Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI

AKUNTANSI FORENSIK

Disusun Oleh:
Herdita Melyana (01031482124042)
Dwi Indah Septiani (01031482124055)
Iman Nur Cahyo (01031482124061)
Ajeng Novizzatunnisa (01031482124060)

KELAS ALIH PROGRAM S1 ASAL D3


PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasca Krisis Moneter 1997 yang meluluh lantakkan perekonomian dan menghancurkan

rezim orde baru yang berkuasa berimbas ke berbagai aspek dari

ekonomi, politik, hukum dan tata negara, Sistem perekonomian yang dibangun orde baru dengan

kekuasaan sekelompok elit politik dan didukung militer telah menampakkan

kebobrokannya,dimana faktor kolusi, korupsi dan nepotisme menjadi sebab utama mengapa

negara ini tidakmampu bertahan dari krisis bahkan dampaknya masih terasa hingga sekarang.

Reformasi yang dilakukan pemerintah setelah orde baru memberikan harapan akan adanya

perubahandari sisi demokrasi kepempimpinan melalui pemilihan umum langsung dan pemilihan

kepaladaerah, distribusi prekonomian dengan lebih merata dengan diberlakukannya otonomi

daerahmaupun transparansi dan akuntabilitas pemerintah yaitu dengan diberlakukannya Undang-

Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan yang bebas KKN, Undang-Undang No

31Tahun 1999 Tentang Tindak Pidana Korupsi, dan Undang-Undang No 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara.Namun harapan tersebut seakan jauh panggang dari api, kasus korupsi di

Indonesia seakan semakin berkembang dengan metode baru yang lebih canggih.Pemberantasan

korupsi dilakukan selama ini kurang memberikan efek jera yang diharapkan timbul dari

terpidananya pelaku koruptor.

Kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme seakan menjadi penyakit baru yang mewabah dari

tingkat Pemerintah Pusat sampai ke DPR yang menyebar luas ke tingkat daerah

dari pemimpin, penyelenggara pemerintahaan sampai DPRD yang seakan akan berjamaah
menikmati kue yang selama ini tidak sampai ke piring mereka. Namun apabila dilihat dari data-

data yang ada, sebenarnya tidak sepenuhnya benar.Usaha pemberantasan korupsi di Indonesia

sedikit demi sedikit telah memperbaiki citraIndonesia. Indeks persepsi korupsi (CPI) yang

dikeluarkan oleh Transparency International menunjukkan bahwa telah terjadi perbaikan

signifikan selama kurun waktu 1998 – 2007dimana skor CPI Indonesia meningkat dari 2,0

menjadi 2,3 . Ini berarti Indonesia telahmenempuh setengah jalan untuk menjadi negara yang

kondusif untuk pemberantasan korupsi (skor CPI 5,0). Persepsi publik terhadap pemberantasan

korupsi di Indonesia juga telahmenunjukkan tren perbaikan, sedikit banyak hal tersebut karena

gebrakan KomisiPemberantasan Korupsi yang gencar memburu koruptor.

Dalam perkembangannya Akuntansi Forensik Indonesia sekarang ini hanya sedikit

diminati di bandingkan dengan bagian cabang akuntansi yang lainnya seperti akuntansi

biaya,akuntansi keuangan, akuntansi auditing dan sebagainya dan perkembangannya pun lebih

sedikit terlambat di bandingkan dengan bagian ilmu akuntansi yang lainnya. Di Indonesia

perkembangan ilmu ini masih jauh dari harapan, dari sekian banyak Kantor Akuntan Publik ( KAP

) Hanya sebagian Kecil saja yang menawarkan Jasa ini, alasannya apa lagi kalau bukan ceruk pasar

yang masih minim, secara ilmu ekonomi “ belum ada pasarnya”. Apalagi standar operasional dan

ujian sertifikasi, konon belum begitu memadai, sangat jauh bila dibandingkan dengan negara

tetangga Australia yang sedang menyusun Standar Akuntansi Forensik. Kanada dan Amerika

Serikat sudah memiliki standar yang baku, namun belum serinci Standar Akuntansi Keuangan (

SAK ).

Belum adanya standar yang memadai, persoalan tambahan yang membuat ilmu ini kurang

begitu populer adalah penguasaan ilmu yang cukup luas. Selain akuntansi dan audit, akuntan

forensik juga harus menguasai bidang yang berkaitan dengan kejahatan keuangan (money
laundering), hukum, psikologi, sosiologi, antropologi, viktimologi, kriminologi, dan lain-lain.

Akuntan forensik harus memiliki kemampuan “multitalenta”. Kedepan, beberapa kalangan

meramalkan perkembangan profesi ini akan lebih pesat. Selain makin banyak kantor bisnis dari

negara asing yang masuk ke Indonesia., juga makin tingginya kesadaran perusahaan untuk

melindungi asset mereka dari pola-pola tindakan kecurangan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah defenisi dari Akuntansi Forensik?

2. Bagaimana ruang lingkup dari Akuntansi Forensik itu sendiri?

3. Apakah kegunaan dari Akuntansi Forensik?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas maka pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui defenisi dari Akuntansi Forensik

2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari akuntansi forensik

3. Untuk mengetahui kegunaan dari akuntansi forensik


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Akuntansi Forensik

Di Amerika Serikat, pertama kali akuntansi forensik digunakan dalam kasus pengungkapan

pembunuhan dan pembagian warisan. Istilah akuntansi ini muncul karena penerapannya untuk

memecahkan permasalahan hukum. Mereka disebut juga auditor forensik (Certified Fraud

Examiners atau CFE) yang bergabung dalam Association of Certified Fraud Examiners (ACFE).

Akuntansi forensik merupakan kegiatan yang menggunakan keahlian dalam bidang akuntansi dan

audit serta kemampuan investigatif untuk memecahkan suatu perkara keuangan atau dugaan fraud

(kecurangan). Nantinya keputusan penyelesaian masalah berada di pengadilan, arbitrase atau

tempat perkara lainnya. Arbitrase merupakan penyelesaian masalah dengan melibatkan pihak

ketiga yang sifatnya netral.

Contoh sederhanya dalam kasus korupsi yang merupakan penyalahgunaan uang negara dan

dilakukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Kasus korupsi ini harus diselidiki terlebih

dahulu oleh lembaga negara yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Keputusan akhir dari

kasus korupsi berada di hakim pengadilan. Dalam investigasi kasus korupsi, akuntan di BPKP

(Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), KPK dan

instansi hukum lain merupakan representatif tugas akuntan forensik.

Selain korupsi, ada dua kategori kecurangan lain yaitu asser misappropriation dan

kecurangan laporan keuangan. Semua kecurangan ini menyebabkan kerugian bagi negara besera

keuangannya. Akuntansi forensik membantu menemukan petunjuk awal kecurangan (indicia of

fraud), membantu kepolisian dalam mengumpulkan bukti dan barang bukti untuk proses
pengadilan, cepat bereaksi dalam menerapkan cara investigasi. Perannya adalah memeriksa dari

dalam dan memakai pendekatan prosedural audit, jadi akan lebih mudah mendeteksi dibanding

menyelidiki oleh kepolisian.

Audit investigatif adalah awal dari akuntansi forensik, di mulai dari usaha proaktif untuk

melihat semua kelemahan sistem pengendalian internal khususnya perlindungan aset saat

mengaudit untuk mendeteksi fraud. Saat ada temuan audit, menerima keluhan dan tuduhan dari

pihak yang mengarah ke fraud, auditor akan melakukan audit investigatif.

Menurut Merriam Webster’s Collegiate Dictionary (edisi ke 10) dapat diartikan ”berkenaan

dengan pengadialan” atau ”berkenaan dengan penerapan pengetahuan

ilmiah pada masalah hukum”. Oleh karena itu akuntasi forensik dapat diartikan penggunaaan

ilmu akuntansi untuk kepentingan hukum.

Menurut D. Larry Crumbley, editor-in-chief dari Journal of Forensic Accounting(JFA),

mengatakan secara sederhana, akuntansi forensik adalah akuntansi yang akurat (cocok) untuk

tujuan hukum. Artinya akuntansi yang dapat bertahan dalam

kancah perseteruan selama proses pengadilan atau dalam proses peninjauan judicial atau

administratif”.

1. Tugas Akuntansi Forensik

Berkenaan dengan fungsinya, para akuntan forensik tentu punya beberapa tugas. Secara umum, tugas

seorang akuntan forensik dibagi menjadi 2 bagian. Berikut masing-masing penjelasan selengkapnya

 Jasa penyelidikan

Untuk jasa ini akuntan forensik memiliki tugas yang lebih mengarah pada pemeriksaan

penipuan. Istilah yang lebih mudah adalah sebagai auditor penipuan. Mereka yang bekerja sebagai

akuntan forensik bagian ini memiliki beberapa kemampuan. Termasuk diantaranya adalah
akuntansi untuk mendeteksi, mencegah, serta mengendalikan penipuan. Mereka juga punya

keunggulan di bidang misinterpretasi.

 Jasa Litigasi

Akuntan forensik juga ada yang memiliki tugas menyelesaikan jasa litigasi. Tugas utamanya

adalah mengidentifikasi kesaksian dari pemeriksa penipuan. Selain itu mereka yang melayani jasa

ini juga bekerja untuk memecahkan isu-isu evaluasi.

Salah satu contohnya adalah pada kasus perceraian. Tim audit yang menawarkan jasa ini

harus lulus pelatihan tertentu. Salah satu pelatihannya yaitu membahas tentang pentingnya

prosedur akuntansi bidang forensik dalam praktek audit. Pada dasarnya akuntan forensik bertugas

untuk memberikan pendapat hukum dalam pengadilan maupun di luar pengadilan. Apa saja tugas

akuntan forensik untuk memberikan pendapat hukum di luar pengadilan? Salah satunya adalah

menyelesaikan perkara dalam sengketa maupun upaya menghitung dampak pelanggaran kontrak.

2. Tujuan Akuntan Forensik

Sebagai akuntan forensik yang mendalami akuntansi forensik, akuntansi ini bertujuan untuk

memeriksa data dengan mengetahui segala bentuk pencurian uang dan solusinya. Jenis akuntansi

ini juga dapat menyajikan laporan temuan keuangan sebagai bukti selama persidangan, dengan

akuntan yang bersaksi sebagai saksi ahli.

Sebagai akuntan forensik, Anda memiliki tujuan penting di firma akuntansi dan konsultan

publik, firma hukum, lembaga penegak hukum, dan perusahaan asuransi.Beberapa akuntan

forensik menangani kasus penipuan yang lebih luas, seperti yang bekerja di lembaga penegak

hukum atau firma hukum. Akuntan yang bekerja di bidang yang lebih spesifik, seperti akuntansi

publik atau asuransi, biasanya memiliki tujuan dengan berfokus pada jenis penipuan tertentu,

seperti penipuan asuransi.


2.2 Ruang Lingkup Akuntansi Forensik

Akuntansi ini dapat digunakan dalam dua sektor yaitu sektor publik dan privat. Kedua sektor

ini menyebabkan kerugian. Pada sektor publik kerugiannya menyangkut keuangan negara,

sedangkan pada sektor privat terjadi karena ada ada pelanggaran perjanjian. Berikut ini perbedaan

antara sektor privat dan publik dari segi landasan penugasan, ada tidaknya imbalan, hukum, ukuran

keberhasilan, pembuktian, teknik audit investigatif dan akuntansi.

Akuntansi Forensik Sektor Privat dan Publik

Kerugian menjadi titik awal pada segitiga akuntansi forensik, titik kedua merupakan kegiatan

melawan hukum yang bisa menimbulkan tuntutan karena mengalami kerugian, selanjutnya di titik

ketiga adalah hubungan kausalitas atau yang berkaitan dengan kerugian dan kegiatan melawan

hukum.

Segitiga akuntansi forensik menjelaskan bahwa antara ilmu akuntansi, hukum

dan auditing memiliki peran dalam sebuah pemecahan masalah hukum.


Apa bedanya akuntansi dan audit? Akuntansi berkaitan dengan pengumpulan data keuangan

yang sistematis dengan tujuan untuk menganalisa dan menginterpretasi masalah keuangan yang

sifatnya kompleks. Sedangkan audit fokus pada penentuan apakah laporan keuangan yang

disajikan itu wajar tanpa ada kesalahan. Akuntansi forensik bisa dilakukan apabila auditor curiga

ada penyimpangan dan kesengajaan salah saji dalam laporan keuangan.

Ada berbagai jenis dalam ruang lingkup akuntansi forensik dan biasanya

dikelompokkan berdasarkan jenis proses hukum. Berikut beberapa contoh pada umumnya:

 Penghindaran atau Penipuan Pajak

Beberapa individu dan bisnis mengklaim informasi palsu tentang situasi keuangan mereka

untuk menghindari pembayaran pajak. Akuntan forensik melacak pendapatan untuk

menentukan sejauh mana penipuan pajak yang dilakukan. Akuntan forensik juga dapat

menggunakan data untuk membuktikan bahwa perusahaan tertuduh tidak melakukan

penipuan pajak.
 Penipuan Sekuritas

Ketika pialang saham atau organisasi membuat klaim palsu tentang informasi yang

digunakan investor untuk membuat keputusan, mereka melakukan penipuan sekuritas.

Akuntan forensik bekerja untuk membantu investor menghindari penipuan ini dan

mengungkap perusahaan yang terlibat dalam penipuan sekuritas.

 Pencucian Uang

Pencucian uang mempersulit akuntan forensik untuk melacak uang ilegaL. Keterampilan

analitis dan akuntansi yang kuat diperlukan bagi akuntan forensik untuk menyelesaikan

kejahatan ini dan menemukan sumber asli dana.

 Perselisihan Keluarga dan Perkawinan

Penipuan juga bisa terjadi dalam keluarga dan pernikahan. Apakah menyembunyikan uang

atau menggunakan hubungan untuk mencuri dana, akuntan forensik membantu

menyelesaikan situasi ini. Meskipun kejahatan ini biasanya terjadi dalam skala yang lebih

kecil daripada skandal dengan perusahaan yang lebih besar, perselisihan keluarga dan

perkawinan masih bisa sangat merusak.

 Kerugian Ekonomi Bisnis dan Kebangkrutan

Ketika sebuah bisnis mengalami kerugian ekonomi yang parah atau menghadapi

kebangkrutan, akuntan forensik dapat memainkan peran berharga dalam proses pemulihan.

Terkadang akuntan forensik menemukan bukti penipuan yang dapat membantu bisnis

mendapatkan kembali pijakannya.

 Aset Tersembunyi atau Disalahgunakan

Aset yang disalahgunakan mungkin tampak sebagai penggelapan, penipuan, atau

pencurian. Individu atau bisnis juga dapat menyembunyikan aset mereka, dengan sengaja
meninggalkannya dari neraca agar tidak dimiliki oleh individu atau entitas lain. Akuntan

keuangan bekerja untuk mengungkap ketidaksesuaian ini dan membuat orang dan

perusahaan bertanggung jawab atas keuangan mereka.

 Klaim Asuransi

Klaim asuransi palsu adalah cara umum bagi individu untuk mendapatkan keuntungan dari

kebohongan yang melibatkan perlindungan atas aset mereka. Contohnya termasuk klaim

palsu seperti pencurian atau kebakaran rumah. Akuntan forensik dengan hati-hati melihat

fakta seputar klaim ini untuk menentukan validitasnya.

2.3 Kegunaan Akuntansi Forensik

Dalam prosesnya, akuntan forensik tentu memiliki beberapa tahapan tertentu. Secara umum

terdapat 6 tahapan. Berikut uraian masing-masing :

1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini, seorang auditor forensik akan melakukan pemahaman

awal. Dari kasus apa yang sedang diungkapkan. Melakukan pemahaman awal ini bertujuan

supaya mempertajam analisa serta spesifikasi ruang lingkup. Dengan begitu, proses audit bisa

dilakukan tepat sasaran.

2. Pembicaraan Dengan Klien Pembicaraan atau wawancara dengan klien ini merupakan tahapan

terpenting dalam proses akuntansi forensik. Dalam tahap ini akuntan akan melakukan

wawancara dengan klien. Terkait kriteria, lingkup, limitasi, jangka waktu, serta metodologi

audit. Langkah ini dilakukan supaya tercipta kesepahaman antara auditor dengan klien.

Mengapa tahap ini penting? Karena dengan keduanya punya titik kesepahaman yang sama,

proses penyelesaian kasus akan berjalan lebih cepat, serta tepat sasaran.
3. Pemeriksaan Pendahuluan Tahap di mana auditor akan mulai mengumpulkan data awal serta

melakukan analisa. Hingga didapatkan hasil dalam matriks 4W+1H. Jika matriks ini sudah

dikantongi, maka akan diputuskan untuk melanjutkan investigasi atau tidak.

4. Pengembangan Rencana Pemeriksaan Dalam tahap ini, auditor akan melakukan penyusunan

beberapa hal. Mulai dari dokumentasi kasus yang dihadapi, prosedur pelaksanaan dan tujuan

audit, serta apa saja tugas individu dalam tim. Setelah rapi disusun akan menghasilkan sebuah

temuan. Temuan ini lah yang pada akhirnya akan dikomunikasikan oleh para tim audit dan

klien.

5. Pemeriksaan Lanjutan Merupakan tahapan dimana auditor mulai mengumpulkan bukti. Pada

tahapan ini, sebenarnya proses au Dalam prosesnya, akuntan forensik tentu memiliki beberapa

tahapan tertentu. Secara umum terdapat 6 tahapan. Berikut uraian masing-masing

6. Penyusunan Laporan Terakhir adalah proses penyusunan laporan. Tahap ini auditor akan

mengeluarkan semacam laporan yaitu laporan audit forensik. Ada beberapa poin yang harus

dituliskan di dalam laporan ini yaitu :

 Kondisi, yaitu apa saja hal-hal yang benar-benar terjadi di lapangan.

 Kriteria, yang merupakan apa saja standar yang digunakan saat melaksanakan kegiatan.

 Simpulan, menjelaskan tentang keseluruhan inti dari proses audit.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi forensik menyatukan antara ilmu akuntansi, hukum dan audit. Akuntansi ini

digunakan dalam investigasi untuk memecahkan kasus kecurangan atau perkara keuangan.

Kasus korupsi merupakan contoh akuntansi forensik dalam sektor publik. Selain sektor

publik, akuntansi keuangan juga terdapat pada sektor privat misalnya kasus kecurangan

pada sebuah perusahaan swasta.

Ada dua bagian akuntansi forensik, yaitu penyelidikan dan litigasi. Seorang akuntan

forensik harus terdaftar, menyelesaikan pendidikan akuntansi forensik dan memiliki

sertifikat dari lembaga resmi dan terpercaya. Segitiga akuntansi forensik memiliki tiga titik,

pertama ada kerugian, selanjutnya ada kegiatan melawan hukum dan yang terakhir adalah

hubungan kausalitas.

3.2 Saran

Topik akuntansi forensik hendaknya diintegrasikan dalam kurikulum akuntansi pada

universitas, karena akuntansi forensik dirasa penting di Indonesia, sementara adanya akuntan-

akuntan forensik belum begitu banyak.

Anda mungkin juga menyukai