Disusun oleh,
Sejarah akan Akuntansi Forensik berawal dari sejarah pasca Krisis Moneter 1997 yang
menghancurkan perekonomian Indonesia dan rezim orde baru yang berkuasa berimbas
keberbagai aspek dari ekonomi, politik, hukum dan tata negara, reformasi yang dilakukan
pemerintah setelah orde baru memberikan harapan akan adanya perubahan dari sisi demokrasi
kepepimpinan melalui pemilihan umum langsung dan pemilihan kepala daerah, distribusi
perekonomian dengan lebih merata dengan diberlakukannya otonomi daerah maupun
transparansi dan akuntabilitas pemerintah yaitu dengan diberlakukannya Undang –Undang
No.28 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan yang bebas KKN, Undang – Undang No 31 Tahun
1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi, dan Undang-Undang No 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara. Namun harapan tersebut seakan jauh panggang dari api, kasus korupsi di
Indonesia seakan semakin berkembang dengan metode baru yang lebih canggih.
Pemberantasan korupsi dilakukan selama ini kurang memberikan efek jera yang diharapkan
timbul dari terpidananya pelaku koruptor. Kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme seakan menjadi
penyakit baru dari tingkat Pemerintah Pusat sampai ke DPR yang menyebar luas ke tingkat
daerah dari pemimpin, penyelenggara pemerintahan sampai DPRD yang seakan-akan
berjamaah melakukan tindak pidana korupsi. Indeks persepsi korupsi (CPI) yang dikeluarkan
oleh Transparency International menunjukkan bahwa telah terjadi perbaikan signifikan selama
kurun waktu 1998 – 2007 dimana skor CPI Indonesia meningkat dari 2,0 menjadi 2,3 . Ini berarti
Indonesia telah menempuh setengah jalan untuk menjadi negara yang kondusif untuk
pemberantasan korupsi (skor CPI 5,0). Persepsi publik terhadap pemberantasan korupsi di
Indonesia juga telah menunjukkan tren perbaikan, sedikit banyak hal tersebut karena gebrakan
Komisi Pemberantasan Korupsi yang gencar memburu koruptor. Definisi korupsi dalam
penelitian diatas berarti penyalahgunaan jabatan oleh pegawai negeri dan kaum politisi untuk
kepentingan pribadi, seperti penyuapan dalam proses pengadaan barang dan jasa di
pemerintahan dengan tidak membedakan korupsi yang bersifat administratif, politis atau antara
korupsi besar dan kecil-kecilan.
Akuntansi forensik merupakan cabang akuntansi yang berfokus pada proses
penyelidikan, deteksi dan pencegahan berbagai bentuk kecurangan (fraud) dalam bidang
keuangan. Sejarah kehadiran akuntansi forensik dapat dilacak dari berbagai kemunculan
praktik kecurangan yang telah terjadi dalam dunia keuangan. Dimulai pada era tahun 1930an
dan 1940an terkuak beberapa kasus skandal fraudterbesar dalam bidang keuangan. Tentulah
skandal ini turut mengundang perhatian publik akan pentingnya suatu proses investigasi dan
penyelidikan yang mendalam. Bahkan hasil audit forensik telah dijadikan sebagai bukti di
pengadilan dan proses arbitrase oleh akuntan di Skotlandia sekitar tahun 1824. Dengan begitu
dapat dikatakan bahwa akuntan forensik telah hadir selama hampir dua abad (Ramaswamy,
2007).
Selanjutnya, pada era tahun 1980an dan 1990an. Pada periode ini, beberapa skandal
keuangan besar dunia seperti Enron dan WorldCom sangat mengunguncang dunia bisnis dan
pasar keuangan. Berbagai skandal keuangan besar tersebut menegaskan bahwa diperlukan
pendekatan yang lebih canggih dan spesialis dalam mengungkapkan tindakan kecurangan
yang semakin kompleks. Dalam kasus ini akuntansi forensic mulai banyak dipergunakan,
sehingga bisa berkontribusi menyelesaikan skandal besar terutama dalam konteks Indonesia
lebih banyak pada sektor publik daripada entitas bisnis.
Memasuki abad ke-20, kebutuhan akan penyelidikan terhadap kecurangan dan penipuan di
bidang keuangan semakin meningkat, terutama dengan pertumbuhan bisnis dan pasar modal.
Akuntansi forensik mulai muncul sebagai respon dari kebutuhan tersebut, meskipun pada era
ini akuntansi forensik tidak banyak dipergunakan dalam Upaya membongkar berbagai kasus
fraud. Semantara pada abad ke-21 dengan perkembangan teknologi informasi dan globalisasi
membuat berbagai kasus kecurangan dan penipuan semakin kompleks dan inovatif. Oleh 4
sebab itu kehadiran akuntansi forensik sangat dibutuhkan dalam membantu berbagai entitas
baik publik dan bisnis untuk bisa mencegah dan membongkar berbagai skandal keuangan.