Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang memberikan kesempatan,
kekuatan, rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Tujuan dan Tanggungjawab Audit.
Tujuan makalah ini kami buat adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing 1.
Kami berharap melalui makalah ini dapat memudahkan setiap pembacanya, sehingga
memahami materi pada materi Tujuan dan Tanggung Jawab Audit Auditing 1. Kami mohon
maaf karena kami sadar keterbatasan dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini banyak
kesalahan dan kekurangannya.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang diperlukan untuk penyempurnaan
makalah ini, sehingga dengan pembuatan makalah ini kehadirannya bermanfaat khususnya
untuk kami dan umumnya bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
A. TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN...............................................................1
B. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN.......................................................................................................1
C. TANGGUNG JAWAB AUDITOR ...........................................................................................................2
D. SIKLUS LAPORAN KEUANGAN..............................................................................................................4
E. MENETAPKAN TUJUAN AUDIT.............................................................................................................4
F. ASERSI MANAJEMEN............................................................................................................................5
G. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN TRANSAKSI.....................................................................6
H. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN SALDO............................................................................7
I. TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN................................10
J. BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI...........................................................................................11
BAB II ANALISIS JURNAL............................................................................................................................14
A. TUJUAN JURNAL................................................................................................................................14
B. METODELOGI.....................................................................................................................................14
C. HASIL JURNAL....................................................................................................................................14
ii
BAB I
PEMBAHASAN
SAS I (AU 110) menyatakan :Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh
auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua
hal material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP).Auditor mengumpulkan bukti untuk membuat
kesimpulan tentang apakah laporankeuangan telah disajikan secara wajar dan untuk
menentukan keefektifan pengendalian internal, sesudah itu baru menerbitkan laporan
audit yang tepat.Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1
wajar dengan pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut.Sarbanes-
Okley Act mengharuskan CEO dan CFO untuk menyatakan bahwalaporan keuangan
telah sesuai dengan persyaratan Security Exchange Act tahun 1934dan informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material serta menandatangani laporan keuangan.
1. Salah Saji yang Material versus Tidak Material Salah saji dianggap material jika
gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi,
auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang
batas materialitas telah dipenuhi. Namun auditor bertanggung jawab untuk
memperolehkepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi.
2
Kepastian yang Layak SAS 104 menyatakan bahwa kepastian yang layak
adalahtingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan
telah bebas dari salah saji yang material. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor
bukanlah pemberi garansi atas kebenaran laporan keuangan. Pembelaan terbaik
yang dapa tdilakukan auditor apabila salah saji yang material tidak terungkap
adalah melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing.
2. Kekeliruan versus Kecurangan Kekeliruan (error) adalah salah saji yang
tidak disengaja, sementara kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja dan
dibedakan lagi menjadi misapropiasi aktiva (misappropriation of assets), yang
sering disebut penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta pelaporan
keuangan yang curang (fraudulent financial reporting) yang disebut kecurangan
manajemen.
3. Skeptisme Profesional adalah sikap yang penuh dengan keingintahuan
serta penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa
manajemen bersikap tidak jujur tapi juga tidak boleh mengasumsikan bahwa
menajemen tidak diragukan lagi kejujurannya. Auditor bertanggung jawab
untuk mendeteksi kekeliruan dan kecurangan yang material.
4. Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang versus Misapropriasi Aktiva
Pelaporan keuangan yang curang merugikan karena menyediakan informasi laporan
keuangan yang tidak benar untuk membuatkeputusan, sedangkan misapropriasi
aktiva merugikan pemagang saham, kreditor, serta pihak lainnya karana aktiva
tersebut tidak lagi menjadi milik pemilik yang sah.
5. Tindakan Ilegal (tindakan yang melawan hukum) Merupakan pelanggaran
terhadap hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Auditor
bertanggung jawab untuk menemukan tindakan ilegal. Tindakan illegal ini terbagi
atas tindakan ilegal yang berdampak langsung dan tindakan ilegal yang berdampak
tidak langsung. Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan
dan melaporkan tindakan illegal :
1) Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada tindakan
ilegal yang berdampak tidak langsung
2) Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk
3
mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau tidak
langsung telah terjadi
3) Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal
4
1. Transaksi - transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ( transaction – related auditobjectives).
Sebagai contoh : terdapat tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi
penjualan serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi retur dan
pengurangan harga penjualan.
2. Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ( balance-related auditobjectives). Sebagai
contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo piutang usaha dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo utang usaha.
3. Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi
dalamlaporan keuangan yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan ( presentation and disclosure related audit objectives). Sebagai
contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian
dan pengungkapan untuk piutang usaha serta wesel bayar.
F. ASERSI MANAJEMEN
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit.
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode.
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.
5
Asersi Tentang kelas Asersi Tentang Saldo Akun Asersi Tentang Pengujian
Traansaksi dan dan Pengungkapan
Peristiwa
Cut off – Transaksi
6
dan peristiwa telah
dicatat dalam periode
akuntansi yang benar.
Keenam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi diterapkan padasetiap
kelas transaksi, setelah auditor menetapkan tujuan audit umum yang berkaitandengan
transaksi. hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan audit khususyang
berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit. Ada hubungan
antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang berkaitan dengantransaksi, dan tujuan
7
audit khusus yang berkaitan dengan transaksi. Perhatikan bahwa ada hubungan satu untuk
satu asersi dan tujuan, kecuali untuk asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai
dua tujuan karena harus menyediakan bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan
transaksi.
Tujuan audit berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi yang baru saja dibahas, tujuan tersebut mengikuti asersi manajemendan
memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti yang tepat
yang mencukupi berkaitan dengan saldo akun. Juga ada tujuan audit umum danaudit
khusus yang berkaitan dengan saldo.Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo dengan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi:
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun
seperti piutang usaha, persediaan, bukan kelas transaksi seperti transaksi penjualan
dan pembelian persediaan.
2. Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan enam
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Asersi Manajemen Tujuan Audit Umum yang Tujuan Audit Khusus yang
Tentang Kelas Berkaitan dengan Berkaitan dengan Transaksi
Transaksi dan Transaksi.
Peristiwa.
8
Keakuratan - Transaksi Penjualan yang dicatat adalah
yangdicatat dinyatakan pada untuk jumlah barang yang
Keakuratan
jumlahyang benar. dikirimkan dan sudah
ditagihdan dicatat dengan
benar.Transaksi penjualan
1. Eksistensi - Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini bersangkutan dengan
apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus dicantumkan.
2. Kelengkapan – Jumlah yang ada telah dicantumkan, Tujuan ini bersangkutan dengan
apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar- benar telah dicatat.
3. Keakuratan- Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar, Tujuan ini
mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar.
9
4. Klasifikasi- Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan
tepat, Klasifikasi ini melibatkan penentuan apakah pos-pos yang adadalam daftar
klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yangtepat.
5. Cutoff- Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode yang
tepat. Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah transaksi-transaksi telah
dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat.
6. Hubungan yang rinci (detail tie-in) – rincian saldo akun sesuai dengan jumlah pada
file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai dengan total
buku besar, Tujuan yang rinci ini memastikan rincian dalam daftar telah disiapkan
secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan buku besar.
7. Nilai yang dapat direalisasi – aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlahyang
diestimasi akan direalisasi, Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah
dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi bersih.
8. Hak dan kewajiban , Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban dengan
utang. Tujuan ini hanya diterapkan pada akun aktiva sera merupakan bagian dari
asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun. Terdapat lebih dari
satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan dengan saldo untuk suatu tujuan
audit umum yang berkaitan dengan saldo. Misalnya tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas persediaan yang mencakup :
1) Perusahaan memiliki hak ats semua item persediaan yang terdapat dalam
daftar
2) Persediaan tersebut tidak dijaminkan sebagai agunan kecuali hal tersebut
diungkapkan.
Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan biasanya identik
dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang diterapkan pada
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Tujuan ini menghubungkan empat tujuan audit
yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan dengan asersi manajemen atas
10
penyajian dan pengungkapan.
Asersi Manajemen Tujuan audit umum yang Tujuan Audit Khusus yang
Tentang penyajian berkaitan dengan penyajian Berkaitan dengan
dan pengungkapan dan pengungkapan penyajian dan
pengungkapan yang
diterapkan pada wesel
bayar
11
J. BAGAIMANA TUJUAN AUDIT TERPENUHI
Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna mendukung semua
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan
mengumpulkan bukti untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Auditor
harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus dikumpulkan untuk
memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit. Dengan cara auditor mengikuti suatu proses
audit, yaitu metodologi yang telah didefinisikan dengan baik untuk untuk menata audit
guna memastikan bahwa bukti yang telah diperoleh sudah mencukupi serta tepat, dan
bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi. Ada empat
fase audit laporan keuangan :
Ada banyak cara yang dapat ditempuh auditor untuk mengumpulkan bukti
auditguna memenuhi tujuan audit secara keseluruhan agar dapat memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Ada dua pertimbangan utama yang
mempengaruhi pendekatan yang akan digunakan auditor :
12
lingkungan yangterkait, meliputi pengetahuan tentang strategi dan
proses. Auditor harus mempelajari model bisnis klien, melakukan
prosedur analitis, dan membuat perbandingan dengan pesaing. Auditor
juga harus memahami setiap persyaratan akuntansi yang unik dari
industry klien.
Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian,
Menilai risiko pengendalian adalah proses dimana auditor
mengidentifikasi pengendalian internal dan mengevaluasi
keefektifannya. Jika pengendalian internal dianggap efektif, risiko
pengendalian yang ditetapkan dapat dikurangi dan jumlah bukti audit
yang harus dikumpulkan secara signifikan dapat menjadi lebih sedikit
ketimbang pengendalian internal yang tidak memadai.
Menilai risiko salah saji yang material, Auditor menggunakan
pemahamannya atas industry klien dan strategi bisnisnya, serta
keefektifan pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji
dalam laporan keuangan. Penilaian ini kemudian akan mempengaruhi
rencana dan sifat audit, penetapan waktu, dan tentang prosedur audit.
2. Fase II – Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi
13
Auditor harus mampu melaksanakan prosedur analitis akan pengujian rincian
saldo dalam perusahaan dan sangat mengandalkan pada pada pertimbangan
professional auditor.
14
BAB II
ANALISIS JURNAL
A. TUJUAN JURNAL
B. METODELOGI
Dalam penulisan jurnal ini penulis menguji sampel dari 125 perusahaan di TSE
dari tahun 2010-2015, dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda dan
perangkat lunak R.
C. HASIL JURNAL
15
leverage. Pemberian yang cukup efisien dari variabel independen, dapat
dinyatakan bahwa perusahaan dengan leverage keuangan yang lebih sedikit
mengungkapkan tanggung jawab sosial.
3) Hipotesis ketiga kami menguji hubungan antara tingkat pengungkapan CSR dan
profitabilitas perusahaan. Penelitian kami menunjukkan bahwa ada hubungan
negatif yang signifikan antara pengungkapan CSR dan profitabilitas perusahaan
yang terdaftar di TSE, mungkin karena organisasi dan lembaga tidak mematuhi
aturan yang efektif dalam mencapai tujuan lingkungan dan sosial.
16