FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nyalah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah perpajakan ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan. Makalah ini membahas
tentang “PPH Pasal 21”.
Dalam penyusunan Peiper ini penulis menemukan berbagai kendala ,hambatan, dan
tantangan, tetapi dengan kerja keras dan ridho Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat
menyelesaikan tugas peiper ini dengan baik,dan semua itu tidak lepas dari kerjasama kelompok
dengan teman-teman yang bertugas menyelesaikan Peiper ini. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan yang Maha Esa, dan semua
pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini. Terutama terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada ibu dosen pengampu yang sudah memberikan tugas ini kepada kami
agar kami dapat memiliki ilmu dalam penyusunan peiper ini.
Kami kelpompok 1 menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun kesalahan
dalam penyusunan Peiper ini . Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat
penulis harapkan guna perbaikan kualitas dalam penyusunan peiper selanjutnya. Dan semoga
Peiper ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini penulis akan merumuskan tentang:
a) Defenisi Pajak
b) Pengertian Pajak Penghasilan PPh Pasal 21
c) Siapa subjek atau Wajib Pajak PPh pasal 21
d) Kebijakan Pajak Penghasilan PPh pasal 21
e) Siapa pemotong pajak penghasilan pasal 21
f) Penghasilan apa saja yang dipotong PPh Pasal 21 (Objek Pajak)
g) Cara Perhitungan Pajak Penghasilan PPh pasal 21 atas penghasilan
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
a) Sebagai Syarat untuk penyelesaian mata kuliah Perpajakan
b) Menjelaskan mengenai semua tentang PPH pasal 21
BAB II
PEMBAHASAN
1. Defenisi Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan
dan digunakan untuk membayar pengeluaran Umum.
PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
3. Siapa Subjek atau Wajib Pajak PPh pasal 21
Wajib pajak yang dipotong PPh pasal 21 dan/atau PPh pasal 26 adalah orang pribadi yang
merupakan :
a) Pegawai.
b) Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua,
atau jaminan hari tua termasuk ahli warisnya.
c) Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
a) Pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat atau pejabat lain dari Negara asing dan orang –
orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama
mereka, dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau
memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta Negara yang
bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.
b) Pejabat perwakilan organisasi internasional dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf c Undang
– Undang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat
bukan warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan
lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
Pemotong PPh pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh UU
adalah :
1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang,
perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah termasuk bendahara atau pemegang kas yang
membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan.
3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan social tenaga kerja dan badan – badan lain yang
membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar:
a) Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa dan atau
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status subjek pajak dalam negeri,
termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas
namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama persekutuannya.
b) Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa
yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status subjek pajak luar negeri.
c) Honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan magang.
d) Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan
internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan
kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun
kepada wajib pajak orang pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.
Tarif pajak
1. Pegawai Tetap
Perhitungan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Berupa Gaji Bulanan Flavio bekerja pada PT NTN dengan
gaji sebulam Rp 5.000.000,00 dan membayar iuran pensiun Rp 36.000.000,00 sebulan. Flavio
menikah dan memiliki 2 orang anak.
Pengurangan :
PTKP :
Dari WP Rp 2.880.000,00
(Rp 7.200.000,00) +
5% X Rp 25.000.000,00 = Rp 1.250.000,00
Rp 3.910.800,00
Fandy bekerja pada PT DFT sebagai pegawai tetap sejak tanggal 1 September 2001. Gaji sebulan
adalah sebesar Rp 2.500.000,00 dan membayar iuran pensiun Rp 36.000,00 setiap bulan. Fandy
sudah menikah tetapi belum mempunyai anak.
Pengurangan :
4 X Rp 2.356.000,00 Rp 9.424..000,00
PTKP :
Dari WP Rp 2.880.000,00
Rp 4.320.000,00 +
5% X Rp 5.104.000,00 = Rp 255.200,00
Flavio sebagaimana pada contoh 1 diatas pada bulan Juni 2001 menerima kenaikan gaji, menjadi Rp
6.000.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2001. Dengan adanya kenaikangaji yang
berlaku surut tersebut Flavio menerima rapel sejumlah Rp 5.000.000,00 (kenaikan gaji untuk bulan
Januari sampai dengan Mei 2001).
Pengurangan :
PTKP :
Dari WP Rp 2.880.000,00
(Rp 7.200.000,00) +
5% X Rp 25.000.000,00 = Rp 1.250.000,00
Rp 5.710.800,00
5 X Rp 475.900,00 = Rp 2.379.500,00
4. perhitungan PPh pasal 21 atas penghasilan berupa gaji bulanan dan pembayaran premi oleh
pemberi kerja.
Damian bekerja pada PT ADT dengan memperoleh gaji sebulan Rp 1.500.000.00. PT ADT
mengikuti program jamsostek dan premi asuransi kecelakaan kerja dan premi kematian dan dibayar oleh
pemberi kerja sebesar Rp 40.000.00 dan Rp 10.000.00 sebulan. PT ADT menanggung iuran THT setiap
bulan sebesar Rp 20.000.00 sedangkan damian membayar iuran THT sebesar Rp 15. 000.00 setiap bulan.
Selain itu PT ADT juga mengikuti program pension untuk pegawainya. PT ADT membayar iuran pension
untuk damian ke dana pension yang pendirinya disahkan oleh menkue, setiap bulan sebesar Rp
80.000.00 sedangkan damian membayar sebesar Rp 50.000.00 damian sudah menikah, tetapi belum
mempunyai anak.
JUMLAH Rp 1.550.000.00
Pengurangan :
PTKP :
Diri WP Rp 2.880.000.00
5% x Rp 12.570.000.00 = Rp 628.500.00
Dian bekerja pada PT FTJ dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.000.000.00 sebulan.
Perusahaan ikut dalam program jamsostek. Premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi
kematian dibayar oleh pemberi kerja, masing-masing sebesar Rp 40.000.00 dan Rp 20.000.00 sebulan.
Perusahaan juga membayar iuran THT sebesar Rp 30.000.00 setiap bulan. Dian membayar iuran pensiun
Rp 60.000.00 dan iuran THT sebesar Rp 12.000.00 setiap bulan. Dalam tahun berjalan ia juga menerima
bonus sebesar Rp 4.000.000.00 dian belum kawin.
JUMLAH Rp 24.720.000.00
Pengurangan :
PTKP :
Diri WP Rp 2.880.000.00 -
5% X Rp 19.740.000.00 = Rp 987.000.00
Bonus Rp 4.000.000.00
JUMLAH Rp 28.720.000.00
Pengurangan :
PTKP :
Diri WP Rp 2.880.000.00 -
5% x Rp 23.680.000.00 = Rp 1.184.000.00
PENUTUP
Kesimpulan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan pada subjek pajak atas penghasilan yang
diperolehnya pada tahun pajak, dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian
tahun pajak, dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak bila
kewajiban pajak subjektifnya dimulai atau berakhir tahun pajak.
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam
negeri.
Penghasilan Tidak Kena Pajak, disingkat PTKP adalah pengurangan terhadap penghasilan bruto
orang pribadi atau perseorangan sebagai wajib pajak dalam negeri dalam menghitung
penghasilan kena pajak yang menjadi objek pajak penghasilan yang harus dibayar wajib pajak di
Indonesia.
Dasar Hukum Pajak Penghasilan PPh pasal 21 di Indonesia yang terbaru adalah :
Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran, Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan Atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa Dan Kegiatan Orang Pribadi