PENDAPATAN
Teori Akuntansi
DI SUSUN OLEH :
Ziyadah (19121030)
RANGKASBITUNG - LEBAK
TAHUN 2021 – 2022
KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep dasar upaya dan hasil menyatakan bahwa hasil atau capaian harus
diperoleh dengan upaya dan bukan sebaliknya capaian dulu baru capaian
menanggung upaya. Dalam akuntansi, pendapatan merepresentasi capaian dan
biaya merepresentasi upaya. Dengan demikian, konsep upaya dan hasil mempunyai
implikasi bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Artinya, hanya dengan biaya
pendapatan bisa tercipta dan bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Bagaimanakah pendapatan bisa terjadi?
3. Bagaimanakah memperlakukan pendapatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa arti dari pendapatan
2. Mengetahui bagaimana pendapatan bisa terjadi
3. Mengetahui dan memahami perlakuan dalam pendapatan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Pendapatan
Karakteristik-Karakteristik Pendapatan
Penurunan Kewajiban
Suatu entitas
Produk perusahaan
Pertukaran
Untung
Pengakuan Pendapatan
Realisasi Pendapatan
Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan
penjualan benar – benar telah terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang,
FASB mengajukan dua kriteria pengakuan pendapatan ( dan untung ) dan harus
dipenuhi, yaitu :
1. terealisasi atau cukup pasti terealisasi
2. terbentuk / terhak
Terbentuknya pendapatan tidak harus selalu mendahului realisasi
pendapatan; dapat terjadi, pendapatan terealisasi sebelum terbentuk. Kam
mengemukakan kriteria pengakuan secara lebih teknis. Pendapatan baru dapat
diakui jika dipenuhi syarat – syarat berikut :
Akresi
Apresiasi
Apresiasi adalah selisih “nilai pasar wajar” asset perusahaan dengan kos (atau nilai
buku asset terdepresiasi). Apresiasi berlaku untuk semua jenis asset tidak terbatas
pada asset yang yang dikategori sebagai produk. Apresiasi lebih kurang memenuhi
pengertian pendapatan karena tidak berkaitan langsung dengan operasi perusahaan
tetapi lebih berkaitan dengan kondisi pasar.
Penghematan Kos
Dua pos yang bersangkutan dengan proses pembelian yang sering dianggap sebagai
pendapatan, yaitu potongan pembelian dan pembelian dengan harga murah atau
pembelian beruntung. Potongan pembelian tidak memenuhi definisi pendapatan
karena berkaitan dengan proses pembelian yaitu proses pemerolehan asset pada
tingkat awal. Oleh karena itu, mengakui pendapatan pada tingkat ini sama saja
dengan mengantisipasi pendapatan. Hal ini merupakan salah satu contoh ekstrem
pengakuan pendapatan yang belum terealisasi. Jika potongan pembelian diakui
sebagai pendapatan yang terealisasi maka akan terjadi hal yang janggal yaitu bahwa
perusahaan yang baru saja berdiri dan belum memproduksi dan menjual produk
sudah memperoleh pendapatan melalui proses pembelian bahan baku dengan
memanfaatkan potongan yang ditawarkan.
Kos Purna-jual
Masalah yang paling pelik dan sulit adalah masalah yang bersangkutan
dengan penyesuaian yang diperlukan untuk mengakui pengaruh kegiatan yang
mungkin terjadi setelah penjualan dan harus dibebankan terhadap penjualan
tersebut. Prosedur umum yang biasanya dilakukan untuk mengantisipasi kos
semacam ini adalah mendebit jumlah rupiah taksiran kos kegiatan dan mengkredit
jumlah rupiah yang sama ke dalam akun cadangan melalui penyesuaian akhir tahun.
Jumlah rupiah debit tersebut menjadi pengurang langsung terhadap pendapatan dan
jumlah rupiah kredit yang sama akan menjadi kontra terhadap jumlah rupiah
piutang.
Kerugian Piutang
Keberatan lain terhadap dasar penjualan adalah pendapat yang menyatakan
bahwa piutang bukanlah merupakan bukti yang efektif terhadap realisasi
pendapatan karena piutang bukan merupakan sarana yang dapat digunakan sebagai
alat pembayaran sehingga kurang tepat digunakan sebagai pengukur pendapatan.
Masalah kerugian piutang dapat diatasi dengan perlakukan yang sama seperti kos
purna jual yaitu dengan membentuk cadangan kerugian piutang. Kerugian piutang
yang ditaksir tersebut dapat disajikan dalam kelompok biaya dalam statemen laba-
rugi sebagai biaya penjualan.
Transaksi Penjualan
Penjualan dikatakan telah terjadi secara teknis bila produk telah ditransfer
ke pembeli dan sebagai penghargaan penjual mendapatkan kas atau klaim atas kas.
Kontrak penjualan yang belum disertai transfer produk secara teknis belum dapat
dikatakan sebagai transaksi penjualan. Pengiriman barang tanpa kontrak penjualan
juga tidak dapat disebut sebagai transaksi penjualan. Jadi, kriteria realisasi telah
terpenuhi pada saat penjualan hanya kalau telah terjadi transfer atau pengiriman
barang tak bersyarat.
Prosedur Pengakuan
Saat atau kaidah pengakuan pendapatan di atas merupakan ketentuan pada
level penetap standar. Agar dapat dilaksanakan di level perusahaan, kaidah tersebut
harus dijabarkan secara teknis dan procedural dalam bentuk kebijakan akuntansi
perusahaan. Kebijakan akuntansi perusahaan harus menetapkan kejadian atau
kegiatan internal apa yang dapat digunakan sebagai pemicu pencatatan ke dalam
system akuntansi.
Penyajian
Masalah yang berkaitan dengan penyajian pendapatan adalah pemisah
anantara pendapatan dan untung dan pemisahan berbagai sifat untung menjadi pos
biasa dan luar biasa dan cara menuangkannya dalam statemen laba-rugi.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Suwarjono. 2011. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi
Ketiga. Yogyakarta: BPFE