Anda di halaman 1dari 2

Nama : Faiqotun Ni’mah

Nim : 18520079

Kelas : Akuntansi A

TUGAS INDIVIDU TEOSOFI

(OLAH RASA DAN BATIN)

Salah satu alasan tidak menyukai seseorang adalah ada bagian dari dirinya sendiri
yang belum diterima. Rasa khawatir akan kekurangan-kekurangannya, ketakutan akan masa
depan, iri, rendah diri, dan sebagainya. Membenci orang akan membuat dirinya merasa aman
karena ia merasa ada orang yang lebih rendah darinya. Membandingkan diri dengan orang
lain secara kontras memang bisa meningkatkan harga diri, tapi itu tidak selamanya baik. Jika
dibiarkan terus-menerus bisa menimbulkan berbagai emosi buruk yang lain.

Secara emosi, membenci orang menimbulkan berbagai gejolak dalam diri seseorang.
Misalnya, emosi-emosi negatif yang dapat mengikis diri sendiri. Marah tidak berkesudahan,
lelah secara emosi karena terus memikirkannya, sensitif dan tidak tenang. Membenci itu
sangat melelahkan hati dan membuat sebagian orang merasa tidak tenang (insecure).
Membenci juga bisa jadi mengacaukan emosi dan mood seseorang sehari-hari dalam setiap
aktivitas.

Memang, menghalau perasaan tidak suka terhadap seseorang itu tidak mudah. Saat
membenci orang, kita akan risih ketika mendengar suaranya atau muak untuk sekadar melihat
wajahnya. Selain itu, membenci seseorang juga tidak menyehatkan bagi otak manusia.
Kebencian itu menimbulkan kelelahan hati dan pikiran dan berdampak negatif bagi emosi.
Dari membenci, seseorang akan selalu berpikir negatif kepada orang lain. Berawal dari
kebencian tersebut, seseorang akan lebih sering berpasangka buruk.

Seseorang semakin mudah berprasangka buruk saat membenci orang lain. Tidak
peduli apapun yang dilakukan orang yang dibenci, seolah-olah itu salah di mata orang yang
membenci. Tidak ada yang tahu isi hati seseorang kecuali dirinya sendiri. Seringkali manusia
terlalu yakin menilai orang lain dari apa yang dia lakukan, padahal baru sekali
menyaksikannya. Belum tentu seseorang tahu bagaimana keseharian dan kebiasaannya
sebelum itu. Mulailah sikapi pikiran-pikiran negatif itu dengan baik. Coba sadari situasi
tertentu saat mulai muncul banyak pikiran negatif. Saat sudah sadar mulai banyak pikiran
negatif yang muncul, kita bisa lebih mengontrol pemikiran kita. Mencegah diri untuk terjebak
dalam labirin pikiran kita sendiri.

Jika kita membenci, sebenarnya itu hanya akan menambah luka setiap harinya. Sebab,
setiap orang akan menyimpan beragam kejengkelan yang membuat hatinya tidak lepas dari
emosi negatif. Seperti prasangka, perasaan dongkol, iri hati, nyinyir, dan semacamnya. Hal
tersebut tidak baik untuk kondisi psikologis. Menolaknya juga hanya akan membuat kita
terluka. Bukankah lebih baik jika berdamai dengan orang atau sesuatu yang kita benci?
Kita harus selesai dengan diri sendiri sebelum mengembangkan potensi yang kita
dimiliki. Saat membenci orang lain, itu menunjukkan bahwa seseorang hanya bisa melihat
kesalahan-kesalahannya ketimbang kebaikan-kebaikannya. Sebaiknya, cobalah melihat
kesalahan-kesalahan yang ada dalam diri kita sendiri dahulu. Agar kita juga sadar bahwa
sebagai manusia biasa tidak bisa luput dari kesalahan.

Oleh karena itu, berdamailah dengan orang yang kita benci. Jika seseorang
meyakitimu, membuat hatimu sakit, kesal, marah, cobalah melihat alasan di balik perlakuan
mereka dan berlatih untuk berpikir positif. Lebih baik menengok ke dalam diri sendiri
terlebih dahulu. Berbuat baik kepada orang yang kita benci dan berusaha sekuat tenaga untuk
memaafkan, lalu mendoakan dia agar berubah. Memang, itu tidak mudah. Tapi, yakinlah itu
bisa dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai