jawab
untuk
menerapkan
kebijakan
akuntansi
yang
memadai,
memilih
untuk
wajar dengan pengecualian (qualified) atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut.
Peraturan Bapepam-Lk meninggkatkan tanggung jawab manajemen terhadap laporan
keuangan dengan mengharuskan presiden direktur atau chief executive officer (CEO) dan
manajer keuangan (chief financial officer-CFO) perusahaan public untuk mengesahkan
laporan keuangan yang dilaporkan kepada Bapepam-LK. Dalam menandatangani peryataan
tersebut, manajemen mengessahkan bahwa laporan keuangan sepenuhnya telah sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, bahwa semua informasi yang
diungkapkan dalam laporan keuangan adalah lengkap dan benar, dan bahwa manajemen
spenuhnya bertanggung jawab atas pengendalian internal.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
Berdasarkan PSA 1 (SA 110) Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan
dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai mengenai apakah
laporan keuangan talah bebas dari salah saji yang material, yang disebabkan oleh kesalahan
atau pun kecurangan. Karena sifat dari bahan bukti audit dan karakteristik kecurangan,
auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai, namun bukan absolut, bahwa
salah saji materal telah dideteksi. Auditor tidak memiliki tanggung jawab untuk
merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa
kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak
signifikan terhadap laporan keuangan telah terdeteksi
Paragraf SA 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk mendeteksi kesalah
penyajian
yang
sifatnya
material
dalam
laporan
keuangan,
melaporkan
tentang
keefektivitas pengendalian internal dan mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pen
gendalian internal atas laporan keuangan. Dibawah ini adalah pembahasan yang terkait
dengan standar-standar tentang tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang
material mencakup beberapa istilah dan frasa penting.
Salah Saji yang Material versus Tidak Material
Kesalahan saji biasanya dianggap material jika dari kesalahan-kesalahan yang belum
dikoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan akan mengubah atau mempengaruhi
keputusan orang-orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut. Meskipun sulit untuk
mengukur materialitas secara kuantitatif, namun auditor tetap bertanggung jawab untuk
mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa batas materialitas telah terpenuhi. Akan
menjadi sangat mahal (dan bahkan tidak mungkin) jika auditor juga harus bertanggung jawab
dalam menemukan semua kesalahan maupun kecurangan yang sifatnya tidak material.
Keyakinan Memadai
Keyakinan merupakan suatu ukuran atas tingkat kepastian yang telah didapatkan oleh auditor
saat pengauditan telah diselesaikan. Standar audit mengindikasikan keyakinan yang memadai
sebagai tingkat yang tinggi, namun tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari
salah saji material. Konsep memadai, namun bukan absolut menandakan bahwa auditor
bukanlah penjamin kebenaran atas laporan keuangan. Sehingga, pengauditan yang dijalankan
sesuai dengan standar audit, kecil kemungkinannya untuk tidak mampu mendeteksi kesalahan
saji yang material.
Auditor bertanggung jawab untuk mendapatkan tingkat keyakinan yang memadai,
namun bukan abasolut, untuk beberapa alasan berikut:
1. Sebagian besar bahan bukti audit berasal dari pengujian sampel populasi, misalnya
untuk akun piutang dagang atau persedian. Pengguna metode sampel pasti memiliki
beberapa risiko yang tidak dapat dihindari untuk tidak menemukan suatu salah saji
material. Selain itu wilayah yang diuji; jenis, keluasan dan waktu pengujian; dan
evaluasi atas hasil pengujian membutuhkan penilaian auditor yang pentng. Bahkan
dengan iktikad baik dan integritas tinggi, auditor dapat membuat kesalahan dalam
melakukan penilaiannya,
04
(SA
230)
adalah
sikap
yang
penuh
dengan
keingin
tahuan
serta penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen
bersikap tidak jujur tapi juga tidak boleh mengasumsikan bahwa menajemen tidak diragukan
lagi kejujurannya. Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi kekeliruan dan kecurangan
yang material.
3. Aset diambil, namun penyalahgunaan dapat dideteksi. Laporan laba rugi dan catatan
kaki yang terkait dengan jelas menggambakan adanya penyalahgunaan tersebut.
Akumulasi Bukti Ketika Ada Alasan Untuk Meyakini Adanya Tindakan Ilegal
Berdampak Langsung atau Tidak Langsung yang Mungkin Timbul. Ketika auditor
yakin bahwa suatu tindakan ilegal telah terjadi, beberapa tindakan diperlukan untuk
menentukan apakah tindakan ilegal yang dicurigai tersebut memang benar-benar terjadi.
Tindakan-tindakan
itu
sebagai
berikut
1. Auditor pertama kali harus menanyakan pada manajemen yang tingkatnya lebih
tinggi dari pihak yang dicurigai terlibat dalam tindakan ilegal yang potensial.
2. Auditor harus berkonsultasi dengan penasehat hukum klien atau ahli lainnya
memiliki pengetahuan mengenai potensial tindakan ilegal.
3. Auditor harus mempertimbangkan untuk menambah akumulasi bahan bukti audit
untuk menentukan apakah benar-benar terjadi tindakan ilegal.
Tindakan Ketika Auditor Mengetahui Adanya Tindakan Ilegal. Tindakan pertama
yang dilakukan ketika tindakan ilegal teridentifikasi adalah mempertimbangkan
dampaknya terhadap laporan keuangan, termasuk kecukupan pengungkapannya.
Dampak dari tindakan ilegal ini mungkin sangat kompleks dan sulit untuk diselesaikan.
Auditor juga harus mempertimbangkan dampak dari tindakan ilegal tersebut terhadap
hubungan KAP dengan manajemen.
Auditor juga harus mengkomunikasikan dengan komite audit atau otoritas lainnya
yang setara untuk meyakinkan bahwa mereka mengetahui adanya tindakan ilegal
tersebut. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Jika dilakukan
secara lisan, sifat komunikasi dan diskusi yang dilakukan harus didokumentasikan
dalam arsip pengauditan. Jika klien menolak untuk menerima laporan audit yang
dimodifikasi, atau tidak melakukan tindakan yang segera untuk menangani tindakan
tersebut, maka dirasa penting bagi auditor untuk menarik diri dari kontrak kerja
tersebut.