Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 1

Delsiana imul (2019017041)


Febri drian (2019017044)
Muhammad adli saufani (2019017123)
Dwicky putra kasi (2019017136)
Benget sardo sinaga (2019017138)
Kurniawan souwakil (2019017128)
Margarius berek (2019017133)
Definisi Dan Lingkup Fraud Auditing dan
Forensik Accounting, Peran Auditor dalam
Mendeteksi fraud, dan Konsep-konsep dasar
Akuntansi Keuangan, Yaitu Siklus Akuntansi,
Jurnal dan Peluang Fraud Didalamnya
DEFINISI FRAUD AUDITING DAN
FORENSIK ACCOUNTING
Fraud

fraud atau kecurangan adalah berbagai macam carakecerdikan


manusia yang direncanakan dan dilakukan secara individual maupun
berkelompok untuk memperoleh manfaat atau keuntungan dari pihak
lain dengan cara yang tidak benarsehingga menimbulkan kerugian
bagi pihak lain
Fraud Auditing
Fraud Auditing (Auditing atas Kecurangan) yang dapat
didefinisikan sebagai Audit Khusus yang dimaksudkan untuk
audit khusus yang berbeda dengan audit umum terutama dalam
hal tujuan yaitu fraud auditing mempunyai tujuan yanmendeteksi
dan mencegah terjadinya penyimpangan atau kecurangan atas
transaksi keuangan.
Forensik Accounting
Akuntansi forensik merupakan kegiatan yang menggunakan
keahlian dalam bidang akuntansi dan audit serta kemampuan
investigatif untuk memecahkan suatu perkara keuangan atau
dugaan fraud ( kecurangan ). Keputusan penyelesaian masalah
dalam akuntansi forensik berada di pengadilan, dengan
penyelesaian masalah dengan melibatkan pihak ketiga yang
sifatnya netral. Akuntansi forensik membantu dalam menemukan
petunjuk awal kecurangan ( indicia of fraud ), dengan membantu
kepolisian dalam mengumpulkan bukti dan barang bukti untuk
proses pengadilan dalam meneyelesaikan permasalahan denggan
menerapkan cara investigasi.
 Audit Investigatif
secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu upaya
pembuktian atas suatu kesalahan sesuai dengan ketentuan hukum
yang berlaku.39Istilah Audit Investigatif menegaskan bahwa
yang dilakukan adalah suatu audit.Audit umum atau audit
keuangan yang bertujuan untuk pemberian pendapat auditor
independen mengenai kewajaran penyajian laporan
keuangan.Oleh karena itulah, audit ini juga disebut dengan
opinion audit. Audit Investigatif diarahkan kepada pembuktian
ada tidaknya fraud dan perbuatan melawan hukum lainnya.
Tujuan Akuntan Forensik

akuntansi ini bertujuan untuk memeriksa data dengan mengetahui


segala bentuk pencurian uang dan solusinya. Jenis akuntansi ini
juga dapat menyajikan laporan temuan keuangan sebagai bukti
selama persidangan, dengan akuntan yang bersaksi sebagai saksi
ahli.
UNSUR-UNSUR KECURANGAN
1. Terdapat salah pernyataan ( misrespersentation )
2. Sesuatu dari masa lampau ( past ) atau sekarang ( present )
3. Fakta bersifat material (material fact)
4. Kecurangan dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or
recklessly) untuk tujuan menipu.
5. Kecurangan dilakukan oleh orang-orang dari dalam atau luar organisasi dengan
maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi yang secara langsung atau tidak
langsung kecurangan sangat merugikan dan pihak yang dirugikan harus beraksi (acted)
terhadap salah pernyataan tersebut (misrepresentation) j. yang merugikannya (detriment)
Kecurangan disini juga termasuk (namun tidak terbatas pada)
manipulasi,penyalahgunaan jabatan, penggelapan pajak, pencurian aktiva, dan tindakan
buruk lainnya yang dilakukan oleh seseorang yang dapat mengakibatkan kerugian bagi
organisasi/perusahaan.
6. Adanya perbuatan-perbuatan yang melawan hukum
7. Untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok
8. Kecurangan biasanya mencangkup tiga langkah seperti : tindakan, penyembunyian,
konfers
RUANG LINGKUP AKUNTANSI FORENSIK

Akuntansi forensik dapat digunakan dalam dua sektor privat dan


publik dari segi landasan penugasan, ada tidaknya imbalan,
hukum, ukuran keberhasilan, pembuktian, teknik auditinvestigasi
dan akuntansi.
Kerugian menjadi titik awal pada segitiga akuntansi forensik, dan
titik kedua merupakan kegiatan melawan hukum yang bisa
menimbulkan tunttan karenna mengalami kerugian, selanjutnya
pada titik ketiga adalah hubungan kausalitas atau yang berkaitan
dengan kerugian dan kegiatan melawan hukum.
TUGAS AKUNTANSI FORENSIK

memberikan pendapatnya mengenai hukum. Tetapi mereka juga


dapat berperan di luar pengadilan (non litigation) seperti pada
perumusan alternatif dalam menyelesaikan perkara di sebuah
sengketa, perhitungan dampak dari pelanggaran kontrak atau
perhitungan ganti rugi dari sebuah perkara.
KARAKTERISTIK PEMERIKSAAN FRAUD AUDITING PADA
AKUNTANSI FORENSIK
• Mempunyai kepribadian yang menarik dan mampu memotivasi
orang lain untuk membantunya.
• Mampu berkomunikasi dalam “bahasa” mereka.
• Memiliki kemampuan teknis untuk mengerti konsep-konsep
keuangan dan mampu untuk menarik kesimpulan.
• Memiliki kemampuan mengumpulkan fakta-fakta dari berbagai
saksi secara fair, tidak memihak, sahih dan akurat, serta
pelaporan secara lengkap dan akurat.
PERAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI FRAUD
 peran auditor dalam mendeteksi fraud
Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam
pencegahan kecuarangan adalah berupaya untuk menghilangkan
atau mengeleminir sebab- sebab timbulnya kecurangan tersebut.
Karena pencegahan terhadap akan terjadinya suatu perbuatan
curang akan lebih mudah daripada mengatasi bila telah terjadi
kecurangan tersebut.
 
 Faktor-faktor Penyebab Kegagalan Pendeteksian Kecurangan

Atas literatur yang tersedia, dapat dipetakan empat faktor yang


teridentifikasi yang menjadikan pendeteksian kecurangan menjadi
sulit dilakukan sehingga auditor gagal dalam usaha mendeteksi.
Faktor-faktor penyebabnya tersebut yaitu :
1. Karakteristik Terjadinya Kecurangan
2. Standar Pengauditan Mengenai Pendeteksian Kecurangan
3. Tekanan Kompetisi atas Fee Audit
4. Hubungan Auditor-Auditee
 Konsep dasar Akutansi

Konsep dasar akutansi adalah hal-hal dasar yang


membangun informasi akutansi. Konsep akutansi
sangat dibutuhkan untuk mempelajari bagaimana
pengolahan data keuangan dalam organisasi atau
perusahaan, dengan konsep dasar tersebut
pengolahan data keuangan bisa dijamin dengan
baik.
RUMUSAN KONSEP DASAR AKUNTANSI

Pendapat dari Paton dan Littleton yang dikutip dari Suwardjono


pada tahun 2005 menyatakan bahwa konsep dasar akuntansi
terdiri atas konsep kesatuan usaha atau entity theory,
kelangsungan usaha atau going concern, penghargaan sepakatan,
upaya dan hasil atau effort and accomplishment, harga melekat
atau cost attach, asumsi dan yang terakhir terdiri atas bukti
terverifikasi. 
SIKLUS AKUTANSI

Siklus akuntansi merupakan sebuah proses berulang untuk


melakukan identifikasi, analisis, dan merekam setiap kegiatan
akuntansi dalam sebuah perusahaan dalam kurun waktu satu
tahun denan menggunakan semua prinsip, kaidah, metode, dan
teknik-teknik dalam akuntans digunakan untuk mencatat segala
kegiatan akuntansi dalam suatu perusahaan. Proses akuntansi ini
dilakukan secara berulang selama perusahaan masih aktif.
Adanya siklus akuntansi dapat membantu sebuah perusahaan
dalam melakukan analisis terkait dengan kondisi keuangan
perusahaan.
TAHAPAN SIKLUS AKUNTANSI

• Identifikasi transaksi
• Analisis transaksi
• Pencatatan transaksi dalam jurnal
• Posting buku besar
• Menyusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian
• Penyusunan neraca saldo penyesuaian dan laporan keuangan
• Menyusun jurnal penutup
• Menyusun neraca saldo dan jurnal pembalik
Penjelasan dari masing-masing tahapan akutansi

1. Analisis Transaksi Akuntansi


Tahapan pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi adalah
Analisis Transaksi. Artinya adalah mencari informasi terkait apa saja
jenis transaksi yang telah terjadi dalam satu periode. Bisa mencakup
penjualan, pengembalian barang (retur), pemesanan barang dari
supplier untuk aktivitas bisnis, dan lain-lain.
2. Pembuatan Jurnal (Pencatatan dalam Jurnal)
Setelah melakukan analisis transaksi, maka poin berikutnya adalah
mencatatnya di dalam sebuah jurnal. Pencatatannya didasarkan pada
dokumen resmi berupa faktur pembelian atau penjualan yang
diterima sebagai tanda bukti yang sah.
Maksud jurnal dalam istilah akuntansi merujuk ke sebuah buku
catatan yang di dalamnya memuat transaksi.
3. Pemindahan Catatan (Posting) ke Buku besar
Tahapan berikutnya dalam Siklus akuntansi adalah pemindahan
catatan (pemindahbukuan) dari jurnal ke buku besar.
4. Pembuatan Neraca saldo
Neraca saldo ialah berisi uraian akun lengkap dengan data saldo
pada periode tertentu. Fungsinya adalah untuk validitas data dan
mengecek kesamaan data debit dan kredit setelah posting di
jurnal dan buku besar. Jadi dapat diketahui bilamana ada
kesalahan penulisan dalam jurnal.
5. Mencatat (Posting) dalam Jurnal penyesuaian
Jurnal penyesuaian ini memiliki fungsi yaitu untuk mengakui
pendapatan pada periode tertentu saat pendapatan tersebut telah sah
menjadi hak perusahaan. Biasanya pendapatan tersebut mutlak menjadi
hak perusahaan pada waktu penyerahan barang.
6. Menyusun Neraca saldo setelah penyesuaian
Neraca saldo setelah penyesuaian ini adalah untuk memasitkan
sama tidaknya jumlah debit dan saldo kredit. Neraca saldo setelah
penyesuaian  bisa dibilang merupakan rujukan utama dalam
penyusunan laporan keuangan.  Format penulisannya sama saja
dengan neraca saldo yang telah dicontohkan di atas.
7. Membuat Laporan keuangan
Ini adalah tahap terpenting dalam perputaran alur / Siklus
Akuntansi. Seorang akuntan sangat mungkin membuat variasi
laporan keuangan merujuk pada bukti transaksi yang ada. Dan tanpa
harus melewati tahapan Siklus Akuntansi yang dijelaskan di atas.
8. Melakukan Pencatatan dan Posting di Jurnal penutup
Sejalan dengan namanya, pengertian jurnal penutup adalah jurnal
yang paling akhir disusun dalam alur siklus akuntansi. Fungsinya
adalah membuat saldo akun nominal yang meliputi penghasilan,
beban dan juga deviden itu menjadi nol (0). Sehingga pada periode
berikutnya, semua kaun nominal dimulai kembali dengan saldo (0)
nol.
Alur /Bagan Siklus Akutansi
Terima Kasih
Salam dan Bahagia

Anda mungkin juga menyukai