TENTANG
DISUSUN OLEH
MUHARSYAH HAFIZ
NIM : 193311022001
Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II, Fakhri Hilmi, mengatakan setelah
berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia ,Pusat Pembinaan
Profesi Keuangan, PT Bursa Efek Indonesia, dan pihak terkait lainnya, OJK memutuskan
memberikan sejumlah sanksi.
1. Memberikan Perintah Tertulis kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk
memperbaiki dan menyajikan kembali LKT PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk per
31 Desember 2018 serta melakukan paparan publik (public expose) atas perbaikan
dan penyajian kembali LKT per 31 Desember 2018 dimaksud paling lambat 14 hari
setelah ditetapkannya surat sanksi, atas pelanggaran Pasal 69 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM) ,Peraturan Bapepam dan LK
Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
dan Perusahaan Publik, Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang
Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Sewa, dan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa.
2. Selain itu juga Perintah Tertulis kepada KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang
& Rekan (Member of BDO International Limited) untuk melakukan perbaikan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutu atas pelanggaran Peraturan OJK Nomor
13/POJK.03/2017 jo. SPAP Standar Pengendalian Mutu (SPM 1) paling lambat 3
(tiga) bulan setelah ditetapkannya surat perintah dari OJK.
3. Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis, Anto Prabowo
mengatakan, OJK juga mengenakan Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp
100 juta kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atas pelanggaran Peraturan OJK
Nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
4. Sanksi denda kepada masing-masing anggota Direksi PT Garuda Indonesia (Persero)
Tbk sebesar Rp 100 juta atas pelanggaran Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.11
tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
5. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menjatuhkan sanksi kepada PT Garuda Indonesia
Tbk (GIAA) atas kasus klaim laporan keuangan perseroan yang menuai polemik.
Beberapa sanksi yang dijatuhkan antara lain denda senilai Rp 250 juta dan
restatement atau perbaikan laporan keuangan perusahaan dengan paling lambat 26
Juli 2019 ini.
3.6. Legal
Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan (PPPK Kemenkeu)
menemukan pelanggaran yang dilakukan oleh Akuntan Publik (AP) atau auditor Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit terhadap PT Garuda Indonesia Tbk dimana hal itu
mempengaruhi opini laporan auditor independen. Selain itu, KAP dianggap belum menerapkan
sistem pengendalian mutu secara optimal terkait konsultasi dengan pihak eksternal.
Oleh karena itu, Kementerian Keuangan menjatuhkan sanksi pembekuan izin selama 12
bulan kepada AP Kasner Sirumapea dan KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan,
selaku auditor laporan keuangan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Entitas Anak Tahun
Buku 2018.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kemenkeu, Hadiyanto, dalam
Konferensi Pers Hasil Audit Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk. di Aula Djuanda
Gedung Juanda I Kementerian Keuangan (28/06).
Penjatuhan sanksi ini dimaksudkan Kemenkeu dan OJK sebagai regulator untuk
meningkatkan kualitas sistem keuangan dan profesi keuangan dalam menjaga kepercayaan
publik. Kemenkeu bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen penuh untuk
mengembangkan dan terus meningkatkan kualitas dan integritas sistem keuangan dan profesi
keuangan, khususnya profesi akuntan publik karena profesi ini sangat penting dalam menjaga
kualitas pelaporan keuangan yang digunakan oleh publik/stakeholder,” jelas Sekjen Kemenkeu.
PT Garuda Indonesia dinyatakan melakukan pelanggaran Peraturan OJK Nomor
29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan diberikan
Sanksi Administratif berupa denda sebesar Rp100 juta.
Selain itu, seluruh anggota Direksi PT Garuda Indonesia juga dikenakan Sanksi
Administratif berupa masing-masing Rp100 juta karena melanggar Peraturan Bapepam Nomor
VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan.
Sanksi Administratif juga dikenakan secara tanggung renteng sebesar Rp100 juta kepada
seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. yang
menandatangani Laporan Tahunan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. periode tahun 2018
karena dinyatakan melanggar Peraturan OJK Nomor 29/POJK.004/2016 tentang Laporan
Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
BAB IV
PENUTUP
https://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320/2072245/kronologi-kasus-laporan-
keuangan-garuda-indonesia-hingga-kena-sanksi?
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190430153921-92-390876/sri-mulyani-utus-anak-
buah-telisik-kisruh-lapkeu-garuda/
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190430174733-92-390927/kronologi-kisruh-
laporan-keuangan-garuda-indonesia
https://akuntansibisnis.files.wordpress.com/2012/11/viii-g-7.pdf