Anda di halaman 1dari 10

PEIPER AUDIT FORENSIK

“Bisnis (Perusahaan) Sebagai Korban Kejahatan Fraud dan Peluang Yang Terjadi
Didalam Perusahaan”

“Skema Fraud dan Sinyal dan Pendeteksian Fraud”

Dosen Pengampu : Wahyu Suminarsasi,SE., M.Sc.,CFP

Disusun Oleh Kelompok: II

Nama-nama kelompok

1. Sapurang sangadji (2019017024)


2. Unn Julfiana (2019017012)
3. Elisabet Yanuarista (2019017018)
4. Maria Juvianti Mayorga (2019017036)
5. Marselinus Dionisius Umbu Raga (2019017035)
6. Ainun Ania (2019017021)
7. Nur’ainunnisa (2019017017)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam dunia usaha persaingan antarperusahaan bukan lagi merupakan halasing. Hal ini
dikarenakan beberapa pengusaha terjun dalam bidang yang samadengan kreativitas berbeda,
sehingga hal tersebut menjadikan ancaman bagimasing-masing pengusaha. Hal itu juga yang
mendorong adanya fraud  (kecurangan), pengusaha tidak mau mendapatkan kerugian maka
merekamelakukan kecurangan untuk bisa mendapatkan untung yang lebih banyak.

Fraud (kecurangan) ini merupakan tindakan yang disengaja dan dilakukandemi


kepentingan pribadi.  Fraud (kecurangan) juga sama halnya menipu parakonsumen. Yang
mendorong adanya  fraud  (kecurangan) biasanya karenakegagalan, kurangnya informasi,
ketidakmampuan dan juga kurang trail audit.

Dalam menangani masalah  fraud  (kecurangan) yang ada diluaran sana,


kita bisa melaporkan perusahaan yang melakukan kecurangan tersebut kepada pihak yang
berwenang jika itu sudah melanggar hukum-hukum yang diberlakukan dalam masalah
menjalankan perusahaan.

Kecurangan merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang berada di dalam
suatu organisasi untuk mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri atau sekelompok orang.
mendefinisikan fraud sebagai suatu ketidak beresan dan perbuatan ilegal yang merupakan suatu
muslihat yang dilakukan untuk keuntungan atau kerugian organisasi yang dilakukan oleh orang
luar maupun dalam organisasi. Fraud merupakan kejahatan tersembunyi, tidak ada yang
dilakukan secara terang-terangan sehingga tidak ada korban yang segera menyadari
bahwa fraud telah terjadi.

Pada saat sekarang ini, perusahaan-perusahaan di Indonesia maupun di luar negeri


banyak yang belum menyajikan laporan keuangan secara wajar. Banyaknya celah dalam laporan
keuangan yang dapat menjadi ruang bagi manajemen dan pihak-pihak tertentu untuk melakukan
kecurangan dalam laporan keuangan. Perusahaan go-public merupakan perusahaan yang
memiliki kemungkinan terjadinya fraud yang tinggi dibandingkan perusahaan yang belum ada di
bursa efek. Banyak hal yang melatar belakangi menajemen melakukan fraud antara lain dapat
terjadi dikarenakan conflict of interest yang terjadi antara manajemen sebagai agen dengan
investor sebagai principal yang menguntungkan satu pihak sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya Financial Statement Fraud, Asset Misappropriation, dan Corruption.

Pendeteksian terhadap kecurangan laporan keuangan tidak selalu mendapatkan titik


terang karena berbagai motivasi yang mendasarinya serta banyaknya metode untuk melakukan
kecurangan laporan keuangan.Kejadian kecurangan yang paling sering terjadi pada perusahaan
yang lemah corporate governance-nya, seperti perusahaan yang lebih di dominasi oleh orang
dalam dan cenderung tidak memiliki komite audit. Menurut teori Cressey, yang dikutip oleh
Skousen, et al. (2009), terdapat tiga kondisi yang selalu hadir dalam
tindakan fraud yaitu pressure, opportunity, dan razionalization yang disebut sebagai fraud
triangle.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Fraud (kecurangan)


2. Apa saja bentuk-bentuk Fraud dalam bisnis (kecurangan)
3. Apa saja faktor dan peluang yang mendorong adanya Fraud dalam bisnis (kecurangan)
4. Apa saja strategi untuk mencegah Fraud dalam bisnis
5. Apa saja kendala yang dihadapi dalam menanggulangi fraudn dalam bisnis
6. Apa gejala-gejala Fraud pada saat melakukan pendeteksian
7. Apa penjelasan dari Skema Fraud dan Sinyal, dan Pendeteksian Fraud
8. Apa yang dimaksud dengan skema Fraud

Tujuan

1. Mengetahui apa itu Fraud


2. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk dari Fraud (kecurangan) dalam
bisnis/organisasi/perusahaan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendorong adanya Fraud dalam
bisnis/oranisasi/perusahaan
4. Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan untuk mencegah Fraud dalam
bisnis/organisasi/perusahaan.
5. Untuk mengetahui kendala apa saja dalam menanggulangi Fraud dalam
bisnis/organisasi/perusahaan.
6. Untuk mengetahu
7. Penjelasan dari skema Fraud, dan sinyal dan pendeteksian Fraud.
BAB II

PEMBAHASAN

Bisnis (Purusahaan ) Sebagai Korban Kejahatan Dan Peluang Yang Terjadi Didalam
Perusahaan

A. Pengertian Fraud (Kecurangan)

Secara harfiah  Fraud  didefinisikan sebagai kecurangan, namun pengertian initelah


dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas.

Black’s Law Dictionary Fraud   menguraikan bahwa mencakup segala macamyang dapat
dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untukmendapatkan keuntungan dari
orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaankebenaran, dan mencakup semua cara yang
tidak terduga, penuh siasat. Licik,tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang
menyebabkan orang laintertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Fraud adalah perbuatan
curang(cheating ) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), Fraud adalah perbuatan curang
yang dilakukan dengan berbagai cara secara licik dan bersifatmenipu dan sering tidak disadari
oleh korban yang dirugikan.Unsur-unsur dalam kecurangan (Fraud), yaitu :

1. Terdapat tindakan yang melanggar/melawan hukum (illegal-acts).


2. Ditemukan salah saji dan kekeliruan dalam penyajian laporan( mispresentation).
3. Dilakukan oleh individu atau kelompok dari dalam/atau luar organisasi.
4. Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap kekeliruan penyajianatau pernyataan
terhadap salah/kekeliruan penyajian (misrepresentation)
5. Terjadi pada waktu yang lalu atau saat ini ( past or present).
6. Untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
7. Adanya bukti yang material (material fact ).
8. Langsung atau tidak langsung dapat merugikan pihak lain (detriment).
9. Dilakukan secara sengaja atau tanpa pertimbangan (make-knowingly or recklessly).
10. Mengakibatkan pihak lain beraksi.

B. Bentuk-Bentuk Kecurangan (Fraud)

1 Penyalah gunaan Aset Perusahaan (Asset Misappropriation)Merupakan bentuk kecurangan


dengan cara menggunakan ataumengambil asset perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Sepertimengambil uang perusahaan, barang dagang perusahaan, menggunakanmobil dinas
untuk keperluan pribadi.
2 Kecurangan Laporan Keuangan ( Fraudulent Financial Statement )Merupakan bentuk
kecurangan dengan menyembunyikan informasikeuangan, mengatur laporan keuangan dan
mengubah laporan keuangandengan tujuan mengelabui pembaca laporan keuangan untuk
kepentingan pribadi atau perusahaan seperti contoh perusahaan mengatur laporan keuangan
agar harga sahamnnya meningkat
3 Korupsi adalah salah satu bentuk kecurangan dengan menyalahgunakan kewenangan jabatan
atau kekuasaan untuk kepentingan pribadi.

Menurut Alberecht, dan Zimbleman, Berdasarkan pihak yang menjadi korbaan. Fraud
dikelompokan menjadi :

1. Fraud yang mengakibatkan perusahaan atau organisasi menjadi korban.


2. Fraud yang dilakukan oleh manajemen
3. Penipuan invetasi dan penipuan pelanggan lainnya.

C. Bidang Yang Beresiko Tinggi Terkena Fraud


1. Purchasing and Payroll Fraud   ini biasanya dilakukan dengan cara :
a. Kickback atau suap diberikan kepada pihak yang mengurus pembeliansebagai
imbalan atas diberikannya kontrak kepada supplier. 
b. Invoice palus yang dibuat sendiri oleh pihak yang mengurus pembelian kemudian
ditagihkan ke perusahaan untuk dibayar.
c. Manipulasi data supplier
2. Sales and Inventory ( Penjualan dan Inventarisasi) Fraud dalam bidang ini misalnya :
a. Pencurian inventory baik yang sedang disimpan maupun yang sedangdalam
pengiriman.
b. Transaksi penjualan dengan sengaja tidak dicatat atau dikurangi pencatatannya dan
uang yang diterima atas penjualan tersebut masuk ke kantong pribadi.
c. Mengurang atau menghapuskan jumlah utang konsumen atas barang yang sudah
dijual secara kredit.
3. Cash and Check (Kas dan Cek)
Kas merupakan asset yang paling sensitive terhadap Fraud karena kasterlihat secara fisik
dan relative mudah dipindah tangankan dibandingkan asset perusahaan yang lainnya.
Sedangkan Fraud atas cek biasanya terjadiketika terdapat kelemahan dalam proses
rekonsiliasi bank.
4. Physical Security
Kelemahan physical security dapat menimbulkan asset misa propriation.
5. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Kerahasiaan Informasi, Fraud ini biasanya berupa
pembajakan dan pencurian informasi penringmilik perusahaan.Strategi Pencegahan Praud
Bukan hanya dengan melakukan pelatihan pedoman perilaku (code ofconduct) perusahaan
dan ancaman pemberhentian atau menyerahkan pelakukepada yang berwajib tetapi perlu juga
penegakan peraturan, kebijakan, dan prosedur yang tegas, memperluas rentang kendali dan
tanggungjawab manager, sistem dan standar pelaporan harian, bulanan hingga tahunan dan
analisis kauntitatif potensi kerugian dan menentukan kebijakan.

D. Kendala-Kendala Dalam Menanggulangi Fraud


1. Lemahnya pengawasan dari intenal perusahaan.
2. Keterbatasan kompetensi sumber daya manusia sebagai auditor investigasi.
3. Pihak terkait telah berpindah ke perusahaan lain atau meninggal dunia.
4. Fraud  dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah mendapat kepercayaan besar dari
perusahaan.
5. Hilangnya akuntabilitas dari pelaku  Fraud (kecurangan).
6. Kurangnya pemahaman karyawan/pegawai tentang peraturan perusahaan

E. Faktor-faktor dan peluang adanya Fraud


Bologna dan Lindquist dalam Fraud Auditing and Forensic Accounting (NewYork: John
Wiley & Sons, 1995) menyatakan : "Some people are honest all thetime, some people
(fewer than the honest ones) are dishonest all the time, most people are honest all the
time, and some people are honest most of the time".Artinya : "Sejumlah orang jujur untuk
setiap saat, sejumlah orang tidak jujursetiap saat, sebagian besar orang jujur setiap saat,
dan sejumlah orang jujur hampir setiap saat". Berdasarkan pendapat diatas dapat dibuat
suatu generalisasi tentang perilaku manusia secara umum, yaitu:
1 Sejumlah orang jujur untuk setiap saat (Some people are honest all thetime).
2 Sejumlah orang tidak jujur untuk setiap saat (some people are dishonest allthe
time).
3 Sebagian besar orang jujur untuk setiap saat (most people are honest allthe time)
4 dan sejumlah orang jujur hampir setiap saat (and some people are honestmost of
the time").

Meskipun terdapat banyak cara untuk melakukan kecurangan, secara umum terdapat tiga
unsur penting yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan,yaitu :

1 Adanya tekanan (perceived pressure),


2 Adanya kesempatan (perceivedopportunity), dan
3 Berbagai cara untuk merasionalisasi agar kecurangan dapat diterima (some way
to rationalize the fraud as acceptable).

Faktor lain yang menjadi peluang seseorang melakukan Fraud (kecurangan) pada
perusahaan, yaitu :

1 Kegagalan Disiplin untuk Pelaku Penipuan


2 Kurangnya Akses Informasi
3 Ketidaktahuan , Apatis , dan Ketidakmampuan
4 Kurangnya Trail Audit.

F. Ukuran Perusahaan Korban

Karena Financial statement fraud biasanya dimotivasi oleh harga saham atau sesuatu yang
berhubungan langsung dengan harga saham, perusahaan korban cenderung merupakan
perusahaan terbuka dan cenderung merupakan perusahaan besar. Sesungguhnya perusahaan
cenderung memiliki sumberdaya untuk menerapkan pengendalian internal, audit internal,
dan program antifraud, untuk itu memiliki sedikit risiko yang terkait dengan asset
misappropriation dimana secara intrinsik dikendalikan lebih ketat.

Kebalikannya pada asset misappropriation dan organisasi korbannya. Karena perusahaan ini
cenderung kecil, mereka jarang memiliki sumber daya unutk melakukan pencegahan dan
pendeteksian fraud.

G. Skema Fraud dan Sinyal, dan Pendeteksian Fraud


1. Skema Fraud
Pengkategorian fraud oleh ACFE dikenal dengan nama pohon fraud. Ini merupakan skema
pengkategorian fraud individual yang diklasifikasikan dalam kategori, subkategori, dan 
mikrokategori. Tiga kategori utama adalah :
1) financial statement fraud,
2) asset misappropriation, and
3) corruption. Melalui pemahaman kategori dan karakteristik spesialnya merupakan hal
yang penting dalam keberhasilan mendesain dan melaksanakan audit fraud yang setara
dengan program pencegahan dan pendeteksian.

a. Karakteristik-karakteristik dari kategori skema terdiri dari:


1. Pelaku Fraud
Pelaku  financial statement fraud biasanya manajemen eksekutif dan pelaku asset
misappropriation  biasanya adalah level karyawan biasa. Dalam skema korupsi,
pelaku fraud bisa siapa saja tetapi selalu melibatkan sekurang-kurangnya dua orang.
2. Ukuran Fraud

Kategori fraud dengan tingkat rata-rata keruguian tertinggi adalah financial statement


fraud.

3. Frekuensi Fraud
Kategori fraud yang paling sering terjadi adalah asset misappropriation.
4. Motivasi
Financial statement fraud cenderung didorong oleh motif egocentric. Fraud ini juga
cenderung dimotivasi oleh harga saham, baik langsung maupun tidak langsung. Asset
misappropriation biasanya dimotivasi oleh tekanan ekonomi. Tekanan ini biasanya
didorong oleh perjudian, mabuk-mabukan atau perilaku alkoholik yang memerlukan
uang untuk memenuhinya.Kadang-kadang motifnya adalah motif emosional seperti
tantangan untuk melawan sistem atau ketidakpuasan dengan manajemen atau
perusahaan. Corruption fraud dapat juga dimotivasi seperti halnya asset
misappropriation.  Namun, corruption fraud seringkali didorong oleh motif bisnis
(ekonomi), seperti skema penyuapan untuk memperoleh akses pada pasar yang tidak
dapat diakses pihak lain.
5. Materialitas
Financial fraud seringkali mempertimbangkan materialitasnya pada organisasi,
namun asset misappropriation cenderung tidak material bagi laporan keuangan.
Corruption  dapat meterial, terutama untuk fraud yang besarannya diatas rata-rata
kerugian corruption fraud.
6. Benefactors
Financial statement fraud dilakukan sebagai bagian dari perusahaan, meskipun
biasanya merupakan permintaan dari pelaku fraud untuk memperoleh keuntungan.
Kebalikannnya, keuntungan

b. Finansial Statement Schemes


Kategori financial statement schemes dibagi menjadi dua sub kategori, yaitu financial
dan nonfinancial. Skema financial statement fraud paling banyak berkaitan dengan
revenue overstatement. Ada lima skema pada subkategori ini dalam pohon fraud:
 Timing Differences (Improper Treatment of Sales)
1 Pendapatan fiktif
2 Concealed Liabilities (Improper Recording of Liabilities)
3 Inadequate Disclosures
4 Improper Asset Valuation
c. Corruption Schemes
Terdapat empat subkategori untuk korupsi pada skema fraud, dua diantaranya memiliki
tiga mikrokategori. Keempat subkategori tersebut adalah:
1 Konflik Kepentingan
2 Penyuapan
3 Gratifikasi Ilegal
4 Economic extortion.
d. Asset Misappropriation Schemes
Jalan yang paling efektif untuk menemukan skema fraud kas dalam suatu perusahaan
adalah melalui pemantauan atas karyawan. Hal ini tidak berarti berupa pengawasan
secara langsung oleh pengawas atau manajer. Ini dapat dilakukan dengan cara
menerapkan pemisahan tugas dan fungsi secara layak yang memungkinkan para
karyawan dapat melakukan saling memeriksa secara alami.

H. Pendeteksian Fraud
Pada umumnya, perusahaan memiliki risiko yang akan dihadapi selama menjalankan kegiatan
usahanya. Risiko yang akan dihadapi tersebut dapat berupa risiko yang berhubungan dengan
kecurangan diantaranya adalah Integrity risk, yaitu risiko adanya kecurangan oleh manajemen
atau pegawai perusahaan, tindakan ilegal, atau tindak penyimpangan lainnya yang dapat
mengurangi nama baik atau reputasi perusahaan di dunia usaha, atau dapat mengurangi
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adanya risiko
tersebut mengharuskan internal auditor untuk menyusun tindakan pencegahan atau prevention
untuk menangkal terjadinya kecurangan tersebut.

Menurut Priantara (2013) indikasi fraud dapat dikenali atau dideteksi dari gejala-gejala atau
tanda-tanda (red flag) sebagai berikut.
 

Anomali Dokumentasi Bukti Transaksi

a. Terdapat dokumen sumber transaksi yang hilang atau penggunaan dokumen tidak asli
(fotokopi) atau banyak dijumpai penggantian dokumen.
b. Terdapat dokumen sumber transaksi yang hilang atau penggunaan dokumen tidak asli
(fotokopi) atau banyak dijumpai penggantian dokumen.
c. Piutang yang telah melewati tanggal jatuh tempo dan berusia sangat lanjut.
d. Piutang yang telah melewati tanggal jatuh tempo dan berusia sangat lanjut.
e. Piutang yang telah melewati tanggal jatuh tempo dan berusia sangat lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam perusahaan, baik perusahaan skala regional, nasional maupun internasional tidak
jarang ditemukan fenomena Fraud (kecurangan) yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. Fraud (kecurangan)ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik dari oknum
manajemen maupun staf(karyawan) yang biasanya dilakukan sebagai akibat dari hasrat ketidak
puasan dalam diri seseorang (karyawan).
Apabila dalam suatu perusahan banyak terjadi kegiatan Fraud   (kecurangan) maka bisa
dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaantersebut buruk dalam hal pengawasan dan
mengontrol aktivitas-aktivitas perusahaan.
Fraud (kecurangan) dapat dicegah dengan cara menegakan peraturan, kebijakan, dan
prosedur yang tegas, memperluas rentang kendali dan tanggungjawab manager, sistem dan
strandar pelaporan harian, bulanan, hingga tahunan dan analisis kuantitatif potensi kerugian
dalam menetukan kebijakan.

B. Saran
Baik dari pihak pelaku maupun pihak perusahaan seharusnya menjalinhubungan komunikasi
positif dengan menjelaskan hal apa saja yangdiharapkan dari masing-masing pihak, agar setiap
hak dan kewajiban masing-masing terpenuhi dan tidak terjadi Fraud atau kecurangan dalam
perusahaan.Pihak internal perusahaan juga seharusnya memberikan wawasan tentangdampak
negative fraud dan memberikan pemahaman tentang aturan-aturandalam perusahaan. Serta bagi
para karyawan seharusnya bertindak jujur, loyal,dan berkomitmen terhadap pekerjaan yang
dipangku di perusahaan

Anda mungkin juga menyukai