk perusahaan sebagai suatu entitas terpisah.
Cort - Promium paid ouer market talue of B + Difrence berueen market salue as a
spurate entity.

KEGAGALAN PERUSAHAAN
Suatu perusahaan tidak selalu berkembang dengan baik sebagaimana yang
diharapkan. Dalam perusahaan banyak perushaan dapat mengalami kegagalan.
Kegagalan bisnis tidak terbatas pada perusahaan tertentu, tetapi dapat dialami oleh
semua industri atau perusshsan. Ada berbagai penyebab perusahaan mengalami
kegagalan, diantarnya adalah Faktor ekonomi,kelemahan manjemen atau bencana
alam.

Kegagalan suatu perusahaan bisanya dimulai dengan terjadinya kesulitan keuangan.


Perusahaan Kesulian keuangan adalah suatu keadaan ketika arus kas operasi
perusahaan mencukupi untuk memenuhi kewajiban Iancar dan perusahaan diharuskan
mengambil tindakan peta. Pengertian Kesulitan Keuangan tersebut dapat diperluas
dalam kaitannya dengan innlomy Iokdisrblan diartikan sebagai: ketidak mampuan
untuk membayar satu utang, kurangnya alat untuk membayar utang.

Pengertian tadi mempunyai dua aspek: ketersediaan dan arus kas. Insolvensi yang
didasarkan pada ketersediaan terjadi ketika perusshaan mempunyai modal yang
negatif. Dengan kata lain, Aktifanya lebih kecil dari pada nilai utangnya, atau nilai
aktivitas yang dimilliki perusahaan tidak cukup untuk membayar utang perusahaan
Insolvensi yang didasarkan pada arus kas terjadi ketika arus kas operasi perusahaan
tidak mencukupi untuk membayar kewajilan jangka pendek perusahaan. Insohera
dapat berakibat pada kebangkrutan perusahaan.

Apa yang dilakukan perusahaan jika mengalami kesulitan keuangan, yaitu: menjual
sebagian dari aktivanya, merger dilakukan perusahaan Ketika mengalani Kesulitan
keuangan?. Beberapa dengan perusahaan lain, mengurangi pengeluaran modal, riset
dan pengembangan, menerbitkan survei berharga baru, negosiasi dengan bank dan
kreditur lainnya, mengubah utang menjadi saham dan mengajukan kebangkrutan.

Beberapa perusahaan mungkin dapat mengambil pelajaran dari kesulitan keuangan


perusahaan dengan melakukan restrukturisasi aktivanya. Sebagai contoh, Perusahaan
yang melalukan sekapitalnya utang dapat mengubah perilaku perusahaan dan
memaksa perusahaan untuk melepaskan bisnis yang tidak berhubungan dengan bisnis
utama perusahaan. Perusahaan yang mengalami kesulitan mengembangkan bentuk
organigsi baru dan strategi operasi yang baru.

Kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan sangat bervariasi, dari kesulitan
Iikuiditas hingga kesulitan solvabilitas. Apabila prospek perusahaan kurang baik,
maka perusahaan dapat dilikuiditas jika prospek perusahaan masih culup baik, untuk
kepentingan para kreditur, pemegang saham dimasyarakat, maka perusahaan dapat
direorganisasi.

Sebagaimana telah dikemukakan, ada banyak faktor yang mengakibatkan perusahaan


mengalami kesulitan keuangan, tapi kebanyakan penyebabnya baik langsung atau
tidak langsung adalah karena kesalahan manajemen yang terjadi berulang-ulang.
Akumulasi tidak mampuan manajemen dari mengelola perushaan inilah yang pada
takdirnya berakibat pada kegagalan perusahaan. Oleh karena itu pihak manajemen
perusahaan harus mampu untuk mengidentifkasi berbagai faktor yang menyebabkan
perusahaan mengalami kegagalan sebelum peristiwa terscbut terjadi.

Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan memprediksi kegagalan


atau kesulitan keuangan suatu perusshaan, di antaranya Edward I. Alman,
menggunakan "Multiple Disoriminunt Analysis” memprediksi kebangkrutan.
Penelitian yang dilakukan Edward Altman menggunakan rasio-rasio keuangan
perusahaan manufaktur yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal Amerika.
Penggunaan analisis diskriminasi untuk mengembangkan model prediksi
kebangkrutan Bank di Indonesia pada tahun 1997 dilaukan oleh Lily Anggraini. Bank
yang dijadikan sampel penelitian adalah untuk kelompok bank yang bangkrut, yaitu
10 bank umum swasta nasional yang dilikuidasi oleh pemerintah tahun 1997,
sedangkan kelompok bank yang tidak bangkrut dipilih 10 bank umum swasta nasional
yang termasuk katagori sangat bagus berdasarkan Biro Riset Info bank.

PENYELESAIAN KEGAGALAN PERUSAHAAN


Jika suatu perusahaan menghadapi kegagalan atau kesulitan keuangan, maka harus
dikenali apakah kesulitan keuangan tersebut bersifat jangka pendck atau jangka
panjang. Kesulitan keuangan yang bersifat jangka pendek apabila idak segera
ditanggulangi dapat berakibat pada timbulnya kesulitan keuangan jangka panjang.
Kesulian keuangan jangka pendek yang dimaksud adalah kesulitan dalam likuiditas
perusahaan, sedangkan kesulitan keuangan jangka panjang adalah berkaitan dengan
solvabilitas perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kesulitan keuangan
yang dihadapi oleh suatu perusahaan, di antaranya sebagai berikut :

Penyelesaian Sukarela (Voluntary Settlements)


Penyelesaian secara suka rela dapat dilakukan dengan melalui kesepakatan anura
pihak kreditur dan debitur. Ada beberapa altemnatif penyelesaian secara sukarela,
yaitu sebagai berikut :

 Extension (perpanjangan)
Pihak kreditur sepakat dengan pihak debitur untuk memperpanjang jangka waktu jatuh
tempo kreditur yang telah diberikan. Dengan denikian pihak debitur mempunyai
kesempatan untuk memanfaatkan dana yanguntuk mestinya dipakai untuk melunasi
utang guna membiayai kegiatan operasi perusahaan.

 Comperitio
Para kreditur bersedia menerima pembayaran sebagian tagihannya, dan merelakan
sebagian yang lainnya tidak terbayar, atau jika para kreditur bersedia untuk mengubah
utang menjadi modal Hal ini akan meringankan perusahaan dari kewajiban membayar
bunga dan pokok pinjaman.

 Liquidation by veluntary aggrement


Kreditur secara bersama memutuskan meminta likuidasi perusahaan secara informal,
Jika hal ini dilakukan, maka ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh, yaitu
waktu penyelesaian likuidasi lebih cepat, biaya yang dikeluarlan lebih murah, nilai
aset perusahaan yang dilikuidasi masih inggi.

Penyelesaian Lewat Pengadilan (Settlements Involving Letigation)


Apabia pihak kreditur dan debitur tidak mencapai kesepakatan untuk penyelesaian
secara suka rela, maka langkah selanjutnya yang dapsat ditempuh adalah
penyelesaian secara hukum.
Likuidasi (Liquidation)
Apabila kondisi keuangan perusahaan sudah tidak bisa diperbaiki lagi, maka likuidasi
merupakan satu-satunya alternatif penyelesaian. Pihak yang bisa mengajukan atau
memintakan dilikuidasi atau kepailian adalah: debitur, seorang atau lebih debitur,
Jaksa. Keputusan pailit atau bangkrut ditetapkan oleh pengadilan (pengadilan nisga).
Penjualan asset perusahaan yang sudah bangkrut biasanya dilakukan dengn cara lelang
dan hasilnya dibagikan kepada para kreditur setelah dikurangi dengan biaya-biaya
kepailitas Pembagian hasil likuidasi kepada kreditur dilakukan berdasarkan persentase
tertentu secara pro-rata.

REORGANISASI PERUSAHAAN
Reorganisasi yang dimaksud di sini adalah reorganisasi keuangan, yaitu merupakan
penyusun struktur modal perusahaan, sehingga struktur modal yang baru dianggap
cukup layak bagi operasi perusahaan di masa yang akan datang.
Prosedur dalam reorganisasi meliputi 3 langlah:
a. Menenmukan nilai perusahaan setelah direorganisasi
b. Menentukan struktur modal yang baru
c. Menentukan nilai surat berharga lama untuk diganti dengan surat berharga baru

Menentukan Nilai Perusahaan


Salah satu cara untuk menentukan nilai perusahaan adalah dengan jalan
mengkapitalisasi dimasa yang akan datang dengan tingkat kapitalisasi tertentu.
Contoh:
Mlisallan diperkinlan keuntungan perushan tiap ahun Rp3 juta, jibs tingkat
keuntungan yang layak untuk penusshaan seperti itu adalah 10%, maka nilai
perusahaan adalah Rp3 juta/0,10 - Rpto juts.

Menyusun Kembali Struktur Modal


Penyusunan kcmbali struktur modal dilalukan dengan mengurangi beban tetap
perusahannya dengan jalan:
 Mengubah utang menjadi insome bond, saham istiewa dan saham biasa
 Memper panjang jangka waktu pinjaman

Contoh:
Sernuktur modal peruahsin "ALEA" sebelum reorganisasi scbagai berikut :
-oblignsi Rp 12 juta
-subordinate debenture Rp 5 juta
-saham istimewa Rp 10 juta
-saham biasa Rp 13 juta
Rp 40 juta
Apabila ditentukan nilai perusahaan setelah reorganisasi adalah Rp30 juta, maka
struktur modal baru yang mungkin dibentuk :
-obligasi Rp 4 juta
-income bond Rp 8 juta
-saham istinewa Rp 5 juta
-saham biasa Rp 13 juta
Rp 30 juta

Penyusunan strukrur modal tersebat dengan pertimbangan untuk mengurangi beban


teap dengan jalan:
a. Sebagian obligasi diubah menjadi immme bond (sebesar Rp8 juta dan sisanya Rpt
juta teap sebagi obligasi
b. Subondinate debenture diubah menjadi saham istimewa (sebesar Rp5juta)
c. Saham istimewa dirubah menjadi saham biasa (Rp 10 juta)
d. Saham biasa dinilai Rp 3 juta

Penyusunan struktur modal yang baru dipengaruhi oleh "judgememr", dengan kata
lain tidak ada pedoman yang pasti balwa struktur modal harus mengikuti rumus-rumus
tertentu.. Penyusunan struktur modal hanya berpedoman bahwa suatu perusshaan
seharusnya bekerja dengan beban keuangan tetap yang tidak terlalu besar.
BAB III
KESIMPULAN

Ekspansi Perusahaan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan
atau suatu usaha. Hal ini dikarenakan  dengan adanya ekspansi perusahaan akan
semakin maju dan semakin berkembang. Mengingat arti ekspansi perusahaan itu
sendiri yaitu  tindakan aktif untuk memperluas dan memperbesar cakupan usaha yang
telah ada.Teori ekspansi perusahaan terbagi dalam beberapa istilah, dianaranya yaitu ;
           1. Merger
2. Acquisition / Akuisisi
3. Hostile Take Over / Pengambil Alihan Secara Paksa
4. Leverage Buyout
5. Konsolidasi

Dari beberapa keterangan diatas dapat disimpulakn bahwa kegagalan


Perusahaan  & Reorganisasi merupakan perubahan bentuk hukum, susunan/struktur
organisasi maupun modal perusahaan. Kegagalan Perusahaan & Restrukturisasi hanya
boleh dilakukan bila terdapat keyakinan yang cukup bahwa setelah kuasi-reorganisasi
perusahaan akan bisa mempertahankan status kelangsungan usahanya (going concern)
dan berkembang dengan baik. Hal ini bisa dicapai bila perusahaan, meski defisit
disebabkan operasi di masa lalu, masih memiliki prospek baik di masa mendatang.
Prospek ini bisa timbul dari pengembangan produk dan pasar baru, masuknya grup
manajemen baru, atau adanya peningkatan kondisi perekonomian yang dapat
mendorong peningkatan basil operasi.
REVIEW JURNAL
1. Judul: REORGANIZATION PLAN AND GOING-CONCERN CAPITAL SCORE
2. Halaman: 1-26
3. Tahun:2015 
4. Penulis: Fabio Buttignon
5. Publikasi: University of Padua
6. Reviewer:
1. Selfi Fitria Sari  (5130019015)
2. Rita Amelia  (5130019019)
3. Muhammad Dwi Fajariansyah (5130019028)
4. Mochammad Zainul Arifin  (5130019034)
5. Alisyah Azzahra Putri  (5130019042)
6. Siti Fauziyah Muhammad  (5130019045)
7. Shofi Eka Pratiwi  (5130019049)
7. Latar Belakang Penelitian:. Penilaian perusahaan yang tertekan adalah subjek yang 
sangat rumit yang telah melibatkanliteratur dan praktik keuangan perusahaan sejak la
ma. Terlepasdari relevansi topik tersebut, kontribusinya sedikit dan terbataspada meny
atakan hanya masalah kritis dan mengusulkan solusiyang agak abstrak, jarang mengar
ah ke praktik "dunia nyata".
8. Tujuan penelitian: Makalah ini bertujuan untukmengembangkan pendekatan penilai
an perusahaan tertekan, berdasarkan arus kas diskonto (DCF) dan model penetapanhar
ga opsi,yang dapat mendukung praktik keuanganperusahaan. Fokus makalah ini adala
h pada nilai goingconcern dari perusahaan yang tertekan untuk dibandingkan dengan y
ang timbul dari opsi lainyang layak (termasuk penjualan asetperusahaan secara individ
ual atau nilai kebangkrutan dalam artiyang ketat),di sepanjang prosesyang kompleks. 
mengelolakrisis perusahaan.
9. Metode Penelitian: 
10. Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian kami,
kami menyimpulkan bahwa nilai yang dihasilkan dari rencanareorganisasi perusahaan 
untuk dibandingkan dengan yang timbul dari opsi lain
yang layak, termasuk nilai kebangkrutanperusahaan. Hubungan antara komponen mod
al perusahaan(EV, D, E) sangat ketat dalam situasi tertekan,
di manarealisasi arus kas bebas (operasi) tergantung (antara lain) daripersetujuan renc
ana oleh kreditur dan di mana kreditursendiri (menyetujui proyek reorganisasi) dapat 
meninggalkansebagian dari nilai aset di tangan pemegang saham. Pendekatan penilaia
n yang ditampilkan dalam makalahdimulai dengan aplikasi (tradisional) model
DCF untukmemperkirakan EV,
yang harus dijabarkan melalui analisisskenario, menekankan asumsi pada penggerak n
ilai darikinerja yang diharapkan perusahaan (yang mencerminkanstrategi yang disenga
ja untuk mengatasi situasi krisis). Nilaiuntuk kreditur didasarkan pada FCD
yang dapat diprosesmelalui DCF atau model penetapan harga opsi (BSM). Dalammak
alah ini dikembangkan serangkaian perangkat praktisyang menerapkan model
DCF dan BSM
yang dapatdigunakan bersama untuk memperkirakan nilai utang (pasarwajar), biasany
a jauh lebih rendah daripada nilai nominal utang. Diskonto utang (sesuai dengan opsi 
put pada utangdalam model
BSM) mengkuantifikasi manfaat dari rencanarestrukturisasi utang bagi pemegang sah
am. Krediturmungkin bersedia untuk meninggalkan (setidaknya sebagian) dari nilai op
si jual kepada pemegang saham saat ini (dan/ataubaru), jika mereka menganggap kont
ribusi mereka penting(dalam bentuk tunai, kompetensi dan hubungan) untukmenduku
ng pelaksanaan rencana reorganisasi. Dengan caraini, nilai ekuitas (E = EV –
D) dapat diuntungkan darirencana reorganisasi, dengan batas atas sama dengan titik di 
mana nilai hutang (going
concern) sama dengan (kedua) proyek layak lainnya yang terbaik untuk mengelola kri
sisperusahaan (termasuk kebangkrutan). 
11. Kesimpulan:Penilaian perusahaan yang tertekan adalahtopik yang kompleks di man
a banyak asumsi tradisional danmetodologi pengukuran nilai tidak berfungsi. Terlepas 
darikesulitan yang timbul, kami membutuhkan perkiraan EV,
D dan E, terutama untuk mendukung proses negosiasi antaramanajemen, kreditur, dan 
pemegang saham yang menjadi cirikrisis tata kelola perusahaan.
Di koran, fokusnya adalah padagoing concern 
12. Kelebihan: 
13. Kekurangan:

Anda mungkin juga menyukai