Anda di halaman 1dari 36

PERUBAHA

N
KEPEMILIK
KELOMPOK
2 AN
PERSEKUTU
AN
NAMA ANGGOTA

1.SUNU ARYANTI 2019017049


2. KATARINA APRILA SUMULE 2019017054
3. FLORIDA ADVENIA NONG 2019017064
4. YENI NURYATI LENDE 2019017065
PEMBUBARAN PERSEKUTUAN

Salah satu karakter utama persekutuan adalah


umur yang terbatas (limited life).
Bubarnya persekutuan yang diikuti dengan
bubarnya perusahaan disebut likuidasi
Bubarnya persekutuan yang tidak diikuti dengan
bubarnya perusahaan disebut disolusi
(dissolution).
Sesuai dengan penyebabnya, bubarnya persekutuan
dapat di kelompokkan menjadi 3, yaitu :
- Karena sesuai dengan perjanjian persekutuan.
- Karena berdasarkan undang-undang yang berlaku.
- Karena putusan pengadilan.
Persekutuan ABC dengan para sekutu A, B dan C
Persekutuan ABC dengan para sekutu A, B dan C. Pada awal
tahun 2013 tuan D diterima sebagai sekutu baru. Dengan
masuknya D tersebut berarti persekutuan lama dengan sekutu A, B
dan C bubar dan berdiri persekutuan baru dengan sekutu A, B, C
dan D.
Masuknya sekutu baru dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
- Membeli hak sekutu lama.
- Menyetor modal.
SEKUTU BARU MEMBELI HAK SEKUTU LAMA

Seseorang dapat menjadi sekutu pada persekutuan dengan cara


membeli hak sekutu lama. Pada umumnya pembelian hak sekutu
lama oleh sekutu baru sudah di atur dalam perjanjian
persekutuan. Jual beli hak tersebut harus di setujui oleh para
sekutu.
Berdasarkan jumlah hak di beli dari berapa orang hak tersebut
dibeli, maka pembelian hak sekutu lama oleh sekutu baru dapat
dikelompokkan menjadi 5, yaitu :
1. Membeli sebagian hak seorang sekutu.
2. Membeli seluruh hak seorang sekutu.
3. Membeli sebagian hak beberapa orang sekutu.
4. Membeli seluruh hak beberapa orang sekutu.
5. Membeli sebagian hak seluruh anggota sekutu.
Membeli sebagian Hak Seorang sekutu

Apabila sekutu baru membeli sebagian hak seorang sekutu


lama maka masalah harga adalah urusan antara penjual dan
pembeli.
Berapun harga transaksi ini akan dicatat oleh persekutuan
berdasarkan nilai buku dari modal yang diperjualbelikan
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 :
30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun
2013 adalah :
Modal A Rp 80.000.000
Modal B Rp 120.000.000
Modal C Rp 120.000.000
Modal D Rp 80.000.000
Jumlah Modal Rp 400.000.000
Pada awal tahun 2014, E diterima sebagai sekutu baru dengan
cara membeli 50% hak B baik hak atas modal maupun hak atas
rugi laba sebesar Rp 75.000.000
Walaupun harga jual beli tersebut Rp 75.000.000, akan tetapi
transaksi akan dicatat berdasar nilai buku modal yang
diperjualbelikan, yaitu 50 % x Rp 120.000.000 = Rp 60.000.000
Membeli Seluruh Hak Seorang Sekutu

Pembelian seluruh hak seorang sekutu harus disetujui oleh


seluruh sekutu dan akan dicatat berdasar nilai buku modal
yang diperjualbelikan
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 : 30
: 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013 adalah
:
Modal A Rp 80.000.000
Modal B Rp 120.000.000
Modal C Rp 120.000.000
Modal D Rp 80.000.000
Jumlah Modal Rp 400.000.000
Pada awal tahun 2014, E diterima sebagai sekutu baru dengan cara
membeli seluruh hak sekutu B baik hak atas modal maupun hak atas
rugi-laba seharga Rp 125.000.000
Walaupun harga jual beli tersebut Rp 125.000.000, akan tetapi
transaksi akan dicatat berdasar nilai buku modal yang
diperjualbelikan yaitu Rp 120.000.000
Membeli Sebagian Hak Beberapa Orang Sekutu

Mengenai harga jual beli dapat sebesar nilai buku, diatas


atau dibawah nilai buku. Berapapun transaksinya akan
tetap dicatat berdsarkan nilai buku modal yang
diperjualbelikan.
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio
20 : 30 : 30 : 20
Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun 2013
adalah :
Modal A Rp. 80.000.000
Modal B Rp.120.000.000
Modal C Rp.120.000.000
Modal D Rp. 80.000.000 +
Jumlah Modal Rp.400.000.000
Pada awal tahun 2014, E diterima sebagai sekutu baru dengan
cara membeli 25 % hak A, B dan C seluruh seharga Rp.
100.000.000. Dalam hal ini harga jual beli di atas nilai buku,
karena nilai buku yang di beli adalah :

Dari A = 25 % x Rp. 80.000.000 = Rp. 20.000.000


Dari B = 25 % x Rp.120.000.000 = Rp. 30.000.000
Dari C = 25 % x Rp.120.000.000 = Rp. 30.000.000 +
Jumlah Rp. 80.000.000
Membeli Seluruh Hak Beberapa Orang Sekutu

Seperti halnya dalam transaksi pembelian 1, 2 dan 3,


masuknya sekutu melalui transaksi ini juga harus di
setujui oleh seluruh sekutu dan transaksi akan di catat
oleh persekutuan berdasarkan nilai buku modal yang
diperjualbelikan.
Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan rasio 20 : 30 :
30 : 20. Saldo modal persekutuan tersebut pada akhir tahun
2013 adalah :
Modal A Rp. 80.000.000
Modal B Rp.120.000.000
Modal C Rp.120.000.000
Modal D Rp.120.000.000 +
Jumlah Modal Rp.400.000.000

Pada awal tahun 2014, E di terima sebagai sekutu baru dengan


cara membeli seluruh hak A dan D baik hak atas modal maupun
hak atas rugi laba seluruhnya seharga Rp.200.000.000.
Membeli Sebagian Hak Seluruh Anggota Sekutu

0 Masuknya sekutu baru dengan cara membeli sebagian


hak dari seluruh sekutu sudah pasti harus dengan
persetujuan persekutuan seluruh sekutu. Harga jual
dalam transaksi ini tidak selalu sama dengan nilai
buku.

Jadi ada 3 kemungkinan, yaitu :


1. Harga jual beli = nilai buku
2. Harga jual beli > nilai buku
3. Harga jual beli < nilai buku
0 Harga jual beli = Nilai Buku

Apabila harga jual – beli = nilai buku tidak timbul


masalah di dalam pencatatannya. Transaksi akan di
catat berdasarkan harga jual / nilai buku sama saja.

Persekutuan ABCD membagi laba atau rugi dengan


rasio 20 : 30 : 30 : 20. Saldo modal persekutuan
tersebut pada akhir tahun 2013 adalah :
0 Modal A Rp. 80.000.000
0 Modal B Rp.120.000.000
0 Modal C Rp.120.000.000
0 Modal D Rp. 80.000.000 +
0 Jumlah modal Rp.400.000.000
Pada awal tahun 2014, E di terima sebagai sekutu baru dengan
cara membeli 25% hak atas modal dan hak atas laba dari seluruh
sekutu, seharga nilai buku, yaitu RpHak atas modal dan laba yang
dibeli tersebut berasal dari :

Dari A = 25% x Rp. 80.000.000 = Rp.20.000.000


Dari B = 25% x Rp.120.000.000 = Rp.30.000.000
Dari C = 25% x Rp.120.000.000 = Rp.30.000.000
Dari D = 25% x Rp. 80.000.000 = Rp.20.000.000 +
Jumlah Rp.100.000.000
0 Harga Jual Beli > Nilai Buku

Apabila harga jual lebih besar daripada nilai buku,


maka akan menimbulkan masalah di dalam
pencatatannya, yaitu masalah dasar pencatatan.

Dalam hal ini terdapat 2 pendekatan / metode yaitu :


1. Metode Goodwill
2. Metode Bonus
1. Metode Goodwill

Menurut metode ini transaksi masuknya sekutu baru


tersebut aan dicatat berdasarkan harga jual. Metode ini
didasarkan bahwa neraca awal persekutuan harus nilai
pasar yang wajar. Dengan adanya harga pasar jual beli
di atas nilai buku aktiva bersih tersebut menunjukan
bahwa sebenarnya persekutuan telah mempunyai
goodwill yang belum diakui.
2. Metode Bonus

menurut metode ini kelebihan harga jual diatas nilai buku


belum merupakan alasan yang kuat untuk mengakui adanya
goodwill. Sesuai dengan prinsip akuntansi goodwill hanya
boleh diakui apabila betul-betul terjadi pengorbanan untuk
memperolehnya. Selisih tersebut dianggap sebagai bonus
dari sekutu baru (pembeli) untuk sekutu lama (penjual).
Dengan metode bonus ini maka transaksi jual beli hak
tersebut akan dicatat berdasarkan nilai buku, sehingga
jumlah modal persekutuan tidak mengalami perubahan.
0 Harga jual beli < Nilai buku

Dalam hal ini dapat dipakai 2 metode yaitu:


1.Metode goodwill negatif
Metode ini cocok dipakai apabila harga jual beli di
bawah nilai buku tersebut terjadi dalam keadaan:
a) Persekutuan sudah mengakui goodwill
b) Seluruh aktiva berujud sudah dinilai secara wajar
2. Metode bonus

Menurut metode ini walaupun harga jual beli dibawah buku


akan tetapi transaksi tetap dicatat berdasarkan nilai buku.
Metode ini dipakai apabila seluruh aktiva persekutuan,
termasuk goodwill sudah disajikan secara wajar.
SEKIAN DA
N
TERIMAKA
S IH

Anda mungkin juga menyukai