Anda di halaman 1dari 4

TANGGUNG JAWAB AUDITOR

SAS I (AU 110) menyatakan “ audotir bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan keuangan telah bebas dari
salah saji yang material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan. Karena sifat
bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh kepastian yang layak, tetapi
tidak absolut, bahsa salah saji yang material dapat dideteksi. Auditor tida betanggung jawab untuk
merecanakan dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji,
apakah yang disebabkan oleh kekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan
keuangan dapat dideteksi.

Tanggung jawab seorang auditor antara lain :

1. Salah saji yang material vs tidak material


 Nah biasanya salah saji itu dianggap material jika kesalahan itu gabungan dari
kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi dalam laporan keuangan
 Akibat dari sala saji ini bakal memunculakn kemungkinan mengubah atau
mempengaruhi keputusan orang yang menggunakan laaporan keuangan
tersebut.
 Walaupun sulit mengukur materialitas, auditor bertanggung jawab untuk
memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas ini telah
dipenuhi.
2. Kepastian yang layak
 Kepastian atau assurance merupakan ukuran tingkat kepastian yang diperoleh
auditor pada saat menyelesaikan audit.
 Standar audit (SAS 104) menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah
tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak absolut, bahwa laporan keuangan
telah bebas dari salah saji yang material. Konsep kepastian yang layak, bukan
yang absolut, mengindikasikan bahwa ausitor bukanlah pemberi garansi atau
penjamin atas kebenaranlaporan keuangan.
 Jadi, audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar audit dapat saja gagal
mendeteksi salah saji material.
3. Kekeliruan vs kecurangan
SAS 99 (AU 316) membedakan antara dua jenis salah saji : kekeliruan (error) dan
kecurangan (farud). Kedua jenis salah saji ini dapat material memupun tidak material.
Suatu kekeliruan adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja,
sementara kecuranga (farud) adalah salah saji yang disengaja.
4. Skeptisme professional
 Skeptisme profesiaonal adalah sikap yangpenuh dengan keingin tahuan sertan
penilaian kritis atas bukti audit, tetapi kemungkinan mereke bersikap ttidak
jujur harus tatap di pertimbangkan . pada saat yang sama, auditor tidak boleh
mengasumsikan bahwa manjemen tidak diragukan lagi kejujurannya.
 SAS 1 (AU 230) mensyaratkan bahwa audit dirancang sedemikian rupa agar
dapat memberikan kepastian yang layak untuk mendeteksi baik kekeliruan
maupun kecurangan yang material dalam laporan keuangan.
 Untuk mencapainya audit harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sikap
skeptisme rofesional atas semua aspek penugasan,
5. Kecurangan yang berasal dari pelaporan kuangan yang curang vs misapropriasi
aktiva
 Pelaporan keuangan yang curang dan misapropriasi aktiva berpotensi merugina
para pemakai laporan keuangan, tetapi ada perbedaan penting diantara
keduannya.
 Pelorapna keuangan yang curang akan merugikan npara pemakai karena
menyediakan informasi laporan keuangan yang tidak benar untuk membaut
keputusan.
 Apabila kativa disalah gunakan atau dimiasapropriasi, para pemegang salah,
kreditor serta pihak lainnya akan dirugikan karena aktiva tersebu tidak lagi
menjadi milik pemiliknya yang sah.
6. Tindakan illegal (tindakan yang melawan hukum)
 SAS 54 (AU 317) sebagai pelanggaran terhada hukum atau peraturan
pemerintah selain kecurangan. Dua macam tindakan illegal :
1. Tindakan illegal yang berdampak langsung,
Contohnya pelanggaran undang-undang perpajakan federal secara lagsung akan
mempengaruhi beban pajak penghasilan dan utang pajak penghasilan
2. Tindakan illegal yang tidak berdampak langsung,
Contohnya jika perusahaan melanggan undang-undang erlindungan
lingkungan, laporan keuangan hanya akan dipengauhi jika harus membayar
denda atau terkena sanksi saja.

Auditor mempunyai tiga tingkat tangggung jawab untuk meneukan dan melaporkan
tindakan illegal, antara lain :

1. Pengumpulan bukti jika alsan untuk pecaa bahwa ada tindakan illegal yang berdampak
tidak langsung.
2. Pengumpulan bukti dan tindakan lainnya apabila ada alasan untuk mempercayai bahwa
tindakan illegal yang berdampak langsung atau tidak langsung telah terjadi. Apabila
auditor yakin bahwa suatu tindakan illegal mungkin terlah terjadi, beberapa tindakan
akan diperlakukan untuk emnentukan apakah illegal yang ducurigai benar- benar :
a. Pertama auditor harus meminta keterangan kepad manajemen yang bedara satu
tingkat I atasnya yang mungkin telibah dalam tindakan illegal yang potensial
b. Auditor harus berkomunikasi dengan penasihat hukum klien atau spesialis
lainnya yang mempunyai pengenntahuan tenttang tindakan illegal yang
potensial ini
c. Auditor harus memperhitungkan pengumpulan bukti audit tambahan untuk
menentukan apakah tindakan ilagel memang benar-benar terjadi. Tindakan
yang perlau dilakukan oleh auditor apabila menemukan tindakan illegal :
 Mempertimbangkan pengaruhnya terhadap laporan keuangan
 Mempertimbangkan pengaruh dari tindakan illegal yang berhubungan
dengan manajemen perusahaan
 Berkomunikasi dengan komite audit atau pihak lainnya yang meiliki
wewenang yang sama untuk emastikan bahwa mereka menegathui
dindakan illegal yang ada.

SIKULUS LAPORAN KEUANGAN


Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segmen – segmen atau komponen
yang lebih kecil. Pembagian ini membuat audit lebih mudah dikelola dan membantu oembebenana
tugas kepad setiap anggota tim audit.

Cara yang umum untuk membagi audit adalah dengan tetap mempertahankan hubungan
yang erat antara jenis (atau kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Logika dari
penggunaan siklus ini adalah bahwa hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam jurnal dan
diikhtisarkan dalam buku besar serta laporan keuangan.

Siklus – siklus yang dimaksud yaitu :

 Siklus penjualan dan penagihan


 Siklus akuisis dan pembayaran
 Siklus penggajian dan personalia
 Siklus perserdiaan dan perdagangan
 Siklus akuisis modal dan pemabayran kembali

Siklus transaksi merupakan cara yang oenting untuk manara audit. Pada umumnya, para auditor
akan memperlakukan setiap siklus tersbut secara terpisah selama proses audit. Meskipun auditor
hari memperttimbangkan keterkaitan di anatara sikus-siklus itum mereka biasasnya
memperlakukan siklus itu secara independen sampai ke batas praktis dalam rangka mengelola
audit yang rumit secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai