“Bisnis (Perusahaan) Sebagai Korban Kejahatan Fraud dan Peluang Yang Terjadi
Didalam Perusahaan”
Nama-nama kelompok
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam dunia usaha persaingan antarperusahaan bukan lagi merupakan halasing. Hal ini
dikarenakan beberapa pengusaha terjun dalam bidang yang samadengan kreativitas berbeda,
sehingga hal tersebut menjadikan ancaman bagimasing-masing pengusaha. Hal itu juga yang
mendorong adanya fraud (kecurangan), pengusaha tidak mau mendapatkan kerugian maka
merekamelakukan kecurangan untuk bisa mendapatkan untung yang lebih banyak.
Kecurangan merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang berada di dalam
suatu organisasi untuk mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri atau sekelompok orang.
mendefinisikan fraud sebagai suatu ketidak beresan dan perbuatan ilegal yang merupakan suatu
muslihat yang dilakukan untuk keuntungan atau kerugian organisasi yang dilakukan oleh orang
luar maupun dalam organisasi. Fraud merupakan kejahatan tersembunyi, tidak ada yang
dilakukan secara terang-terangan sehingga tidak ada korban yang segera menyadari
bahwa fraud telah terjadi.
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Bisnis (Purusahaan ) Sebagai Korban Kejahatan Dan Peluang Yang Terjadi Didalam
Perusahaan
Black’s Law Dictionary Fraud menguraikan bahwa mencakup segala macamyang dapat
dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang, untukmendapatkan keuntungan dari
orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaankebenaran, dan mencakup semua cara yang
tidak terduga, penuh siasat. Licik,tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur yang
menyebabkan orang laintertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Fraud adalah perbuatan
curang(cheating ) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.
Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), Fraud adalah perbuatan curang
yang dilakukan dengan berbagai cara secara licik dan bersifatmenipu dan sering tidak disadari
oleh korban yang dirugikan.Unsur-unsur dalam kecurangan (Fraud), yaitu :
Menurut Alberecht, dan Zimbleman, Berdasarkan pihak yang menjadi korbaan. Fraud
dikelompokan menjadi :
Meskipun terdapat banyak cara untuk melakukan kecurangan, secara umum terdapat tiga
unsur penting yang menyebabkan seseorang melakukan kecurangan,yaitu :
Faktor lain yang menjadi peluang seseorang melakukan Fraud (kecurangan) pada
perusahaan, yaitu :
Karena Financial statement fraud biasanya dimotivasi oleh harga saham atau sesuatu yang
berhubungan langsung dengan harga saham, perusahaan korban cenderung merupakan
perusahaan terbuka dan cenderung merupakan perusahaan besar. Sesungguhnya perusahaan
cenderung memiliki sumberdaya untuk menerapkan pengendalian internal, audit internal,
dan program antifraud, untuk itu memiliki sedikit risiko yang terkait dengan asset
misappropriation dimana secara intrinsik dikendalikan lebih ketat.
Kebalikannya pada asset misappropriation dan organisasi korbannya. Karena perusahaan ini
cenderung kecil, mereka jarang memiliki sumber daya unutk melakukan pencegahan dan
pendeteksian fraud.
3. Frekuensi Fraud
Kategori fraud yang paling sering terjadi adalah asset misappropriation.
4. Motivasi
Financial statement fraud cenderung didorong oleh motif egocentric. Fraud ini juga
cenderung dimotivasi oleh harga saham, baik langsung maupun tidak langsung. Asset
misappropriation biasanya dimotivasi oleh tekanan ekonomi. Tekanan ini biasanya
didorong oleh perjudian, mabuk-mabukan atau perilaku alkoholik yang memerlukan
uang untuk memenuhinya.Kadang-kadang motifnya adalah motif emosional seperti
tantangan untuk melawan sistem atau ketidakpuasan dengan manajemen atau
perusahaan. Corruption fraud dapat juga dimotivasi seperti halnya asset
misappropriation. Namun, corruption fraud seringkali didorong oleh motif bisnis
(ekonomi), seperti skema penyuapan untuk memperoleh akses pada pasar yang tidak
dapat diakses pihak lain.
5. Materialitas
Financial fraud seringkali mempertimbangkan materialitasnya pada organisasi,
namun asset misappropriation cenderung tidak material bagi laporan keuangan.
Corruption dapat meterial, terutama untuk fraud yang besarannya diatas rata-rata
kerugian corruption fraud.
6. Benefactors
Financial statement fraud dilakukan sebagai bagian dari perusahaan, meskipun
biasanya merupakan permintaan dari pelaku fraud untuk memperoleh keuntungan.
Kebalikannnya, keuntungan
H. Pendeteksian Fraud
Pada umumnya, perusahaan memiliki risiko yang akan dihadapi selama menjalankan kegiatan
usahanya. Risiko yang akan dihadapi tersebut dapat berupa risiko yang berhubungan dengan
kecurangan diantaranya adalah Integrity risk, yaitu risiko adanya kecurangan oleh manajemen
atau pegawai perusahaan, tindakan ilegal, atau tindak penyimpangan lainnya yang dapat
mengurangi nama baik atau reputasi perusahaan di dunia usaha, atau dapat mengurangi
kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Adanya risiko
tersebut mengharuskan internal auditor untuk menyusun tindakan pencegahan atau prevention
untuk menangkal terjadinya kecurangan tersebut.
Menurut Priantara (2013) indikasi fraud dapat dikenali atau dideteksi dari gejala-gejala atau
tanda-tanda (red flag) sebagai berikut.
a. Terdapat dokumen sumber transaksi yang hilang atau penggunaan dokumen tidak asli
(fotokopi) atau banyak dijumpai penggantian dokumen.
b. Terdapat dokumen sumber transaksi yang hilang atau penggunaan dokumen tidak asli
(fotokopi) atau banyak dijumpai penggantian dokumen.
c. Piutang yang telah melewati tanggal jatuh tempo dan berusia sangat lanjut.
d. Piutang yang telah melewati tanggal jatuh tempo dan berusia sangat lanjut.
e. Piutang yang telah melewati tanggal jatuh tempo dan berusia sangat lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di dalam perusahaan, baik perusahaan skala regional, nasional maupun internasional tidak
jarang ditemukan fenomena Fraud (kecurangan) yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab. Fraud (kecurangan)ini dapat dilakukan oleh siapa saja, baik dari oknum
manajemen maupun staf(karyawan) yang biasanya dilakukan sebagai akibat dari hasrat ketidak
puasan dalam diri seseorang (karyawan).
Apabila dalam suatu perusahan banyak terjadi kegiatan Fraud (kecurangan) maka bisa
dikatakan bahwa manajemen dalam perusahaantersebut buruk dalam hal pengawasan dan
mengontrol aktivitas-aktivitas perusahaan.
Fraud (kecurangan) dapat dicegah dengan cara menegakan peraturan, kebijakan, dan
prosedur yang tegas, memperluas rentang kendali dan tanggungjawab manager, sistem dan
strandar pelaporan harian, bulanan, hingga tahunan dan analisis kuantitatif potensi kerugian
dalam menetukan kebijakan.
B. Saran
Baik dari pihak pelaku maupun pihak perusahaan seharusnya menjalinhubungan komunikasi
positif dengan menjelaskan hal apa saja yangdiharapkan dari masing-masing pihak, agar setiap
hak dan kewajiban masing-masing terpenuhi dan tidak terjadi Fraud atau kecurangan dalam
perusahaan.Pihak internal perusahaan juga seharusnya memberikan wawasan tentangdampak
negative fraud dan memberikan pemahaman tentang aturan-aturandalam perusahaan. Serta bagi
para karyawan seharusnya bertindak jujur, loyal,dan berkomitmen terhadap pekerjaan yang
dipangku di perusahaan