Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU RMK

GUNAWAN

AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF


Jurnal 1 :
AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGATIF DALAM PENGUNGKAPAN FRAUD
Dewi Anggraini , Eri Triharyati , Helen Anggia Novita
Universitas Bina Insan Lubuklinggau
dewi2019@gmail.com
PENDAHULUAN
Fraud dapat terjadi pada sektor swasta maupun sektor publik. Pada sektor swasta,
banyak terdapat penyimpangan dan kesalahan yang dilakukan seseorang dalam menafsirkan
catatan keuangan. Hal itu menyebabkan banyaknya kerugian yang besar bukan hanya bagi
orang-orang yang bekerja pada perusahaan, akan tetapi pada investor-investor yang
menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Korupsi itu sendiri kini telah dianggap
sebagai penyebab akar masalah nasional, seperti biaya ekonomi tinggi, pertumbuhan ekonomi
yang tidak lancar, dan penghalang investasi. Akuntansi forensik dahulu digunakan untuk
pembagian warisan atau mengungkap kasus pembunuhan. Hal ini yang menjadi dasar
pemakaian istilah akuntansi dan bukan audit.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan metode analisa dengan akuntansi forensik dan audit
investigatif, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan data yang
digunakan adalah data sekunder, dalam hal ini analisa yang digunakan yaitu secara komperatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Akutansi Forensik
Menurut Harvarindo (2012) akuntansi forensik adalah praktik khusus bidang akuntansi
yang menggambarkan keterlibatan yang dihasilkan dari perselisihan aktual atau yang
diantisipasi atau litigasi. "Forensik" berarti "yang cocok untuk digunakan dalam pengadilan
hukum", dan itu adalah untuk yang standar dan potensi hasil yang umumnya akuntan forensik
harus bekerja. Akuntan forensik, juga disebut sebagai auditor forensik atau auditor investigasi,
seringkali harus memberikan bukti ahli pada sidang akhirnya.
Audit Investigatif
Menurut Herlambang (2011) audit investigasi yaitu suatu bentuk audit atau
pemeriksaan yang bertujuan untu mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau
kejahatan dengan menggunakan pendekatan, prosedur atau teknik-teknik yang umumnya
digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu kejahatan.
Tujuan audit investigasi adalah untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan
atau kejahatan, maka pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit
investigatif relatif berbeda dengan pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan di dalam
audit keuangan, audit kinerja atau audit dengan tujuan tertentu lainnya.
Pengungkapan Fraud
Fraud adalah tindakan curang, yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga
menguntungkan diri sendiri / kelompok atau merugikan pihak lain (perorangan, perusahaan
atau institusi).”
Salah saji material pada pelaporan keuangan mengacu pada pengertian bahwa
keputusan pengguna laporan keuangan akan terpengaruh/terkecoh oleh ketidakakuratan
informasi yang terjadi karena salah saji tersebut. Secara umum salah saji material dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Contoh salah saji yang kategori
pertama adalah kesalahan pengelompokan rekening di pelaporan keuangan.
HASIL PEMBAHASAN
AKUNTANSI FORENSIK
Akuntan forensik bertugas memberikan pendapat hukum dalam pengadilan (litigation).
Akuntansi forensik dibagi ke dalam dua bagian: jasa penyelidikan (investigative services) dan
jasa litigasi (litigation services). Jasa Penyelidikan mengarahkan pemeriksa penipuan atau
auditor penipuan, yang mana mereka menguasai pengetahuan tentang akuntansi mendeteksi,
mencegah, dan mengendalikan penipuan, dan misinterpretasi.
Jasa litigasi merepresentasikan kesaksian dari seorang pemeriksa penipuan dan jasa-jasa
akuntansi forensik yang ditawarkan untuk memecahkan isu-isu valuasi, seperti yang dialami
dalam kasus perceraian.
AUDIT INVESTIGATIF
Suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengungkap kecurangan atau kejahatan dengan menggunakan pendekatan, prosedur dan
teknik-teknik yang umumnya digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap
suatu kejahatan.
Tekanan (Unshareable pressure/ incentive). Merupakan motivasi seseorang untuk
melakukan fraud. Motivasi melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional
(iri/cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi), nilai (values) dan apa pula karena dorongan
keserakahan. Di antara 3 elemen fraud triangle, opportunity merupakan elemen yang paling
memungkinkan untuk diminimalisir melalui penerapan proses, prosedur, dan control dan upaya
deteksi dini terhadap fraud.
Rasionalisasi (Rationalization). Merupakan elemen penting dalam terjadinya fraud,
dimana pelaku mencari pembenaran sebelum melakukan kejahatan, bukan sesudah melakukan
tindakan tersebut. Dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan, diperoleh pemahaman
manajemen dan apa yang memotivasi mereka adalah setidaknya sama pentingnya dengan
memahami laporan keuangan.
Relationship with Others Financial statement fraud sering dilakukan dengan membantu
organisasi nyata atau fiktif lainnya. Hubungan yang harus dideteksi adalah sebagai berikut:
Hubungan dengan lembaga keuangan, Hubungan dengan pihak organisasi dan individu,
Hubungan dengan auditor eksternal, Hubungan dengan pengacara, Hubungan dengan investor,
Hubungan dengan lembaga peraturan (regulator).
Organization and Industry Financial statement fraud seringkali tidak terdeteksi dengan
menciptakan struktur organisasi yang memudahkan untuk menyembunyikan fraud
Financial Result and Operating Characteristics Banyak yang dapat dipelajari tentang kecurangan
laporan keuangan yang dengan erat memeriksa pengelolaan dan dewan direksi, hubungan
dengan orang lain, dan sifat organisasi.
Internal Auditor. Institute of Internal Auditing (IIA) mendefinisikan internal auditing sebagai
aktivitas pemberian keyakinan serta konsultasi yang independen dan obyektif, yang dirancang
untuk menambah nilai dan memperbaiki operasi organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui kecurangan (fraud) ialah sebuah istilah
umum, dan mencakup semua sarana dengan berbagai kecerdikan yang dapat dirancang oleh
manusia, yang terpaksa dilakukan oleh satu individu, untuk mendapatkan keuntungan lebih dari
pihak lain oleh pernyataan palsu. Hal tersebut dapat dipicu oleh beberapa faktor didalamnya
diantaranya tekanan, adanya kesempatan, dan rasionalisasi. Faktor-faktor ini lah yang
menjadikan kecurangan dapat merajalela di segala aspek, tidak menutup kemungkinan di dalam
bidang akuntansi.

Jurnal 2 :
Penerapan Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Terhadap Mendeteksi Kecurangan
(Fraud)

Enika Diana Batubara, SE,M.Si


Universitas Amir Hamzah
enika_diana@yahoo.com

PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha pada saat ini yang semakin pesat tidak hanya membawa
dampak bagi kemajuan dibidang ekonomi termasuk perkembangan dunia akuntansi, tetapi juga
menjadi sumber bagi munculnya berbagai kecurangan (fraud). Akuntansi forensik diharapkan
mampu untuk menjawab tantangan dunia akuntansi yang semakin kompleks dan membantu
mengungkapkan berbagai kecuranganyang terjadi.

Dalam mendeteksi fraud tidak hanya akuntansi forensik yang dibutuhkan untuk membedah
kasus-kasus kecurangan. Pelaksanaan audit investigatif juga harus dilakukan untuk membuktikan
adanya fraud yang kemungkinan terjadi. Istilah investigatif muncul dalam Undang-Undang No. 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang
menjelaskan bahwa “audit investigatif termasuk dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu, yaitu
pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus,diluar pemeriksaan keuangan dan kinerja.”

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Islahuzzaman (2012 : 156) “Kecurangan (fraud) adalah mencakup suatu


ketidakberesan dan tindakan illegal yang bercirikan penipuan yang disengaja”. Sebagai contoh
dalam hal penyajian laporan keuangan, salah saji yang disengaja dapat diklasifikasikan sebagai
kecurangan dalam pelaporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak
semestinya terhadap aktiva.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di KAP Hendrawinata Eddy Siddharta dan Tanzil.

Populasi dan Sampel


Sampel dari penelitian ini yaituseluruh auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik
Hendrawinata Eddy Siddharta dan Tanzil yaitu sebanyak 21 auditor.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Observasi, pengumpulan data primer yang diperoleh dari Kantor Akuntan Publik KAP
Hendrawinata Eddy Siddharta dan Tanzil.
2. Kuesioner, metode dimana peneliti menyusun daftar pertanyaan secara teoritis yang
kemudian dibagikan kepada responden guna memperoleh data yang berhubungan dengan
kegiatan penelitian. Kuesioner ini diberikan kepada auditor yang menjadi pengguna
sistem informasi akuntansi..

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Akuntansi Forensik Terhadap Mendeteksi Kecurangan

Hipotesis 1 (pertama) penelitian ini yang menyatakan bahwa akuntansi forensik berpengaruh signifikan
terhadap mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji t) yang menunjukkan nilai
thitung > ttabel yaitu 2.114 >2.10092dan nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05
dan berkoefisien positif, yang berarti bahwa akuntansi forensik berpengaruh. Hasil ini memberikan bukti
empiris bahwa akuntansi forensik berpengaruh signifikan dan positif terhadap mendeteksi kecurangan.

Pengaruh Audit Investigatif Terhadap Mendeteksi Kecurangan

Hipotesis 1 (pertama) penelitian ini yang menyatakan bahwa akuntansi forensik berpengaruh signifikan
terhadap mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji t) yang menunjukkan nilai
thitung< ttabel yaitu 0.819 < 0.05yang berarti bahwa audit investigatif tidak berpengaruh
positifterhadap mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis 2 (kedua) pada
penelitian ini ditolak. Dengan demikian fenomena yang diperoleh pada awal penelitian, terjawab dengan
hasil yang diperoleh pada penelitian ini. Dimana fluktuatifnya angka sanksi pajak dipengaruhi secara
signifikan oleh tingkat pendeteksian kecurangan.

Pengaruh Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif terhadap mendeteksi kecurangan

Berdasarkan hasil uji secara simultan pengaruh akuntansi forensik dan audit investigatif terhadap
mendeteksi kecurangan. Berdasarkan hasil uji secara simultan (uji F) yang menunjukkan nilai Fhitung
3.55) dan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 dan berkoefisien
positif. Artinya, akuntansi forensik dan audit investigatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap
mendeteksi kecurangan. Dengan demikian hipotesis 3 (ketiga) pada penelitian ini diterima.

Jurnal 3:

DAMPAK PENERAPAN AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI DALAM MENDETEKSI FRAUD
PENGADAAN BARANG/JASA

Retno Ratu Wiharti, Novita Novita Universitas Trilogi Jakarta, Indonesia

retnoratuw@gmail.com

PENDAHULUAN

Kasus fraud ini telah terjadi di berbagai bidang, salah satunya termasuk dalam hal pengadaan
barang/jasa di beberapa institusi pemerintah (Nisa Nurharjanti, 2017). Pengadaan barang dan jasa
merupakan proses kesinambungan pertukaran yang menggunakan sumber daya keuangan perusahaan
untuk dijadikan alat produksi (capital expenditures), yang sangat berpotensi sekali terjadi penyimpangan
dan kecurangan. Pengadaan barang dan jasa publik merupakan aktivitas yang sensitif melihat dari
jumlah anggaran yang sangat signifikan dan terus bertambah anggaran setiap tahunnya (Iskandar, 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat akan pengaruh penerapan akuntansi forensik dan audit
investigasi dalam mendeteksi fraud dalam konteks ini ialah yang terjadi pada pengadaan barang/jasa.
Dengan adanya akuntansi forensik, akuntan forensik dapat melakukan perhitungan dan mengungkapkan
pos kecurangan, mendeteksi penyebab terjadinya kecurangan, menemukan petunjuk awal (indicia of
fraud) terjadinya kecurangan, dan mendeteksi kira-kira waktu kecurangan dapat terungkap serta
membedakan kecurangan yang terungkap akibat kecurangan-kecurangan tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan kajian dasar yang menggunakan metode verifikatif yaitu
penelitian yang dilakukan kembali berdasarkan penelitian sebelumnya untuk memastikan dan
memberikan hasil yang lebih update berdasarkan keadaan sesungguhnya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini memakai sumber data internal yang
didapatkan dari dalam organisasi berupa data primer.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis verifikatif terdiri dari tiga tahap yaitu pengukuran outer model, evaluasi model
struktural (Inner model), serta pengujian hipotesis, pada bagian selanjutnya merupakan penjelasannya
sebagai berikut:

Analisis Outer Model

Analisis outer model digunakan untuk memastikan bahwa measurement yang digunakan layak
untuk dijadikan pengukuran (valid dan reliabel).Analisis outer ini menspesifikasikan hubungan antar
variabel dengan indikator-indikatornya, atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan
bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabelnya dan digunakan untuk menguji validitas dan
reliabilitas data.

Analisis Inner Model

Analisis inner model atau analisis model struktural dilakukan untuk memastikan bahwa model struktural
yang dibangun akurat.

PENGUJIAN HIPOTESIS

Pada penelitian ini Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat path coefficient dengan
menggunakan prosedur bootstrapping. Parameter signifikansi yang di estimasi ini akan memberikan
informasi mengenai hubungan antara variabel penelitian.

Pengujian hipotesis 1:

Penerapan Akuntansi forensik memiliki pengaruh dalam mendeteksi fraud pengadaan barang/jasa
Hasil dari pengujian pada hipotesis 1 menunjukkan bahwa nilai t-statistic lebih besar
dibandingkan dengan kriteria nilai t-tabel yaitu sebesar 2,401 > 1,96. Dengan nilai p-value lebih kecil dari
kriteria p-value yaitu sebesar 0,017 < 0,05. Hipotesis 1 ini dapat disimpulkan diterima dikarenakan
penerapan akuntansi forensik memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pendeteksi fraud pengadaan
barang dan jasa.

Pengujian hipotesis 2:

Penerapan Audit investigasi memiliki pengaruh dalam mendeteksi fraud pengadaan barang/jasa

Hasil pengujian pada hipotesis 2 menunjukkan bahwa nilai t-statistic lebih besar
dibandingkan dengan kriteria nilai t-tabel yaitu sebesar 4,557 > 1,96. Dengan nilai p-value sebesar 0,000
lebih kecil dari kriteria p-value yaitu sebesar 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan
audit investigasi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pendeteksian fraud dalam pengadaan
barang/jasa, hasil pengujian hipotesis tersebut berarti sesuai dengan hipotesis penelitian ini dimana
penerapan audit investigasi berpengaruh dalam mendeteksi fraud pengadaan barang dan jasa.

Jurnal 4:

PENGARUH PENERAPAN AKUNTANSI FORENSIK DAN KEMAMPUAN AUDITOR INVESTIGATIF DALAM


PENGUNGKAPAN PENIPUAN DENGAN PROFESIONALISME SEBAGAI MODERATOR PADA BADAN
PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI RIAU

Ria Febriana , Amir Hasan , Andreas

PENDAHULUAN

Kecurangan (fraud) merupakan fenomena yang selalu menarik untuk dibahas. Perkembangan
teknologi informasi diikuti dengan berkembangnya praktik kecurangan. Survei ACFE Indonesia tahun
2016 tentang fraud di Indonesia menunjukkan bahwa korupsi merupakan jenis fraud yang menduduki
posisi pertama yang paling banyak terjadi di Indonesia. Kemudian diperingkat kedua adalah ada
penyalahgunaan aset (missappropriation asset) dan yang terakhir adalah terdapat kecurangan laporan
keuangan (fraudelent statement).

Untuk pelaksanaan akuntansi forensik, auditor forensik harus memiliki kemampuan yang unik.
Disamping keahlian teknis, auditor harus memiliki kemampuan investigatif seperti dalam
mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai saksi secara adil, tidak memihak, sahih, dan akurat. Hal ini
dikarenakan seorang pemeriksa fraud merupakan gabungan antara pengacara, akuntan, kriminolog, dan
investigator (Tuanakotta, 2014). Untuk mengungkapkan adanya kecurangan, auditor harus menjaga
sikap profesionalismenya.

DATA DAN METODOLOGI


Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kausal, yaitu tipe penelitian dengan karakteristik
masalah sebab akibab antara dua variabel atau lebih.

Populasi dan sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang terdaftar dan bekerja di inspektorat di
Provinsi Riau sebanyak 88 orang.

Metode pengumpulan data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner.

PEMBAHASAN
Pengaruh Independensi terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai t hitung yaitu 1,617 < 1,993 maka H1 diterima yang
artinya tidak ada pengaruh siginifikan antara independensi dengan kemampuan auditor mendeteksi
kecurangan. Hasil hipotesis pertama ini menunjukkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.

Pengaruh Kompetensi terhadap Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai t hitung yaitu 3,445 > 1,993 sehingga H2 ditolak yang
artinya terdapat pengaruh positif dan siginifikan antara kompetensi dengan kemampuan mendeteksi
kecurangan. Hasil ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Widiyastuti dan Pamudji (2009) yang
hasil penelitiannya adalah kompetensi berpengaruh terhadap kemampuan auditor mendeteksi
kecurangan.

Jurnal 5:
PERSEPSI TERHADAP PENTINGNYA MATA KULIAH AKUNTANSI FORENSIK DALAM
KURIKULUM PRODI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS WIRARAJA
Febri Achmad Faraid , Syahril , Arief Hidayatullah Khamainy
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja
Email: febryarap@gmail.com

PENDAHULUAN
Banyaknya tindak kecurangan yang dilakukan dalam institusi pemerintah maupun non
pemerintah memberikan gambaran bahwa tindak kecurangan telah lekat di lingkungan masyarakat.
Upaya pemberantasan terhandap kejahatan-kejahatan kleptorat di lingkungan sektor publik sudah mulai
banyak dilakukan, namun masih belum menemukan hasil yang maksimal. (Setiawan, dkk., 2013). Kasus
yang terbaru yaitu mengenai tindak pidana korupsi yang ada di Indonesia pada tahun 2017, Indonesia
Corupption Watch (ICW) mencatat ada 226 kasus korupsi. Kasus dengan jumlah tersangka 587 orang itu
merugikan negara Rp 1,83 triliun dan nilai suap Rp 118,1 miliar. (DetikNews). Hal ini menunjukkan
bahwa praktik korupsi masih banyak yang belum teratasi. Korupsi tidak bisa dikatakan hal yang biasa
saja karena terlalu banyak pihak yang dirugikan. sehingga dibutuhkan upaya dalam hal menangani
tindak pidana korupsi. baik dalam perspektif pencegahan, tindakan maupun dalam bidang keilmuan
seperti halnya akuntansi forensik.

Mahasiswa saat ini mempunyai peran penting dalam hal pemberantasan fraud yang ada di Indonesia
melalui penerapan ilmu yang dimilikinya. Oleh karena itu Mahasiswa akuntansi perlu mempelajari
akuntansi forensik lebih mendalam sebagai wujud partisipasi dalam mencegah dan menyelesaikan kasus
fraud yang saat ini sudah banyak terjadi di Indonesia.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif sebagai metode penelitian untuk mengungkap dan
mengetahui tentang persepsi pentingnya mata kuliah akuntansi forensik dalam kurikulum prodi
akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas wiraraja. Dalam melaksanakan wawancara peneliti
tidak membatasi pada satu waktu dan tempat saja. wawancara dapat dilakukan dimana saja guna
menjaga kenyamanan informan supaya tidak terlihat kaku dan tidak nyaman pada saat wawancara
berlangsung.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis reduksi
data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi. Kemudian peneliti melakukan uji keabsahan, pada
penelitian ini digunakan uji kredibelitas untuk menguji keabsahan data yaitu perpanjangan pengamatan,
meningkatkan ketekunan dan triangulasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


PEMBAHASAN
Menurut Tuanakotta (2013) mendefinisikan akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi
dalam arti luas, termasuk auditing pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di luar pengadilan.
Akuntansi forensik merupakan suatu terapan ilmu baru profesi akuntan yang bergerak dalam bidang
pelayanan jasa untuk memecahkan persoalan pada suatu kasus kecurangan fraud. Namun sampai saat
ini akuntansi forensik masih kurang diminati dan masih jauh dari harapan sehingga mahasiswa.

Akuntansi belum tentu mengerti sepenuhnya tentang akuntansi forensik. dalam penelitian ini,
peneliti lebih memfokuskan pada persepsi dosen, mahasiswa, stakeholder terhadap pentingnya mata
kuliah akuntansi forensik dalam kurikulum prodi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis universitas
wiraraja.

Persepsi Dosen Akuntansi Terhadap Pentingnya Mata Kuliah Akuntansi Forensik dalam Kurikulum
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja.
Hasil dari sebuah wawancara yang dilakukan di kantor inspektorat ini menunjukkan bahwa akuntansi
forensik perlu dimasukkan kedalam kurikulum jurusan akuntansi tetapi ada juga yang berpendapat
bahwa akuntansi foremsik tidak perlu dimasukkan dalam kurikulum program studi akuntansi. Namun
mengingat akuntansi forensik merupakan sebuah bidang ilmu yang terbilang sulit maka akuntansi
forensik tidak hanya bisa diberikan pada satu mata kuliah saja. Perlu beberapa mata kuliah dan
pelatihan atau praktik akuntansi forensik supaya mahasiswa benar-benar bisa mendalami akuntansi
forensik itu sendiri.

Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Pentingnya Mata Kuliah Akuntansi Forensik dalam Kurikulum
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja.

Dari hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa dapat disimpulkan bahwa akuntansi forensic
sangat diperlukan karena dapat menjadi peluang karir yang baik bagi lulusan akuntansi yang ingin focus
khususnya dibidang akuntansi forensik. Mahasiswa juga perlu dibekali dengan ilmu yang dapat
mendeteksi mencegah dan menyelesaikan kecurangan.

Jurnal 6:

PERANAN AUDIT INVESTIGATIF DAN PENGENDALIAN FRAUD TRIANGLE DALAM BIROKRASI


TERHADAP AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN PUBLIK

Usman Sastradipraja Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi
Email: usman.sastradipraja@widyatama.ac.id

PENDAHULUAN

Fenomena yang terjadi dalam perkembangan sektor publik di Indonesia dewasa ini adalah
menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik, baik di pusat maupun daerah. Pada
dasarnya, akuntabilitas adalah pemberian informasi dan pengungkapan (disclosure) atas aktivitas dan
kinerja finansial kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Schiavo-Campo and Tomasi, 1999).

Pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk kebutuhan transparansi yang merupakan
syarat pendukung adanya akuntabilitas yang berupa keterbukaan (opennes) pemerintah atas aktivitas
pengelolaan sumber daya publik. Transparansi informasi terutama informasi keuangan dan fiskal harus
dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami. Namun pada kenyataannya,laporan
keuangan publik yang diragukan akuntabilitasnya. Sebagai contohnya adalah Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) menyatakan disclaimer atas laporan keuangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Peranan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 854), peranan adalah tindakan yang
dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.

Audit Investifatif. Audit investigatif dalam terminologi pemeriksaan investigasi itu sendiri muncul dalam
Undang Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara dan dalam penjelasan UU tersebut.
Pengendalian Fraud Triangle. Fraud yang terjadi di badan usaha maupun instansi pemerintah
diakibatkan oleh banyak faktor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisisis Pelaksanaan Audit Investigatif Terhadap Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Publik.

Untuk mengukur sejauh mana peranan audit investigative dan pengendalian fraud triagel birokrasi
dalam akuntansi pelaporan keuangan publik,maka pengujiannya dilakukan dengan beberapa langkah:

1. Uji validitas instrument penelitian, dalam penelitian ini digunakan analisis item,yaitu dengan
mengkorelasikan skor tiap butir penyataan,kriteria yang digunakan untuk menentukan suatu
butir valid atau tidak adalah dengan membandingkan hitungan yang diperoleh dnegan nilai pada
table nilai product moment.
2. Uji reliabilitas instrument penelitian, instrument ini bertujuab untuk mengukur suatu hasil
pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulangi 2 kali atau lebih. Kriteria yang
digunakan untuk menentukan reliabilitas instrument adalah instrument memiliki tingkat
reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,70.

Dari hasil pengolahan data melalui pengujian hipotesis dengan uji regresi linear berganda
dengan bantuan SPSS 17.0 for windows dapat dilihat bahwa nilai F dan T hitung regresi linear berganda
yang didapatkan adalah sebesar 218,308 dan untuk T hitung variable X1 dan X2 sebesar -4,654 dan
9,007. Dengan membandingkan antara nilai koefisien korelasi yang dihitung dengan nilai koefisien dalam
table T dan F pada n=20 dan taraf kesalahan 5%, jelas bahwa nilai koefisien korelasi T dam F hitung lebih
besar daripada nilai T dan F tabel . Oleh karena itu, H0 ditolak dan Ha diterima. Ini artinya bahwa
hubungan (regrsesi) tersebut dapat digeneralisasikan dari sampel ke populasi. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Ha diterima, artinya adalah audit investigatif dan pengendalian fraud triangle dalam
birokrasi memiliki pengaruh yang signifikan dalam akuntabilitas pelaporan keuangan publik

Jurnal 7:

PENGARUH TEKNIK‐TEKNIK AUDIT INVESTIGATIF TERHADAP PENDETEKSIAN KECURANGAN


DAN PROFESIONALISME AUDITOR FORENSIK DI INDONESIA

Tries Ellia Sandari triesellia@untag‐sby.ac.id

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

PENDAHULUAN
Banyaknya kasus kecurangan dibidang akuntansi keuangan yang terjadi di berbagai negara
terutama skandal akuntansi keuangan perusahaan menurut seperti kasus, yang terjadi pada PT. Kimia
Farma dan PT. Bank Lippo pada tahun 2002. Pengaruh antara tekinik‐teknik audit investigatif terhadap
pendeteksian kecurangan dan profesionalisme auditor forensik telah secara bertahap menciptakan
minat pada studi audit forensik, Di Indonesia upaya untuk menindaklanjuti tindakan‐tindakan
kecurangan telah diatur dalam Kitab Undang‐ Undang Hukum Pidana (KUHP).
TINJAUAN LITERATUR

Teknik‐Teknik Audit investigasi

Merupakan suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengungkap kecurangan atau kejahatan dengan menggunakan pendekatan, prosedur dan teknik‐teknik
yang umumnya digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu kejahatan.

Pendeteksian Kecurangan

Menurut Tri Ramaraya Koroy, (2008). bahwa pendeteksian kecurangan dalam audit laporan keuangan
oleh auditor perlu dilandasi dengan pemahaman atas sifat, frekuensi dan kemampuan pendeteksian
oleh auditor.

Metodologi Penelitian

Objek penelitian ini adalah seluruh auditor forensik. Jumlah sampel adalah 116 auditor yang dipilih oleh
purposive sampling.

HIPOTESIS

H1:Teknik‐teknik audit investigatif berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian kecurangan oleh


profesionalisme auditor Forensik di Indonesia.

H2: Teknik‐teknik audit investigatif berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor forensik di
Indonesia.

H3:Pendeteksian Kecurangan berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor forensik di


Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hypothesis Testing

Path menunjukkan signifikansi hubungan antara variabel dalam penelitian. Dengan demikian
memberikan hasil sebagai berikut :

1. Teknik‐teknik audit investigatif berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian kecurangan oleh


auditor forensik di Indonesia dengan nilai original sample of estimate pendeteksian kecurangan
terhadap profesionalisme auditor forensik adalah sebesar 0.971108 dengan signifikan diatas 5%
dengan nilai t‐statistik 1046.188647 lebih besar dari nilai t‐tabel sebesar 1,960.
2. Teknik‐teknik audit investigatif berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor
forensik di Indonesia nilai original sample of estimate pendeteksian kecurangan terhadap
profesionalisme auditor forensik adalah sebesar 0.808444 dengan signifikan diatas 5% dengan
nilai t‐statistik 60.247670 lebih besar dari nilai t‐tabel sebesar 1,960.
3. Pendeteksian kecurangan berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme auditor forensik di
Indonesia nilai original sample of estimate pendeteksian kecurangan terhadap profesionalisme
auditor forensik adalah sebesar 0.181052 dengan signifikan diatas 5% dengan nilai t‐statistik
13.183505 lebih besar dari nilai t‐tabel sebesar 1,960.

KESIMPULAN

Jurnal 1 :

Pada jurnal pertama ini dapat disimpulkan bahwa audit investigatif bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengungkapkan kecurangan yang terjadi atau suatu kejahatan dengan
menggunakan teknik-teknik yang umumnya dilakukan dalam suatu penyelidikan. maka pendekatan,
prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit investigatif relatif berbeda dengan pendekatan,
prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit keuangan.Fraud adalah proses pembuatan,
beradaptasi, meniru atau benda, statistik, atau dokumen-dokumen , dengan maksud untuk menipu.
Tetapi fraud bisa kita cegah dan bisa kita hindari fraud sangat merugikan berbagai pihak karena
dapat menghancurkan pemerintahan maupun bisnis.

Jurnal 2:

Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal kedua ini berkaitan dengan penerapan akuntansi
forensik dan audit investigatif dalam mendeteksi keuangan maka dapat disimpulkan bahwa
akuntansi forensik dan audit investigatif secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh
signifikan dalam mendeteksi kecurangan.

Jurnal 3:

Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai dampak penerapan akuntansi forensik


dan audit investigasi dalam mendeteksi fraud pengadaan barang/jasa sehingga dapat
disimpulkan bahwa audit investigasi memiliki pengaruh signifikan terhadap pendeteksian fraud
dalam pengadaan barang dan jasa, maka dengan penerapan akuntansi forensik yang semakin
membaik akan berpengaruh positif dan dapat meningkatkan upaya keberhasilan dalam
mendeteksi fraud.

Jurnal 4:
Dari hasil penelitian pada jurnal keempat ini dapat disimpulkan bahwa Tidak ada
pengaruh independensi terhadap kemampuan auditor internal mendeteksi kecurangan dan Terdapat
pengaruh kompetensi terhadap kemampuan auditor internal mendeteksi kecurang.

Jurnal 5:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta wawancara yang sudah dipaparkan
maka dapat disimpulkan bahwa akuntansi forensik perlu dimasukkan dalam kurikulum program
studi akuntansi fakultas ekonomi dan bisnis. Namun ada juga yang berpendapat bahwa
akuntansi forensik tidak perlu dimasukkan dalam kurikulum program studi akuntansi.
Jurnal 6:
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit investigatif dan
pengendalian fraud triagel dalam akuntabilitas pelaporan keuangan publik, maka dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan audit investigatif pada badan pengawasan keuangan dan
pembangunan (BPKP) perwakilan provinsi jawa barat penulis menilai sangat baik. Dimana Nilai
regresi linear berganda yang di dapatkan antara audit investigatif dan pengendalian fraud
triagle birokrasi dalam akuntabilitas pelaporan keuangan publik berarti bahwa audit investigatif
dan pengendalian fraud triagle dalam birokrasi seacara signifikan berpengaruh dalam
akuntabilitas pelaporan keuangan publik.

Jurnal 7 :
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan Hasil penelitin ini menunjukkan
bahwa ketiga hipotesis diterima. Signifikansi hipotesis ini menunjukkan secara langsung melalui teknik‐
teknik audit investigatif berpengaruh dan signifikan terhadap pendeteksian kecurangan dan
profesionalisme auditor forensik yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai