GUNAWAN
Jurnal 2 :
Penerapan Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Terhadap Mendeteksi Kecurangan
(Fraud)
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha pada saat ini yang semakin pesat tidak hanya membawa
dampak bagi kemajuan dibidang ekonomi termasuk perkembangan dunia akuntansi, tetapi juga
menjadi sumber bagi munculnya berbagai kecurangan (fraud). Akuntansi forensik diharapkan
mampu untuk menjawab tantangan dunia akuntansi yang semakin kompleks dan membantu
mengungkapkan berbagai kecuranganyang terjadi.
Dalam mendeteksi fraud tidak hanya akuntansi forensik yang dibutuhkan untuk membedah
kasus-kasus kecurangan. Pelaksanaan audit investigatif juga harus dilakukan untuk membuktikan
adanya fraud yang kemungkinan terjadi. Istilah investigatif muncul dalam Undang-Undang No. 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang
menjelaskan bahwa “audit investigatif termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu
pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus,diluar pemeriksaan keuangan dan kinerja.”
KAJIAN PUSTAKA
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi, pengumpulan data primer yang diperoleh dari Kantor Akuntan Publik KAP
Hendrawinata Eddy Siddharta dan Tanzil.
2. Kuesioner, metode dimana peneliti menyusun daftar pertanyaan secara teoritis yang
kemudian dibagikan kepada responden guna memperoleh data yang berhubungan dengan
kegiatan penelitian. Kuesioner ini diberikan kepada auditor yang menjadi pengguna
sistem informasi akuntansi..
Hipotesis 1 (pertama) penelitian ini yang menyatakan bahwa akuntansi forensik berpengaruh signifikan
terhadap mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji t) yang menunjukkan nilai
thitung > ttabel yaitu 2.114 >2.10092dan nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05
dan berkoefisien positif, yang berarti bahwa akuntansi forensik berpengaruh. Hasil ini memberikan bukti
empiris bahwa akuntansi forensik berpengaruh signifikan dan positif terhadap mendeteksi kecurangan.
Hipotesis 1 (pertama) penelitian ini yang menyatakan bahwa akuntansi forensik berpengaruh signifikan
terhadap mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji t) yang menunjukkan nilai
thitung< ttabel yaitu 0.819 < 0.05yang berarti bahwa audit investigatif tidak berpengaruh
positifterhadap mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis 2 (kedua) pada
penelitian ini ditolak. Dengan demikian fenomena yang diperoleh pada awal penelitian, terjawab dengan
hasil yang diperoleh pada penelitian ini. Dimana fluktuatifnya angka sanksi pajak dipengaruhi secara
signifikan oleh tingkat pendeteksian kecurangan.
Berdasarkan hasil uji secara simultan pengaruh akuntansi forensik dan audit investigatif terhadap
mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hasil uji secara simultan (uji F) yang menunjukkan nilai Fhitung
3.55) dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan berkoefisien
positif. Artinya, akuntansi forensik dan audit investigatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap
mendeteksi kecurangan. Dengan demikian hipotesis 3 (ketiga) pada penelitian ini diterima.
Jurnal 3:
DAMPAK PENERAPAN AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI DALAM MENDETEKSI FRAUD
PENGADAAN BARANG/JASA
retnoratuw@gmail.com
PENDAHULUAN
Kasus fraud ini telah terjadi di berbagai bidang, salah satunya termasuk dalam hal pengadaan
barang/jasa di beberapa institusi pemerintah (Nisa Nurharjanti, 2017). Pengadaan barang dan jasa
merupakan proses kesinambungan pertukaran yang menggunakan sumber daya keuangan perusahaan
untuk dijadikan alat produksi (capital expenditures), yang sangat berpotensi sekali terjadi penyimpangan
dan kecurangan. Pengadaan barang dan jasa publik merupakan aktivitas yang sensitif melihat dari
jumlah anggaran yang sangat signifikan dan terus bertambah anggaran setiap tahunnya (Iskandar, 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat akan pengaruh penerapan akuntansi forensik dan audit
investigasi dalam mendeteksi fraud dalam konteks ini ialah yang terjadi pada pengadaan barang/jasa.
Dengan adanya akuntansi forensik, akuntan forensik dapat melakukan perhitungan dan mengungkapkan
pos kecurangan, mendeteksi penyebab terjadinya kecurangan, menemukan petunjuk awal (indicia of
fraud) terjadinya kecurangan, dan mendeteksi kira-kira waktu kecurangan dapat terungkap serta
membedakan kecurangan yang terungkap akibat kecurangan-kecurangan tersebut.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan kajian dasar yang menggunakan metode verifikatif yaitu
penelitian yang dilakukan kembali berdasarkan penelitian sebelumnya untuk memastikan dan
memberikan hasil yang lebih update berdasarkan keadaan sesungguhnya.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini memakai sumber data internal yang
didapatkan dari dalam organisasi berupa data primer.
Analisis verifikatif terdiri dari tiga tahap yaitu pengukuran outer model, evaluasi model
struktural (Inner model), serta pengujian hipotesis, pada bagian selanjutnya merupakan penjelasannya
sebagai berikut:
Analisis outer model digunakan untuk memastikan bahwa measurement yang digunakan layak
untuk dijadikan pengukuran (valid dan reliabel).Analisis outer ini menspesifikasikan hubungan antar
variabel dengan indikator-indikatornya, atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan
bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabelnya dan digunakan untuk menguji validitas dan
reliabilitas data.
Analisis inner model atau analisis model struktural dilakukan untuk memastikan bahwa model struktural
yang dibangun akurat.
PENGUJIAN HIPOTESIS
Pada penelitian ini Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat path coefficient dengan
menggunakan prosedur bootstrapping. Parameter signifikansi yang di estimasi ini akan memberikan
informasi mengenai hubungan antara variabel penelitian.
Pengujian hipotesis 1:
Penerapan Akuntansi forensik memiliki pengaruh dalam mendeteksi fraud pengadaan barang/jasa
Hasil dari pengujian pada hipotesis 1 menunjukkan bahwa nilai t-statistic lebih besar
dibandingkan dengan kriteria nilai t-tabel yaitu sebesar 2,401 > 1,96. Dengan nilai p-value lebih kecil dari
kriteria p-value yaitu sebesar 0,017 < 0,05. Hipotesis 1 ini dapat disimpulkan diterima dikarenakan
penerapan akuntansi forensik memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pendeteksi fraud pengadaan
barang dan jasa.
Pengujian hipotesis 2:
Penerapan Audit investigasi memiliki pengaruh dalam mendeteksi fraud pengadaan barang/jasa
Hasil pengujian pada hipotesis 2 menunjukkan bahwa nilai t-statistic lebih besar
dibandingkan dengan kriteria nilai t-tabel yaitu sebesar 4,557 > 1,96. Dengan nilai p-value sebesar 0,000
lebih kecil dari kriteria p-value yaitu sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan
audit investigasi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pendeteksian fraud dalam pengadaan
barang/jasa, hasil pengujian hipotesis tersebut berarti sesuai dengan hipotesis penelitian ini dimana
penerapan audit investigasi berpengaruh dalam mendeteksi fraud pengadaan barang dan jasa.
Jurnal 4:
PENDAHULUAN
Kecurangan (fraud) merupakan fenomena yang selalu menarik untuk dibahas. Perkembangan
teknologi informasi diikuti dengan berkembangnya praktik kecurangan. Survei ACFE Indonesia tahun
2016 tentang fraud di Indonesia menunjukkan bahwa korupsi merupakan jenis fraud yang menduduki
posisi pertama yang paling banyak terjadi di Indonesia. Kemudian diperingkat kedua adalah ada
penyalahgunaan aset (missappropriation asset) dan yang terakhir adalah terdapat kecurangan laporan
keuangan (fraudelent statement).
Untuk pelaksanaan akuntansi forensik, auditor forensik harus memiliki kemampuan yang unik.
Disamping keahlian teknis, auditor harus memiliki kemampuan investigatif seperti dalam
mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai saksi secara adil, tidak memihak, sahih, dan akurat. Hal ini
dikarenakan seorang pemeriksa fraud merupakan gabungan antara pengacara, akuntan, kriminolog, dan
investigator (Tuanakotta, 2014). Untuk mengungkapkan adanya kecurangan, auditor harus menjaga
sikap profesionalismenya.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kausal, yaitu tipe penelitian dengan karakteristik
masalah sebab akibab antara dua variabel atau lebih.
PEMBAHASAN
Pengaruh Independensi terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai t hitung yaitu 1,617 < 1,993 maka H1 diterima yang
artinya tidak ada pengaruh siginifikan antara independensi dengan kemampuan auditor mendeteksi
kecurangan. Hasil hipotesis pertama ini menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai t hitung yaitu 3,445 > 1,993 sehingga H2 ditolak yang
artinya terdapat pengaruh positif dan siginifikan antara kompetensi dengan kemampuan mendeteksi
kecurangan. Hasil ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Widiyastuti dan Pamudji (2009) yang
hasil penelitiannya adalah kompetensi berpengaruh terhadap kemampuan auditor mendeteksi
kecurangan.
Jurnal 5:
PERSEPSI TERHADAP PENTINGNYA MATA KULIAH AKUNTANSI FORENSIK DALAM
KURIKULUM PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA
Febri Achmad Faraid , Syahril , Arief Hidayatullah Khamainy
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja
Email: febryarap@gmail.com
PENDAHULUAN
Banyaknya tindak kecurangan yang dilakukan dalam institusi pemerintah maupun non
pemerintah memberikan gambaran bahwa tindak kecurangan telah lekat di lingkungan masyarakat.
Upaya pemberantasan terhandap kejahatan-kejahatan kleptorat di lingkungan sektor publik sudah mulai
banyak dilakukan, namun masih belum menemukan hasil yang maksimal. (Setiawan, dkk., 2013). Kasus
yang terbaru yaitu mengenai tindak pidana korupsi yang ada di Indonesia pada tahun 2017, Indonesia
Corupption Watch (ICW) mencatat ada 226 kasus korupsi. Kasus dengan jumlah tersangka 587 orang itu
merugikan negara Rp 1,83 triliun dan nilai suap Rp 118,1 miliar. (DetikNews). Hal ini menunjukkan
bahwa praktik korupsi masih banyak yang belum teratasi. Korupsi tidak bisa dikatakan hal yang biasa
saja karena terlalu banyak pihak yang dirugikan. sehingga dibutuhkan upaya dalam hal menangani
tindak pidana korupsi. baik dalam perspektif pencegahan, tindakan maupun dalam bidang keilmuan
seperti halnya akuntansi forensik.
Mahasiswa saat ini mempunyai peran penting dalam hal pemberantasan fraud yang ada di Indonesia
melalui penerapan ilmu yang dimilikinya. Oleh karena itu Mahasiswa akuntansi perlu mempelajari
akuntansi forensik lebih mendalam sebagai wujud partisipasi dalam mencegah dan menyelesaikan kasus
fraud yang saat ini sudah banyak terjadi di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif sebagai metode penelitian untuk mengungkap dan
mengetahui tentang persepsi pentingnya mata kuliah akuntansi forensik dalam kurikulum prodi
akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas wiraraja. Dalam melaksanakan wawancara peneliti
tidak membatasi pada satu waktu dan tempat saja. wawancara dapat dilakukan dimana saja guna
menjaga kenyamanan informan supaya tidak terlihat kaku dan tidak nyaman pada saat wawancara
berlangsung.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis reduksi
data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi. Kemudian peneliti melakukan uji keabsahan, pada
penelitian ini digunakan uji kredibelitas untuk menguji keabsahan data yaitu perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan dan triangulasi.
Akuntansi belum tentu mengerti sepenuhnya tentang akuntansi forensik. dalam penelitian ini,
peneliti lebih memfokuskan pada persepsi dosen, mahasiswa, stakeholder terhadap pentingnya mata
kuliah akuntansi forensik dalam kurikulum prodi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas
wiraraja.
Persepsi Dosen Akuntansi Terhadap Pentingnya Mata Kuliah Akuntansi Forensik dalam Kurikulum
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja.
Hasil dari sebuah wawancara yang dilakukan di kantor inspektorat ini menunjukkan bahwa akuntansi
forensik perlu dimasukkan kedalam kurikulum jurusan akuntansi tetapi ada juga yang berpendapat
bahwa akuntansi foremsik tidak perlu dimasukkan dalam kurikulum program studi akuntansi. Namun
mengingat akuntansi forensik merupakan sebuah bidang ilmu yang terbilang sulit maka akuntansi
forensik tidak hanya bisa diberikan pada satu mata kuliah saja. Perlu beberapa mata kuliah dan
pelatihan atau praktik akuntansi forensik supaya mahasiswa benar-benar bisa mendalami akuntansi
forensik itu sendiri.
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pentingnya Mata Kuliah Akuntansi Forensik dalam Kurikulum
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja.
Dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa dapat disimpulkan bahwa akuntansi forensic
sangat diperlukan karena dapat menjadi peluang karir yang baik bagi lulusan akuntansi yang ingin focus
khususnya dibidang akuntansi forensik. Mahasiswa juga perlu dibekali dengan ilmu yang dapat
mendeteksi mencegah dan menyelesaikan kecurangan.
Jurnal 6:
Usman Sastradipraja Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
Email: usman.sastradipraja@widyatama.ac.id
PENDAHULUAN
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah
menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Pada
dasarnya, akuntabilitas adalah pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan
kinerja finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999).
Pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan
syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan (opennes) pemerintah atas aktivitas
pengelolaan sumber daya publik. Transparansi informasi terutama informasi keuangan dan fiskal harus
dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami. Namun pada kenyataannya,laporan
keuangan publik yang diragukan akuntabilitasnya. Sebagai contohnya adalah Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) menyatakan disclaimer atas laporan keuangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Peranan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 854), peranan adalah tindakan yang
dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.
Audit Investifatif. Audit investigatif dalam terminologi pemeriksaan investigasi itu sendiri muncul dalam
Undang Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara dan dalam penjelasan UU tersebut.
Pengendalian Fraud Triangle. Fraud yang terjadi di badan usaha maupun instansi pemerintah
diakibatkan oleh banyak faktor.
Untuk mengukur sejauh mana peranan audit investigative dan pengendalian fraud triagel birokrasi
dalam akuntansi pelaporan keuangan publik,maka pengujiannya dilakukan dengan beberapa langkah:
1. Uji validitas instrument penelitian, dalam penelitian ini digunakan analisis item,yaitu dengan
mengkorelasikan skor tiap butir penyataan,kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu
butir valid atau tidak adalah dengan membandingkan hitungan yang diperoleh dnegan nilai pada
table nilai product moment.
2. Uji reliabilitas instrument penelitian, instrument ini bertujuab untuk mengukur suatu hasil
pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulangi 2 kali atau lebih. Kriteria yang
digunakan untuk menentukan reliabilitas instrument adalah instrument memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,70.
Dari hasil pengolahan data melalui pengujian hipotesis dengan uji regresi linear berganda
dengan bantuan SPSS 17.0 for windows dapat dilihat bahwa nilai F dan T hitung regresi linear berganda
yang didapatkan adalah sebesar 218,308 dan untuk T hitung variable X1 dan X2 sebesar -4,654 dan
9,007. Dengan membandingkan antara nilai koefisien korelasi yang dihitung dengan nilai koefisien dalam
table T dan F pada n=20 dan taraf kesalahan 5%, jelas bahwa nilai koefisien korelasi T dam F hitung lebih
besar daripada nilai T dan F tabel . Oleh karena itu, H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya bahwa
hubungan (regrsesi) tersebut dapat digeneralisasikan dari sampel ke populasi. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Ha diterima, artinya adalah audit investigatif dan pengendalian fraud triangle dalam
birokrasi memiliki pengaruh yang signifikan dalam akuntabilitas pelaporan keuangan publik
Jurnal 7:
PENDAHULUAN
Banyaknya kasus kecurangan dibidang akuntansi keuangan yang terjadi di berbagai negara
terutama skandal akuntansi keuangan perusahaan menurut seperti kasus, yang terjadi pada PT. Kimia
Farma dan PT. Bank Lippo pada tahun 2002. Pengaruh antara tekinik‐teknik audit investigatif terhadap
pendeteksian kecurangan dan profesionalisme auditor forensik telah secara bertahap menciptakan
minat pada studi audit forensik, Di Indonesia upaya untuk menindaklanjuti tindakan‐tindakan
kecurangan telah diatur dalam Kitab Undang‐ Undang Hukum Pidana (KUHP).
TINJAUAN LITERATUR
Merupakan suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengungkap kecurangan atau kejahatan dengan menggunakan pendekatan, prosedur dan teknik‐teknik
yang umumnya digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu kejahatan.
Pendeteksian Kecurangan
Menurut Tri Ramaraya Koroy, (2008). bahwa pendeteksian kecurangan dalam audit laporan keuangan
oleh auditor perlu dilandasi dengan pemahaman atas sifat, frekuensi dan kemampuan pendeteksian
oleh auditor.
Metodologi Penelitian
Objek penelitian ini adalah seluruh auditor forensik. Jumlah sampel adalah 116 auditor yang dipilih oleh
purposive sampling.
HIPOTESIS
H2: Teknik‐teknik audit investigatif berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor forensik di
Indonesia.
Hypothesis Testing
Path menunjukkan signifikansi hubungan antara variabel dalam penelitian. Dengan demikian
memberikan hasil sebagai berikut :
KESIMPULAN
Jurnal 1 :
Pada jurnal pertama ini dapat disimpulkan bahwa audit investigatif bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengungkapkan kecurangan yang terjadi atau suatu kejahatan dengan
menggunakan teknik-teknik yang umumnya dilakukan dalam suatu penyelidikan. maka pendekatan,
prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit investigatif relatif berbeda dengan pendekatan,
prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit keuangan.Fraud adalah proses pembuatan,
beradaptasi, meniru atau benda, statistik, atau dokumen-dokumen , dengan maksud untuk menipu.
Tetapi fraud bisa kita cegah dan bisa kita hindari fraud sangat merugikan berbagai pihak karena
dapat menghancurkan pemerintahan maupun bisnis.
Jurnal 2:
Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal kedua ini berkaitan dengan penerapan akuntansi
forensik dan audit investigatif dalam mendeteksi keuangan maka dapat disimpulkan bahwa
akuntansi forensik dan audit investigatif secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh
signifikan dalam mendeteksi kecurangan.
Jurnal 3:
Jurnal 4:
Dari hasil penelitian pada jurnal keempat ini dapat disimpulkan bahwa Tidak ada
pengaruh independensi terhadap kemampuan auditor internal mendeteksi kecurangan dan Terdapat
pengaruh kompetensi terhadap kemampuan auditor internal mendeteksi kecurang.
Jurnal 5:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta wawancara yang sudah dipaparkan
maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi forensik perlu dimasukkan dalam kurikulum program
studi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis. Namun ada juga yang berpendapat bahwa
akuntansi forensik tidak perlu dimasukkan dalam kurikulum program studi akuntansi.
Jurnal 6:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit investigatif dan
pengendalian fraud triagel dalam akuntabilitas pelaporan keuangan publik, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan audit investigatif pada badan pengawasan keuangan dan
pembangunan (BPKP) perwakilan provinsi jawa barat penulis menilai sangat baik. Dimana Nilai
regresi linear berganda yang di dapatkan antara audit investigatif dan pengendalian fraud
triagle birokrasi dalam akuntabilitas pelaporan keuangan publik berarti bahwa audit investigatif
dan pengendalian fraud triagle dalam birokrasi seacara signifikan berpengaruh dalam
akuntabilitas pelaporan keuangan publik.
Jurnal 7 :
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan Hasil penelitin ini menunjukkan
bahwa ketiga hipotesis diterima. Signifikansi hipotesis ini menunjukkan secara langsung melalui teknik‐
teknik audit investigatif berpengaruh dan signifikan terhadap pendeteksian kecurangan dan
profesionalisme auditor forensik yang ada di Indonesia.