Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDAPATAN

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Penilaian Mata Kuliah

Teori Akuntansi

Dosen : Siti Mudawanah, SE, M, Akt

DI SUSUN OLEH :

Unang Purnama (19121065)

Igna Sarofa (19121012)

Ziyadah (19121030)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

RANGKASBITUNG - LEBAK
TAHUN 2021 – 2022

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat dan hidayahnya sehingga makalah “Teori Akuntansi”
ini dapat tesusun hingga selesai. Tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan dan bantuan baik bagi materi
maupun pikirannya.

Besar harapan semoga makalah ini dapat memberikan


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi dan sempurna.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,


penulis yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh
karena itu sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Rangkasbitung, 8 Desembee 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil atau capaian harus
diperoleh dengan upaya dan bukan sebaliknya capaian dulu baru capaian
menanggung upaya. Dalam akuntansi, pendapatan merepresentasi capaian dan
biaya merepresentasi upaya. Dengan demikian, konsep upaya dan hasil mempunyai
implikasi bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Artinya, hanya dengan biaya
pendapatan bisa tercipta dan bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.

Walaupun demikian, secara teknis akuntansi pendapatan biasanya diukur lebih


dahulu dan baru kemudian biaya yang diperkirakan mengasilkan pendapatan
tersebut diukur sehingga laba dapat ditentukan dengan tepat. Oleh karena itu, dalam
statemen laba rugi pendapatan disajikan dahulu dan baru kemudian dikurangi
dengan biaya. Namun demikian tidak berarti pendapatan menanggung biaya. Biaya
bukan merupakan beban yang harus dihindari tetapi merupakan upaya yang sengaja
dilakukan dengan senang hati serta penuh kesadaran, semangat dan pengertian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Bagaimanakah pendapatan bisa terjadi?
3. Bagaimanakah memperlakukan pendapatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa arti dari pendapatan
2. Mengetahui bagaimana pendapatan bisa terjadi
3. Mengetahui dan memahami perlakuan dalam pendapatan
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Pendapatan

SFAC No. 6, FASB mendefinisikan pendapatan sebagai berikut: ”Revenues are


inflows or other enhancement of an entity or settlements of its liabilities (or
combination of both) from delevering or producing goods, rendering services or
other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations”.

Karakteristik-Karakteristik Pendapatan

karakteristik – karakteristik yang membentuk pengertian pendapatan dan untung.


Yang membentuk pengertian pendapatan adalah :

1. Aliran masuk atau kenaikan aset


2. Kegiatan yang merepresentasi operasi utama atau sentral yang menerus
3. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewjibn
4. Suatu entitas
5. Produk perusahaan
6. Pertukaran produk
7. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk
8. Mengakibatkan kenaikan ekuitas

Aliran Masuk Atau Kenaikan Aset

Untuk menyatakan bahwa pendapatan itu ada atau timbul, harus


terjadi transaksi atau kejadian yang menaikan aset atau menimbulkan aliran
masuk aset. Akan tetapi, tidak semua kenaikkan aset dapat menimbulkan
pendapatan. Paton dan Litleton (1970, hlm 47) menyebutkan bahwa aset
dapat bertambah karena berbagai transaksi, kejadian, atau keadaan sebagai
berikut:
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor dan investor
b. Laba yang berasal dari kegiatan investasi
c. Hadiah, donasi, atau temuan
d. Revaluasi aset yang telah ada
e. Penyedia dan penyerahan produk

Untuk disebut sebagai pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah


rupiah. FASB mengisyaratkan jumlah kotor dengan menyatakan bahwa
pendapatan adalah jumlah rupiah yang datang dari penyerahan produk atau
pelaksanaan jasa.

Operasi Utama Berlanjut

Kenaikan aset harus berasal dari kegiatan operasi atau bukan


kegiatan investasi atau pendanaan. Kegiatan operasi ini diwujudkan dalam
bentuk memproduksi dan mengirim berbagai barang kepada pelanggan atau
menyerahkan atau melaksanakan berbagai jasa.
Pengertian “operasi utama” dalam hal ini lebih dikaitkan dengan
tujuan utama perusahaan yaitu menghasilkan produk atau jasa untuk
mendatangkan laba dan bukan untuk membatasi jenis produk menjadi
produk utama dan produk samping.

Operasi dan Nonoperasi


Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidental sering
dianggap sebagai pos pendapatan “nonoperasi” dan dipisahkan
peyajiaannya. Untuk kepentingan manajerial, pemisahaan kegiatan menjadi
operasi dan nonoperasi dapat saja dilakukan. Akan tetapi, untuk tujuan
eksternal, kedua kegiatan tersebut harus tetap dipandang sebagai operasi.

Penurunan Kewajiban

Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi


kewajiban yang menimbulkan kewajiban. Kejadian pengiriman barang
(event) mengubah kewajiban menjadi pendapatan. Timbulnya pendapatan
yang berasal dari turunnya kewajiban banyak dipicu oleh penyesuaian akhir
tahun. Asas alrual juga menimbulkan kenaikan aset yang memenuhi definisi
sebagai pendapatan.

Suatu entitas

Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan


ekuitas bersih meski pun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh
terhadap kenaikan ekuitas bersih. Jadi aset yang masuk itulah yang disebut
dengan pendapatan. Oleh karena itu kenaikan aset karena pendapatan. Jadi,
naiknya ekuitas merupakan konsekuensi bukan sumber pendapatan
sehingga pendapatan tidak dapat didefinisikan sebagai kenaikan ekuitas.

Produk perusahaan

Pendapatan merupakan aliran masuk aset dan hal tersebut berkaitan


dengan aliran fisis berupa penyerahan produk perusahaan. Walaupun aset
merupakan objek, pendapatan berkaitan dengan kenaikan nilai aset. Jadi
pendapatan adalah kejadian moneter naiknya nilai perusahaan karena
produksi atau penjualan produk

Pertukaran

Paton dan Littleton memasukan kata pertukaran dalam definisinya


karena pendapatan akhirnya harus dinyatakan dalam satuan moneter yang
paling objektif adalah kalau jumlah rupiah tersebut merupakan hasil
transaksi atau pertukaran antara pihak independen. Dengan konsep harga
sepakatan, pendapatan dinyatakan dalam jumlah rupiah penghargaan dalam
transaksi penjualan yang besarnya sama dengan harga jual persatuan
dikalikan kuantitas terjual.

Berbagai Bentuk dan Nama


Pendapatan adalah konsep yang bersifat generik dan mencakupi
semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun.

Untung

Seperti pendapatan, kata – kata kunci yang melekat pada pengertian


untung adalah :

1. kenaikan ekuitas ( aset bersih )


2. transaksi periferal atau insidental
3. selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik
FSAB merinci lebih lanjut transaksi, kejadian, atau keadaan yang
menimbulkan untung menjadi empat sumber atau karakteristik yaitu :

a. periferal dan insidental


b. transfer nontimbal – balik
c. penahana aset
d. faktor lingkungan

Pengakuan Pendapatan

Pengakuan merupakan pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam


sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut terefleksi dalam statemen keuangan.
Pengertian pendapatan harus dipisahkan dengan pengakuan pendapatan bahkan
pengertian pendapatan sebenarnya juga harus dipisahkan dengan pengukuran
pendapatan. Dengan demikian, suatu jumlah yang memenuhi definisi pendapatan
tidak dengan sendirinya jumlah tersebut diakui ( dicatat secara resmi ) sebagai
pendapatan. Pengakuan pendapatan tidak boleh menyimpang dari landasan
konsptual. Oleh karena itu, secara konseptual pendapatan hanya dapat diakui jika
memenuhi kualitas terukuran dan keterandalan.
Pembentukan Pendapatan

Konsep pembentukan pendapatan menyatakan bahwa pendapatan terbentuk,


terhimpun, atau terhak bersamaan dengan dan melekat pada seluruh atau totalitas
proses berlangsungnya operasi perusahaan dan bukan sebagai hasil transaksi
tertentu.

Operasi perusahaan meliputi kegiatan produksi, penjualan, dan pengumpulan


piutang. Konsep pembentukan ini sering disebut pendekatan proses pembentukan
pendapatan atau pendekatan kegiatan. Pendekatan ini dilandasi oleh konsep dasar
upaya dan hasil / capaian serta kontinuitas usaha.

Realisasi Pendapatan

Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau


terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen
(pembeli) untuk membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau
maupun belum dibuat sama sekali. Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya
terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak sehingga
sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau
terbentuk.

Konsep realisasi atau pendekatan transaksi lebih menekankan kejadian yang


dapat menandai pengakuan pendapatan yaitu :

1. kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa lain melalui proses


penjualan yang sah atau semacamnya ( misalnya kontrak penjualan ).
2. penguatan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan diperolehnya
aset lancar ( kas, setara kas, atau piutang ).
Kriteria Pengakuan Pendapatan

Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan
penjualan benar – benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang,
FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan ( dan untung ) dan harus
dipenuhi, yaitu :
1. terealisasi atau cukup pasti terealisasi
2. terbentuk / terhak
Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu mendahului realisasi
pendapatan; dapat terjadi, pendapatan terealisasi sebelum terbentuk. Kam
mengemukakan kriteria pengakuan secara lebih teknis. Pendapatan baru dapat
diakui jika dipenuhi syarat – syarat berikut :

1. keterukuran nilai aset


2. adanya suatu transaksi
3. Proses penghimpunan secara substansial telah selesai

Saat Pengakuan Pendapatan

a. Pada saat kontrak penjualan


Dapat terjadi perusahaan telah menandatangani kontrak penjualan dan
bahkan sudah menerima kas untuk seluruh nilai kontrak tetapi perusahaan
belum mulai memproduksi barang. Pada saat ini pendapatan sudah
terealisasi tetapi belum terbentuk. Pengakuan harus menunggu sampai
proses penghimpunan cukup selesai yaitu di tahap penjualan. Sementara itu,
pembayaran dimuka harus diakui sebagai kewajiban sampai barang atau
jasa diserahkan kepada pembeli.
b. Selama proses produksi secara bertahap
Dalam industry tertentu, pembuatan produk memerlukan waktu yang cukup
lama. Pengakuan pendapatan dapat dilakukan secara bertahap (per perioda
akuntansi) sejalan dengan kemajuan proses produksi atau sekaligus pada
saat projek selesai dan dikerjakan.

Akresi

Berkaitan dengan pengakuan pendapatan sebagai fungsi kegiatan produksi adalah


masalah akresi yaitu pertambahan nilai akibat pertumbuhan fisis atau proses
alamiah lainnya. Dari segi pelaporan laba periodic, tidak diakuinya akresi sebagai
pendapatan bukan berarti meniadakan arti penting akresi, lebih-lebih untuk
kepentingan analisis internal. Bila harus dilaporkan, pelaporan harus sedemikian
sehingga tidak memberi kesan bahwa akresi telah terealisasi. Jumlah rupiah
kreditnya harus dilaporkan terpisah dari laba yang telah benar-benar teralisasi.

Apresiasi

Apresiasi adalah selisih “nilai pasar wajar” asset perusahaan dengan kos (atau nilai
buku asset terdepresiasi). Apresiasi berlaku untuk semua jenis asset tidak terbatas
pada asset yang yang dikategori sebagai produk. Apresiasi lebih kurang memenuhi
pengertian pendapatan karena tidak berkaitan langsung dengan operasi perusahaan
tetapi lebih berkaitan dengan kondisi pasar.

Paton dan Littelon (1970) sangat menentang pengakuan apresiasi sebagai


pendapatan. Argumen yang diajukan diuraikan berikut ini:

1. Apresasi bukan merupakan transaksi


2. Apresiasi tidak objektif

Penghematan Kos

Dua pos yang bersangkutan dengan proses pembelian yang sering dianggap sebagai
pendapatan, yaitu potongan pembelian dan pembelian dengan harga murah atau
pembelian beruntung. Potongan pembelian tidak memenuhi definisi pendapatan
karena berkaitan dengan proses pembelian yaitu proses pemerolehan asset pada
tingkat awal. Oleh karena itu, mengakui pendapatan pada tingkat ini sama saja
dengan mengantisipasi pendapatan. Hal ini merupakan salah satu contoh ekstrem
pengakuan pendapatan yang belum terealisasi. Jika potongan pembelian diakui
sebagai pendapatan yang terealisasi maka akan terjadi hal yang janggal yaitu bahwa
perusahaan yang baru saja berdiri dan belum memproduksi dan menjual produk
sudah memperoleh pendapatan melalui proses pembelian bahan baku dengan
memanfaatkan potongan yang ditawarkan.

c. Pada saat produksi selesai


Jika sudah ada kontrak penjualan sebelumnya tidak menjadi masalah
dengan pengakuan pada saat produk selesai karena pendapatan sudah
terealisasi dengan pada saat produk selesai pendapatan secara substansial
sudah terbentuk.
d. Pada saat penjualan
Pengakuan ini merupakan dasar yang paling umum karena pada saat
penjualan kriteria penghimpunan dan realisasi telah terpenuhi. Kriteria
terealisasi telah dipenuhi karena telah ada kesepakatan pihak lain untuk
membayar jumlah rupiah pendapatan secara objektif. Dengan demikian,
saat penjualan merupakan saat yang kritis dalam operasi perusahaan
sehingga menjadi standar utama dalam pengakuan pendapatan.

Kembalian dan Potongan Tunai


Kembalian atau return untuk suatu periode yang timbul akibat barang cacat
atau rusak dicatat dengan membalik jurnal yang telah dibuat pada saat penjualan
dengan jumlah rupiah pengembalian. Demikian juga keringanan-keringanan dapat
diperlakukan dengan cara yang sama. Adakalanya terjadi penjualan barang yang
disertai dengan hak pembeli untuk mengembalikan barang bukan karena bukan
karena barang rusak atau alasan umum lainnya melainkan karena perjanjian
menyatakan bahwa pembeli berhak mengembalikan barang dalam periode tertentu,
contoh pengembalian produk baru dalam tahap perkenalan atau percobaan. Adanya
potongan tunai penjualan sama sekali tidak menghalangi pengakuan pendapatan
pada saat penjualan. Masalah yang timbul tidak berkaitan dengan pengakuan
pendapatan tetapi dengan berapa rupiah pendapatan harus dicatat.

Kos Purna-jual
Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan
dengan penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang
mungkin terjadi setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan
tersebut. Prosedur umum yang biasanya dilakukan untuk mengantisipasi kos
semacam ini adalah mendebit jumlah rupiah taksiran kos kegiatan dan mengkredit
jumlah rupiah yang sama ke dalam akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.
Jumlah rupiah debit tersebut menjadi pengurang langsung terhadap pendapatan dan
jumlah rupiah kredit yang sama akan menjadi kontra terhadap jumlah rupiah
piutang.
Kerugian Piutang
Keberatan lain terhadap dasar penjualan adalah pendapat yang menyatakan
bahwa piutang bukanlah merupakan bukti yang efektif terhadap realisasi
pendapatan karena piutang bukan merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai
alat pembayaran sehingga kurang tepat digunakan sebagai pengukur pendapatan.
Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakukan yang sama seperti kos
purna jual yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. Kerugian piutang
yang ditaksir tersebut dapat disajikan dalam kelompok biaya dalam statemen laba-
rugi sebagai biaya penjualan.
Transaksi Penjualan
Penjualan dikatakan telah terjadi secara teknis bila produk telah ditransfer
ke pembeli dan sebagai penghargaan penjual mendapatkan kas atau klaim atas kas.
Kontrak penjualan yang belum disertai transfer produk secara teknis belum dapat
dikatakan sebagai transaksi penjualan. Pengiriman barang tanpa kontrak penjualan
juga tidak dapat disebut sebagai transaksi penjualan. Jadi, kriteria realisasi telah
terpenuhi pada saat penjualan hanya kalau telah terjadi transfer atau pengiriman
barang tak bersyarat.

e. Pada Saat Kas Terkumpul


Pengakuan pendapatan pada saat kas terkumpul sebenarnya merupakan
pengakuan pendapatan berdasarkan asas kas dimana ini banyak digunakan
untuk transaksi penjualan yang barang atau jasanya telah diserahkan tetapi
kasnya baru akan diterima secara berkala dalam waktu yang cukup panjang.
Alasan digunakan dasar ini adalah adanya ketidakpastian tentang
kolektibilitas atau ketertagihan piutang, dengan cara ini pendapatan diakui
sejumlah kas yang diterima pada saat kas diterima atau terkumpul dan baru
kemudian menentukan biaya yang berkaitan dengan pendapatan dasar kas
tersebut.
Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Pendek
Dalam perusahaan jasa, kalau satuan jasa yang diserahkan berupa suatu
tindakan atau penyediaan jasa lain dalam bentuk tertentu yang dilakukan dalam
waktu yang relatif pendek, seperti perusahaan angkutan atau bioskop.
Jasa Dikonsumsi Dalam Jangka Panjang
Apabila jasa yang diberikan adalah kompleks dan baru akan selesai dalam
periode yang relatif panjang seperti halnya perusahaan penyewaan ruang atau
bangunan maka besar kemungkinan akan terjadi perbedaan yang sangat mencolok
antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dalam suatu periode atas dasar
penyerahan jasa dan jumlah rupiah pendapatan yang diakui dalam periode yang
sama atas dasar penerimaan kas.
Argumen Pendukung
Dasar ini mempunyai validitas terutama untuk penjualan jasa atau barang
secara angsuran. Validitas ini berdasarkan tiga pertimbangan yang saling berkaitan:
1. Seluruh atau sebagian piutang yang timbul bukan merupakan asset yang
mempunyai daya beli murni.
2. Makin lama jangka waktu untuk mengangsur makin besar kemungkinan
piutang tak tertagih.
3. Kos purna jual, terutama kos penagihan dan pengumpulan piutang biasanya
lebih tinggi dibandingkan dengan kos purna jual untuk penjualan kredit
biasa (jangka pendek).
Alasan Penyanggah
Pengakuan pendapatan dasar kas kurang dapat didukug dengan berbagai
alasan. Pertama, mempunyai kedudukan sama dengan piutang timbul dari
penjualan barang. Kedua, belum tentu ada kegagalan penagihan piutang. Ketiga,
dalam pembayaran diterima di muka, kemungkinan terjadinya kerugian sudah tidak
ada lagi.
Prosedur Akuntansi Dasar Kas
Penerapan dasar kas untuk mengukur pendapatan pada hakikatnya sama
dengan tidak mengakui piutang angsuran sebagai pos asset meskipun harga jual
cukup pasti dan barang telah dikirim, dengan demikian piutang hanya dicatat dalam
bentuk memorandum.
Biaya Administrasi dan Penjualan
Kalau pendapatan diukur atas dasar penerimaan kas, kos yang dibebankan
sebagai biaya haruslah kos yang benar-benar telah dikorbankan untuk mendapatkan
pendapatan dasar kas tersebut. Pada umumnya kos administrasi dan penjualan
bukan merupakan kos yang dapat diperlakukan seperti kos sediaan yaitu
tersediaankan. Kos tersebut harus segera dibebankan kependapatan sebagai biaya
perioda.
Saat Pengakuan Penjualan Jasa
Untuk jasa jangka pendek, saat penerimaan kas merupakan saat yang umum
untuk mengakui pendapatan karena penerimaan kas biasanya terjadi hampir
bersamaan dengan penyelesaian pekerjaan jasa. AICPA memberikan kaidah
pengakuan umum untuk penjualan jasa sebagai berikut:
1. Jika pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan satu pekerjaan, pendapatan
harus diakui pada saat pekerjaan tersebut telah dilakukan.
2. Jika pemberian jasa terdiri dari serangkaian pekerjaan, maka pendapatan
harus diakui selama periode berjalan.
3. Jika pemberian jasa terdiri atas pelaksanaan serangkaian pekerjaan secara
bertahap, pendapatan dapat diakui saat seluruh pekerjaan telah selesai
dilaksanakan.
4. Jika terdapat ketidakpastian yang tinggi, pendapatan baru diakui setelah kas
terkumpul.
Pedoman Umum Pengakuan Pendapatan
FASB meringkas pedoman umum tentang hal ini sebagai berikut:
1. Kriteria terbentuk dan terrealisasi biasanya dipenuhi pada saat produk atau
barang dagangan diserahkan. Oleh karena itu, pendapatan dari kegiatan
produksi dan pemasaran serta untung dan rugi dari penjualan asset lainnya
pada umumnya diakui pada saat penjualan.
2. Kalau kontrak penjualan mendahului produksi dan pengiriman, pendapatan
dapat diakui pada saat terhak dan pengiriman.
3. Kalau produk dikontrak belum selesai diproduksi, pendapatan dapat diakui
secara bertahap dengan metode persentase penyelesaian.
4. Kalau jasa diberikan untuk menggunakan asset berlangsung secara menerus
selama satu periode dengan kontrak harga pasti, pendapatan diakui
bersamaan dengan berjalannya waktu.
5. Kalau produk dapat segera terrealisasi karena dapat dijual dengan harga
cukup pasti tanpa biaya tambahan, pendapatan dan beberapa untung atau
rugi dapat diakui pada saat selesainya produksi.
6. Kalau produk, jasa, atau asset lain ditukar dengan asset nonmoneter yang
tidak segera dapat dikonversi menjadikas, untung atau rugi dapat diakui
pada saat meretia telah berhak atau pada saat transaksi telah selesai.
7. Kalau ketertagihan asset yang diterima untuk produk, jasa, atau asset lain
meragukan, pendapatan dapat diakui atas dasar kas yang terkumpul.

Prosedur Pengakuan
Saat atau kaidah pengakuan pendapatan di atas merupakan ketentuan pada
level penetap standar. Agar dapat dilaksanakan di level perusahaan, kaidah tersebut
harus dijabarkan secara teknis dan procedural dalam bentuk kebijakan akuntansi
perusahaan. Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau
kegiatan internal apa yang dapat digunakan sebagai pemicu pencatatan ke dalam
system akuntansi.
Penyajian
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisah
anantara pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos
biasa dan luar biasa dan cara menuangkannya dalam statemen laba-rugi.

BAB II

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukannya kenaikan ekuitas


bersih meski pun kenaikan aset tersebut akhirnya berpengaruh terhadap kenaikan
ekuitas bersih. Jadi aset yang masuk itulah yang disebut dengan pendapatan. Oleh
karena itu kenaikan aset karena pendapatan. Jadi, naiknya ekuitas merupakan
konsekuensi bukan sumber pendapatan sehingga pendapatan tidak dapat
didefinisikan sebagai kenaikan ekuitas.

Dengan konsep realisasi, pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau


terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau kontrak dengan pihak independen
(pembeli) untuk membayar produk baik produk telah selesai dan diserahkan atau
maupun belum dibuat sama sekali. Berdasarkan konsep, pendapatan sebenarnya
terjadi akibat transaksi tertentu yaitu transaksi penjualan atau kontrak sehingga
sebelum transaksi atau kontrak tersebut terjadi pendapatan belum terjadi atau
terbentuk.

DAFTAR PUSTAKA
Suwarjono. 2011. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai