Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing 1)

Disusun Oleh :

Hanifa Andriani (0117101220)

Reza Setiawan (0117101227)

Mitha Amalia Noviani (0117101229)

Fahri Ahmad (0117101233)

Lela Trisuciana Lestari (0117101234)

Maulidia Lismadewi (0117101245)

Yoan Fefi Berliani (0117101246)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan kesempatan,
kekuatan, rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Tujuan dan Tanggungjawab Audit.

Tujuan makalah ini kami buat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing 1.
Kami berharap melalui makalah ini dapat memudahkan setiap pembacanya, sehingga
memahami materi pada materi Tujuan dan Tanggung Jawab Audit Auditing 1. Kami mohon
maaf karena kami sadar keterbatasan dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini banyak
kesalahan dan kekurangannya.

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang diperlukan untuk penyempurnaan
makalah ini, sehingga dengan pembuatan makalah ini kehadirannya bermanfaat khususnya
untuk kami dan umumnya bagi pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
A. TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN...............................................................1
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN.......................................................................................................1
C. TANGGUNG JAWAB AUDITOR ...........................................................................................................2
D. SIKLUS LAPORAN KEUANGAN..............................................................................................................4
E. MENETAPKAN TUJUAN AUDIT.............................................................................................................4
F. ASERSI MANAJEMEN............................................................................................................................5
G. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI.....................................................................6
H. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO............................................................................7
I. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN................................10
J. BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI...........................................................................................11
BAB II ANALISIS JURNAL............................................................................................................................14
A. TUJUAN JURNAL................................................................................................................................14
B. METODELOGI.....................................................................................................................................14
C. HASIL JURNAL....................................................................................................................................14

ii
BAB I

PEMBAHASAN

A. TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

SAS I (AU 110) menyatakan :Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh
auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua
hal material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP).Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat
kesimpulan tentang apakah laporankeuangan telah disajikan secara wajar dan untuk
menentukan keefektifan pengendalian internal, sesudah itu baru menerbitkan laporan
audit yang tepat.Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:

1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit


2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan

B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang


baik,menyelenggarakan pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan
keuangan yang wajar berada di pundak manajemen, bukan di pundak auditor.Tanggung
jawab manajemen atas kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan dengan
privilege untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang dianggap perlu. Jika
manajemen bersikeras dengan pengungkapan laporan keuanganyang menurut auditor
tidak dapat diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat tidak wajar atau

1
wajar dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut.Sarbanes-
Okley Act mengharuskan CEO dan CFO untuk menyatakan bahwalaporan keuangan
telah sesuai dengan persyaratan Security Exchange Act tahun 1934dan informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material serta menandatangani laporan keuangan.

C. TANGGUNG JAWAB AUDITOR 

Berdasarkan SAS 1 (AU 110), “Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan


dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan
keuangan talah bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan
ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat
memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji yang material
dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna memperoleh kepastian yang layak  bahwa salah saji, apakah yang disebabkan
oleh nkekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat
dideteksi.”

Paragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk


mendeteksisalah saji yang material dalam laporan keuangan, melaporkan tentang
keefektifan pengendalian internal, dan mengidentifikasi kelemahan yang material
dalam pengendalian internal atas laporan keuangan. Dibawah ini adalah pembahasan
yang terkait dengan standar-standar tentang tanggung jawab auditor untuk mendeteksi
salah saji yang material mencakup beberapa istilah dan frasa penting :

1. Salah Saji yang Material versus Tidak Material Salah saji dianggap material jika
gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi,
auditor  bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang
batas materialitas telah dipenuhi. Namun auditor bertanggung jawab untuk
memperolehkepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi.

2
Kepastian yang Layak SAS 104 menyatakan bahwa kepastian yang layak
adalahtingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan
telah bebas dari salah saji yang material. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor
bukanlah pemberi garansi atas kebenaran laporan keuangan. Pembelaan terbaik
yang dapa tdilakukan auditor apabila salah saji yang material tidak terungkap
adalah melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing.
2. Kekeliruan versus Kecurangan Kekeliruan (error) adalah salah saji yang
tidak disengaja, sementara kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja dan
dibedakan lagi menjadi misapropiasi aktiva (misappropriation of assets), yang
sering disebut penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta pelaporan
keuangan yang curang (fraudulent financial reporting) yang disebut kecurangan
manajemen.
3. Skeptisme Profesional adalah sikap yang penuh dengan keingintahuan
serta penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa
manajemen bersikap tidak jujur tapi juga tidak boleh mengasumsikan bahwa
menajemen tidak diragukan lagi kejujurannya. Auditor bertanggung jawab
untuk mendeteksi kekeliruan dan kecurangan yang material.
4. Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang versus Misapropriasi Aktiva
Pelaporan keuangan yang curang merugikan karena menyediakan informasi laporan
keuangan yang tidak benar untuk membuatkeputusan, sedangkan misapropriasi
aktiva merugikan pemagang saham, kreditor, serta pihak lainnya karana aktiva
tersebut tidak lagi menjadi milik pemilik yang sah.
5. Tindakan Ilegal (tindakan yang melawan hukum) Merupakan pelanggaran
terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Auditor
bertanggung jawab untuk menemukan tindakan ilegal. Tindakan illegal ini terbagi
atas tindakan ilegal yang berdampak langsung dan tindakan ilegal yang berdampak
tidak langsung. Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan
dan melaporkan tindakan illegal :
1) Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada tindakan
ilegal yang berdampak tidak langsung
2) Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk

3
mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau tidak
langsung telah terjadi
3) Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal

D. SIKLUS LAPORAN KEUANGAN

Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segman-segman


atau komponen yang lebih kecil. Pendekatan siklus (cycle approach) merupakan cara
umum untuk membagi audit, yaitu dengan tetap mempertahankan hubungan antara jenis
(kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Logika dari penggunaan
siklus ini adalah bahwa hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam jurnal dan
diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan. Sebuah perusahaan dimulai
dengan memperoleh modal, umumnya berbentuk kas. Dalam perusahaan manufaktur, kas
digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva tetap, dan barang jasa untuk membuat
persediaan (siklus akuisisi dan pembayaran). Kas juga digunakan untuk memperoleh
tenaga kerja (siklus penggajian dan personalia). Hasil gabungan darikedua siklus ini
adalah persediaan (siklus pesediaan dan pergudangan). Berikutnya, persediaan dijual dan
menghasilkan penagihan serta perolehan kas (siklus penjualandan penagihan). Kas yang
dihasilkan lalu digunakan untuk membayar deviden dan bunga atau membiayai perluasan
modal serta memulai kembali siklus-siklus tersebut.

E. MENETAPKAN TUJUAN AUDIT

Para auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan


menggunakan pendekatan siklus, yaitu pengujian audit atas transaksi-transaksi yang
menghasilkansaldo akhir dan juga dapat melaksanakan pengujian audit atas saldo akun
serta pengungkapan yang terkait. Secara umum, auditor telah menemukan bahwa cara
yang paling efisien danefektif untuk melakukan audit adalah dengan memperoleh
beberapa kombinasi kepastian bagi setiap kelas transaksi dan saldo akhir pada akun yang
terkait. Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelumauditor
menyimpulkan bahwa :

4
1. Transaksi - transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ( transaction – related auditobjectives).
Sebagai contoh : terdapat tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi
penjualan serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi retur dan
pengurangan harga penjualan.
2. Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ( balance-related auditobjectives). Sebagai
contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo piutang usaha dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo utang usaha.
3. Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi
dalamlaporan keuangan yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan ( presentation and disclosure related audit objectives). Sebagai
contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan untuk piutang usaha serta wesel bayar.

F. ASERSI MANAJEMEN

Asersi manajemen (manajement assertions) adalah representasi pernyataan yang


tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun
serta pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen berkaitan
langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP/PSAK), karena
asersi ini merupakan bagian dari kriteria yangdigunakan manajemen untuk mencatat dan
mengungkapkan informasi akuntansidalam laporan keuangan.SAS 106 (AU 326)
mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga kategori :

1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit.
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode.
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.

5
Asersi Tentang kelas Asersi Tentang Saldo Akun Asersi Tentang Pengujian
Traansaksi dan dan Pengungkapan
Peristiwa

Keterjadian - Eksistensi – Aktiva, Keterjadian dan Hak serta


Transaksi dan Kewajiban, dan Ekuitas yang Kewajiban – Peristiwa dan
peristiwa yang dicatat ada transaksi yang diungkapkan
telah terjadi dan telah terjadi dan bersangkutan
bersangkutan dengan dengan entitas tersebut.
entitas tersebut.

Kelengakapan – Kelengkapan – semua Aktiva, Kelengakapan – semua


Semua transaksi dan Kewajiban, dan Kepentingan pengungkapan yang harus
peristiwa yang harus ekuitas yang harus dicatat dimasukkan dalam laporan
dicatat telah dicatat. sudah dicatat. keuangan telah tercantum.

Keakuratan - Jumlah Penilaian dan Alokasi - Keakuratan dan penilaian


dan data lain yang Aktiva,kewajiban dan - Informasi keuangan dan
bersangkutan dengan kepentingan ekuitas yanglain telah diungkapkan
transaksi dan peristiwa dimasukkan dalam laporan secara tepat dan pada jumlah
yang dicatat telah keuangan pada jumlah yang yang tepat.
dicatat dengan benar. tepat dan setiap
hasil penyesuaian penilaian
dicatat dengan tepat

Klasifikasi – Transaksi Hak dan Kewajiban – Entitas Klasifikasi dan dapat


dan peristiwa telah itu memegang hak atau dipahami – Informasi
dicatat dalamakun kendaliatas aktiva dan keuangan dan yang lain telah
yang tepat. kewajibanmerupakan disajikan dan diuraikan secara
kewajiban entitas itu. tepat serta pengungkapan telah
dinyatakan dengan jelas.

Cut off  – Transaksi

6
dan peristiwa telah
dicatat dalam periode
akuntansi yang benar.

G. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI

Tujuan audit berkaitan dengan transaksi yang mengikuti dan berhubungan


eratdengan asersi manajemen, dan yang berkaitan dengan transaksi untuk memberikan
kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukupkompeten
yang diisyaratkan oleh standard pekerjaan lapangan ketiga danmemutuskan bukti audit
yang tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas transaksisesuai dengan situasi penugasan
audit. Tujuan audit ini tetap sama antara satu auditke audit lainnya, tetapi bukti-buktinya
bervariasi, tergantung situasinya.Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan
dengan transaksi dantujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap
kelas transaksi. Dapat dikembangkan menjadi enam tujuan audit umum yang berkaitan
dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit.Keterjadian transaksi yang
dicatat memang ada:

1. Kelengkapan transaksi yang terjadi telah dicatat


2. Keakuratan transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar 
3. Posting dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file
induk dan pengikhtisaran dengan benar 
4. Transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secaratepat
5. Penetapan waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar 

Keenam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi diterapkan padasetiap
kelas transaksi, setelah auditor menetapkan tujuan audit umum yang berkaitandengan
transaksi. hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan audit khususyang
berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit. Ada hubungan
antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang berkaitan dengantransaksi, dan tujuan

7
audit khusus yang berkaitan dengan transaksi. Perhatikan bahwa ada hubungan satu untuk
satu asersi dan tujuan, kecuali untuk asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai
dua tujuan karena harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan
transaksi.

H. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO

Tujuan audit berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi yang baru saja dibahas, tujuan tersebut mengikuti asersi manajemendan
memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti yang tepat
yang mencukupi berkaitan dengan saldo akun. Juga ada tujuan audit umum danaudit
khusus yang berkaitan dengan saldo.Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi:

1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun
seperti piutang usaha, persediaan, bukan kelas transaksi seperti transaksi penjualan
dan pembelian persediaan.
2. Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan enam
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

Asersi Manajemen Tujuan Audit Umum yang Tujuan Audit Khusus yang
Tentang Kelas Berkaitan dengan Berkaitan dengan Transaksi
Transaksi dan Transaksi.
Peristiwa.

Keterjadian - Transaksi yang Penjualan yang dicatat adalah


dicatat memang ada. untuk pengiriman
Keterjadian

Kelengkapan- transaksi yang Transaksi penjualan yang


terjadi telah dicatat. adasudah dicatat.
Kelengakapan

8
Keakuratan - Transaksi Penjualan yang dicatat adalah
yangdicatat dinyatakan pada untuk jumlah barang yang
Keakuratan
jumlahyang benar. dikirimkan dan sudah
ditagihdan dicatat dengan
benar.Transaksi penjualan

Posting dan pengikhtisaran telah dimasukkan secara layak

Transaksi yang dicatat dalam file induk dan

dimasukkan ke dalam file diikhtisarkan dengan benar.

induk dan diikhtisarkan


dengan benar.

Klasifikasi - Transaksi Transaksi penjualan telah


yangdicatat dalam jurnal klien diklasifikasikan dengan benar.
Klasifikasi 
telah diklasifikasikan secara
tepat.

Penetapan Waktu-Transaksi Transaksi penjualan telah


dicatat pada tanggal yang dicatat pada tanggal yang
Cut off 
benar. benar.

Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:

1. Eksistensi - Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini bersangkutan dengan
apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.
2. Kelengkapan – Jumlah yang ada telah dicantumkan, Tujuan ini bersangkutan dengan
apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar- benar telah dicatat.
3. Keakuratan- Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar, Tujuan ini
mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar.

9
4. Klasifikasi- Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat, Klasifikasi ini melibatkan penentuan apakah pos-pos yang adadalam daftar
klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yangtepat.
5. Cutoff- Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang
tepat. Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksi-transaksi telah
dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
6. Hubungan yang rinci (detail tie-in) – rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada
file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total
buku besar, Tujuan yang rinci ini memastikan rincian dalam daftar telah disiapkan
secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku besar.
7. Nilai yang dapat direalisasi – aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlahyang
diestimasi akan direalisasi, Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah
dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.
8. Hak dan kewajiban , Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban dengan
utang. Tujuan ini hanya diterapkan pada akun aktiva sera merupakan bagian dari
asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun. Terdapat lebih dari
satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan dengan saldo untuk suatu tujuan
audit umum yang berkaitan dengan saldo. Misalnya tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas persediaan yang mencakup :
1) Perusahaan memiliki hak ats semua item persediaan yang terdapat dalam
daftar 
2) Persediaan tersebut tidak dijaminkan sebagai agunan kecuali hal tersebut
diungkapkan.

I. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN


PENGUNGKAPAN

Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan biasanya identik
dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang diterapkan pada
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Tujuan ini menghubungkan empat tujuan audit
yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan dengan asersi manajemen atas

10
penyajian dan pengungkapan.

Asersi Manajemen Tujuan audit umum yang Tujuan Audit Khusus yang
Tentang penyajian berkaitan dengan penyajian Berkaitan dengan
dan pengungkapan dan pengungkapan penyajian dan
pengungkapan yang
diterapkan pada wesel
bayar

Keterjadian serta Keterjadian serta hak dan Wesel bayar sebagaimana


hak dan kewajiban. kewajiban. diuraikan dalam catatan kaki
ada dan merupakan
kewajiban perusahaan.

Penilaian dan alokasi Penilaian dan alokasi Pengungkapan catatan kaki


yang berkaitan dengan wesel
bayar sudah akurat.

Klasifikasi dan Klasifikasi dan Wesel bayar secara tepat


dapat dipahami  dapat dipahami  diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka pendek dan
jangka panjangdan
pengungkapan laporan
keuangan yang berkaitan
dapat dipahami.

  Kelengkapan   Kelengkapan Semua pengungkapan yang


diperlukan yang terkait
dengan wesel bayar telah
dicatat dalam catatan atas
laporan keuangan.

11
J. BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI

Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna mendukung semua
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan
mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Auditor
harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus dikumpulkan untuk
memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit. Dengan cara auditor mengikuti suatu proses
audit, yaitu metodologi yang telah didefinisikan dengan baik untuk untuk menata audit
guna memastikan bahwa bukti yang telah diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan
bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi. Ada empat
fase audit laporan keuangan :

1. Fase I – Merencanakan dan merancang pendekatan audit

Ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk mengumpulkan bukti
auditguna memenuhi tujuan audit secara keseluruhan agar dapat memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Ada dua pertimbangan utama yang
mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor :

1) Bukti audit yang mencukupi harus dikumpulkan agar dapat memenuhi


tanggung jawab professional auditor 
2) Biaya pengumpulan bukti audit ini harus ditekan serendah mungkin.
Perhatian atas pengumpulan bukti audit yang cukup dan pengendalian biaya
audit membutuhkan perencanaan penugasan. Rencana ini harus
menghasilkan pendekatan audit yang efektif dengan biaya yang masuk akal.
Perencanaan dan perancangan pendekatan audit ini menjadi tiga aspek kunci
agar terhindar dari salah saji yaitu sbb:
 Memperoleh pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, Auditor
harus mempunyai pemahaman yang menyeluruh atas bisnis klien dan

12
lingkungan yangterkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan
proses. Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan
prosedur analitis, dan membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor
juga harus memahami setiap persyaratan akuntansi yang unik dari
industry klien.
 Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian,
Menilai risiko pengendalian adalah proses dimana auditor
mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi
keefektifannya. Jika pengendalian internal dianggap efektif, risiko
pengendalian yang ditetapkan dapat dikurangi dan jumlah bukti audit
yang harus dikumpulkan secara signifikan dapat menjadi lebih sedikit
ketimbang pengendalian internal yang tidak memadai.
 Menilai risiko salah saji yang material, Auditor menggunakan
pemahamannya atas industry klien dan strategi bisnisnya, serta
keefektifan pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji
dalam laporan keuangan. Penilaian ini kemudian akan mempengaruhi
rencana dan sifat audit, penetapan waktu, dan tentang prosedur audit.
2. Fase II – Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi

Sebelum dapat memutuskan untuk mengurangi penilaiannya atas


risiko pengendalian yang direncanakan apabila pengendalian internal dianggap
efektif, yang pertama dilakukan dengan pengujian pengendalian ( test of control )
dimana auditor harus menguji keefektifan pengendalian tersebut. Dengan
memeriksa sampel salinan faktur penjualan yang telah diparaf oleh klerk tersebut
yang menunjukan bahwa harga jual per unit telah diverifikasi. Selanjutnya proses
pengujian substantif atas transaksi ( Substantive tests of transaction ) yaitu auditor
mengevaluasi pencatatan transaksi oleh klien dengan memverifikasi jumlah
moneter transaksi itu.

3. Fase III – Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo

13
Auditor harus mampu melaksanakan prosedur analitis akan pengujian rincian
saldo dalam perusahaan dan sangat mengandalkan pada pada pertimbangan
professional auditor.

4. Fase IV – Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

Auditor harus menggabungkan informasi yang diperoleh guna mencapai


kesimpulan menyeluruh tentang apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar. Proses subjektif ini sangat mengandalkan pada pertimbangan
professional auditor. Apabila audit telah selesai dilakukan, akuntan public harus
menerbitkan laporan audit untuk melengkapi laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh klien.

14
BAB II

ANALISIS JURNAL

A. TUJUAN JURNAL

Tujuan dari makalah ini ada dua, yakni:


1) untuk menyelidiki hubungan antara beberapa karakteristik perusahaan termasuk
ukuran perusahaan, leverage keuangan, profitabilitas, usia perusahaan dan jenis
industri dengan pengungkapan tanggung jawab sosial ditampilkan pada Tehran
Stock Exchange (TSE);
2) untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSRD) dan beberapa variabel audit seperti biaya audit, masa kerja
audit dan ukuran perusahaan audit.

B. METODELOGI

Dalam penulisan jurnal ini penulis menguji sampel dari 125 perusahaan di TSE
dari tahun 2010-2015, dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dan
perangkat lunak R.

C. HASIL JURNAL

Penulis dari jurnal ini mengungkapkan 3 buah hipotesis, yang diantarannya:


1) Menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara pengungkapan
CSR dan ukuran perusahaan. Faktanya, perusahaan Iran yang lebih besar
mengungkapkan informasi lingkungan dan sosial lebih dari perusahaan yang lebih
kecil. Mungkin alasannya adalah mereka tidak hanya berusaha menyebarkan
reputasi karena layanan dan produk dengan harga yang wajar, tetapi mereka juga
berusaha untuk menstabilkan diri sebagai perusahaan yang ideal.
2) Menyaksikan hubungan yang signifikan antara pengungkapan CSR dan financial

15
leverage. Pemberian yang cukup efisien dari variabel independen, dapat
dinyatakan bahwa perusahaan dengan leverage keuangan yang lebih sedikit
mengungkapkan tanggung jawab sosial.
3) Hipotesis ketiga kami menguji hubungan antara tingkat pengungkapan CSR dan
profitabilitas perusahaan. Penelitian kami menunjukkan bahwa ada hubungan
negatif yang signifikan antara pengungkapan CSR dan profitabilitas perusahaan
yang terdaftar di TSE, mungkin karena organisasi dan lembaga tidak mematuhi
aturan yang efektif dalam mencapai tujuan lingkungan dan sosial.

16

Anda mungkin juga menyukai