Anda di halaman 1dari 24

TANGGUNG JAWAB

DAN TUJUAN AUDIT


Karawita Triandini / Dept. PKM
TABLE OF CONTENTS
Professional
TUJUAN dan
skepticism,

01 02
tanggung jawab
professional
auditor
judgement

SETTING AUDIT

03 OBJECTIVES
01
TUJUAN AUDIT
LAPORAN KEUANGAN
TUJUAN AUDIT
Tujuan audit adalah untuk menyediakan pemakai laporan keuangan suatu
pendapat yang diberikan oleh auditor tentang apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar, sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan
yang berlaku.

Auditor juga menerbitkan laporan pengendalian internal atas laporan


keuangan, serta mengumpulkan bukti untuk membuat kesimpulan tentang
apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan untuk
menentukan keefektifan pengendalian internal, setelah itu menerbitkan
laporan audit yang tepat.
Langkah -
langkah untuk
mengembangkan
tujuan audit
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Tanggung jawab manajemen :

● Mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik


● Menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai
● Menyajikan laporan keuangan yang wajar

Tanggung jawab ini didasarkan pada pengetahuan manajemen


perusahaan yang lebih mendalam mengenai transaksi perusahaan.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR

Standar audit AICPA menyatakan

Tujuan auditor melakukan audit laporan keuangan


adalah untuk :

a. Memperoleh kewajaran atas apakah laporan


keuangan telah bebas dari salah saji yang material
b. Melaporkan dan mengkomunikasikan temuan
audit
TANGGUNG JAWAB AUDITOR

Tanggung jawab auditor :

● Mendeteksi salah saji material pada laporan


keuangan
● Melaporkan keefektifan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan
● Mengidentifikasi kelemahan yang material dalam
pengendalian internal atas pelaporan keuangan
SALAH SAJI MATERIAL VS TIDAK MATERIAL
● Salah saji adalah gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam
laporan keuangan yang kemungkinan akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan
keuangan.
● Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa ambang
materialitas telah terpenuhi.

KEYAKINAN MEMADAI
Keyakinan merupakan ukuran tingkat kepastian yang diperoleh auditor pada saat
menyelesaikan audit. SAS 104, menyatakan keyakinan yang memadai adalah tingkat keyakinan
yang tinggi, tetapi tidak mutlak, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang
material
Auditor bertanggung jawab atas keyakinan yang wajar, tetapi tidak mutlak karena :
1. Sebagian besar audit dihasilkan dari pengujian sampel populasi (piutang, persediaan)
2. Presentasi akuntansi mengandung estimasi yang kompleks
3. Laporan keuangan yang disusun dengan curang seringkali sulit untuk dideteksi
ERROR VS FRAUD
Standar audit membedakan salah saji dalam dua kategori , aitu :
- Kekeliruan (error) adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja.
Contoh: human error ketika input nilai saldo akun

- Kecurangan (fraud) adalah salah saji laporan keuangan yang disengaja, terdiri dari
penyalahgunaan aset dan kecurangan pada pelaporan keuangan.
- Penyalahgunaan aset (misappropriation of asset) = penipuan karyawan
Contoh : petugas kasir mengambil uang tunai dan tidak memasukkan di kasir
- Penipuan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting) = penipuan
manajemen
Contoh : overstated sales secara sengaja untuk meningkatkan laba yang
dilaporkan.
Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Kekeliruan (Error) yang Material
Auditor menemukan kesalahan yang berasal dari kesalahan kalkulasi, penghilangan,
kesalahpahaman dan misaplikasi standar akuntansi, serta pengikhtisarian dan deskripsi yang
tidak benar.

Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Penipuan (Fraud) yang Material


Auditor harus memperoleh keyakinan yang memadai tentang apakah laporan telah bebas dari
salah saji material. Standar audit mengakui bahwa fraud seringkali lebih sulit dideteksi karena
pelaku fraud mencoba untuk menyembunyikan penipuan yang dilakukannya.
Tanggung Jawab Auditor untuk Mempertimbangkan Hukum dan Peraturan
Auditor mempertimbangkan kerangka hukum dan peraturan yang relevan dengan klien.
Kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji material yang timbul akibat kegagalan
mematuhi peraturan perundangan-undangan dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
● Banyak UU dan peraturan biasanya tidak mempengaruhi laporan keuangan dan tidak
ditangkap oleh sistem informasi klien
● Ketidakpatuhan melibatkan tindakan untuk menutupi pengabaian pengendalian oleh
manajemen atau kesalahan penyajian yang disengaja kepada auditor
● Apakah suatu tindakan ketidakpatuhan adalah masalah penentuan hukum oleh
pengadilan
02
PROFESSIONAL SKEPTICISM
& PROFESSIONAL
JUDGEMENT
PROFESSIONAL SKEPTICISM
Skeptisisme profesional memiliki dua komponen utama, yaitu a questioning mind dan a
critical assessment bukti audit.
● Questioning mind membantu auditor untuk mengimbangi bias alami dalam
mempercayai klien.
● Critical assessment diperlukan ketika auditor memperoleh dan mengevaluasi
bukti, yang mencakup pertanyaan menyelidik dan memperhatikan inkonsistensi.

Ketika auditor memikul tanggung jawab untuk mempertahankan pikiran yang bertanya
dan mengevaluasi bukti secara kritis, mereka secara signifikan mengurangi
kemungkinan kegagalan audit selama audit.
Elemen Skeptisisme Profesional

1. Questioning mindset → kecenderungan untuk bertanya tentang sedikit keraguan


2. Suspension of judgement → menahan keputusan sampai bukti yang tepat diperoleh
3. Search for knowledge → keinginan untuk menyelidiki di luar yang jelas
4. Interpersonal understanding → pengakuan bahwa motivasi dan persepsi orang dapat
menyebabkan mereka memberikan informasi yang bias
5. Autonomy → pengarahan diri, kemandirian moral, dan keyakinan untuk memutuskan
sendiri
6. Self esteem → kepercayaan diri untuk menolak bujukan dan menantang asumsi
PROFESSIONAL JUDGEMENT
Pusat menguraikan lima
elemen kunci dari proses
professional judgement yang
diterapkan oleh auditor saat
membuat penilaian
profesional.
03
SETTING AUDIT
OBJECTIVES
SETTING AUDIT OBJECTIVES
Auditor telah menemukan bahwa, secara umum, cara yang paling efisien dan efektif
untuk melakukan audit adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi jaminan untuk
setiap kelas transaksi dan untuk saldo akhir dalam akun terkait.
● Untuk setiap kelas transaksi tertentu, beberapa tujuan audit harus dipenuhi
sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi telah dicatat dengan
benar, disebut sebagai tujuan audit terkait transaksi
● Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun, disebut sebagai
tujuan audit terkait saldo
● Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam
laporan keuangan, disebut sebagai tujuan audit terkait penyajian dan
pengungkapan.
ASERSI MANAJEMEN
Asersi manajemen adalah representasi pernyataan yang tersirat atau diekspresikan oleh
manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta pengungkapan yang terkait dengan laporan
keuangan.

Asersi manajemen secara langsung terkait dengan kerangka pelaporan keuangan yang
digunakan oleh perusahaan, karena merupakan bagian dari kriteria yang digunakan manajemen
untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.
ASERSI MANAJEMEN PCAOB
Standar auditing PCAOB mencatat bahwa manajemen secara implisit atau eksplisit membuat
asersi mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan berbagai elemen
laporan keuangan dan pengungkapan. PCAOB menjelaskan lima kategori asersi manajemen :
- Existence / occurrence : Aset atau kewajiban perusahaan publik ada pada tanggal
tertentu, dan transaksi yang tercatat telah terjadi selama periode tersebut.
- Completeness : Semua transaksi dan akun yang harus disajikan dalam laporan keuangan
disertakan.
- Valuation or allocation : Aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan komponen beban telah
dimasukkan dalam laporan keuangan pada jumlah yang sesuai.
- Right and obligation : Perusahaan publik memegang atau mengendalikan hak atas aset,
dan kewajiban adalah kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
- Presentation and disclosure : Komponen laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan,
dan diungkapkan dengan benar.
ASERSI MANAJEMEN STANDAR
INTERNASIONAL DAN AICPA
Standar audit internasional dan AICPA membagi asersi menjadi tiga
kategori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang
diaudit
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
Assertion lead to audit objectives
● Auditor harus mempertimbangkan relevansi setiap asersi untuk setiap golongan
transaksi, saldo akun, dan penyajian serta pengungkapan yang signifikan.
● Asersi yang relevan memiliki pengaruh yang berarti terhadap apakah akun telah
disajikan secara wajar dan digunakan untuk menilai risiko salah saji material dan
desain serta kinerja prosedur audit.
● Setelah asersi yang relevan diidentifikasi, auditor kemudian dapat
mengembangkan tujuan audit untuk setiap kategori asersi. Tujuan audit auditor
mengikuti dan terkait erat dengan asersi manajemen
● Mengembangkan tujuan audit untuk golongan transaksi, saldo akun, serta
penyajian dan pengungkapan membantu auditor merancang prosedur audit untuk
mengumpulkan bukti yang cukup dan tepat tentang setiap aspek asersi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai