Anda di halaman 1dari 26

Tujuan Auditor dan

Tanggung Jawab Auditor


Annisa Faradhani
Ike Pratiwi Apriani
Johan Prima P
M.G Permadi

Tujuan Pelaksanaan Audit atas Laporan Keuangan

SAS 1 (AU 110) menyatakan :


Tujuan dari audit biasa atas laporan
keuangan oleh auditor independen
adalah untuk menyatakan pendapat
tentang kewajaran, dalam semua hal
material, posisi keuangan, hasil
operasi, serta arus kas sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP).

Tanggung Jawab Manajemen


Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan
akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, dan
menyajikan laporan keuangan yang wajar
berada di pundak manajemen, bukan di
pundak auditor.
Tanggung jawab manajemen atas kewajaran
penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan
dengan privilege untuk menentukan penyajian
dan pengungkapan apa yang dianggap perlu.

Tanggung Jawab Auditor


Berdasarkan SAS 1 (AU 110), Auditor bertanggung jawab
untuk merencanakan dan melaksanakan audit guna
memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan
keuangan telah bebas dari salah saji yang material, apakah
itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan.
Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan,
auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi
tidak absolut, bahwa salah saji yang material dapat
dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh
kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang
disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan, yang
tidak material bagi laporan keuangan dapat dideteksi.

Standar-standar Tentang Tanggung jawab


Auditor untuk Mendeteksi Salah Saji yang
Material
1. Indepedensi Auditor
2. Keyakinan yang Memadai (Reasonable
Assurance)
3. Pendeteksian Error dan Fraud
4. Pendeteksian Illegal Client ActsIllegal Client Acts
5. Tanggung Jawab Terhadap Masalah Going
Concern

1. Indepedensi Auditor
Auditor tidak dibenarkan memihak
kepada kepentingan siapa pun.

2. Keyakinan yang Memadai


(Reasonable Assurance)

Auditor bertanggung jawab untuk


merencanakan dan melaksanakan
audit guna memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan
terbebas dari salah saji material.
Kesimpulan yang dihasilkan dari
pelaksanaan
audit
hanya
berdasarkan pada fakta-fakta yang
diperoleh
dari
hasil
pengujianpengujian atas laporan keuangan.

3. Pendeteksian Error dan Fraud

Pendeteksian Errors & Fraud


penggunaan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama
memungkinkan auditor untuk
memperoleh keyakinan memadai
bahwa laporan keuangan bebas dari
salah saji material.

4. Pendeteksian Illegal Client


ActsIllegal Client Acts
Merupakan tindakan melanggar hukum atau
peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia.Tanggungjawab Auditor dalam
Mendeteksi Illegal Acts :
Penentuan apakah suatu tindakan klien itu
dipandang sebagai pelanggaran hukum, biasanya
hal tersebut berada diluar kompetensi profesional
auditor.
Auditor harus mendeteksi dan melaporkan salah
saji akibat tindakan melanggar hukum yang
berdampak langsung dan material terhadap
jumlah-jumlah dalam laporan keuangan.

5. Tanggung Jawab Terhadap


Masalah Going Concern
Kelangsungan hidup entitas dipakai
sebagai asumsi dalam pelaporan
keuangan sepanjang tidak terbukti
adanya informasi yang menunjukkan
hal yang berlawanan.

6. Pertimbangan Auditor

Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan


auditor :
Bila auditor tidak menyangsikan, maka auditor memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualian.
Apabila auditor menyangsikan maka auditor wajib mengevaluasi rencana
manajemen atau auditor berkesimpulan tidak dapat secara efektif mengurangi
dampak negatif maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat.
Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara
efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan mengenai
kecukupan pengungkapan Apabila auditor berkesimpulan bahwa
pengungkapan tersebut memadai maka ia akan memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai kemapuan satuan
usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut tidak memadai
maka ia akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau
pendapat tidak wajar karena terdapat terdapat penyimpangan dari prinsip
akuntansi yang berlaku umum.

Siklus Laporan Keuangan

Menetapkan Tujuan Audit


Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus
dipenuhi sebelum auditor menyimpulkan bahwa :
1.

2.

3.

Transaksi - transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini


disebut
sebagai
tujuan
audit
yang
berkaitan
dengan
transaksi(transaction related audit objectives).
Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang
disebut sebagai tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ( balancerelated audit objectives). Sebagai contoh: ada tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan saldo piutang usaha dan tujuan audit khusus
yang berkaitan dengan saldo utang usaha.
Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan yang disebut tujuan audit yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan ( presentation and
disclosure related audit objectives). Sebagai contoh: ada tujuan audit
khusus yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan untuk
piutang usaha serta wesel bayar.

Asersi Manajemen
SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan
asersi ke dalam tiga kategori :
Asersi tentang kelas transaksi dan
peristiwa selama periode yang
diaudit.
Asersi tentang saldo akun pada akhir
periode.
Asersi tentang penyajian dan
pengungkapan.

Tujuan Audit yang Berkaitan


dengan Transaksi
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit khusus yang berkaitan dengan
transaksi bagi setiap kelas transaksi. Dapat dikembangkan
menjadi enam tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit.
1. Keterjadian transaksi yang dicatat memang ada.
2. Kelengkapan transaksi yang terjadi telah dicatat.
3. Keakuratan transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang
benar.
4. Posting dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat dimasukkan
ke dalam file induk dan pengikhtisaran dengan benar.
5. Klasifikasi transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah
diklasifikasikan secara tepat
6. Penetapan waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar

Tujuan Audit yang Berkaitan


dengan Saldo
Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo dengan tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi:
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan
pada saldo akun seperti piutang usaha, persediaan,
bukan kel;as transaksi seperti transaksi penjualan
dan pembelian persediaan.
Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo dibandingkan dengan enam tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.

1. Eksistensi (Keterjadian)
2. Kelengkapan
3. Keakuratan
4. Klasifikasi
5. Cutof
6. Hubungan yang rinci (detail tie-in)
7. Nilai yang dapat direalisasi
8. Hak dan kewajiban

Tujuan Audit yang Berkaitan dengan


Penyajian dan Pengungkapan

Asersi Manajemen
Tentang penyajian dan
pengungkapan

Asersi Manajemen dan tujuan audit


yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan yang diterapkan pada
wesel bayar
Tujuan audit umum yang berkaitan
Tujuan Audit Khusus yang Berkaitan
dengan penyajian dan pengungkapan dengan
penyajian dan pengungkapan
yang diterapkan pada wesel bayar

Keterjadian serta hak dan


kewajiban

Keterjadian serta hak dan kewajiban

Wesel bayar sebagaimna diuraikan dalam


catatan kaki ada dan merupakan kewajiban
perusahaan.
Semua pengungkapan yang diperlukan yang
terkait dengan wesel bayar telah dicatat
dalam catatan atas laporan keuangan

Kelengkapan

Kelengkapan

Penilaian dan alokasi

Penilaian dan alokasi

Pengungkapan catatan kaki yang berkaitan


dengan wesel bayar sudah akurat

Klasifikasi dan dapat


dipahami

Klasifikasi dan dapat dipahami

Wesel bayar secara tepat diklasifikasikan


sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang dan pengungkapan laporan
keuangan yang berkaitan dapat dipahami

Bagaimana Tujuan Audit


Terpenuhi
Ada empat fase audit laporan
keuangan :

Fase I Merencanakan dan


Merancang Pendekatan Audit
Ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk
mengumpulkan bukti audit guna memenuhi tujuan
audit secara keseluruhan agar dapat memberikan
pendapat
atas
laporan
keuangan.
Ada
dua
pertimbangan
utama
yang
mempengaruhi
pendekatan yang akan digunakan auditor :

Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar


dapat memenuhi tanggung jawab professional auditor
Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan
serendah mungkin.

Perhatian atas pengumpulan bukti audit yang cukup dan pengendalian


biaya audit membutuhkan perencanaan penugasan. Rencana ini harus
menghasilkan pendekatan audit yang efektif dengan biaya yang masuk
akal. Perencanaan dan perancangan pendekatan audit ini menjadi tiga
aspek kunci agar terhindar dari salah saji yaitu sebagai berikut :

1. Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, Auditor


harus mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas bisnis klien dan
lingkungan yang terkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan
proses
2. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian,
Menilai risiko pengendalian adalah proses dimana auditor
mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi keefektifannya
3. Menilai risiko salah saji yang material, Auditor menggunakan
pemahamannya atas industry klien dan strategi bisnisnya, serta
keefektifan pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji
dalam laporan keuangan.

Fase II - Melaksanakan Pengujian


Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Sebelum
dapat
memutuskan
untuk
mengurangi
penilaiannya atas risiko pengendalian yang direncanakan
apabila pengendalian internal dianggap efektif, yang
pertama dilakukan dengan pengujian pengendalian ( test of
control ) dimana auditor harus menguji keefektifan
pengendalian tersebut. Dengan memeriksa sampel salinan
faktur penjualan yang telah diparaf oleh klerk tersebut yang
menunjukan bahwa harga jual per unit telah diverifikasi.
Selanjutnya proses pengujian substantif atas transaksi
(Substantive
tests
of
transaction)
yaitu
auditor
mengevaluasi pencatatan transaksi oleh klien dengan
memverifikasi jumlah moneter transaksi itu.

Fase III - Melakukan Prosedur Analisis


dan Pengujian atas Rincian Saldo
Terdapat dua kategori umum dalam prosedur yang dilakukan di fase tiga. Prosedur
analitis menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo
akun atau data lain disajikan secara wajar. Sebagai contoh, untuk mendaptakan
keyakinan terkait tujuan akurasi untuk transaksi penjualan (tujuan audit terkait
transaksi) dan piutang dagang (tujuan audit terkait saldo), auditor dapat memeriksa
transaksi penjualan dalam jurnal penjualan khususnya untuk transaksi penjualan
yang nilainya sangat besar dan tidak bisa dan juga membandingkannya dengan total
penjualan bulanan ditahun sebelumnya. Jika perusahaan terus menerus
menggunakan harga jual yang salah atau tidak mencatat penjualan dengan benar,
maka kemungkinan akan mucul perbedaan yang signifikan.
Menguji rincian saldo merupakan prosedur khusus yang dimaksudkan untuk menguji
salah saji nilai nominal saldo akun di laporan keuangan. Sebuah contoh terkait
dengan tujuan keakuratan atas akun piutang dagang (tujuan audit terkait transaksi)
adalah dengan melakukan komunikasi langsung secara tertulis dengan para
pelanggan klien untuk mengindentifikasi jumlah yang benar. Pengujian terinci atas
saldo akhir merupakan hal yang penting dilakukan dalam pengauditan karena hampir
semua bahan bukti didapatkan dari nara sumber klien yang independen sehingga
bahan bukti ini dianggap memiliki kualitas yang tinggi.

Fase IV - Menyelesaikan Audit


dan Menerbitkan Laporan Audit
Auditor harus menggabungkan informasi
yang diperoleh guna mencapai kesimpulan
menyeluruh tentang apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar.
Proses subjektif ini sangat mengandalkan
pada pertimbangan professional auditor.
Apabila audit telah selesai dilakukan,
akuntan public harus menerbitkan laporan
audit untuk melengkapi laporan keuangan
yang dipublikasikan oleh klien.

Terima

Anda mungkin juga menyukai