1.1 Pengertian Akuntansi Forensik Akuntansi forensik menurut Tuanakotta (2010) merupakan penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan. Definisi dari Crumbey menekankan bahwa ukuran dari akuntansi forensik adalah ketentuan hukum dan perundang-undangan, berbeda dengan akuntansi yang sesuai GAAP (General Accepted Accounting Principles). Terdapat hal yang membedakan antara akuntansi dan audit yaitu akuntansi berkaitan dengan perhitungan, sedangkan audit berkaitan dengan adanya penelusuran untuk memastikan kepastian atau kewajaran dari apa yang dilaporkan. Jadi, akuntansi forensik memayungi segala macam kegiatan akuntansi untuk kepentingan hukum. Cara melihat akuntansi forensik menurut Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul Akuntasi Forensik dan Audit Investigatif yaitu dengan menggunakan Segitiga Akuntansi Forensik. Perbuatan Melawan Hukum
Kerugian Hubungan Kualisatif
Segitiga Akuntansi Forensik Titik pertama dalam segitiga adalah kerugian. Pada sektor publik maupun swasta, akuntansi forensik berurusan dengan kerugian. Pada sektor publik, negara mengalami kerugian keuangan negara. Sementara pada sektor swasta mengalami kerugian karena akibat adanya ingkar janji dalam suatu perikatan. Adapun perbuatan melawan hukum menjadi titik kedua, tanpa adanya perbuatan melawan hukum, maka tidak ada yang dapat dituntut untuk mengganti kerugian. Titik ketiganya adalah hubungan kualisatif yang merupakan ranahnya para ahli dan praktisi hukum dalam menghitung besarnya kerugian dan mengumpulkan barang bukti. Jadi, segitiga akuntansi forensik juga merupakan model yang mengaitkan disiplin hukum, akuntansi, dan auditing.
2. RUANG LINGKUP AKUNTANSI FORENSIK
Tuanakotta (2010) dalam Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif mengemukakan bahwa akuntansi forensik memiliki ruang lingkup yang spesifik untuk lembaga yang menerapkan tujuan melakukan audit investigatif. 2.1 Praktik di Sektor Swasta Menurut Bologna dan Lindquist dalam Tuanakotta (2010) menekankan beberapa istilah dalam perbendaraan akuntansi yaitu fraud auditing, forensik accounting, investigative support, dan valuation analysis. Litigation support dalam akuntansi forensik bersifat dukungan untuk kegiatan ligitasi. Akuntansi forensik dimulai setelah ditemukan indikasi awal adanya fraud. Audit investigasi merupakan bagian awal dari akuntansi forensik. Adapun valuation analysis berhubungan dengan akuntansi (perhitungan). 2.2 Praktik di Sektor Pemerintahan Secara umum akuntansi forensik pada sektor publik maupun sektor swasta tidak berbeda, hanya terdapat perbedaan pada tahap-tahap seluruh rangkaian akuntansi forensik mengenai lembaga seperti lembaga pemeriksaan, lembaga pengadilan, dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang berfungsi sebagai pressure group.
3. ATRIBUT AKUNTAN FORENSIK
Howard R Davia dalam Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif (Tuanakotta, 2010) memberikan 5 nasihat kepada seorang auditor pemula dalam melakukan investigasi terhadap fraud yaitu : 3.1 Melakukan identifikasi mengenai siapa yang memiliki potensi menjadi pelaku tindak fraud, bukan hanya melakukan pengumpulan fakta dan data yang berlebihan. 3.2 Fraud auditor harus mampu membuktikan niat pelaku melakukan kecurangan. Tujuan proses pengadilan adalah untuk menilai orang, bukan mendengarkan cerita kejahatan yang dibumbui dengan cerita bagaimana auditor berhasil mengungkapkannya. 3.3 Fraud auditor harus kreatif, berpikir seperi pelaku fraud jangan dapat mudah untuk ditebak. 3.4 Harus mengetahui bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan. Terdapat dua macam persekongkolan antara lain ordinary conspiracy (bersifat sukarela dan mempunyai niat jahat) dan pseudo conspiracy (misalnya seseorang tidak menyadari bahwa keluguannya dimanfaatkan oleh rekan kerjanya). 3.5 Dalam memilih practice fraud detection strategy (strategi untuk menemukan kecurangan dalam investigasi proaktif) harus mengetahui dimana kecurangan dilakukan (di dalam atau diluar pembukuan).
4. KUALITAS AKUNTAN FORENSIK
Robert J. Lindquist mengemukakan kualitas dari akuntan forensik sebagai berikut : 4.1 Kreatif 4.2 Rasa ingin tahu 4.3 Tidak menyerah 4.4 Akal sehat 4.5 Business sense 4.6 Percaya diri
5. KONSEP AUDIT INVESTIGATIF
5.1 Pengertian Audit Investigatif Berdasarkan Pusdiklatwas (2008) menjelaskan bahwa audit investigatif adalah kegiatan sistematis dan terukur untuk mengungkap kecurangan sejak diindikasi sebuah kejadian transaksi yang dapat memberikan cukup keyakinan serta dapat digunakan sebagai bukti dalam memenuhi kepastian suatu kebenaran yang telah diasumsikan sebelumnya dalam mencapai keadilan. Audit investigasi dilakukan sebagai tindakan represif untuk menangani fraud yang terjadi. 5.2 Tujuan Audit Investigatif Tujuan utama audit investigatif menurut Sukanto (2009) bukan mencari siapa pelakunya, namun menekankan pada bagaimana kejadian sebenarnya, setelah kejadian sebenarnya terungkap sehingga pelaku fraud akan didapat. 5.3 Tahapan Audit Investigatif Proses audit investigatif mencakup sejumlah tahapan yaitu : 1) Penelahaan Informasi Awal Sumber Informasi Mengembangkan hipotesis Menyusun hasil telaahan informasi awal Keputusan pelaksanaan audit investigatif 5.4 Perencanaan Audit Investigatif 1) Penetapan sasaran, ruang lingkup dan susunan tim 2) Penyusunan program kerja 3) Jangka waktu dan anggaran biaya 4) Perencanaan audit investigatif dengan metode SMEAC 5.5 Pelaksanaan Audit Investigatif 1) Pembicaraan pendahuluan 2) Pelaksanaan program kerja 3) Penerapan teknik audit investigatif 4) Melakukan observasi dan pengujian fisik 5) Mendokumentasikan hasil observasi dan pengujian fisik 6) Melakukan wawancara 7) Menandatangani berita acara 8) Pendokumentasian dan evaluasi kecupukan bukti 5.6 Pelaporan Audit Investigatif Laporan audit investigatif disampaikan pada pihak-pihak yang berkepentingan untuk : 1) Dalam rangka melakukan kerjasama antara unit pengawasan internal dengan pihak penegak hukum untuk menindaklanjuti adanya indikasi terjadinya fraud. 2) Memudahkan pejabat dalam mengambil tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro