Anda di halaman 1dari 26

KONSEP UTAMA AUDIT DAN

PERENCANAAN AUDIT
(ISA 300, 316, 320)
Yiskaliene 11150064
Vianty Adella Santo 11160091
Sofiana Suryani 11160093
Giovanni Bintang 11160134
Merlin 11160140
TUJUAN DAN PROSEDUR-PROSEDUR
PERENCANAAN
Tujuan dari perencanaan Prosedur-prosedur perencanaan

◦ Untuk menentukan waktu dan ruang lingkup 1. Melakukan prosedur-prosedur audit untuk
audit, jumlah dan jenis bukti memahami entitas dan lingkungan entitas,
◦ Mereviu yang diperlukan untuk meyakinkan termasuk pengendalian internal entitas
auditor bahwa tidak ada salah saji material dalam 2. Menilai resiko-resiko salah saji material dalam
laporan keuangan. laporan keuangan
3. Menentukan tingkat materialitas
4. Mempersiapkan memorandum perencanaan
dan program audit yang memuat respons-
respons auditor dari sejumlah resiko yang
teridentifikasi
MEMAHAMI ENTITAS DAN LINGKUNGAN
ENTITAS
Prosedur-Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman
ISA 315 menyediakan tinjauan terkait prosedur-prosedur yang harus diikuti auditor untuk memperoleh
pemahaman yang memadai atas penilaian resiko dan pertimbangan terhadap resiko-resiko tersebut dalam
merancang perencanaan audit.
Prosedur-prosedur penilaian resiko audit seharusnya merupakan kombinasi dari hal-hal berikut:
1. Pengajuan sejumlah pertanyaan ke manajemen
2. Prosedur-prosedur analitis
3. Observasi dan inspeksi
Selain prosedur-prosedur tersebut, auditor juga mungkin mempertimbangkan untuk memperoleh informasi dari
sumber-sumber lainnya.
Diskusi Tim Audit
ISA 315 mensyaratkan adanya pembahasan didalam tim terkait kerentanan laporan keuangan terhadap kemungkinan salah
saji material. Alasannya ialah pertimbangan bahwa anggota-anggota tim secara bersama-sama memiliki akses yang lebih
luas ke pihak-pihak di dalam organisasi termasuk pemahaman yang terkait dengan hal tersebut.

Klien yang Telah Ada Saat Ini


Mereviu kertas-kertas kerja tahun sebelumnya, sehingga muncul keyakinan bahwa kertas-kertas kerja tersebut dapat
ditempatkan pada sejumlah observasi dari periode-periode sebelumnya.

Pemahaman Terkait Entitas dan Lingkungan Entitas


ISA 315 membedakan aspek-aspek relevan berikut dalam pemahaman terkait entitas dan lingkungan entitas :
◦ Industri, regulasi dan faktor eksternal lainnya
◦ Sifat dasar dari entitas
◦ Penetuan dan pemberlakuan kebijakan-kebijakan akuntansi oleh entitas
◦ Tujuan-tujuan dan strategi-strategi, serta resiko-resiko bisnis yang terkait yang mungkin menghasilkan salah saji material
pada laporan keuangan
◦ Pengukuran dan reviu kinerja keuangan entitas
Industri, Regulasi dan Faktor-Faktor Eksternal Sifat Dasar dari Entitas
Lainnya Aspek Utama dalam entitas ialah :
Penting untuk memahami industry klien karena memiliki 1. Aktivitas operasi;
resiko-resiko tertentu yang muncul dari sifat dasar bisnis,
konvensi-konvensi akuntansi dan regulasi industry. 2. Tipe investasi;
Pemahaman terhadap resiko-resiko bawaan yang umumnya 3. Pendanaan; dan
berlaku untuk seluruh perusahaan pada jenis industri tertentu
4. Bagaimana manajemen menerapkan dan mengungkapkan
dapat membantu auditor mengidentifikasi resiko-resiko
kebijakan-kebijakan akuntansi
bawaan yang ada disetiap perusahaan.
Karena banyak aspek dalam sifat dasar entitas yang dapat
dipengaruhi oleh sejumlah pertimbangan hukum, penting
untuk mempertimbangkan dokumen-dokumen hukum.

Beberapa Tujuan dan Strategi Entitas, serta Resiko-Resiko Bisnis yang Terkait
Tujuan auditor : keseluruhan rencana untuk perusahaan yang ditentukan oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola.
Strategi : pendekatan-pendekatan operasional yang dimaksudkan agar manajemen dapat mencapai tujuannya.
Sebagian besar resiko-resiko bisnis umumnya akan memiliki konsekuensi keuangan dan oleh karena itu seberapa besar
pengaruhnya akan dapat di temukan dalam laporan keuangan. Laporan-laporan keuangan merupakan bentuk komunikasi
yang menjelaskan hubungan timbal balik yang dinamis di antara perusahaan dengan pihak-pihak eksternal secara moneter.
Kerangka Strategis
Interprestasi yang menarik dari bagian ini, yakni tahapan pemahaman dan penilaian resiko adalah adanya kerangka
berorientasi strategi yang menyertakan beberapa tahapan berikut:
1. Memahami keunggulan strategis klien
2. Memahami resiko-resiko yang mengancam tujuan-tujuan rencana klien
3. Memahami proses-proses yang utama dan sejumlah kompetensi yang terkait untuk merealisasikan keunggulan strategis
4. Mengukur dan menentukan tolak ukur terhadap kinerja proses
5. Mendokumentasikan pemahaman terkait kemampuan klien
6. Pergunakan kerangka keputusan yang terkait dengan pengetahuan bisnis yang komperhensif
7. Membandingkan hasil-hasil keuangan yang dilaporkan dengan ekspetasi sebelumnya dan merancang tambahan
pekerjaan pengujian audit
Pengukuran dan Reviu terkait Kinerja Keuangan Entitas
Dalam upaya untuk menilai resiko salah saji material dalam laporan keuangan, auditor seharusnya memeriksa informasi yang
dihasilkan secara internal yang digunakan manajemen dan pihak eksternal untuk mengevaluasi perusahaan.
Auditor umumnya menerapkan prosedur-prosedur analitis pada tahapan perencanaan untuk membantu dalam memahami bisnis
dan mengidentifikasi area-area yang memiliki potensi resiko.
Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik terkait bisnis klien dan industry, auditor akan menghitung dan membandingkan
rasio-rasio perusahaan dengan rasio industrinya.
Ketika prosedur-prosedur analitis mengidentifikasi adanya sejumlah fluktuasi atau hubungan penting yang tidak konsisten dengan
informasi relevan lainnya atau terdapat penyimpangandari jumlah yang sebelumnya diprediksikan, auditor seharusnya
meningkatkan beberapa prosedur untuk mendapatkan penjelasan yang memadai dan kesesuaian bukti-bukti yang ada.

Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah aspek terakhir unutk dipertimbangkan dalam memahami entitas dan lingkungan entitas.
Namun yang harus diingat ialah bahwa auditor perlu memperoleh tingkat pemahaman terkait pengendalian internal entitas
yang memadai untuk memahami entitas secara lepas.
MODEL RESIKO AUDIT
Proses Penilaian Resiko
Sebelum resiko dapat dinilai, auditor harus melakukan prosedur-prosedur untuk memperoleh pemahaman terkait system
akuntansi dan system pengendalian internal.
Tugas-tugas penilaian :
1. Mengidentifikasi resiko-resiko dengan mengembangkan pemahaman terhadap entitas dan lingkungan entitas
2. Menghubungkan resiko-resiko yang diidentifikasi untuk hal-hal yang dapat menyebabkan kesalahan dalam asersi-asersi
manajemen
3. Menentukan apakah resiko-resiko tersebut dapat berdampak cukuup besar terkait salah saji material dalam laporan
keuangan
4. Mempertimbangkan kemungkinan bahwa resiko-resiko tersebut akan menghasilkan salah saji material dalam laporan
keuangan
Resiko Bisnis, Resiko Audit dan Komponen-Komponennya
Resiko bisnis adalah hasil dari sejumlah kondisi, peristiwa, situasi atau tindakan penting yang dapat berdampak
merugikan terkait kemampuan entitas untuk mencapai tujuan-tujuannya dan melakukan beberapa strateginya.

Resiko Audit
Resiko audit adalah resiko bahwa auditor memberikan 3 komponen Resiko Audit :
opini audit yang tidak tepat ketika laporan-laporan 1. Resiko bawaan
keuangan memiliki salah saji material dan merupakan 2. Resiko pengendalian
ukuran realibitas dari informasi yang digunakan oleh 3. Resiko deteksi
system akuntansi.

Resiko-Resiko yang Penting


Resiko-resiko yang penting merupakan resiko-resiko audit yang memerlukan pertimbangkan audit secara
khusus
Pertimbangan Audit Secara Khusus
Secara khusus, pertimbangan ini bahkan lebih penting untuk resiko-resiko yang penting daripada resiko-resiko yang tidak
penting, yang mana auditor mengevaluasi rancangan sejumlah pengendalian entitas, termasuk prosedur-prosedur
pengendalian yang relevan, dan memperoleh bukti kontemporer terkait apakah pertimbangan tersebut diimplementasikan
atau tidak.
Definisi Resiko-Resiko yang Penting
Dalam menentukan apakah resiko-resiko tersebut penting atau tidak, auditor mempertimbangkan sejumlah permasalahan
termasuk hal-hal berikut :

• Apakah resiko tersebut merupakan resiko karena • Apakah resiko-resiko menyertakan sejumlah transaksi
kecurangan penting dengan pihak-pihak yang berelasi
• Kemungkinan keterjadian resiko • Tingkat subjektivitas dalam pengukuran informasi
• Apakah resiko tersebut terkait dengan perekonomian keuangan yang terkait dengan resiko
belakangan ini, akuntansi, atau perkembangan lainnya • Apakah resiko tersebut menyertakan sejumlah transaksi
dan oleh karenanya membutuhkan perhatian secara penting yang berada diluar aktivitas bisnis entitas yang
khusus normal atau sebaliknya, muncul dari pemahaman yang
• Kompleksitas transaksi-transaksi yang dapat tidak biasa terkait dengan entitas dan lingkungan entitas
menimbulkan resiko yang diberikan auditor
MATERIALITAS
ISA 320 menjabarkan materialitas dalam konteks audit dan sebagai materialitas pelaksanaan. Dalam konteks audit umumnya
menjelaskan :
1. Salah saji
2. Pertimbangan-pertimbangan terkait materialitas
3. Pertimbangan terkait berbagai hal yang bersifat material oleh pengguna laporan keuangan
Materialitas pelaksanaan berarti jumlah-jumlah yang ditetapkan oleh auditor kurang dari angka materialitas laporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan opini terkait apakah laporan keuangan
yang disajikan sesuai dengan standar-standar akuntansi keuangan dalam seluruh aspek yang bersifat material. Material
merupakan tingkat ketidakakuratan atau ketidaktepatan yang dianggap masih dapat diterima mengingat tujuan dari laporan-
laporan keuangan.
Tingkat Materialitas

Materialitas perencanaan merupakan konsep yang digunakan untuk merancang audit, sehingga auditor dapat memperoleh
asurans yang memadai bahwa setiap kesalahan dari ukuran atau sifat dasar yang material yang akan diidentifikasi. Semakin
rendah tingkat materialitasnya, semakin mahal biaya auditnya.
Namun ada 4 faktor yang umumnya dipertimbangkan :
1. Ukuran Komponen
2. Sifat Dasar Komponen
3. Situasi-situasi dari keterjadian
4. Biaya dan manfaat dari pengauditan tersebut
Ukuran Komponen
Komponen dengan nilai cukup besar yang dihilangkan dari laporan keuangan umumnya bersifat material dan ukuran harus
dipertimbangkan secara efektif.

Sifat-Sifat Dasar Komponen


Aspek-aspek dari sifat dasar salah saji yang seharusnya dipertimbangkan :
1. Sejumlah peristiwa atau transaksi yang menyebabkan salah saji
2. Legalitas, sensitivitas, normalitas dan potensi situasi-situasi dari peristiwa
3. Identifikasi dari masing-masing pihak lainnya yang terkait
4. Akun-akun dan catatan pengungkapan yang dipengaruhi

Situasi-Situasi dari Keterjadian


2 tipe dari situasi-situasi yang relevan yaitu :
1. Para pengguna dari informasi akuntansi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi
2. Konteks dari informasi akuntansi yang mana komponen atau kesalahan terjadi
Realibilitas, Ketepatan dan Jumlah Bukti
Menurut ISA 320, auditor harus mempertimbangkan materialitas dan keterkaitannya dengan resiko audit ketika melakukan
audit. Dalam pengambilan sampel secara statistic, terdapat hubungan tetap di antara:
1. Reliabilitas asersi berdasarkan pemngambilan sampel
2. Ketepatan dari laporan ini
3. Jumlah bukti yang seharusnya dikumpulkan untuk membuat asersi ini

Area untuk Menentukan Materialitas


Standar-standar internasional tidak memberikan panduan dalam berapa jumlah materialitas yang ditentukan.
Aturan main yang umumnya digunakan dalam praktik meliputi :
◦ 5% - 10% dari laba bersih sebelum pajak
◦ 5% - 10% dari asset lancet
◦ 5% - 10% dari liabilitas jangka pendek
◦ 0,5% - 2% dari total asset
◦ 0,5% - 2% dari total pendapatan
◦ 1% - 5% dari total ekuitas
KECURANGAN DAN PENYIMPANGAN
Kecurangan (fraud) sebagai tindakan yang disengaja oleh satu atau lebih individu di antara manajemen, pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, karyawan atau pihak-pihak ketiga, yang melakukan penipuan untuk memperoleh
keuntungan yang tidak adil atau illegal.
Auditor yang melakukan audit berdasarkan ISA bertanggung jawab untuk memperoleh asurans yang memadai bahwa
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan.
Berkaitan dengan kecurangan, berikut tujuan-tujuan auditor :
1. Untuk mengidentifikasi dan menilai resiko-resiko salah saji material pada laporan keuangan yang disebabkan oleh
kecurangan.
2. Untuk memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai terkait resiko-resiko salah saji material yang dinilai karena
kecurangan dilakukan dengan merancang dan mengimplementasikan sejumlah respons yang memadai.
3. Untuk memberikan respons yang memadai terhadap kecurangan atau dugaan kecurangan yang dapat didentifikasi
selama proses audit.
Pelaporan Keuangan yang Mengandung Kecurangan dan Penyalahgunaan Aset
Dua tipe salah saji yang disengaja yang relevan bagi auditor yakni:
a. Pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan dapat disajikan dengan cara-cara berikut ini:
1. Manipulasi, pemalsuan, atau mengubah catatan-catatan akuntansi atau dokumentasi pendukung dari laporan
keuangan yang akan disajikan
2. Kesalahan penyajian dalam, atau kelalaian yang disengaja dari laporan keuangan atas sejumlah peristiwa, transaksi,
atau informasi penting lainnya
3. Penyalahgunaan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi yang terkait dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian
atau pengungkapan.
b. Penyalahgunaan asset dapat dilakukan dalam berbagai cara, diantaranya:
1. Menggelapkan sejumlah penerimaan
2. Mencuri asset-asset fisik atau kekayaan intelektual
3. Menyebabkan entitas harus membayar sejumlah barang dan jasa yang diterima
4. Menggunakan asset-asset entitas untuk keperluan pribadi
SEGITIGA KECURANGAN Segitiga Kecurangan
Segitiga kecurangan
diidentifikasikan oleh
Donald Cressey.
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya
kecurangan ialah :
1. Tekanan

Tekanan 2. Kesempatan
3. Rasionalisasi
Prosedur-Prosedur untuk Mempertimbangkan Diskusi dengan Tim Penugasan dan Prosedur-Prosedur
Terjadinya Kecurangan Penilaian Resiko
Ketika mempertimbangkan kecurangan selama proses audit, Prosedur-prosedur penilaian resiko dapat mengindikasikan
auditor seharusnya memperhatikan : adanya kecurangan termasuk keterangan dari manajemen
mengenai :
1. Kebutuhan atas kewaspadaan profesional
1. Penilaian manajemen terhadap resiko bahwa laporan
2. Mendiskusikan kemungkinan terjadinya kecurangan keuangan dapat mengalami salah saji material yang
dengan tim penugasan disebabkan oleh kecurangan, termasuk sifat dasar, ruang
3. Melakukan prosedur-prosedur penilaian resiko tertentu lingkup, dan seringnya penilaian tersebut dilakukan.
4. Mengidentifikasi resiko-resiko salah saji material yang 2. Proses manajemen untuk mengidentifikasi dan merespons
disebabkan oleh kecurangan resiko-resiko kecurangan, termasuk setiap resiko
kecurangan tertentu yang menjadi perhatian pihak
5. Merespons terkait penilaian resiko manajemen, serta kelompok-kelompok transaksi, sejumlah
6. Mengevaluasi bukti audit yang dikumpulkan saldo akun atau pengungkapan terkait resiko kecurangan
yang mungkin terjadi.
3. Setiap komunikasi manajemen dengan pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola mengenai resiko
kecurangan yang terjadii di entitas dan setiap komunikasi
manajemen dengan para karyawan mengenai pandangan
manajemen terkait praktik-praktik bisnis dan perilaku
beretika
4. Apakah manajemen memiliki pengaruh mengenai setiap
kecurangan yang benar-benar terjadi, kecurigaan atau
dugaan terjadi kecurangan yang memengaruhi entitas
Respons-Respons terhadap Penilaian Resiko Kecurangan

Dalam menentukan seluruh respons yang Berdasakan penelitian resiko secara umum. Auditor
ditunjukan untuk penilaian resiko kecurangan pada harus; merancang dan melakukan prosedur-
tingkat laporan keuangan, auditor harus: prosedur audit untuk
◦ Menugaskan dan menyupervisi staf audit dengan ◦ Mengjui kewajaran dari ayat jurnal yang dicatat di
mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan, dalam buku besar dan penyesuaian lainnya yang
dan kemampuan dari setiap anggota staf di buat untuk penyajian laporan keuangan
◦ Mengevaluasi apakah kebijakan-kebijakan ◦ Mereviu estimasi-estimasi akuntansi dari
akuntansi perusahaan, khususnya yang terkait sejumlah bias dan mengevaluasi apakah estimasi
dengan pengukuran subjektivitas dan transaksi- akuntansi tersebut merepresentasikan resiko
transaksi yang komplek, yang dapat salah saji material yang di sebabkan oleh
mengindikasikan adanya pelaporan keuangan kecurangan
yang mengandung kecurangan yang di hasilkan ◦ Untuk transaksi-transaksi penting yang berada di
dari manajemen laba. luar aktifitasn normal bisnis etintas, auditor harus
◦ Menyertakan elemen ketidakpastian dalam mengevaluasi apakan nasionalisasi bisnis atau
menentukan sifat dasar, waktu,dan ruang lingkup tidak adanya rasionalisasi bisnis
dari prosedur-prosedur audit.
Evaluasi terhadap Bukti Audit dan Dokumentasi
Auditor harus mengev,luasin apakah prosedur-prosedur analitis yang dilakukan mendekati akhir proses audit menunjukkan
resiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan yang tidak diungkap sebelumnya. Jika auditor mengidentifikasi
adanya salah saji yang menyertakan keterlibatan manajemen, auditor perlu mengevaluasi kembali penilaian awal dari resiko-
resiko salah saji material yang disebabkan kecurangan dan prosedur-prosedur terkait dengan kecurangan harus
didokumentasikan.

Penghentian Penugasan
Jika auditor telah mengidentifikasi adanya kecurangan, auditor mempunyai tugas untuk mengkomunikasikan
masalah-masalah tersebut kepada manajemen. Auditor juga akan mendiskusikan terkait sifat dasar, waktu dan
cakupan prosedur-prosedur audit yang diperlukan untuk menyelesaikan audit dan berbagai hal lainnya yang
berhubungan dnegan kecurangan selama hal tersebut relevan dengan tanggung jawabnya dalam pertimbangan
auditor. Auditor juga harus menentukan apakah terdapat tanggung jawab untuk melaporkannya ke pihak ketiga
di luar entitas. Jika memang ditemukan kecurangan, auditor harus mempertimbangkan apakah tepat untuk
menarik diri dari penugasan.
PENGGUNAAN PEKERJAAN DARI PIHAK LAIN (TERMASUK
ISA 610, ISA 620) DAN PERTIMBANGAN PIHAK YANG DIAUDIT
UNTUK MENGGUNAKAN ORGANISASI JASA (ISA 402)
Penggunaan Pekerjaan dari Tenaga Ahli Auditor
Tenaga ahli auditor adalah individu atau organisasi yang memiliki keahlian dibidang tertentu selain akuntansi atau
pengauditan, yang mana pekerjaannya di bidang tersebut digunakan oleh auditor untuk membantu memperoleh kecukupan
bukti audit yang memadai.
Dalam penggunaan jasa tenaga ahli, tujuan auditor adalah untuk menentukan apakah akan menggunakan jasa tenaga ahli
auditor di kesempatan pertama dan untuk menentukan apakah pekerjaan yang dilakukan cukup memadai jika
menggunakan pekerjaan tenaga ahli.

Perjanjian dan Laporan-Laporan Tenaga Ahli


Auditor harus sepakat dengan tenaga ahli auditor atas hal-hal berikut :
1. Sifat dasar
2. Ruang lingkup
3. Tujuan-tujuan pekerjaan tenaga ahli
Penggunaan Pekerjaan dari Auditor Internal Pihak yang Diaudit
Fungsi audit internal adalah aktivitas penilaian yang ditetapkan atau diberikan sebagai jasa untuk entitas. Fungsi-fungsi
tersebut termasuk menguji, mengevaluasi, dan mengawasi kecukupan dan keefektifan pengendalian internal di antara hal-
hal lainnya. Jika auditor eksternal menggunakan pekerjaan tertentu dari auditor internal, auditor eksternal harus
menyertakan di dalam dokumentasi audit, kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan yang terkait dengan evaluasi atas
kecukupan pekerjaan yang dilakukan auditor internal dan prosedur-prosedur audit yang dilakukan oleh auditor eksternal
pada pekerjaannya.
Pertimbangan-Pertimbangan Audit terkait Pihak yang Diaudit yang Menggunakan Jasa dari
Organisasi Jasa
Jasa organisasi jasa merupakan bagian dari system informasi entitas pengguna jika jasa-jasa yang dimaksud memengaruhi
beberapa hal berikut:
◦ Kelompok-kelompok transksi dalam aktivitas operasi pihak yang diaudit yang penting bagi laporan keuangannya
◦ Sejumlah prosedur yang mana transaksi-transaksi entitas diawali, dicatat, diproses, disesuaikan, diposting ke buku besar,
dan dilaporkan dalam laporan keuangan
◦ Catatan-catatan akuntansi yang terkait mendukung informasi dan akun-akun tertentu di dalam laporan keuangan entitas
pengguna.
◦ Proses pelaporann keuangan digunakan untuk menyusun laporan keuangan entitas pengguna, termasuk sejumlah estimasi
akuntansi dan pengungkapan penting.
◦ Pengendalian yang menyertai ayat-ayat jurnal, termasuk ayat jurnal non standar yang digunakan untuk mencatat transaksi-
transaksi tidak biasa atau penyesuaian yang tidak berulang.
PENILAIAN RESIKO BAWAAN
Resiko bahwa laporan keuangan bisa jadi mengalami salah saji material sebelum audit yang terdiri dari dua komponen, yakni
resiko pengendalian dan resiko bawaan. Resiko pengendalian dan resiko bawaan merupakan resiko entitas yang muncul
secara bebas selama audit laporan keuangan.
Resiko bawaan adalah kelemahan asersi terkait kelompok-kelompok transaksi, saldo akun, atau pengungkapan terhadap salah
saji yang dapat bersifat material sebelum pertimbangan terhadap beberapa pengendalian yang terkait, baik untuk masing-
masing salah saji maupun saat digabungkan dengan salah saji lainnya.
Resiko bisnis merupakan resiko yang berasal dari sejumlah kondisi, peristiwa, situasi, tindakan atau kelambanan yang
dianggap penting, yang dapat berdampak buruk pada kemampuan entitas untuk mencapai tujuan-tujuan dan strategi yang
dianggap tidak sesuai.
AKTIVITAS-AKTIVITAS PERENCANAAN LAINNYA
Diskusi dengan Pihak-Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
Sebagai bagian dari proses perencanaan, kiranya tepat untuk mengadakan diskusi dengan pihak-pihak yang bertanggung
jawab atas kelola. Diskusi dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola akan membantu dalam sejumlah
prosedur audit perencanaan. Respons-respons mereka terhadap bentuk komunikasi sebelumnya dengan auditor akan
menerangkan banyak hal terkait apakah masalah-masalah yang terjadi di tahun sebelumnya telah diselesaikan.

Memorandum Perencanan Audit


Memorandum perencanaan audit secara khusus dapat • Klasifikasi dari lingkungan CIS klien dan tingkat
memuat bagian-bagian berikut: ketergantungan pada system CIS klien
• Informasi latar belakang perusahaan klien • Evaluasi atas kualitas system dan system pengendalian
• Tujuan audit internal
• Penilaian terkait resiko penugasan • Ikhtisar dari pendekatan audit
• Indentifikasi dari para tenaga ahli atau auditor lainnya • Waktu dan penjadwalan atas pekerjaan audit
• Penilaian tingkat materialitas • Anggaran audit
• Resiko bawaan
• Kesimpulan-kesimpulan terkait lingkungan pengendalian
Perencanaan Audit
Perencanaan audit termasuk menetapkan seluruh strategi audit untuk penugasan dan mengembangkan rencana audit.
Permintaan terhadap bukti audit dapat diperoleh dari tahapan perencanaan. Kombinasi dari materialitas dan resiko audit
menentukan seberapa banyak bukti audit yang seharusnya dikumpulkan untuk setiap saldo akun dantujuan audit. Prosedur-
prosedur audit sehausnya dipilih untuk memastikan bahwa kombinasi bukti memberikan asurans yang memadai.

Bukti Audit
Bukti audit tersedia dari berbagai seumber yang berbeda yaitu:
◦ Prosedur-prosedur untuk memperoleh pemahana terkait bisnis dan pengendalian internal klien
◦ Pengujian pengendalian
◦ Prosedur analitis
◦ Pengujian substantif terperinci

Prosedur Audit
Dalam merencanakan waktu pekerjaan audit, prosedur-prosedur yang sifatnya krusial yang seharusnya yang pertama kali.

Dokumentasi
Auditor harus mendokumentasikan seluruh strategi audit dan rencana audit, termasuk alasan-alasan terhadap perubahan
penting yang dibuat selama penugasan audit.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai